PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bentuk upaya untuk memajukan kehidupan bangsa yang kelak
menghasilkan generasi-generasi penerus yang mampu mengemban tugas untuk
mengemudikan arah masa depan negeri ini serta membawanya bersaing di dunia
Internasional. Pendidikan menjadi nyawa bangsa agar tetap hidup sehingga apabila nyawa
itu dicabut maka matilah atau hilanglah apa yang menjadi inti dari bangsa tersebut.
Pendidikan merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai
luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi
juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah
keluhuran hidup kemanusiaan (Ki Hajar Dewantara).
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang Tujuan Pendidikan Nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari penjelasan diatas dapat di ambil satu poin penting yakni pendidikan itu sangat
penting karena dapat menentukan seberapa jauhkah kemajuan bangsa tersebut dapat
dicapai. Generasi yang akan menjadi penentu tersebut tentunya harus memiliki pendidikan
yang kompleks dan berkelanjutan. Maka dari itulah tugas dari seorang guru menjadi
penting karena apa yang peserta didik dapatkan dengan baik dari guru tersebut maka
nantinya akan berpengaruh dengan apa yang dicapai atau didapatkan oleh peserta didik
tersebut kedepannya. Maka dari itulah apa yang dipersiapkan oleh guru sebelum diberikan
kepada peserta didiknya harus diperhatikan secara kompleks dan sistematis.
Penelitian ini dilakukan untuk mencari apakah ada hubungan antara model desain
pembelajaran Kemp dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Model Kemp diambil
sebagai desain model pembelajaran acuan karena lebih dulu mempelajari karakteristik
peserta didik dimana hal tersebut menjadi penting agar guru mampu mengetahui dan
mempelajari apa yang dimau dan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut. Dari hal
itulah guru mendapatkan permasalahan yang ada dan sekaligus merancang solusi agar
masalah tersebut terpecahkan. Dari hasil tersebutlah guru membuat atau menetapkan
tujuan-tujuan pembelajaran seperti apa yang ingin dicapai oleh guru tersebut. Selain model
Kemp juga fleksibel karena dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi seperti peserta
didik, sekolah, dan lain-lain.
Oleh karena itu, guru harus bisa membuat rancangan atau desain model pembelajaran
yang ingin dan akan diberikan ke peserta didik agar proses pembelajaran akan berlangsung
sistematis dan terencana serta peserta didik mampu menerima pengetahuan dengan baik
sehingga kompetensi yang telah dibebankan kepada mereka dapat tercapai.
Pada dewasa ini guru seringkali tidak menyiapkan secara penuh rancangan
pembelajaran seperti apa yang ingin mereka buat. Guru membuat rancangan tersebut hanya
untuk menggugurkan tugasnya dan tidak sepenuhnya mengetahui keadaan peserta didiknya
Page | 1
saat ini. Hal ini tentu saja menimbulkan efek yang tidak baik bagi peserta didik karena
mereka melakukan proses pembelajaran yang cenderung mengikuti alur tanpa perencanaan
dan tujuan yang jelas serta tidak maksimalnya implementasi dari rancangan yang
sebelumnya dibuat oleh guru.
Guru yang memiliki perencanaan yang baik dalam pembelajarannya maka akan
berdampak siginifikan dengan pengetahuan yang akan diberikan serta mampu diterima baik
oleh peserta didik sehingga menghasilkan hasil belajar yang diinginkan. Hasil belajar yang
baik adalah yang mampu tidak hanya dapat dipahami oleh peserta didik namun juga mampu
diimplementasikan ke kehidupan sehari-harinya sehingga hasil belajar tersebut tidak cepat
menghilang namun tetap diterapkan sepanjang kehidpan peserta didik tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Perencanaan pembelajaran sangat penting dalam mengawal peserta didik dalam proses
pembelajarannya, dikarenakan perencanaan tersebut mampu mengarahkan tujuan
pembelajaran secara jelas dan sistematik sehingga mendorong peserta didik untuk lebih
maksimal dalam memahami dan memaksimalkan potensi dalam dirinya sehingga
menghasilkan hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan proses dalam rancangan yang
dibuat.
Guru sebagai pembuat dan pengatur kemana arah pembelajaran yang ingin dicapai pada
dewasa ini harus semakin jelih dan kreatif karena tantangan pada zaman modern seperti ini
karena peserta didik sudah memakai teknologi hampir dalam setiap kegiatannya sehingga
guru harus membuat rancangan pembelajaran yang fleksibel dengan perkembangan zaman.
Namun masih belom banyak guru-guru terutama yang senior membuat rancangan yang
berbasis teknologi atau menggunakan teknologo sebagai media pembelajarannya. Beberapa
faktor yang mempengaruhi guru cenderung enggan membuat rancangan tersebut
diantaranya karena guru tersebut kurang update dengan teknologi serta cenderung ada
pemikiran bahwa pembuatanya ribet serta biaya yang dikeluarkan mahal.
Peserta didik seringkali dalam proses pembelajaran kurang bisa menerima secara
maksimal pengetahuan yang diberikan sehingga berefek pada hasil belajar yang cenderung
menurun atau rendah. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
merupakan faktor rancangan atau desain model pembelajaran yang dibuat. Seringkali
rancangan tersebut tidak berjalan semestinya dan hanya sebatas simbolis saja serta tidak
terlalu memahami apa yang dibutuhkan peserta didik sehingga timbulah ketidakcocokan
yang akhirnya menghasilkan hasil belajar yang tidak maksimal. Hasil belajar yang tidak
maksimal ini berawal muali dari peserta didik yang kurang bisa mengikuti proses
pembelajaran serta adapula yang bosan karena pembelajaran yang monoton.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari tujuan yang semula direncanakan
sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis
menetapkan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Dibatasi hanya sebatas eksperimentasi Desain Model Pembelajaran Kemp mampu
membawa pengaruh terhadap Hasil Belajar peserta didik kelas XII IPS di SMAN 20
Surabaya.
Page | 2
2. Dibatasi hanya pada kelas XII IPS tidak mengikutsertakan kelas X dan XI.
3. Tidak mengikutsertakan peserta didik kelas IPA di SMAN 20 Surabaya sebagai obyek
penelitian karena keterbatasan waktu dan masalah perizinan.
D. Rumusan Masalah
Seperti yang sudah dijelaskan di latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan
masalah maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan atau penerapan Desain Model Pembelajaran Kemp berpengaruh
terhadap Hasil Belajar peserta didik kelas XII IPS di SMAN 20 Surabaya ?
2. Apakah Desain Model Pembelajaran Kemp membawa dampak positif atau negatif
terhadap Hasil Belajar peserta didik kelas XII IPS di SMAN 20 Surabaya ?
3. Bagaimana cara guru untuk menerapkan Desain Model Pembelajaran Kemp kepada para
peserta didik kelas XII IPS di SMAN 20 Surabaya ?
4. Bagaimana respon peserta didik kelas XII IPS di SMAN 20 Surabaya setelah menerima
pembelajaran berdasarkan Desain Model Pembelajaran Kemp ?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah ditetapkan maka dapat dirumuskan tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui dan mempelajari penerapan Desain Model Pembelajaran Kemp
membawa pengaruh terhadap Hasil Belajar.
2. Dapat mengerti dampak yang dihasilkan baik positif atau negatif terhadap Hasil Belajar
atas penerapan Desain Model Pembelajaran Kemp.
3. Dapat mengetahui dan mempelajari cara guru menerapkan Desain Model Pembelajaran
Kemp.
4. Dapat mengetahui dan mempelajari respon peserta didik setelah menerima pembelajaran
berdasarkan Desain Model Pembelajaran Kemp.
5. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Desain Model Pembelajaran Kemp.
6. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Hasil belajar yang dihasilkan oleh peserta
didik.
Page | 3
2. Kegunaan Praktis
Kegunaan penelitian dari segi praktis diharapkan mempu berguna baik bagi guru
maupun siswa. Adapun sebagai berikut :
a. Memberikan saran dan masukan bagi guru maupun calon guru agar mampu
menciptakan pembelajaran yang maksimal bagi peserta didik.
b. Memberikan saran dan masukan bagi guru maupun calon guru bagaimana Desain
Model Pembelajaran Kemp diterapkan kepada peserta didik.
Page | 4
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Desain Model Pembelajaran Kemp
Menurut Miarso dan Soekamto, model pembelajaran Kemp dapat digunakan di semua
tingkat pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Desain
pembelajaran model Kemp ini dirancang untuk menjawab 3 pertanyaan, yaitu : Apa
yang harus dipelajari peserta didik, Apa atau Bagaimana prosedur dan sumber-sumber
belajar apa yang tepat, dan Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan
telah tercapai.
Dari teori tersebut dapat dijabarkan bahwa Model Kemp dapat digunakan disemua
jenjang pendidikan itu berarti model ini fleksibel dalam berbagai tingkatan. Model ini
dapat digunakan untuk peserta didik mulai dari fase anak-anak sampai fase dewasa
bergantung pada guru yang menggunakannya. Model ini mempunyai 3 poin penting
yaitu pertama, menentukan apa yang harus dipelajari peserta didik seperti hal mana
yang tepat dipelajari oleh peserta didik mana yang tidak tepat dipelajarai serta hal apa
yang harus didahulukan atau dikedepankan untuk dipelajari oleh peserta didik mana
yang harus ditaruh belakangan. Kedua, menentukan prosedur dan sumber-sumber
belajar yang tepat. Prosedur belajar harus mengerti apa yang dimau oleh peserta didik
terhadap proses pembelajaran. Guru harus mampu sekreatif mungkin membangun
pengetahuan para peserta didik dengan berbagai metode pembelajaran. Sumber
belajar pada dewasa ini tidak hanya terpaku pada guru, peserta didik diperbolehkan
bahkan diharuskan untuk sebanyak mungkin mencari referensi referensi sumber
belajarnya. Ketiga, cara mengetahui hasil belajar peserta didik. Dalam sebuah
rancangan pembelajaran pasti memiliki tujuan akhir yang ingin dicapai, tujuan akhir
tersebut berupa hasil belajar yang memuaskan. Guru jika ingin melihat hasil belajar
peserta didiknya sesuai dengan tujuan awal yang ditentukan harus memberi seperti
stimulus semacam tes agar terlihat hasil belajar seperti apa yang peserta didik tersebut
dapatkan selama pembelajaran.
Menurut Prof. Atwi Suparman, model ini diciptakan selain cocok untuk pembelajaran
formal di sekolah, juga untuk sistem pembelajaran yang melibatkan komputer dalam
proses pembelajaran. Analisis tentang media dan metode tidak bersifat argumentatif
guna mencapai berbagai alternatif media dan metode yang akan dipakai.
Dari teori tersebut dapat dijabarkan bahwa model Kemp fleksibel dalam dinamika
perkembangan zaman. Dimana tidak hanya bisa digunakan dalam pembelajaran klasik
di kelas namun bisa digunakan dalam pembelajaran berbasis teknologi seperti
komputer. Model Kemp juga tidak terpaku pada satu media dan metode pembelajaran
karena karakteristik peserta didik yang diajar berbeda-beda sehingga menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi.
Page | 5
2. Hasil Belajar
Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Dari teori tersebut dapat dijabarkan bahwa Gagne membedakan hasil belajar
menjadi 5 meliputi : Informasi Verbal yakni peserta didik mengeluarkan
pengetahuan yang sebelumnya didapat menggunakan bahasa baik yang diungkapkan
melalui lisan seperti berkomunikasi serta tertulis seperti menulis suatu objek tertentu.
Keterampilan Intelektual yakni peserta didik mampu cakap menyelesaikan suatu
masalah melalui representasi seperti konsep dan lambang dimana hal tersebut
didapatkan tidak hanya melalui pembelajaran formal tapi juga melalui lingkungan
sosialnya. Strategi kognitif yakni peserta didik mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya menggunakan konsep dan kaidah yang telah dipelajari sebelumnya.
Keterampilan Motorik yakni peserta didik mampu membangun otomatisasi gerak
jasmani yang terwujud dari serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi.
Sikap yakni peserta didik mampu menilai suatu objek yang diterima atau
dipelajarinya dan memutuskan untuk menerima atau menolaknya
B. Kerangka Berfikir
Rancangan pembelajaran sangat penting sebagai bekal seorang guru untuk mampu
mengarahkan proses pembelajarannya menuju tujuan yang jelas, terukur, dan sistematis
sehingga berdampak pada hasil belajar yang memuaskan serta menghasilkan peserta didik
yang berwawasan tinggi.
Penerapan Desain Model Pembelajaran Kemp sangat baik dilakukan pada saat jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA) karena saat itulah peserta didik memunculkan karakter
dirinya yang menonjol dan hal tersebut sangat baik sebagai bahan pembuatan rancangan
pembelajaran seperti Model Kemp dimana karakteristik peserta didik dipelajari agar dapat
menentukan pembelajaran seperti apa yang ingin dipakai oleh guru.
Seperti yang dikemukakan oleh Miarso dan Soekamto yakni model pembelajaran Kemp
dapat digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Desain pembelajaran model Kemp ini dirancang untuk menjawab 3 pertanyaan,
yaitu : Apa yang harus dipelajari peserta didik, Apa atau Bagaimana prosedur dan sumber-
sumber belajar apa yang tepat, dan Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang
diharapkan telah tercapai.
Dari teori tersebut maka dapat dikemukakan bahwa Desain Model Pembelajaran Kemp
manjadikan guru lebih mendekatkan diri pada peserta didiknya. Itu terlihat ketika
Page | 6
karakteristik peserta didik sebagai pedoman kemana pembelajaran dimulai dan diakhiri.
Guru harus mampu menjadi teman bagi para peserta didiknya agar mampu mengerti
karakteristik peserta didiknya secara aktual dan tidak mengandalkan prediksi atau menerka-
nerka.
Seperti yang dikemukakan oleh Gagne bahwa Hasil Belajat adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk
pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa,
baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya
sendiri.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan dan koordinasi.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap
objek tersebut.
Seperti teori yang dikemukakan Gagne bahwa Hasil Belajar tidak terpaku pada satu hal
namun dibedakan menjadi 5 bagian. Dari kelima bagian tersebut semuanya melambangkan
Hasil Belajar peserta didik secara kompleks dan jika peserta didik memiliki salah satu dari
kelima Hasil Belajar tersebut, maka peserta didik itu akan menonjol pada pembelajaran
yang berhubungan dengan salah satu Hasil Belajar tersebut.
Model Desain Pembelajaran Kemp dapat membawa pengaruh terhadap Hasil Belajar
karena merupakan satu jalur dalam proses belajar mengajar. Dimana Desain Model
Pembelajaran pasti muaranya atau tujuan akhirnya yakni Hasil Belajar yang ingin
didapatkan. Jika Desain Model Pembelajaran mampu menyajikan sistem pembelajaran
yang cocok, menarik, dan sesuai dengan perkembangan zaman maka Hasil Belajar yang
didapat sesuai dengan tujuan awal yang sudah dirancang. Namun apabila justru berakibat
negatif pada peserta didik maka Hasil Belajar yang didapatkan tidak akan maksimal bahkan
bisa berujung kegagalan.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ini dihasilkan atas penelitian yang sudah dilakukan yakni mencari pengaruh
antara Desain Model Pembelajaran Kemp dengan Hasil belajar kelas XII IPS di SMAN 20
Surabaya. Hipotesis ini dirancang berdasarkan rumusan masalah yang sebelumnya sudah
dirumuskan terlebih dahulu oleh penulis. Hipotesis statistic dinyatakan bahwa :
1) Hα : penerapan Desain Model Desain Pembelajaran Kemp membawa pengaruh
terhadap
Hasil Belajar peserta didik.
2) Hα : penerapan Desain Model Pembelajaran Kemp membawa pengaruh positif terhadap
Hasil Belajar peserta didik.
3) Hα : guru menerapkan Desain Model Pembelajaran Kemp secara baik kepada para
pserta
didik.
4) Hα : peserta didik merespon dengan baik penerapan desain Model Pembelajaran Kemp
Page | 7
yang telah diterima.
5) Ho : penerapan Desain Model Pembelajaran Kemp tidak sepenuhnya dipahami oleh
seluruh peserta sehingga ada penurunan terhadap Hasil Belajarnya.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Model Desain Pembelajaran Kemp dapat digunakan sebagai rancangan pembelajaran
yang dapat berpengaruh terhadap Hasil Belajar peserta didik. Untuk dapat mengetahui lebih
lanjut tentang pengaruh tersebut maka akan dijelaskan definisi konseptual dan definisi
procedural sebagai berikut :
Variabel X : Model Desain Pembelajaran Kemp
Definisi Konseptual
Model pembelajaran Kemp dapat digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai
dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Desain pembelajaran model Kemp ini
dirancang untuk menjawab 3 pertanyaan, yaitu ; Apa yang harus dipelajari siswa, Apa
atau Bagaimana prosedur dan sumber-sumber belajar apa yang tepat, dan Bagaimana
kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai.
Definisi Prosedural
Model Kemp, lebih menitikberatkan dari aspek siswa itu sendiri. Karakteristik siswa
menjadi hal utama atau hal pertama yang dipelajari, baru kemudian dari karakteristik
tersebut dapat dirancang suatu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Komponen-
komponen yang tersusun dalam model Kemp ini sangat berkaitan atau
berkesinambungan satu sama lain. Sehingga jika ada kesalahan pada satu komponen
maka komponen lain ikut terpengaruhi dan akibatnya adalah pengulangan atau memulai
dari awal. Model Kemp, mengarah pada pembelajaran klasikal atau pembelajaran di
kelas, sehingga peran guru sangat dominan dan mempunyai pengaruh yang besar,
karena terdapat komponen program pengajaran, instrument evaluasi, dan strategi
pengajaran. Model Kemp ini lebih condong ke pembelajaran Behavioristik karena
memiliki pola pembelajaran tradisional dimana guru ditempatkan sebagai sentral
pembelajaran.
Bahan Pembelajaran
Bahan Pembelajaran menjadi komponen penting dalam penyusunan model atau
desain pembelajaran yang sesuai untuk para siswa. Komponen ini disusun oleh guru
sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Mengapa bahan pembelajaran sangat
penting, karena dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran serta
menjadi faktor penentu akan tercapai atau tidaknya tujuan dari pembelajaran itu
sendiri. Bahan pembelajaran selalu dituntut secara sistematik dan memiliki
kelengkapan yang memadai. Guru juga dituntut mampu membuat atau me bahan
pembelajaran yang berkualitas yaitu yang mampu menjawab permasalahan yang ada
serta mampu membantu siswa untuk mencapai tujuan belajarnya.
Proses dan Sumber-Sumber Belajar
Page | 8
Proses Pembelajaran tersusun atas interaksi antara guru dan siswa dengan muatan
pendidikan. Komponen dari proses pembeajaran antara lain adanya pendidik, peserta
didik, media pembelajaran, materi pembelajaran serta rencana pembelajaran. Guru
dituntut mampu memberikan atau menyampaikan materi yang di milikinya kepada
siswa dengan baik dan benar agar membantu siswa untuk mencapai kompetensi yang
sudah ditentukan.
Sumber belajar tidak hanya diartikan sebagai media pembelajaran namun juga
segala hal yang sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan
untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan sebagai sumber belajar. Pada
saat sekarang ini sumber belajar tidak hanya berasal dari guru, namun siswa berhak
mencari sendiri sumber-sumber belajar yang dapat membantu mengembangkan
kemampuan pada diri siswa tersebut.
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil atau tujuan akhir yang ditargetkan atau yang ingin
dicapai oleh siswa. Hasil belajar menjadi sesuatu yang diperoleh dari pengalaman-
pengalaman yang siswa dapat sehingga munculah sebuah kemampuan. Kemampuan
tersebut dapat membawa siswa mampu mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Page | 9
keterampilan ini agar mampu mengembangkan ilmu-ilmu yang sudah didapatnya dan
merubahnya menjadi sebuah pemikiran baru yang dihasilkan oleh dirinya sendiri.
Strategi Kognitif
Strategi Kognitif merupakan cara atau kemampuan untuk mengontrol,
menyalurkan, mengarahkan aktifitas kognitifnya dengan lingkungan belajar. Strategi
kognitif menunjukkan bagaimana siswa mampu mendapatkan pengetahuan yang ingin
siswa tersebut dapatkan melalui serangkaian proses kognitif. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
Keterampilan Motorik
Keterampilan Motorik berhubungan dengan jasmani, dimana keterampilan yang
dihasilkan merupakan keterampilan gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi
sampai menjadi satu keseluruhan yang dilakukan gencar dan luwes tanpa perlu
memikirkan lagi secara mendetail apa yang dilakukan dan mengapa dilakukan. Siswa
diharapkan mampu menyelesaikan masalah dengan cepat melalui pengalaman-
pengalaman yang telah siswa tersebut dapat dan mengimplementasikannya langsung
pada masalah tersebut.
Sikap
Sikap merupakan kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai
standar perilaku. Siswa diharapkan mampu memilih secara individual hala apa yang
dapat mendatangkan efek positif bagi dirinya maupun sebaliknya.
2. Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah peserta didik kelas XII IPS SMAN
20 SURABAYA. Pengambilan sampel tersebut berdasarkan pendapat Suharsimi
Arikunto bahwa “ apabila peserta didiknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua,
sedangkan jika jumlah peserta didiknya besar dapat diambilkan 10-15 atau 20-25%”.
Karena populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang dari 100, maka seluruh
populasi dijadikan sampel.
C. Instrumen Penelitian
Penulis dalam pengumpulan data menggunakan alat bantu berupa instrument penelitian
agar hasil data yang diperoleh dapat terukur dan sistematis. Dengan alat bantu inilah
Page | 10
penulis dapat mempertanggung jawabkan kebenaran dari data tersebut. Adapun instrumen
yang digunakan untuk penelitian sebagai berikut :
1. Angket
Angket menjadi alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif.
Penulis menggunakan angket untuk mengumpulkan data dengan cara menyebar atau
mengedarkan pernyataan-pernyataan tertulis sesuai dengan indikator penelitian kepada
peserta didik yang menjadi objek sampel. Dalam pernyataan tersebut terdapat tingkatan
nilai yang dicantumkan dari yang terendah sampai yang tertinggi yakni nilai 1 yang
berarti Sangat Tidak Benar, 2 yang berarti Tidak Benar, 3 yang berarti Benar, dan 4
yang berarti Sangat Benar.
2. Observasi
Alat bantu yang juga sering digunakan yakni observasi. Pengumpulan data
menggunakan observasi ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang disusun sesuai dengan
indikator penelitian dengan cara melakukan observasi ke kelas-kelas guna mendapatkan
data tambahan dari penggunaan angket yang sebelumnya sudah dibuat. Observasi ini
dilakukan guna melihat individu secara langsung bagaimana keadaan mereka saat
Model Desain Pembelajaran Kemp ini diterapkan dan akhirnya berdampak pada Hasil
belajar seperti apa yang didapat.
Page | 11
VARIABEL X
Variabel (X) Model Desain Pembelajaran
Responden : 10 Siswa-Siswi / SMAN 20 Surabaya
Uji Validitas
Soal pertanyaan valid
Rumus df=n-2 dengan signifikan 5%
(df=10-2) yakni 8 (df=8)
R tabel 8 dengan signifikan 5% ialah 0.5494 (VALID)
Dari 8 soal yang diujikan dengan responden yang sudah signifikan 5% tidak terdapat
soal yang dinyatakan TIDAK VALID
Uji Reliabilitas
Angka Cronbach Alpha yang terdapat di kolom Reliability Statistic menunjukkan angka
sebesar 0,618. Jadi angket tersebut (0.618) diatas standart dari nilai minimal cronbach
alpha 0.6.
Dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur
variabel pelayanan dapat dikatakan RELIABEL atau HANDAL
Reliability
N %
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.618 8
Page | 12
Item Statistics
interaktif dalam
3.30 .675 10
pembelajaran
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
interaktif dalam
22.20 5.067 .629 .327
pembelajaran
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability
model assumptions. You may want to check item codings.
Scale Statistics
VARIABEL Y
Variabel (Y) Hasil Belajar
Responden : 10 Siswa-Siswi / SMAN 20 Surabaya
Uji Validitas
Soal pertanyaan valid
Page | 13
Rumus df=n-2 dengan signifikan 5%
(df=10-2) yakni 8 (df=8)
R tabel 8 dengan signifikan 5% ialah 0.5494 (VALID)
Dari 10 soal yang diujikan dengan responden yang sudah signifikan 5% terdapat 2 soal
yang dinyatakan TIDAK VALID
Soal yang dinyatakan TIDAK VALID yakni soal pertanyaan angket kuisioner nomor 1
dan 7.
Uji Reliabilitas
Angka Cronbach Alpha yang terdapat di kolom Reliability Statistic menunjukkan angka
sebesar 0,755. Jadi angket tersebut (0.755) diatas standart dari nilai minimal cronbach
alpha 0.6.
Dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur
variabel pelayanan dapat dikatakan RELIABEL atau HANDAL
Reliability
N %
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.755 10
Page | 14
Item Statistics
bahasa dalam
kemampuan proses
motorik 2.60 .699 10
28.40 10.044 .505 .737
pembelajaran
pengaruh kemampuan
2.80 .789 10
suasana pembelajaran
motoric 28.70 9.344 .555 .733
mengembangkan
proses penerimaanmateri
3.40 28.50 .516 8.944 10 .764 .682
pelajaran
pengetahuan
strategi pemecahan
penilaian suatu objekmasalah 3.70 28.40 .483 8.933 10 .705 .688
pengaruh kemampuan
28.90 9.211 .551 .722
motoric
proses penerimaan
28.30 10.456 .552 .732
pengetahuan
PENJELASAN :
Dari data angket yang sudah saya dikumpulkan dan diteliti, memperoleh hasil data
yang menunjukkan bahwa Variabel X memiliki tingkat kevalidan 100%, sedangkan hasil data
yang sudah dikumpulkan dan diteliti menunjukkan bahwa Variabel Y memiliki 2 instrumen
soal yang tidak valid. soal yang tidak valid tersebut muncul pada indikator Informasi Verbal
dan Sikap yang berada pada nomer 1 dan 7.
Pada soal angket nomer 1 menunjukkan bahwa apakah siswa tersebut terlibat secara
aktif dalam pembelajaran. Dari pengamatan atau observasi yang telah dilakukan, siswa dalam
mengerjakan angket tersebut dalam kondisi terburu-buru karena pada saat itu siswa akan
Page | 15
melanjutkan mata pelajaran yang lain sehingga ada efek kecerobohan dalam mengerjakan
soal angket yang telah diberikan kepadanya.
Pada soal angket nomer 7 menunjukkan bahwa apakah saudara menggunakan
kemampuan kemampuan motorik untuk menyelesaikan masalah. Dari pengamatan atau
observasi yang telah dilakukan, siswa mengalami hambatan atau kesulitan untuk memahami
soal angket tersebut karena tidak atau kurang mengerti dengan definisi motorik itu sendiri
sehingga dalam mengerjakan soal angket tersebut terkesan para siswa mengisinya dengan
asal-asalan.
Page | 16