Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“MODEL-MODEL PEMBELAJARAN”

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :


Teori Belajar dan Pembelajaran
Dosen : Yayan Sofyan SW, S.Ap, M.Pd

Disusun oleh :
1. Yati Handayani
2. Sukriah
3. Lina Marlina
4. Rika Nugraha

PROGRAM STUDI S1 PG PAUD


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BABUNNAJAH
PANDEGLANG
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Model-model Pembelajaran.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baikdari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbukakami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap,
dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks.
Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang
dapat menunjang, yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar
mengajar, dan komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-komponen pembelajaran tersebut harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori


sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model pembelajaran
didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model
tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah ini maka dapat ditemukan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud model pembelajaran?
2. Apa saja mcam-maam model pembelajaran?
3. Bagaimana pembelajaran yang inovatif?

C. Tujuan
Dari uraian diatas, penulis mempunyai tujuan pembahasan,diantaranya sebagai berikut :
1. Mencoba menjelaskan lebih dalam lagi mengenai model-model pembelajaran.
2. Menerangkan macam-macam model pembelajaran.
3. Menjelaskan pembelajaran yang inovatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di gunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
computer, kurikulum dan lain-lain. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model
pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta
didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Adapun Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah


“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
paraperancang pembelajaran dan parapengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”.
Dengan demikian, aktivitas peembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang
tertata secara sistematis.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode,
atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat cirri khusus yang tidak dimiliki strategi,
metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:

1. Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang
akan di capai);
3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat di laksanakan dengan
berhasil;
4. Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaraan itu dapat tercapai.

Menurut Khabibah, bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu model pembelajaran


untuk aspek validitas di butuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang
di kembangkan. Sedangkan  untuk aspek kepraktisan dan evektivitas di perlukan suatu
peerangkat pembelajaaran untuk melaksanaakan model pembelajaraan yang di kembangkan.
Sehingga untuk melihat dua aspek itu perlu di kembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk
suatu  topic tertentu yang sesuai dengan model pembelajaran yang di kembangkan. Selain itu
dikembangkan pula instrument penelitian yang sesuai dengan tujuan yang di inginkan.

Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus di pilih model
pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam
memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya,
materi pembelajaraan, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang
tersedia, shingga tujuan peembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Dengan demikian, merupakan hal yang sangat peenting bagi para pengajar untuk
mempelajari dan menambah wawasan tentang model peembelajaran yang telah diketahui.
Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang guru dan dosen akan
merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, sehingga tujuan
pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai
yang di harapkan.

B. Macam-Macam Model Pembelajaran


1. Model Pembelajaran Kontekstual  (Contextual Teaching And Learning)
a. Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual

Pembelajar konteksual (contextual teaching and learning) merupakan konsep


belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.

Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat
makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan  jalan menghubungkan mata
pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan
pribadi, sosial, dan budaya.

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan


fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman
belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan
aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian,
pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah
proses.

Pada intinya penngembangan setiap komponen CTL  tersebut dalam pembelajaran


dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih


bermkna, apakah dengan cara bekerja  sendiri, menemukan sendiri, dan
mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterangan baru yang akan
dimilikinya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang
diajarkan.
3. Mangembangakan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanya-
pertanyaan.
4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan  kelompok
berdiskusi, tanya jawaban, dan lain sebagainya.
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi,
model, bahkan media yang sebenarnya.
6. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang
sebenarnya pada setiap siswa.

2. Model Pembelajaran Kooperatif


a. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran


dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen. 

Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Nurulhayati,


mengemukakan lima unsur dasar model cooperative learning, yaitu:

1. Ketergantungan yang positif,


2. Pertanggungjawaban individual,
3. Kemampuan bersosialisasi,
4. Tatap muka,
5. Evaluasi proses kelompok.

Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni :

1. Cooperative task atau tugas kerja sama.


2. Cooperative incentive structure, atau struktur intensif kerja sama.
b. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
1) Model Student Teams Achievement Division (STAD)
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas
John Hopkin. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan
empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru
memberikan suatu pelajaran dan sisa-siswa di dalam kelompok memastikan
bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.
Slavin memaparkan bahwa: “gagasan utama dibelakang STAD adalah memacu
siswa agara saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk
menguasai keterampilan yang diajarkan guru”. STAD merupakan suatu metode
generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran kooprehensif
untuk subjek tertentu, guru menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah
atau mengganti materi-materi ini.
2) Model Jigsaw
Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya
di Universitas Texas.
Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar
kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang.
b) Tiap orang dalam tim diberi matrri tugas yang berbeda.
c) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk
kelompok baru (kelompok ahli).
d) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai.
e) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
f) Pembahasan.
g) Penutup.
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Strategi belajar kooperatif GI dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael
Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat dipakai guru untuk
mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian
tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju
pembentukan manusia sosial.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah :
a) Membagi siswa ke dalam kelompok kecilyang terdiri dari ± 5 siswa.
b) Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis.
c) Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan
kelompok secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang
disepakati.
4) Model Struktural
Menurut pendapat Spencer dan Miguel Kagan, bahwa terdapat eman komponen
utama di dalam pembelajaran kooperatif tipe pendekatan struktural diantaranya,
yaitu:
a) Struktur dan Konstruktur yang berkaitan
b) Prinsip-prinsip Dasar
Empat prinsip dasar dalam model struktural, yaitu: intrraksi serentak,
partisipasi sejajar, interdependensi positif, dan akuantibilitas perseorangan.

3. Model  pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang


diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk
menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Karakteristik pembelajaran
berbasis masalah adalah sebagai berikut :

 Permasalahan menjadi starting point dalam belajar,


 Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak
terstruktur,
 Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective),
 Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan
kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang
baru dalam belajar,
 Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama,
 Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM,
 Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif,
 Pengembangan keterampilan inquiry dan pemcahan masalah sama pentingnya dengan
penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan,
 Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses
belajar, dan
 PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pembangunan suatu negara.
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki. Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan perkembangan jaman dan
teknologi dapat meningkatkan martabat Indonesia di mata dunia. Peningkatan dan pembaharuan
di dalam bidang pendidikan harus terus dilakukan agar tujuan utama dari pendidikan nasional
Indonesia dapat tercapai. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dalam bidang pembaharuan
model pembelajaran maupun pembaharuan dalam bidang teknologi media pembelajaran yang
digunakan.

Proses pembelajaran sampai saat ini masih memiliki banyak permasalahan. Banyak
faktor yang mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas. Ketidaktertarikan pada
mata pelajaran, siswa yang merasa cepat bosan karena metode pembelajaran yang kurang
menarik, partisipasi siswa yang kurang dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran dan tidak adanya
variasi dalam penyampaian materi pembelajaran. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
guru dapat menggunakan metode dan model pembelajaran yang dapat dipadukan dengan media
pembelajaran inovatif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berbantuan


media moviemendorong siswa untuk menganalisis masalah, mencari informasi, menyusun
hipotesis, serta memecahkan masalah dengan bantuan tayangan video maupun film dalam
mengidentifikasi suatu permasalahan.

Kelebihan model pembelajaran PBI berbantuan media movie yang diadaptasi dari


Ibrahim dan Nur yaitu mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, mendorong
kerjasama dalam menyelesaikan masalah, mendorong siswa melakukan pengamatan dan dialog
dengan orang lain, melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri. Hal ini memungkinkan
siswa untuk menjelaskan serta membangun pemahamannya sendiri mengenai fenomena tersebut.
Selain itu, kelebihan model pembelajaran PBI berbantuan media movie adalah membantu siswa
untuk pembelajaran mandiri. Bimbingan guru kepada siswa secara berulang-ulang mendorong
dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian masalah
mereka sendiri. Dengan begitu siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri
dalam kehidupan kelak.

5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer

Pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran


sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran. Sejarah pembelajaran
berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan perangkat teknologi
terapan yang memungkinkan seseorag melakukan proses belajar secara individual dengan
menerapkan prinsip-prinsip didaktik-metodik tersebut.

Mesin mengajar pada mulanya diciptakan oleh Pressey untuk melakukan tes terhadap
kemampuan yang dicapai dari hasil belajar. Cara kerja mesin tersebut adalah:

 Bahan disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda dengan empat kemungkinan
jawaban, dengan satu diantaranya dalah kemungkinan jawaban yang benar,
 Testee membaca soal tes pada layar display dan memilih alternatif jawaban yang benar
dari satu soal,
 Dengan menekan tombol alternatif jawaban yang benar, bila yang ditekan adalah
alternatif jawaban yang benar, maka pada layar display akan muncul soal tersebut. Tetapi
bila salah, maka akan memberikan respon dengna cara tidak memunculkan soal
berikutnya.
 Pembelajaran berdasarkan komputer sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif model
pemrosesan informasi (information processing model), yang mulai berkembang pada
tahun 60 sampai 70-an. Model ini memuncukan konseptualisasi dari sistem memori pada
komputer.

6. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)

PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan
berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang partisipasif, aktif, kreatif dan ,menyenagkan.

Dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran
yang dapat melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, dan menyenangkan yang pada
akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil
penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
7. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning)

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pelajaran dilakukan dengan


memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang
mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web. Kemudian,
yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya tempat dan waktu
untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta didik
kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. Batas ruang, jarak, dan
waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.

Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis web lebih sulit daripada di ruang kelas.
Menyediakan bahan belajar online tidak cukup. Diperlukan sebuah desain intruksional sebagai
model belajar yang mengudang sejumlah (sama banyak dengan kegiatan di ruang kelas) peserta
didik untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar.

8. Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan


pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalamanbermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik,
siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari mulai pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam
pelajaran tematik terletak pada proses yang ditempu siswa saat berusaha memahami isi
pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.

Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema
yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya
dengan isi mata pelajaran.

C. Pengertian Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran yang


bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pebelajaran modern yang
berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti teori belajar konstruktifis dan teori lainnya.

Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang
dilakukan oleh guru (konvensional). Sudah barang tentu perbedaan ini mengarah pada proses dan
hasil yang lebih baik ari sebelumya. Proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan
cenderung mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat abstrak.
Pebelajaran yang semacam ini akan membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil pembelajaran serta
ketidak bermaknaan pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang
dipelajari siswa seolah-olah terpisah dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang
dihadapi oleh siswa.

Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada siswa.
Proses pembelajaran dirancang, disususun, dan dikondisiskan untuk siswa agar belajar. Dalam
pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat
penting, karena dari sinilah seluruh perancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara
guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa
dan subyek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran,
dengan mengacu pada pembelajaran aktif dan inovatif.

D. Karakteristik Pembelajaran Inovatif

Model pembelajaran inovatif memiliki karakteristik yang khas, di antaranya guru


memiliki keinginan untuk melakukan perubahan, pemahaman dan keterampilan untuk mencapai
tujuan, memahami benar apa faktor-faktor penunjang, menggunakan strategi atau metode
melaksanakan perubahan, dan mengevaluasi ketercapain tujuan yang ditetapkan dalam
perencanaan, karakteristik tersebut meliputi :

a) Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atau
keuntungan, bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise
sosial, kenyamanan, kepuasaan dan lainnya
b) Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan
nilai (value), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
c) Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima.
d) Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
e) Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu
inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat.
Adapun beberapa kemampuan bidang yang dapat diamati, diantaranya : manajemen
pendidikan, metodologi pengajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru,
implementasi kurikulum,dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang
siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas,
memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda.

Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru
(konvensional). Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau
dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna.
Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan,
pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya
berbagai inovasi-inovasi baru.
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005

Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif, Yogyakarta: Gava Media, 2012

Sugiyanto, Model-model pembelajaran inovatif (Surabaya: Mata Padi Presindo, 2009

Sumiati dan Asra,  Metode Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima, 2009

Wina Sanjaya, Strategi  Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,  Jakarta:


Prenada Media Grup, 2013

Anda mungkin juga menyukai