Anda di halaman 1dari 15

C.

LEARNING OBJECTIVE

1. Thermoregulasi

Thermo = suhu, Regulasi = Pengaturan

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada,
abdomen) dan dipertahankan mendekati 37°C. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit
menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi
dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan
suhu rata-rata gabungan suhu inti dan suhu kulit.
Faktor yang mempengaruhi : aktivitas otot, basal metabolism rate,

Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis termoreseptor, satu di kulit (peripheral
thermoreceptors) dan satu lagi di hipotalamus, medula spinalis, dll (central thermoreceptors).
Termoreseptor sentral memberi umpan balik yang penting dalam mempertahankan suhu inti
tubuh ketika termoreseptor perifer memberi informasi. Hipotalamus mengintegrasikan refleks
dan mengirimnya melalui saraf simpatis ke kelenjar keringat, arteriola kulit, dan medula adrenal
serta melalui saraf motorik ke otot rangka. Suhu tubuh diatur oleh hipothalamus untuk
mempertahankan suhu tubuh pada suhu lingkungan antara 27,8° - 30°C. Kisaran suhu
lingkungan ini disebut thermoneutral zone.
Makanan  Energi  Glikogen dan Panas 50 %

 Panas

2. Fisiologi bakteri
3. Bakteri Intrasel

a. Parasit (pengantar helmintologi)

Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing yang mengenai manusia, baik yang:
 Menghabiskan sebagian atau seluruh siklus hidupnya didalam tubuh manusia sebagai
host, atau
 Parasit hewan yang menyebabkan penyakit pada manusia (zoonosis)
Tanda-tanda umum cacing:
 Multiselluler
 Bilateral symetri
 Mempunyai tiga lapis germ (ectoderm, endoderm, dan mesoderm)
Berdasarkan taksonomi helminth dibagi menjadi :
 NEMATHELMINTHES
 PLATYHELMINTES
Phylum Nemathelminthes
 Class: Nematoda
 Silindris, panjang
 Tidak bersegmen
 Sex: terpisah
 Saluran pencernaan lengkap
 Mempunyai rongga tubuh (body cavity) (+)
Phylum Platyhelminthes
 Class: Cestoda & trematoda
 Pipih, seperti daun, atau pita
 Bersegmen
 Umumnya hermaphrodite
 Saluran pencernaan tidak lengkap atau tdk punya
 Tidak punya rongga tubuh
Cara reproduksi Nematoda
Dapat dibagi menjadi:
1. Ovipar:
a. Unsegmented egg : Ascaris, Trichuris
b. Segmented egg: Ancylostoma
c. Embryonated egg (isi larva): Enterobius
2. Vivipar:
a. Dracunculus, Wuchereria, Brugia, Trichinella
3. Ovovivipar: telur berisi larva dan langsung menetas : Strongyloides
Klasifikasi Nematoda berdasarkan habitat cacing dewasa
1. Usus:
a. Usus halus:
• Ascaris lumbricoides
• Ancylostoma duodenale
• Necator americanus
• Strongyloides stercoralis
• Trichinella spiralis
• Capillaria philippinensis
b. Caecum dan Appendix
• Enterobius vermicularis
• Trichuris trichiura

2. Somatic (dalam jaringan dan organ-organ)


a. Lymphatic system:
• Wuchereria bancrofti
• Brugia malayi
b. Jaringan subcutan:
• Onchocerca volvulus
• Dracunculus medinensis
c. Paru:
• Strongyloides stercoralis
d. Mesenterium:
• Acanthocheilonema perstans
• Mansonella ozzardi
e. Conjungtiva:
• Loa-loa
Klasifikasi Cestoda menurut habitatnya
I. Pseudophyllidea
1. Cacine dewasa dalam usus:
• Diphyllobothrium latum (fish tape worm)
2. Stadium larva (plerocercoid) dalam tubuh manusia
• Sparganum mansoni
• Sparganum prolyferum
II. Cyclophyllidea
1. Cacing dewasa dalam usus
• Species
I. Taenia Saginata
II. Taenia solium
• Spesies
I. Hymenolepis nana
II. Hymenolepis diminuta
• Species: Diphylidium caninum

(Ascaris lumbricoides)
(Necator americanus)

(Strongyloides stercoralis)
4. Metabolisme protein dan glikogen

A. Metabolisme Protein
Metabolisme protein adalah deskripsi dari proses fisik dan kimia yang menyebabkan baik
pembentukan atau sintesis, asam amino menjadi protein dan pemecahan, atau katabolisme,
protein menjadi asam amino. Asam amino yang beredar melalui darah dan masuk ke jaringan
tubuh, di mana mereka disintesis kembali menjadi protein.Keseimbangan antara sintesis protein
dan katabolisme adalah penting untuk mempertahankan fungsi sel yang normal. Jaringan lunak
membutuhkan asam amino untuk memproduksi jenis protein. Sintesis asam amino diperlukan
untuk membentuk senyawa penting lainnya dalam tubuh, seperti histamin, neurotransmitter, dan
komponen nukleotida. Setiap asam amino yang tersisa setelah sintesis baik disimpan sebagai
lemak atau dikonversi menjadi energi.
Asam amino dapat diklasifikasikan sebagai esensial dan non-esensial. Asam
amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi sangat penting untuk metabolisme
protein.Asam amino ini harus diperoleh dari makanan.Asam amino non-esensial yang diperlukan
untuk fungsi sel normal dan dapat disintesis dari asam amino lain dalam tubuh.Setelah asam
amino yang tepat diperoleh, mereka bergabung untuk memberikan protein jaringan sehingga
tubuh dapat menggunakannya.
Hati adalah pusat untuk memecah protein yang dibutuhkan dan mengirimkan asam amino
yang dibutuhkan ke dalam darah.Ini terus memantau dan merespon kebutuhan protein tubuh.Hati
juga bertanggung jawab untuk memproses dan mengeluarkan kotoran produk limbah yang
dihasilkan sebagai produk sampingan dari metabolisme protein.Protein adalah komponen penting
atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah sebagai zat utama pembentuk
dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai komponen protein.
Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus
halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Protein diabsorpsi di usus halus
dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk
disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan
enzim). Semua proses tersebut dibantu oleh enzim. Jika jumlah protein terus meningkat maka
protein sel dipecah jadi asam amino, yang terbagi menjadi dua proses; deaminasi atau
transaminasi. Deaminasi; proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea.
Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Banyaknya atau keadaan asam
amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara pembentukan asam amino dan
pengunaannya. Jika asam amino yang dibentuk banyak maka  asam amino yang terdapat dalam
darah juga banyak. Penyakit yang ditimbulkan karena gangguan metabolisme protein adalah
penyakit kurang energy dan protein, Hipoproteinemia, Hipo dan Agammaglubulinemia, diabetes
mellitus dan diabetes insipidus.

A. Metabolisme Protein
Perubahan Protein :
- Transaminasi
Dengan senyawa keton
Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus
halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Protein diabsorpsi di usus halus
dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk
disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan
enzim). Semua proses tersebut dibantu oleh enzim. Jika jumlah protein terus meningkat maka
protein sel dipecah jadi asam amino, yang terbagi menjadi dua proses; deaminasi atau
transaminasi. Deaminasi; proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea.
Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Banyaknya atau keadaan asam
amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara pembentukan asam amino dan
pengunaannya. Jika asam amino yang dibentuk banyak maka  asam amino yang terdapat dalam
darah juga banyak.

B. Metabolisme Glikogen

a. Glikogen
Glikogen merupakan cadangan energi karbohidrat yang terbesar. Dan tersimpan di:
 Otot, sekitar 1% dari massa seluruh otot, dan ¾ glikogen tubuh. Digunakan sebagai
kebutuhan energi otot.
 Hati, sekitar 6%. Digunakan untuk mempertahankan kadar glukosa saat puasa.
 Pengontrolan sintesis glikogen
o Dikontrol oleh cAMP, yang merupakan penghambat glikogenesis
o Saat kenyang insulin akan meningkat, menyebabkan peningkatan fosfodiesterase yang
merusak cAMP yang menyebabkan protein kinase tidak terbentuk (untuk mengubah enzim
glikogen sintase a yang aktif menjadi enzim glikogen sintase b yang tidak aktif) sehingga
enzim glikogen sintase a aktif dan akhirnya menyebabkan glikogenesis terjadi.
o Saat kadar gula darah rendah maka glukogenesis dihambat.
o Saat kadar gula darah tinggi maka glukogenesis ditingkatkan.

Gambar: mekanisme glikogenesis


5. Tissue repair dan fibrosis

Tissues Repair merupakan hal penting dari kelangsungan hidup organisme yaitu kemampuan
untuk memperbaiki kerusakan karena bahan toksik ataupun inflamasi. Proses inflamasi tidak
hanya berfungsi untuk menghilangkan etiologi namun juga diarahkan menuju proses perbaikan
(repair). Repair, kadang juga disebut healing, mengacu kepada perbaikan arsitektur dan fungsi
jaringan setelah mengalami cedera. Terjadi oleh karena 2 proses regenerasi dan pembentukan
scar (fibrosis). Regenerasi, Kemampuan suatu jaringan untuk memperbaiki jaringan yang rusak
kembali ke keadaan normal. Pembentukan jaringan parut (scar), Jika jaringan yang terkena
cedera tidak mampu melakukan regenerasi, atau jika struktur penyangga jaringan rusak parah,
proses repair terjadi dengan cara mengganti dengan jaringan fibrous (jar ikat).
Kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dipengaruhi oleh kapasitas proliferatif intrisik
 Sel labil;
Sel dari jaringan ini secara kontinyu membelah. Regenerasi tjd dari
stem sel
Contoh : Sel hematopoisis pada sutul dan sel epitel permukaan
 Sel stabil
Dalam keadaan normal, sel ini dianggap istirahat, mempunyai
kemampuan replikasi rendah
Contoh : Parenkim dari kebanyakan jaringan solid, seperti hepar, ginjal,
pankreas; Sel endotel, fibroblas, dan sel otot polos
 Sel permanen
Sel ini dianggap mengalami diferensiasi tahap akhir dan nonproliferatif
Contoh : Neuron dan otot jantung

3 Fase :

- Hemoestasis

- Intermediet / Proliferasi : penurunan jumlah sel inflamasi, Angiogenesis : pembentukan sel baru

- Remodeling

ECM

Peran Matriks Ekstrasel Pemulihan jaringan tidak hanya bergantung pada faktor pertumbuhan
tetapi juga dengan interaksi sel dan komponen ECM. Kompleks ECM merupakan kompleks
beberapa protein yang menyusun suatu jaringan yang mengelilingi sel dan merupakan bagian
penting dari setiap jaringan tubuh. ECM mengeluarkan air, mengatur turgor jaringan lunak dan
mineral, sehingga tulang menjadi kaku. Juga mengatur proliferasi, gerak dan diferensiasi sel
sekitarnya, dengan mensuplai substrat untuk adhesi sel, migrasi dan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan faktor pertumbuhan. ECM selalu mengadakan penyesuaian dalam sintesis dan
degradasi mengikuti morfogenesis, penyembuhan luka, fibrosis kronik, dan invasi tumor dan
metastasis.
6. Bakteriemia dan septikemia pada neonates

Bakteriemia : Bakteri di dalam darah

Sepsis : Infeksi dari darah

Bakteremia adalah adanya bakteri di dalam darah berdasarkan hasil kultur darah positif.

Sepsis adalah adanya SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome) ditambah dengan adanya
infeksi berdasarkan hasil biakan positif di tempat tersebut.

Berdasarkan Bone et al, SIRS adalah pasien yang memiliki dua atau lebih kriteria :

1. Suhu >38 atau <36

2. Denyut jantung >90 kali/menit

3. Laju Respirasi >20 kali/menit atau PaCO2 <32 mmHg

4. Hitung Leukosit >12.000 mm3 atau >10% sel imatur/band

Pemeriksaan fisik dari sepsis

1. pernafasan
2. output urin

Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatorum dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu sepsis
neonatorum awitan dini (early-onset neonatal sepsis) dan sepsis neonatorum awitan lambat (late-onset
neonatal sepsis). Sepsis awitan dini (SAD) merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode
pascanatal (kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in utero.
Tatalaksana Sepsis : Antibiotik

7. Sikap professional, etik, dan profesi kedokteran


Syarat Profesi
- Memperoleh pelatihan yang ekstensif, berkompeten, intelektual, dan memberikan pelayanan
yang baik bagi masyrakat
- tervalidasi, mempunyai otonomi dalam bekerja

Dokter

- jujur
- peduli kepada pasien
- pengabdian
- berkomitmen,
- mengutamakan kepentingan pasien

Berdasarkan Kode Etik Kedokteran Indonesia Tahun 2012 pada bagian kewajiban dokter
kepada pasien terdapat dalam pasal 14 15 16 17

Pasal 16

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Penjelasan pasal :

Dokter wajib menjaga kerahasiaan yang terbit dari hubungan dokter - pasiennya karena hal itu
komponen fundamental dari keberadaan pasien. Kewajiban ini dilakukan dalam rangka melindungi
hak–hak asasi pasien sebagai individu bermartabat. Hal ini cerminan dari aliran mutlak(absolut)
dalam kewajiban simpan rahasia kedokteran. Namun dalam kehidupan supermodern saat ini terdapat
juga aliran relatif.

Pasal 17 : Pertolongan Darurat

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

Penjelasan pasal :
Pertolongan darurat yang dimaksud pada pasal di atas adalah pertolongan yang secara ilmu
kedokteran harus segera dilakukan untuk mencegah kematian, kecacatan, atau penderitaan yang berat
pada seseorang.

Seorang dokter wajib memberikan pertolongan keadaan gawat darurat atasdasar kemanusiaan ketika
keadaan memungkinkan. Walau tidak saat bertugas, seorang dokter wajib memberikan pertolongan
darurat kepadasiapapun yangsakitmendadak, kecelakaan atau keadaan bencana. Rasa yakin dokter
akan ada orang lain yang bersedia dan lebih mampu melakukan pertolongan darurat seyogyanya
dilakukan secara cermat sesuai dengan keutamaan profesi, yakni untuk menjunjung sikap dan rasa
ingin berkorban profesi untuk kepentingan pertolongan darurat termaksud.

8. Tingkat kesadaran dan skala penilaian


Penilaian derajat kesadaran secara kuantitatif yang sampai saat ini masih digunakan
adalah Glasgow Coma Scale (GCS). GCS adalah suatu skala neurologik yang dipakai untuk
menilai secara obyektif derajat kesadaran seseorang. GCS kini sangat luas digunakanoleh dokter
umum maupun para medis karena patokan/kriteria yang lebih jelas dan sistematis.
9. Kesehatan lingkungan

10. Patofisiologi demam infeksi dan non infeksi

11. Perubahan tingkat molekuler, seluler, dan organ

Anda mungkin juga menyukai