Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik
NIM: 2011061797
Kelas: B11
1.1. Orang tua yang otoriter, di mana orang tua berada dalam kekuasaan penuh dalam
mengatur anak.
1.2. Orang tua yang permisif, di mana orang tua memberi banyak kasih sayang dan
memanjakan anak, sehingga anak cenderung lebih berkuasa atas keinginannya.
1.3. Orang tua yang otoritatif, cara mendidik anak dengan gaya ini menggabungkan kedua
gaya sebelumnya. Memberikan anak aturan, namun juga memberi kasih sayang yang
banyak.
Cara mengatasinya:
1. Tunjukan kasih sayang kepada anak secara nyata, agar anak akan merasa nyaman, aman dan
terlindungi.
2. Luangkan waktu mu atau buat jadwal untuk berkumpul
3. Kontrol lah kata-kata atau momongan tanpa harus berkata kasar bervolume tinggi.
4. Menegur anak dengan cara yang tegas tanpa menyentuh fisiknya dan berilah dia pengertian.
5. Berilah anak kebebasan dalam berkereasi agar menciptakan anak yang kreatif dan mandiri.
6. Setiap anak berhak untuk membuat pilihan dengan dukungan dan sesuai dengan usia
mereka. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan membuat orang tidak mampu
memecahkan masalah.
7. hindarilah perdebatan di depan anak hal itu dapat berdampak buruk
8. Buatlah anak melakukan atau menentukan pilihannya sesuai dengan kemauannya tanpa ada
paksaan dari luar dirinya.
9. Jangan memanjakan anak secara terus-menerus hal itu mengakibatkan anak kurang mandiri.
10. Dalam sebuah keluarga yang sangat di butuhkan adalah perhatian kedua orangtua jika
dalam keluarga hanya sebagian pihak saja hal itu akan menganggu mental anak.
11. Memberikan penjelasan pada anak tentang sebuah tanggung jawab, mengajarkan untuk
memisahkan antara keperluan pribadi dan keperluan keluarga sejak dini, dirasa mampu
mendidik anak tentang kemurahan hati, rasa tanggung jawab, dan juga menumbuhkan
kemandirian.
12. Lakukan didikan sesuai keadaan anak serta karakternya.
13. Janganlah batasi kemauan anak jika itu dalam konteks yang membangun dan bersifat positif.
14. Jangan buat anak terbebani dengan hal-hal yang bukan darinya Hal itu dapa memicu stres.
15. Banyak anak yang memprioritaskan arahan orangtuanya tapi mengabaikan dirinya. Berilah
peluang bagi anak untuk mengembangkan diri dan potensinya.
Cara mengatasinya:
Hal ini bisa dilakukan dengan pembinaan-pembinaan yang dapat dilakukan oleh keluarga,
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan antara lain; (1)
Pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket, (2) Motivasi
atau dorongan untuk bertingkah laku baik, (3) Menguatkan sikap mental remaja supaya dapat
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya, (4) Memberikan pengarahan yang positif
setiap hari.
Kesalahan di Lingkungan Sekolah dalam perkembangan peserta didi
1. Tidak Ada Persiapan Ketika Mengajar Adakah diantara teman-teman pendidik yang merasa
mengajar dengan baik di kelas walaupun tanpa persiapan sama sekali? Tentu tidak. Seharusnya,
teman-teman pendidik selalu mempersiapkan segala hal sebelum mengajar, mulai dari RPP
(Rencana Persiapan Pengajaran), perangkat atau media pembelajaran., sampai bahan-bahan
evaluasi materi. Teman-teman pendidik harus selalu ingat bahwa mengajar tampa persiapan
merupakan tindakan yang dapat merugikan perkembangan siswa.
2. Mamaksa Peserta Didik Harus Bisa Memahami Materi yang Kita Ajarkan
“Saya sudah bersungguh-sungguh mengajari siswa itu, tapi ketika ulangan sudah dibagikan
hasilnya sangat mengecewakan!” “Siswa ini sudah dijelaskan berkali-kali tapi tetap saja tidak
mengerti!”Pernahkah teman-teman pendidik mengeluhkan seperti itu? Sejujurnya, penulis
pernah mengeluh seperti itu. Penulis pernah berpikir egosentris terhadap peserta didik yang
tidak paham materi yang diajarkan. Dan saat itu, rasanya jengkel sekali. Rasa kejengkelan itu
dapat berimbas kepada peserta didik lainnya lho. Target materi menjadi tidak tercapai karena
keegoisan guru untuk membuat satu atau dua peserta didik tersebut harus paham materi yang
diajarkan. Tentu ini kesalahan paling mendasar tetapi kurang disadari oleh kita.
4. Tidak Peka dengan Perilaku Peserta Didik yang Membanggakan Ketika Sedang Belajar
Dalam pembelajaran di kelas, teman-teman pendidik berhadapan dengan sejumlah peserta
didik yang semuanya ingin diperhatikan. Mereka senang jika mendapat pujian dari guru dan
merasa kecewa jika kurang diperhatikan. Betul? Namun, sayangnya kebanyakan diantara kita
sering mengabaikan perkembangan kepribadian peserta didik, serta lupa memberikan pujian
kepada mereka yang berbuat baik dan tidak membuat masalah ketika sedang belajar di kelas.
7. Tidak Sadar Memberikan Contoh Tindakan Kurang Tepat Pada Peserta Didik
Teman-teman pendidik merupakan contoh dan panutan bagi peserta didik. Tanpa disadari,
tindakan guru adalah doktrin yang melekat pada peserta didik. Perlu teman-teman pendidik
ketahui, peserta didik adalah penyontoh paling andal. Mereka mampu menyontoh gaya guru
menyampaikan materi dan bagaimana alur pikir guru dalam memahami materi.
8. Monoton dalam menyampaikan materi. Indikasinya jika ada siswa yang tertidur saat jam
pelajaran berlangsung.
9. Memberikan soal yang tidak diajarkan. Jangan membuat stress dan depresi anak-anak dengan
memberikan soal ujian yang tidak pernah mereka sentuh.
10. Kurang Mengetahui Kondisi Siswa
Mengetahui kondisi siswa juga sangat penting untuk menciptakan kelas yang kondusif. Misalkan
Anda menyampaikan materi dengan gaya dan langkah yang mana gaya dan langkah tersebut
mudah Anda pahami, tetapi belum tentu itu diaplikasikan kepada semua siswa karena setiap
siswa memiliki proses mencerna materi yang berbeda-beda. Begitu juga dengan faktor-faktor
lain yang menyebabkan kondisi siswa kurang stabill dalam belajar.
11. Mencampuradukkan Masalah Pribadi Saat Mengajar
Setiap orang pasti memiliki masalah pribadi masing-masing, tetapi jangan pernah Anda
melibatkan masalah pribadi tersebut saat dalam proses belajar mengajar. Jika tidak, ini
memungkinkan munculnya kesalahfahaman, keegoisan, atau bahkan siswa menjadi kambing
hitam atas masalah Anda.
12. Fokus Pada Pengembangan Intelektual, Mengesampingkan Pengembangan Moral
Kemajuan bangsa dan negara ada di tangan para generasi muda, tentu pendidikan moral
menjadi faktor terpenting untuk ini karena kondisi negara Indonesia saat ini sangat kritis di
mana terjadi penjajahan internal oleh para pejabat koruptor. Kesalahan guru di sini adalah
hanya fokus bagaimana siswa mampu menjadi seorang yang intelektual. Jika ini terus berlanjut,
maka guru sama saja membesarkan generasi untuk menjadi pejabat yang pintar dan
berintelektual, tetapi tidak memiliki moral.
13. Keikhlasan Dalam Mengajar
Julukan “Guru Dalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” mungkin sudah hampir punah pada zaman ini,
hanya mereka yang mengajar tanpa menerima gaji. Jika ditelusuri kembali sejarah masa lalu,
mengapa guru pada zaman dahulu bisa mencetak para cendekiawan zaman ini, padahal pada
zaman dahulu bukanlah zaman teknologi, metode dan media yang digunakan pun masih sangat
primitif ?. Tentu salah satu jawaban terbesar adalah karena ketulusan dan keikhlasan guru
dalam mendidik siswanya. Ini sangat berlawanan sekali bagi guru pada zaman sekarang yang
hanya memprioritaskan profesi dan besarnya gaji. Tentu boleh saja guru menerima gaji, tetapi
jangan karena gaji tersebut yang menjadi alasan Anda menjadi seorang guru.
Cara mengatasinya:
2. sangat perlu memberikan motivasi dan inspirasi kepada para peserta didik untuk
memperdalam pelajaran yang dikuasai dan disukai. Jika kita memaksa, kemungkinan besar
kemampuan peserta didik hanya berada di tengah-tengah tanpa keahlian pasti. Amanah kita
sebagai pendidik adalah mendidik mereka untuk menjadi seseorang yang berguna bagi
bangsa dan negara.
3. pendidik harus menjadi pembelajar yang terus menyesuaikan ilmu pengetahuan dimiliki
dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Dengan kata lain, bahwa guru harus
menjadi pembelajar sepanjang hayat. Tipsnya adalah kita bisa menyusun jadwal rutin
berapa buku yang harus dibaca dalam satu hari atau satu minggu untuk menambah
wawasan kita. Selain itu, kita juga harus sering melakukan penelitian atau menulis sebuah
artikel agar kita bisa lebih banyak mengamati dan menganalisa kejadian-kejadian di sekitar,
serta rajin mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada.
4. harus memperhatikan perilaku-perilaku peserta didik yang negatif dan mengeliminasi
perilaku-perilaku tersebut agar tidak terulang kembali. Teman-teman pendidik bisa
mencontohkan berbagai perilaku peserta negatif, misalnya melalui ceritera dan ilustrasi,
serta memberikan pujian kepada mereka karena tidak melakukan perilaku negatif tersebut.
Kita juga sebaiknya menetapkan rules yang jelas dalam proses pembelajaran. Agar suasana
kelas menjadi kondusif dan peserta didik ikut belajar untuk disiplin, komitmen, dan
bertanggung jawab terhadap proses pembejaran di kelas.
5. dapat berkunjung ke rumah peserta didik yang sedang membutuhkan perhatian terutama
kepada peserta didik yang bermasalah di sekolah, barangkali perlu diterapkan sehingga
terjalin komunikasi terbuka, dan kita bisa memahami karakteristik peserta didik tersebut.
Penulis pernah melakukan beberapa kunjungan ke rumah peserta didik, dan hasilnya adalah
sangat mengubah persepsi yang selama ini belum terpecahkan, selain itu inspirasi sangat
terbuka luas untuk mengatasi berbagai problem kependidikan di sekolah.
6. Memberikan penilaian harus dilakukan secara adil, dan benar-benar merupakan cermin dari
perilaku peserta didik. Ketidakadilan dalam proses pembelajaran akan memunculkan
persaingan yang tidak sehat pada peserta didik. Disisi lain, sebagian peserta didik mungkin
bersemangat dalam belajarnya, tetapi disisi lain pula ada peserta didik yang merasa
tersisihkan. Perhatian meyeluruh dan penuh rasa cinta pada setiap peserta didik harus
selalu ditumbuhkembangkan pada diri seorang guru untuk mengatasi ketidakadilan
tersebut.
7. Jangan pernah melakukan tindakan yang kurang tepat pada peserta didik, seperti
mengeluarkan kata keras dan kotor, menghina peserta didik di depan kelas, memerintah
pada sesuatu yang tidak dilakukan oleh kita sendiri, sering terlambat masuk ke kelas,
merokok, dan lain-lainnya. Wibawa kita sebagai seorang guru akan hilang dimata peserta
didik. Dan hal tersebut cukup menyulitkan kita ketika mengajar di dalam kelas.
8. Buatlah semenarik mungkin agar siswa betah dan tertarik untuk menyimak
9. Buatlah latihan atau soal yang sudah di ajarkan agar siswa bisa mengerjakan dengan baik
dan lancar
10. Mengetahui kondisi siswa juga sangat penting untuk menciptakan kelas yang kondusif.
11. Bersikaplah profesional dalam mengajarkan
12. Jalan kan keduanya agar menuju pendidikan yang bermoral
13. Lakukan tugas atau pekerjaan dengan hati dan ketulusan agar menghasilkan hasil yang
memuaskan.
14. Gunakan berbagai macam metode serta baca keadaan siswa
15. hendaknya memandang pembelajaran sebagai sebuah system, yang andai salah satu
komponennya terganggu, maka bakal menggangu semua system tersebut. Sebagai contoh,
guru mesti selalu menciptakan dan menyaksikan persiapan masing-masing mau melakukan
pekerjaan pembelajaran., serta merevisi cocok dengan keperluan peserta didik, dan
pertumbuhan zamannya. Harus selalu dikenang mengajar tampa persiapan adalah jalan
pintas, dan perbuatan yang berbahaya, yang bisa merugikan pertumbuhan peserta didik,
dan menakut-nakuti kenyamanan guru.