Anda di halaman 1dari 19

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi

energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada

peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot

debu. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik.

Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang

disebut sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa kutub dari

magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub tidak senama, tarik-menarik.

Maka dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada

sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan

yang tetap.

2.1.1 Jenis – jenis motor Listrik

Tipe atau jenis motor listrik yang ada saat ini beraneka ragam jenis dan

tipenya. Semua jenis motor listrik yang ada memiliki 2 bagian utama yaitu stator

dan rotor. Stator adalah bagian motor listrik yang diam dan rotor adalah bagian

motor listrik yang bergerak (berputar). Pada dasarnya motor listrik dibedakan dari

jenis sumber tegangan kerja yang digunakan. Berdasarkan sumber tegangan

kerjanya motor listrik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Motor Listrik Arus Bolak-balik (AC) adalah jenis motor listrik yang beroperasi

dengan sumber tegangan arus listrik bolak balik.

b. Motor Listrik Arus Searah (DC) adalah jenis motor listrik yang beroperasi

dengan sumber tegangan arus listrik searah.


Gambar 2.1 Klasifikasi jenis utama motor listrik

2.1.2 Cara Kerja Motor Listrik

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama. Arus listrik

dalam medan magnet akan memberikan gaya. Jika kawat yang membawa arus

dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop yaitu, pada

sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang

berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar

kumparan . Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk

memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya

dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebu kumparan medan. Dalam

memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan

beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torque sesuai

dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan

kedalam tiga kelompok:

a. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran

energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya

tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah

conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.

5
b. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang

bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel

torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai

kwadrat kecepatan).

c. Beban dengan Energi Konstan adalah beban dengan permintaan torque

yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh:

Peralatan mesin.

2.2 Pengertian Motor

Motor didefinisikan sebagai sebuah benda atau alat konversi energi,

sedangkan motor listrik dapat didefinisikan sebuah benda atau alat yang mampu

menkonversi atau mengubah energi yaitu dari energi listrik menjadi energi

mekanik yang memiliki kecepatan tertentu melalui proses elektro magnet. Motor

listrik memiliki jenis yang beragam. Dari suplay motor dibedakan menjadi dua

yaitu motor AC (alternating current) dan motor DC (direct current)

kemudian berdasarkan sumber energi listrik AC motor listrik dapat

dibedakan menjadi motor AC tiga fasa dan motor AC satu fasa Kerja motor Seri

AC sangat menyerupai motor seri DC, kecepatan menjadi tinggi dengan

berkurangnya beban. Dalam motor seri yang sangat kecil, rugi-rugi biasanya

cukup besar pada keadaan tanpa beban untuk membatasi kecepatan pada suatu

nilai tertentu. Untuk arus jangkar yang besar, kopelnya pun juga besar, sehingga

memberikan kopel awal yang baik. Karena reaktans induktif berbanding lurus

dengan frekuensi, maka karakteristik kerja motor AC seri lebih baik pada

frekuensi yang lebih rendah. Beberapa motor seri dibuat dalam ukuran yang

besar untuk melayani traksi yang besar dan dirancang untuk frekuensi yang

rendah, yakni 25 Hz atau kurang. Akan tetapi motor AC seri yang mempunyai

ukuran sepersekian daya kuda dirancang agar bekerja dengan baik pada

6
frekuensi 50 atau 60 Hz. Untuk beberapa pemakaian diinginkan penggunaan

motor seri yang dapat bekerja pada rangkaian AC maupun DC.

Dengan rancangan sedemikian rupa, motor seri dibuat agar beroperasi

dengan baik pada frekuensi 50-60 Hz atau pada tegangan DC 115 atau 220 V.

Oleh sebab itu, suatu motor seri demikian biasanya disebut motor universal.

Motor universal merupakan suatu motor seri yang mempuanyai kemampuan

untuk bekerja dengan sumber tegangan AC.ataupun DC. Hal ini disebabkan

sudut moment kaks dibuat tetap oleh kedudukan sikat dan biasanya pada nilai

optimum 90 derajat Motor universal umumnya daya kisarnya antara 10 sampai

dengan 300 Watt. Motor universal termasuk dalam motor 1 fasa karena pada

motor tersebut dimasukan teganggan satu fase. Namun dalam praktik, sering

dijumpai motor satu fase dengan lilitan 2 fase. Dikatakan demikian karena

didalam motor satu fase lilitan statornya terdiri atas 2 jenis lilitan, yaitu lilitan

pokok dan lilitan bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dibuat sedemikian rupa

sehingga arus yang mengalir pada masing-masing lilitan mempuanyai perbedaan

fasa. Dengan kata lain bahwa arus yang mengalir pada lilitan pokok dan

lilitan bantu tidak sefasa. Motor 1 fasa disebut motor fasa belah.

2.2.1 Karakteristik Motor

Motor mempunyai karakteristik seri karena berputar pada kecepatan rata-

rata bila bebannya juga rata-rata, dan apabila bebannya dikurangi maka

kecepatannya akan naik. Motor ini mempunyai sifat sifat-sifat yang sama seperti

motor DC seri. Pada pembebanan ringan motor berputar dengan cepat dan

menghasilkan kopel yang kecil. Tetapi pada keadaan pembebanan yang berat,

maka motornya berputar secara perlahan-lahan dengan torsi yang besar. Jadi,

motor mengatur kecepatannya sesuai dengan beban yang dihubungkan ke motor

tersebut.

7
Motor jenis ini banyak ditemui antara lain pada: dinamo mesin jahit rumah,

mesin bor, mixer, dan lainnya.

Gambar 2.2.1 Karakteristik kecepatan motor

Untuk motor yang sama bila dihubungkan sumber tegangan AC

umumnya didapatkan putaran lebih tinggi. Putaran motor biasanya tinggi, apalagi

dalam keadaan tanpa beban Maka dari itu, biasanya motor dihubungkan

langsung dengan beban sehingga putaran motor yang tinggi bisa berkurang

dengan pembebanan tersebut. Bila motor dihubungkan dengan sumber

tegangan AC, pada saat ½ periode positif (gambar 4a), motor berputar

berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Pada ½ periode negatif (gambar

4b), dan menurut “hokum tangan kiri” dinyatakan: apabila tangan kiri terbuka

diletakkan diantara kutub U dan S, maka garis-garis gaya yang keluar dari kutub

utara menembus telapak tangan kiri dan arus didalam kawat mengalir searah

dengan arah keempat jari, sehingga kawat tersebut akan mendapat gaya yang

arahnya sesuai dengan ibu jari.

8
Motor tetap berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam, karena

perubahan arah arus pada kumparan penguat saatnya bersamaan dengan

perubahan arah arus pada rotor. Dalam hal ini arus jangkar menjadi negatif (-Ia)

dan fluks magnet menjadi (- ). Jadi T = k (-Ia) (- ) nilainya tetap sama dengan

keadaan pertama (positif). Dengan demikian, meskipun dihubungkan dengan

sumber tegangan AC, arah putaran tidak berubah.

Bila arus bolak balik diberikan pada motor, kuat medan stator dan rotor akan

berubah-ubah dalam fasa waktu yang tepat. Keduanya akan berubah arah pada

saat yang sama, akibatnya torsi akan selalu pada arah yang sama meskipun

terjadi pembentukan sinyal magnetis dua kali frekuensi jala-jala listrik. Torsi

rata-rata akan dihasilkan, dan penampilan motor AC umumnya akan serupa

dengan motor jenis DC. Karakteristik motor AC dan DC cukup berbeda karena

dua alasan:

a. Motor dengan sumber tegangan AC, tegangan reaktans jatuh didalam

medan dan gandar kumparan menyerap sebagian tegangan yang

diberikan. oleh sebab itu, torsi dan arus lawan perputaran yang

dibangkitkan pada kumparan lebih kecil dan kecepatannya cenderung

menjadi lebih rendah dibandingkan dengan sumber tegangan DC.

b. Dengan sumber teganga AC, rangkaian magnetis menjadi cukup jenuh

pada puncak gelombang arus, dan nilai rms fluks menjadi lebih kecil

dibandingkan dngan sumber tegangan DC. Pada nilai rms yang sama, torsi

cenderung lebih kecil dan kecepatannya lebih tinggi dengan sumber

tegangan AC dibandingkan dengan sumber tegangan DC.

2.3 Pengatur Kecepatan

Pengatur kecepatan motor merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

mengatur kecepatan putar motor. Kontrol kecepatan motor yang dikembangkan

9
mampu memberikan beberapa kondisi operasi motor, masing-masing

memberikan harga maksimum yang berbeda-beda dari laju output motor.

Pengaturan kecepatan dengan cara memasang tahanan depan (rheostat

resistance) dihubungkan seri dengan motor. Tahanan dapat diatur bervariasi

pada motor yang akan memberikan tegangan masuk bervariasi pada motor.

Besar kecilnya arus dan tegangan dipengaruhi oleh hambatan (R) penghantar,

Semakin kecil hambatan (R) semakin besar arus yang mengalir dan sebaliknya.

Hal ini dapat ditunjukkan oleh persamaan hukum Ohm: = /De ngan : I = arus

(Ampere) V = tegangan (Volt) R = hambatan (Ohm) Penggunaan pengatur

kecepatan sangat berguna berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya

pada perindustrian yang setiap alat yang berputar selalu berhubungan dengan

motor. Oleh karena itu setiap hal yang berhubungan dengan karakteristik,

efisiensi, dan perilaku motor yang menguntungkan maupun merugikan perlu

dipelajari.

Faktor utama yang menentukan besarnya pembangkitan tegangan yang

melawan arus pada motor adalah kecepatan. Karena itu semua moto cenderung

menarik arus yang lebih besar selama periode pengasutan (arus awal)

dibandingkan ketika motor berputar pada kecepatan kerja (arus jalan). Sering

kecepatan motor harus diubah untuk memenuhi permintaan beban. Pada

pokoknya pengendali kecepatan motor dapat diklasifikasikan menjadi empat

bagian, yaitu:

a. Motor Kecepatan Banyak

Motor induksi dengan lilitan kecepatan banyak cocok untuk pemakaian

yang memerlukan kecepatan sampai dengan empat kecepatan yang

berbeda. Kecepatan ini dipilih dengan menghubungkan lilitan pada

konfigurasi yang berbeda dan sangat konstan pada tiap-tiap penyetelan.

Motor kecepatan banyak ada dua jenis kecepatan yang utama, yaitu: motor

10
lilitan terpisah dan motor berurutan. Sering ditemukan pada kipas ventilasi

dan pompa.

b. Pengerak Kecepatan Variabel

Penggerak kecepatan variabel digunakan untuk menyeediakan control

kecepatan dengan proses rentang. Penggerak kecepatan variabel dapat

ditunjuk dengan variasi nam, misalnya: penggerak kecepatan yang dapat

diatur, penggerak penggerak frekuensi yang dapat diatur, dan inverter

frekuensi variabel. Penggerak kecepatan variabel dengan listrik adalah

sistem listrik yang disusun dari motor, pengontrol operator (manual atau

otomatis). Alat ini mampu mengatur kecepatan maupun torsi dari motor,

pengontrol penggerak, dan pengontrol operator (manual atau otomatis).

Pengontrol penggerak adalah alat elektronik yang dapat mengontrol

kecepatan, torsi dan arah dari motor AC atau DC. Fungsi kontrol umum yang

berkaitan dengan penggerak kecepatan yang dapat diatur meliputi

1) Kecepatan yang diatur sebelumnya. Kecepatan yang diatur sebelumnya

menunjuk pada satu atau lebih kecepatan yang pas dimana penggerak

harus bekerja.

2) Kecepatan kerja. Kecepatan kerja adalah ukuran kerja plat nama pembuat

dimana motor akan membangkitkan horsepower kerja pada beban dan

tegangan kerja. Pada penggerak DC, ini biasanya titik dimana tegangan

jangkar penuh diberikan dengan penguat medan ukuran kerja. Pada sistem

AC, biasanya titik dimana 50 Hz dipakai pada motor induksi

3) Rentang kecepatan. Rentang kecepatan berkisar dari kecepatan minimum

sampai dengan kecepatan maksimum dimana motor harus bekerja dibawah

kondisi beban torsi konstan atau variabel. Rentang kecepatan 50:1 untuk

motor dengan kecepatan tertinggi 1800 rpm berarti motor harus beroperasi

11
dengan kecepatan 36 rpm, dan masih bertahan didalam spesifikasi

penghambat. Pengontrol mampu mengontrol rentang kecepatan yang lebih

lebar dibandingkan dengan motor sebab tidak ada pembatas termal (hanya

listrik).

4) Pengaturan kecepatan. Pengaturan kecepatan adalah ukuran numerik,

dalam persen, mengenai seberapa akurat kecepatan motor dapat

dipertahankan. Ini adalah persentase perubahan pada kecepatan antara

beban penuh dan tanpa beban. Kemampuan penggerak mengoperasikan

motor pada kecepatan antara beban penuh konstan.

c. Pengendali Motor Induksi Rotor Lilit

Rotor motor dikonstruksi dengan lilitan yang dibawa keluar dari motor

melalui slip ring pada poros motor. Lilitan tersebut dihubungkan pada

pengontrol yang menempatkan tahanan variabel seri dengan lilitan.

Dengan mengubah jumlah tahanan luar yang dihubungkan pada rangkaian

rotor, kecepatan motor lilit yang paling umum dengan rentang 300 hp atau

lebih.

d. Pengontrol motor DC

Teknologi penggerak DC adalah bentuk tertua dari pengaturan kecepatan

listrik. Kecepatan motor DC adalah yang paling sederhana untuk dapat

diatur dan dapat diatur pada rentang yang sangat luas. Karena kecepatan

motor DC dapat diatur dengan mengubah tegangan pada jangkar, medan

atau keduanya.

Pengatur tegangan jangkar dari motor DC menggambarkan metode

pengatur kecepatan elektronik dengan variasi tegangan jangkar. Kecepatan

motor berbanding langsung dengan tegangan yang diberikan pada jangkar. SCR

adalah elemen pengatur daya utama rangkaian. Konduksi dari SCR dikontrol

12
dengan pengaturan potensiometer referensi kecepetan, yang mengatur waktu1

ON dari SCR tiap setengah siklus positif dan juga pengatur tegangan yang

diberikan pada jangkar.

2.4 Pengertian Akumulator

Akumulator atau aki adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat

pengisian (charge) energi listrik diubah menjadi kimia dan saat pengeluaran

(discharge) energi kimia diubah menjadi energi listrik. Aki ini sama fungsinya

dengan Baterai (Marsudi,2011) Baterai terdiri dari dua jenis yaitu; baterai primer

dan baterai sekunder. Baterai primer merupakan baterai yang hanya dapat

dipergunakan sekali pemakaian saja dan tidak dapat diisi ulang. Hal ini terjadi

karena reaksi kimia material aktifnya tidak dapat dikembalikan. Sedangkan

baterai sekunder dapat diisi ulang, karena material aktifnya didalam dapat diputar

kembali. Kelebihan dari pada baterai sekunder adalah harganya lebih efisien

untuk penggunaan jangka waktu yang panjang.

Baterai terdiri dari sel-sel dimana tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V,

artinya aki mobil dan aki motor yang memiliki tegangan 12 V terdiri dari 6 sel

yang dipasang secara seri sedangkan aki yang memiliki tegangan 6 V memiliki 3

sel yang dipasang secara seri. diketahui bahwa jumlah sel baterai 12 Volt adalah

2 kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sel pada baterai 6 volt. Antara

satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat

dalam baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan

elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak

boleh ada yang bocor atau merembes). Di dalam satu sel terdapat susunan pelat

pelat yaitu beberapa pelat untuk kutub positif (antar pelat dipisahkan oleh kayu,

ebonit atau plastik, tergantung teknologi yang digunakan) dan beberapa pelat
1
Djiteng Marsudi. 2005. Pembangkit energi listrik. 41-44

13
untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat positif terbuat dari oksida timah coklat

(PbO2) sedangkan bahan aktif dari plat negatif adalah timah (Pb). Pelat-pelat

tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat (H2SO4). Saat baterai

mengeluarkan arus terjadi proses pada akumulator :

1. Oksigen (O2) pada pelat positif terlepas karena bereaksi dengan hidrogen

(H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan–lahan keduanya bereaksi

menjadi air (H20).

2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat

positif maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut.

Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis.

Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam

melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya

sangat rendah dan hampir hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis

cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm 3 dan ini mendekati berat jenis air

yang 1 kg/dm 3 .

Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar

1,285 kg/dm 3 . Dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa

diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan

menggunakan alat hidrometer.

Berikut adalah gambar akumulator (Aki) dan proses kimia saat pemakaian

pada akumulator seperti terlihat pada gambar berikut ini.

14
Gambar 2.4 Akumulator (Aki)

Gambar 2.4.1 Ilustrasi baterai dalam keadaan terisi penuh

Gambar 2.4.2. Ilustrasi baterai saat mengeluarkan arus

Gambar 2.4.3 Ilustrasi baterai dalam keadaan tak terisi

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa ion SO4 bereaksi saat

pemakaian, terlepas dari molekul H dan bergabung dengan molekul Pb, dan saat

pengisian terjadi sebaliknya, molekul SO4 terlepas dari Pb dan kembali bereaksi

dengan molekul H, dan terbentuk kembali molekul H2SO4. Proses yang terjadi

pada akumulator bisa juga diilustrasikan oleh gambar 2.13 berikut ini.

15
Gambar 2.4.4 Ion-ion pada akumulator (aki) atau baterai.

Dari gambar 2.4.4 dapat diketahui bahwa ketika terjadi proses pemakaian

akumulator (aki), baik itu pemakaian energi ataupun charging aki, terjadi

perubahan ion-ion dalam aki tersebut, saat pemakaian terjadi proses kimia yang

menghasilkan H2O, itulah sebabnya kenapa setelah pemakaian aki massa

jenisnya adalah sama dengan air (H2O) karena proses kimia aki tersebut

menghasilkan H2O, dan tidak ada lagi beda potensial antara kutub anoda dan

katodanya.

Aki yang sudah habis, massa jenisnya sama dengan air yaitu dengan

massa jenis 1 kg/dm 3 (1 kg per 1000 cm 3 atau 1 liter) dan asam sulfat memiliki

massa jenis 1,285 kg/dm 3 pada suhu 200 C. Berikut merupakan hal-hal yang

perlu diketahui tentang akumulator atau baterai, diantaranya adalah :

a. Saat Akumulator Menerima Arus Aki yang menerima arus adalah aki yang

sedang disetrum atau dicas dengan cara dialirkan listrik tegangan searah

(DC), dimana kutub positif Aki dihubungkan dengan arus listrik positif dan

kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang

dialiri adalah sama dengan tegangan total yang dimiliki aki, artinya aki 12V

dialiri tegangan 12 V DC, dan jika tegangan aki atau baterainya 5 V maka

harus dialiri tegangan 5 V DC juga, dan dua aki 12 V yang dihubungkan

16
secara seri sebanyak 2 unit maka harus dialiri tegangan 24 V DC (aki yang

duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-masing

tegangan baterai (Voltase1 + Voltase2 = Voltase total).

Proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :

1. Oksigen (O2) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi dengan timah (Pb)

pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah

colat (PbO2).

2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun

negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di

dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4)

sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah

menjadi sekitar 1,285 (pada saat aki terisi penuh).

b. Cairan Elektrolit

Pelat-pelat aki harus selalu terendam cairan elektrolit, tinggi cairan elektrolit

sesuai dengan standar dan takaran dari pabrik produsen aki. Setiap aki

sudah diberikan takaran berapa banyak minimum dan maksimum jumlah

dari cairan elektrolit pada aki tersebut jadi kita bisa mengontrol keadaan

larutan elektrolt aki. Oleh karena itu kita harus memeriksa tinggi cairan

elektrolit dalam aki setidaknya 1 bulan sekali karena senyawa dari cairan

elektrolit bisa menguap terutama akibat panas yang terjadi pada proses

pengisian (charging). Jika cairan terlalu tinggi, hal ini akan memberikan

dampak buruk karena cairan elektrolit bisa tumpah melalui lubang-lubang

sel (misalnya pada saat terjadi pengisian) dan dapat merusak benda-benda

yang ada disekitar aki akibat korosi, misalnya sepatu kabel, penyangga

atau dudukan baterai, dan bisa menyebabkan korosi, selain itu proses

pendinginan dari panasnya cairan elektrolit aki oleh udara yang ada dalam

sel tidak efisien akibat kurangnya udara yang terdapat di dalam sel, dan

17
juga asam sulfat akan berkurang karena tumpah keluar. Bila asam sulfat

berkurang dari volume yang seharusnya maka kapasitas baterai tidak akan

maksimal karena proses kimia yang terjadi tidak dalam keadaan optimal

sehingga tenaga atau kapasitas yang bisa diberikan oleh aki akan

berkurang, yang sebelumnya bisa menyuplai 7 Ampere dalam satu jam

menjadi kurang dari 7 Ampere dalam satu jam, yang sebelumnya bisa

memberikan pasokan tenaga hingga 1 jam kini kurang dari 1 jam isi atau

tenaga aki sudah habis.

c. Kapasitas Aki

Kapasitas baterai merupakan kemampuan baterai menyimpan daya listrik

atau besarnya energi yang dapat disimpan dan dikeluarkan oleh baterai.

Besarnya kapasitas, tergantung dari banyaknya bahan aktif pada plat

positif maupun plat negatif yang bereaksi, dipengaruhi oleh jumlah plat tiap-

tiap sel, ukuran, dan tebal plat, kualitas elektrolit serta umur baterai.

Kapasitas energi suatu baterai dinyatakan dalam ampere jam (Ah),

misalkan kapasitas baterai 100 Ah 12 volt artinya secara ideal arus yang

dapat dikeluarkan sebesar 5 ampere selama 20 jam pemakaian.

Besar kecilnya tegangan baterai ditentukan oleh besar / banyak sedikitnya

sel baterai yang ada di dalamnya. Sekalipun demikian, arus hanya akan

mengalir bila ada konduktor dan beban yang dihubungkan ke baterai.

Kapasitas baterai juga menunjukan kemampuan baterai untuk

mengeluarkan arus (discharging) selama waktu tertentu, dinyatakan dalam

Ah (Ampere – hour). Berarti sebuah baterai dapat memberikan arus yang

kecil untuk waktu yang lama atau arus yang besar untuk waktu yang

pendek. Pada saat baterai diisi (charging), terjadilah penimbunan muatan

listrik. Jumlah maksimum muatan listrik yang dapat ditampung oleh baterai

disebut kapasitas baterai dan dinyatakan dalam ampere jam (Ampere -

18
hour), muatan inilah yang akan dikeluarkan untuk menyuplai beban ke

pelanggan. Kapasitas baterai dapat dinyatakan dengan persamaan

dibawah ini :

Ah = Kuat Arus (ampere) x waktu (hours) Dimana : Ah = kapasitas baterai aki

I = kuat arus (ampere)

t = waktu (jam/sekon)

d. Jumlah Bahan Aktif

Makin besar ukuran pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka

makin besar kapasitasnya, makin banyak pelat yang bersentuhan dengan

cairan elektrolit maka makin besar kapasitasnya. Jadi untuk mendapatkan

kapasitas yang besar maka luas pelat dan banyaknya pelat haruslah

ditingkatkan, dengan catatan bahwa pelat haruslah terendam oleh cairan

elektrolit.

e. Temperatur

Makin rendah suhu (makin dingin) maka makin kecil kapasitas baterai saat

digunakan karena proses reaksi kimia akan semakin lambat terjadi pada

saat suhu semakin rendah. Kapasitas baterai lebih baik diukur pada suhu

kamar atau suhu ruangan, yaitu suhu yang berkisar antara 200 - 250 C.

2.5 Charger Akumulator (Aki)

Charger Akumulator adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengisi

akumulator dengan tegangan konstan hingga mencapai tegangan yang

ditentukan. Bila level tegangan yang ditentukan itu telah tercapai, maka arus

pengisian akan turun secara otomatis sesuai dengan settingan dan menahan

arus pengisian hingga menjadi lebih lambat sehingga indikator menyala

menandakan akumulator telah terisi penuh. Rangkaian charger akumulator

terdapat rangkaian regulator dan rangkaian comparator. Rangkaian regulator

19
berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran agar tetap konstan, sedangkan

rangkaian comparator berfungsi untuk menurunkan arus pengisian secara

otomatis pada akumulator pada saat tegangan pada akumulator penuh dan

menahan arus pengisian hingga menjadi lebih lambat sehingga menyebabkan

indikator aktif menandakan akumulator telah terisi penuh. Berikut ini cara-cara

pengisian baterai / aki :

a. Pengisian awal ( Initial Charge )

Pengisian ini dimaksud untuk pembentukan sel baterai, cara ini hanya

dilakukan pada singel sel atau baterai stationer dan hanya dilakukan sekali

saja.

b. Pengisian kembali ( Recharging )

Recharging dilakukan secara otomatis setelah baterai mengalami

pengosongan. Lamanya pengisian kembali disensor oleh rectifier sehingga

apabila baterai sudah penuh maka dilanjutkan dengan pengisian trickle.

c. Pengisian equalizing / penyesuaian

pengisian penyesuaian / equalizing dimaksudkan untuk mendapatkan

kapasitas penuh pada setiap sel seimbang dengan kata lain memulihkan

kapasitas baterai. Pengisian ini juga dilakukan pada saat baterai di isi

penambahan aquadest.

d. Pengisian perbaikan / treatment

pengisian perbaikan / treatment dimaksudkan untuk memulihkan kapasitas

baterai yang berada di bawah standart setelah baterai dilakukan perbaikan

hasilnya belum dapat di capai maka dapat dilakukan beberapa kali.

e. Pengisian khusus / Boost charge

pengisian khusus / boost charge dimaksudkan untuk memulihkan baterai

secara cepat setelah adanya pengosongan yang banyak,misalnya pada

sistem operasi charge dan disharge yang belum mendapat satu PLN.

20
f. Pengisian kompensasi floating / trickle charge

pengisian kompensasi dimaksudkan untuk menjaga kapasita baterai selalu

dalam kondisi penuh akibat adanya pengosongan diri ( self discharge )

yang besarnya 1% dari kapasitas baterai.

Gambar 2.5 Charger Akumulator (Aki)

2.6 Saklar ( Switch )

Saklar adalah suatu alat dua sambungan dan bisa memiliki dua keadaan,

yaitu keadaan on dan keadaan off. Keadaan off ( tutup ) merupakan suatu

keadaan dimana tidak ada arus yang listrik yang mengalir. Keadaan on ( buka )

merupakan satu keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau

dengan kata lain ( secara ideal ) tidak ada resistivitas listrik dan besaran voltase

pada saklar sama dengan nol.

21
Gambar 2.6 Saklar (Switch)

2.6.1 Fungsi Saklar

Saklar dapat memutus arus atau menyambung arus listrik atau komponen

elektronika yang dapat digunakan untuk memindahkan aliran arus listrikdari satu

konduktor ke konduktor lainya. Didunia elektronika, saklar (switch) berfungsi

sebagai pemutus dan penghubung arus listrik.

22

Anda mungkin juga menyukai