Anda di halaman 1dari 17

SGD 1 LBM 3 MODUL PERILAKU DAN JIWA

1. Dwi Fikha Apriliyanti (30101700052) : KETUA


2. Nia Allisa Mualimah (30101700128) : SCRIBER
3. Nadya Fitrianisa (30101700123)
4. Putri Jihan Khairunisa (30101700142)
5. Bianca Larasati (30101700042)
6. Yodha Bakti Rakha Astagina (30101700178)
7. Andhika Bagus Sugana (30101700021)
8. Intan Tsaqif Farah Fortuna (30101700077)
9. Muhammad Ikhwan Hanif (30101700113) : Izin Delegasi BASARNAS

STEP 1

1. Hiperaktivitas otonom?
 keadaan dimana terjadi reaksi otonom yang berlebihan dengan naiknya tonus simpatis.
Biasanya gejala meliputi berdebar-debar, berkeringat, pusing
2. Gejala Psikis?
 meliputi kecemasan, ketegangan, bingung, marah, sensitif, memendam perasaan,
komunikasi tidak efektif, mengurung diri, depresi, merasa terasing dan mengasingkan diri,
kebosanan, ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual, kehilangan
daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreativitas, kehilangan semangat hidup,
menurunnya harga diri dan rasa percaya diri
3. Ketegangan Motorik?
 ketegangan yang terjadi pada perilaku gerakan pada tubuh manusia. Contoh ketegangan
Motorik : kedutan otot atau rasa gemetar, Otot tegang/kaku/ pegal linu, Tidak bisa diam,
Mudah lelah
STEP 2

1. Mengapa pasien berdebar-debar, sesak napas, ketegangan motoric, dan keringat dingin?

 Teori psikologis
- Teori psikoanalitik
Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego
untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri. misal dengan
menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan
psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu
pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konvensi,
regresi, ini menimbulkan gejala.
- Teori perilaku
teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan
terhadap stimuli lingkungan spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki
respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya
(MPJidentitas).
- Teori eksistensial
Konsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan
yang menonjol di dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan
tentang kenyataan kehilangan/ kematian seseorang yang tidak dapat dihindari.
Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut.
 Teori biologis
- System saraf otonom
Stimulasi Sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu  kardiovaskuler,
gastrointestinal, dan pernapasan. Manifestasi kecemasan perifer tersebut tidak khusus
terhadap kecemasan maupun tidak selalu berhubungan dengan pengalaman
kecemasan subyektif.
- Neurotransmitter

o Norepinephrine
Gejala kronis yang ditunjukan oleh pasien dengan gangguan cemas berupa serangan
panik,insomnia, terkejut, dan autonomic hyperarousal, merupakan karakteristik dari
peningkatan fungsi noradrenergik. Teori umum dari keterlibatan norepinephrine pada
gangguan cemas, adalah pasien tersebut memiliki kemampuan regulasi sistem
noradrenergik yang buruk terkait dengan peningkatan aktivitas yang mendadak. Sel-sel
dari sistem noradrenergik terlokalisasi secara primer pada locus ceruleus pada rostral
pons, dan memiliki akson yang menjurus pada korteks serebri, sistem limbik, medula
oblongata, dan medula spinalis. Percobaan pada primata menunjukan bila diberi stimulus
pada daerah tersebut menimbulkan rasa takut dan bila dilakukan inhibisi, primata tersebut
tidak menunjukan adanya rasa takut. Studi pada manusia, didapatkan pasien dengan
gangguan serangan panik, bila diberikan agonis reseptor β-adrenergik ( Isoproterenol )
dan antagonis reseptor α-2 adrenergik dapat mencetuskan serangan panik secara lebih
sering dan lebih berat. Kebalikannya, clonidine, agonis reseptor α-2 menunjukan
pengurangan gejala cemas.

- Serotonin
Ditemukannya banyak reseptor serotonin telah mencetuskan pencarian peran serotonin
dalam gangguan cemas. Berbagai stress dapat menimbulkan peningkatan 5-
hydroxytryptamine pada prefrontal korteks, nukleus accumbens, amygdala, dan
hipotalamus lateral. Penelitian tersebut juga dilakukan berdasarkan penggunaan obat-
obatan serotonergik seperti clomipramine pada gangguan obsesif kompulsif. Efektivitas
pada penggunaan obat buspirone juga menunjukkan kemungkinan relasi antara serotonin
dan rasa cemas. Sel-sel tubuh yang memiliki reseptor serotonergik ditemukan dominan
pada raphe nuclei pada rostral brainstem dan menuju pada korteks serebri, sistem limbik,
dan hipotalamus.

- GABA
Peran GABA pada gangguan cemas sangat terlihat dari efektivitas obat-obatan
benzodiazepine, yang meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABA tipe A.
Walaupun benzodiazepine potensi rendah paling efektif terhadap gejala gangguan cemas
menyeluruh, benzodiazepine potensi tinggi seperti alprazolam dan clonazepam
ditemukan efektif pada terapi gangguan serangan panik

- Pencitraan otak
Contoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital,
temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus.
- Penelitian genetic
Penelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan
panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J. 2010. Retardasi Mental dalam Sinopsis Psikiatri. Tangerang :
Binarupa Aksara

2. Apakah yang dimaksud dengan cemas dan sebutkan gejalanya?


Kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan
bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid,dkk 2005). Banyak hal yang harus
dicemaskan, misalnya kesehatan, relasi sosial, ujian, karir, kondisi lingkungan dan sebagaianya.
Adalah normal, bahkan adaptif, untuk sedikit cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut.
Kecemasan bermanfaat bila hal tersebut mendorong untuk melakukan pemeriksaan medis
secara reguler atau memotivasi untuk belajar menjelang ujian. Kecemasan adalah respon yang
tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak
sesuai dengan proporsi ancaman, atau sepertinya datang tanpa ada penyebabnya – yaitu bila
bukan merupakan respon terhadap perubahan lingkungan (Nevid, dkk 2005). Gangguan
kecemasan diklasifikasikan sebagai neurosis hampir sepanjang abad ke-19. Istilah neurosis
diambil dari akar kata yang berarti „suatu kondisi abnormal atau sakit dari sistem saraf‟ dan
ditemukan oleh Cullen (Nevid, dkk, 2005) pada abad ke-18. Neurosis dilihat sebagai suatu
penyakit pada sistem saraf. Kemudian berganti dengan pengertian dari Freud pada abad ke-20.
Freud mengatakan bahwa tingkah laku neurotik terjadi karena adanya ancaman bahwa ide-ide
pembangkit kecemasan yang tidak dapat diterima akan muncul ke dalam alam sadar. Semua
gangguan ini mencerminkan usaha ego untuk mempertahankan dirinya sendiri melawan
kecemasan. Saat ini beberapa klini mengelompokkan masalah tingkah laku yang lebih ringan di
mana orang-orang yang dikelompokkan di neurosis relatif masih mempunyai kontak yang baik
dengan realitas sedangkan psikosis mempunyai ciri kehilangan kontak dengan realitas.
Kaplan, Sadock dan dan Grebb (dalam Fausiah & Widury, 2007) menyatakan bahwa
kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang
normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Pada kadar yang rendah,
kecemasan membantu individu untuk bersiaga mengambil langkah-langkah mencegah bahaya
dan atau untuk memperkecil dampak bahaya tersebut. Kecemasan sampai pada taraf tertentu
dapat mendorong meningkatnya performa dan produktifitas. Misalnya cemas mendapat nilai
yang buruk, membuat seorang siswa belajar keras dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
Kecemasan seperti ini disebut facilitating anxiety. Namun apabila kecemasan sangat tinggi,
justru akan sangat mengganggu. Misalnya kecemasan berlebihan saat akan ujian, justru akan
membuat blocking dan tidak bisa menjawab pertanyaan. Hal ini disebut sebagai debilitating
anxiety.

Ciri-ciri Kecemasan
Berikut ini dijelaskan ciri-ciri kecemasan (Nevid, dkk 2005):
2.1 Ciri – ciri fisik kecemasan
a. Kegelisahan, kegugupan
b. Tangan atau anggota tubuh bergetar
c. Banyak berkeringat
d. Telapak tangan berkeringat
e. Pening
f. Mulut atau kerongkongan terasa kering
g. Sulit berbicara
h. Sulit bernapas
i. Bernapas pendek
j. Jantung berdebar keras atau berdetak kencang
k. Suara yang bergetar
l. Jari-jari atau anggota tubuh menjadi dingin
m.Leher atau punggung terasa kaku
n. Sensasi seperti tercekik atau tertahan
o. Sakit perut atau mual
p. Sering buang air kecil
q. Wajah terasa memerah
r. Diare
2.2 Ciri – ciri Behavioral (perilaku) kecemasan
a. Perilaku menghindar
b. Perilaku melekat dan dependen
c. Perilaku terguncang
2.3 Ciri – ciri Kognitif dari kecemasan
a. Khawatir tentang sesuatu
b. Perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu
yang terjadi di masa depan
c. Keyakinan bahwa sesuatu yang buruk atau mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada
penjelasan yang jelas
d. Terpaku pada sensasi tubuh
e. Sangat sensitif terhadap sensasi tubuh
f. Merasa terancam oleh orang atau peristiwa
g. Ketakutan akan kehilangan kontrol
h. Ketakutan akan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah
i. Berpikir bahwa dunia akan runtuh
j. Berpikir bahwa semuanya sudah tidak bisa dikendalikan
k. Berpikir bahwa semuanya sangat membingungkan tanpa bisa diatasi
l. Khawatir terhadap hal sepele
m. Berpikir tentang hal yang mengganggu yang sama secara berulangulang
n. Pikiran terasa campur aduk
o. Tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran negatif
p. Berpikir akan segera mati
q. Khawatir akan ditinggalkan sendiri
r. Sulit berkonsentrasi atau memusatkan perhatian

3. Apa saja tingkatan cemas?


- Cemas RIngan
o Gangguannya menyebabkan penderita menjadi waspada, pandangan tetap luas
terhadap aktivitas sehari-hari
- Cemas Sedang
o Gangguannya menyebabkan penderita mengurangi lapang pandangnya, lebih
memprioritaskan hal2 yang penting
- Cemas Berat
o Gangguannya mempersempit pandangan penderita lebih kecil lagi, sehingga lebih
mementingkan hal yang mendetail dan mengabaikan hal yang lain. Semua kegiatan
ditujukkan untuk mengurangi kecemasannya. Tapi penderita masih bisa bekerja
dibawah pengawasan
- Panik
o Penderita sudah bekerja diluar kendali, sehingga tidak bisa bekerja sesuai arahan.
Terjadi peningkatan aktivitas motoric dan penurunan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain secara efektif.
4. Apa saja factor resiko dari gangguan cemas?
Gangguan ansietas pada dasarnya mempunyai penyebab multifaktorial
diri sendiri, faktor biologis, faktor sosial, psikologis, penyalahgunaan/pemakaian
tertentu secara berlebihan, maupun gejala yang timbul dari suatu peny
lain(Fracchione, 2004).
Faktor biologis ansietas merupakan akibat dari reaksi syaraf oton
yang berlebihan, sebagai contoh PMS atau Pre Menstrual Syndrome
dapat terjadi gangguan fisik ternyata PMS juga dapat memunculkan ansietas, ber
gangguan mental seperti mudah tersinggung dan sensitif. Sedangkan dari as
psikoanalisis, ansietas dapat terjadi akibat impuls-impuls bawah sadar (seks, ag
dan ancaman) yang masuk ke alam sadar, atau mekanisme pertahanan jiwa y
tidak sepenuhnya berhasil, dapat menimbulkan ansietas yakni reaksi fobia.
Ansietas juga timbul sebagai efek sekunder dari suatu penyakit, misa
pasien yang menderita penyakit kanker ternyata juga sering menderita gangg
psikis seperti depresi, ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan pasien a
penyakit yang dideritanya atau pun kesakitan fisik yang dialaminya dari s
penyakit itulah yang menjadi penyebab timbulnya ansietas.
Dari pendekatan sosial, ansietas dapat disebabkan karena frustasi
tekanan, krisis, ketakutan yang terus menerus yang disebabkan oleh kesusa
dan kegagalan yang bertubi-tubi, adanya kecenderungan -kecenderungan harga
yang terhalang, repressi terhadap macam-macam masalah emosional, akan te
tidak bisa berlangsung secara sempurna(incomplete repress), atau dorong
dorongan seksual yang tidak mendapat kepuasan dan terhambat, sehin
mengakibatkan banyak konflik batin(Cameroon, 2004)
Ansietas juga timbul sebagai efek sekunder dari suatu penyakit,
pasien yang menderita penyakit kanker ternyata juga sering menderita gangg
psikis seperti depresi, ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan pasien a
penyakit yang dideritanya atau pun kesakitan fisik yang dialaminya dari s
penyakit itulah yang menjadi penyebab timbulnya ansietas, misal saat sek
mendekati kematian atau mengalami penderitaan akibat suatu penyakit.
Penyalahgunaan atau penggunaan obat/zat tertentu yang berlebi
juga merupakan salah satu penyebab utama ansietas. Seperti alkoholis
intoksikasi kafein, hipertiroidisme, dan feokromositoma harus disingkirkan da
mengatasi gejala ansietas ini(Brust, 2007). Karena sebagian besar orang akan be
ke hal-hal tadi untuk menghadapi ansietas yang timbul pada dirinya. Beberapa
yang dapat menyebabkan ansietas anatara lain :
-Anticonvulsants(Carbamazepine, ethosuximide)
-Antihistamines
-Antimicrobials(Cephalosporins, ofloxacin, aciclovir, isoniazid)
-Bronchodilators(Theophyllines)
-Digitalis(pada level toksik)
-Oestrogen
-Levodopa
-Corticosteroids
-Thyroxine
-Non-steroidal anti-inflammatory drugs(Indomethacin)
-Thyroxine
Memang mungkin dalam penggunaan beberapa obat-obatan lain terkad
5. Sebutkan macam macam gangguan cemas!
F40–F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG
BERKAITAN DENGAN STRES

F40 Gangguan Anxieta Fobik


F40.0 Agorafobia
.00 Tanpa gangguan panik
.01 Dengan gangguan panik
F40.1 Fobia sosial
F40.2 Fobia khas (terisolasi)
F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya
F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT

F41 Gangguan Anxietas Lainnya


F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)
F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
F41.9 Gangguan anxietas YTT

F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif


F42.0 Predominan pikiran obsesional atau pengulangan
F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsesional ritual)
F42.2 Campuran tindakan dan pikiran obsesional
F42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnya
F42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT

F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian (F43.0-F43.9)


F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-F44.9)
F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)
F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-F48.9)

Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-V.

Cetakan 2 – Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta:

PT Nuh Jaya.

JENIS-JENIS KECEMASAN (ANXIETY)

Menurut Spilberger (dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra, 2012: 53) menjelaskan
kecemasan dalam dua bentuk, yaitu.

1. Trait anxiety
Trait anxiety, yaitu adanya rasa khawatir dan terancam yang menghinggapi diri seseorang
terhadap kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya. Kecemasan ini disebabkan oleh
kepribadian individu yang memang memiliki potensi cemas dibandingkan dengan
individu yang lainnya.

2. State anxiety
State anxiety, merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara pada diri individu
dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan secara sadar serta bersifat
subjektif.

Sedangkan menurut Freud (dalam Feist & Feist, 2012: 38) membedakan kecemasan dalam tiga
jenis, yaitu.

1. Kecemasan neurosis
Kecemasan neurosis adalah rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui. Perasaan itu
berada pada ego, tetapi muncul dari dorongan id. Kecemasan neurosis bukanlah
ketakutan terhadap insting-insting itu sendiri, namun ketakutan terhadap hukuman yang
mungkin terjadi jika suatu insting dipuaskan.
2. Kecemasan moral
Kecemasan ini berakar dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan ini dapat
muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa yang mereka yakini benar
secara moral. Kecemasan moral merupakan rasa takut terhadap suara hati. Kecemasan
moral juga memiliki dasar dalam realitas, di masa lampau sang pribadi pernah mendapat
hukuman karena melanggar norma moral dan dapat dihukum kembali.
3. Kecemasan realistik
Kecemasan realistik merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik
yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri. Kecemasan realistik merupakan rasa
takut akan adanya bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia luar.

Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra. (2012). Manajemen Emosi: Sebuah panduan
cerdas bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup Anda. Jakarta: Bumi Aksara.

6. Apa perbedaan obsesif kompulsif, cemas normal, dan cemas patologis?

Kecemasan mirip dengan rasa takut tapi dengan fokus kurang spesifik, sedangkan
ketakutan biasanya respon terhadap beberapa ancaman langsung, sedangkan kecemasan
ditandai oleh kekhawatiran tentang bahaya tidak terduga yang terletak di masa depan.
Kecemasan merupakan keadaan emosional negatif yang ditandai dengan adanya firasat
dan somatik ketegangan, seperti hati berdetak kencang, berkeringat, kesulitan bernapas.

Idrus, M. F. (no date) ‘Gangguan Anxietas Menyeluruh ( GAM )’.


Saleh, U. (2019) ‘ANXIETY DISORDER (Memahami gangguan kecemasan: jenis-jenis,
gejala, perspektif teoritis dan Penanganan)’, pp. 1–58.
7. Apa perbedaan phobia, takut, panic, obsesif kompulsif dan cemas?
8. Apa yang dimaksud dengan gangguan cemas menyeluruh?

Definisi
Salah satu tipe spesifik yang diakui oleh PPDGJ III dan DSM-V sebagai salah satu gangguan
kecemasan adalah gangguan kecemasan menyeluruh atau generalized anxiety disorder. GAD
(generalized anxiety disorder) yaitu suatu gangguan kecemasan yang ditandai dengan perasaan
cemas yang umum dan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi dan keadaan peningkatan
keterangsangan tubuh. GAD ditandai dengan kecemasan yang persisten yang tidak dipicu oleh
suatu objek, situasi atau aktivitas yang spesifik, tetapi lebih merupakan apa yang disebut Freud
dengan “mengambang bebas” (free floating). GAD merupakan suatu gangguan yang stabil,
muncul pada pertengahan remaja sampai pertengahan umur dua puluhan tahun dan kemudian
berlangsung sepanjang hidup (Rapee dalam Nevid, dkk, 2005).

Kriteria Diagnosis
Pedoman diagnostik untuk gangguan kecemasan menyeluruh menurut PPDGJ-III (F41.1)
(Maslim, 2013)
• Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap
hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol
pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang).
• Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi,
dsb).
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai).
c) Over-aktivitas otonomi (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance)
serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.
• Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama haltersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi (F32), gankap dari episode depresi (F32),
gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panik (F41.0), gangguan obsesif-kompulsif (F42).

9. Apa yang dimaksud dengan phobia?


4.1. Pengertian
Kata fobia berasal dari bahasa Yunani phobos, berarti takut. Takut adalah perasaan cemas dan
agitasi sebagai respon terhadap ancaman.
Gangguan phobia adalah rasa takut yang persisten terhadap objek atau situasi yang tidak
sebanding dengan ancamannya. Orang dengan gangguan phobia tidak kehilangan kontak
dengan realitas, mereka biasanya tahu bahwa ketakutan mereka itu berlebihan dan tidak pada
tempatnya (Nevid, dkk, 2005). Orang dengan phobia mengalami ketakutan untuk hal-hal yang
biasa yang untuk orang lain sudah tidak difikirkan lagi, seperti naik elevator atau naik mobil di
jalan raya. Fobia terdiri dari tiga tipe, yaitu fobia spesifik, fobia sosial dan agoraphobia (Nevid,
dkk, 2005) Fobia spesifik adalah ketakutan yang beralasan dan disebabkan oleh kehadiran atau
antisipasi suatu objek atau situasi spesifik (Nevid, dkk 2005)

Fobia sosial adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya berkaitan dengan
keberadaan orang lain. Individu yang menderita fobia sosial biasanya mencoba menghindari
situasi yang membuatnya mungkin dinilai dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau
berperilaku secara memalukan (Nevid, dkk, 2005). Fobia sosial dapat bersifat umum atau
khusus, tergantung rentang situasi yang ditakuti dan dihindari. Orang-orang dengan tipe umum
mengalami fobia ini pada usia yang lebih awal, lebih banyak komorbiditas dengan berbagai
gangguan lain, seperti depresi dan kecanduan alkohol, dan hendaya (gangguan) yang lebih
parah. Gangguan ansietas sosial cenderung menjadi lebih kronis jika penanganannya tidak
berhasil. Fobia sosial umumnya bermula pada masa remaja dan menghambat pembentukan
hubungan persahabatan dengan teman-teman sebaya.

Agoraphobia berasal dari bahasa Yunani yang berarti takut kepada pasar, yang sugestif untuk
ketakutan berada ditempat-tempat terbuka dan ramai (Nevid, dkk, 2005). Agoraphobia
melibatkan ketakutan terhadap tempat tempat atau situasi yang memberi kesulitan atau
membuat malu seseorang untuk kabur dari situ bila terjadi simptom simptom panik atau
serangan panik yang parah atau ketakutan kepada situasi dimana bantuan tidak bisa didapatkan
bila problem terjadi. Agoraphobia dapat terjadi bersamaan atau tidak bersamaan dengan
gangguan panik yang menyertai. Pada gangguan panik dengan agoraphobia, orang hidup dengan
ketakutan terjadinya serangan yang berulang dan menghindari tempat-tempat umum. Orang
orang dengan agoraphobia yang tidak punya gangguan panik dapat mengalami sedikit simptom
panik seperti pusing yang menghalangi mereka untuk keluar dari tempat mereka.

10. Apa yang dimaksud dengan obsesif kompulsif?

Definisi
3.1. Obsesif adalah pikiran, ide, atau dorongan yang intrusive dan berulang yang berada di luar
kemampuan seseorang untuk mengendalikannya. Obsesi dapat menjadi sangat kuat dan
persisten sehingga dapat menganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan distress serta
kecemasan yang signifikan. Misalnya orang yang selalu bertanya tanpa berekesudahan
apakah pintu sudah dikunci atau tidak. Seseorang mungkin terobsesi dengan impuls untuk
menyakiti pasangannya. Seseorang dapat mempunyai berbagai macam gambaran mental
seperti fantasi berulang dari seseorang dari ibu muda bahwa anak-anaknya dilindas mobil
dalam perjalanan pulang kerumah. Contoh pola pikiran obsesif yaitu berpikir bahwa
tangannya tetap kotor walaupun dicuci berkali-kali, kesulitan untuk menghilangkaj pikiran
bahwa seseorang dicintai telah terbunuh, berpikir berulang-ulang bahwa pintu rumah
ditinggalkan terbuka tanpa dikunci dll. Secara klinis, obsesi yang paling banyak terjadi
berkaitan dengan ketakutan akan kontaminasi, ketakutan mengekspresikan impuls seksual
atau agresif, dan ketakutan hipokondrial akan disfungsi tubuh (Jenike, Baer, & Minichiello,
1986 dalam Nevid, dkk 2005). Obsesi juga dapat berupa keragu-raguan ekstrem,
prokrastinasi, dan ketidaktegasan.
3.2. Kompulsif adalah suatu tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan atau memeriksa
kunci) atau tindakan mentalritualistik (seperti berdoa atau mengulang kata tertentu) yang
dirasakan oleh seseorang sebagai suatu keharusan atau dorongan yang harus dilakukan
(APA, 2000 dalam Nevid, 2005)). Kompulsif terjadi sebagai jawaban terhadap pikiran obsesif
dan muncul dengan cukup sering serta kuat sehingga menganggu kehidupan sehari-hari
atau menyebabkan distress yang signifikan. Contoh pola perilaku kompulsif yaitu mengecek
kembali pekerjaan secara berulang-ulang, terus menerus mencuci tangan supaya bersih,
mengecek kembali berulangulang saluran gas sebelum meninggalkan rumah.

11. Bagaimana tatalaksana terapi dari gangguan kecemasan?


a. Penanganan Biologis
Penaganan biologis diberikan obat-obat antipanik. Beberapa obatan tersebut
menunjukkan keberhasilan sebagai penanganan biologi bagi penderita gangguan panic.
Obat-obatan tersebut mencakup antidpresan (seperti Selective Serotonin Re-uptake
(SSRI), Serotonin and Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRI), Trisiklik,
Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs), dan Noradrenaline andSpesifik Serotonergic
Antidepressants (NASSAs) dan benzodiazepine (seperti Alprazolam atau Xanax).
Pada sisi negatif pemberian obat-obatan dihentikan karena adanya efek samping seperti
rasa gugup, berat badan bertambah, serta denyut jantung dan tekanan darah yang
meningkat. Pada pemakaian benzodiazepine mmeberikan efek kecanduan dan
menghasilkan samping kognitif dan motorik, seperti berkurangnya ingatan dan sulit
dalam mengemudi. Walaupun hasilnya yang efektif, penanganan dengan obat-obatan
harus terus dilakukan dalam waktu yang tidak terbatas karena sintom-sintom selalu
muncul apapbila dihentikan
b. Penanganan Psikologis
Penangan biologis dengan pemberian pemaparan pada terapi dapat berguna dalam
gangguan panik dengan agoraphobia. Beberapa studi menemukan bahwa efek pemaparan
meningkat saat pasien di dorong untuk rileks, namun tidak adanya manfaat tambahan dari
relaksasi. Penanganan psikologis terhadap gangguan panik telah berubah seiring
berjalannya waktu. Barlow dan rekan-rekannya

mengembangkan terapi pengendalian kepanikan (PCT-Panic Control Therapy) yang


memiliki tiga komponen, yaitu:
1) Training relaksasi.
2) Kombinasi intervensi behavioral kognitif dari Ellis dan Beck.
3) Pemaparan dengan tanda-tanda internal yang memicu kepanikan.

Davison, G.C., Neale J.M., &Kring A.M. (2004). Psikologi Abnormal Edisi ke-9. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
STEP 3

1. Mengapa pasien berdebar-debar, sesak napas, ketegangan motoric, dan keringat dingin?
 cemas merupakan stressor psikologis atau emosional, normal nya kita sebagai orang biasa
juga akan mnegalami keadaan cemas. dimana stressor psikologis atau emosional (rasa
cemas, ketakutan, kesedihan) --> ketika stressor dikenali --> timbul respons saraf dan
hormon yang melakukan tindakan-tindakan defensif untuk menghadapi keadaan darurat
Respons saraf utama terhadap rangsangan stres adalah pengaktifan sistem saraf simpatis
generalisata --> Sistem simpatis mendorong respons-respons yang mempersiapkan tubuh
untuk aktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau penuh stres, misalnya ancaman fisik
dari luar. Respons ini biasanya disebut sebagai respons "fight or flight" (beberapa ahli
fisiologi juga memasukkan ketakutan) karena sistem simpatis menyiapkan tubuh untuk
melawan atau lari dari (dan ditakuti oleh) ancaman. akibat dari adanya peningkatan aktivitas
sistem saraf simpatis :

sehingga orang yang mengalami cemas memang normalnya mengalami keadaan berdebar
debar, keringat berlebih. ditambah lagi pada pasien yang memang terdapat gangguan cemas
terdapat pengaturan yang buruk dari sistem noreadrenalin / noreadrenergik sehingga
terjadi ledakan aktivitas dari respon sistem paraf simpatis yang merupakan bagian dari
sistem saraf otonom.
 kalau kita dihadapi stress kan akan micu hormon stress CRH--> Picu pengeluaran Acth lalu ke
med. Adrenal dan ngeluarin Epinefrin. Nah itu salah 1 neurotransmitter simpatis yg jg bisa
bikin efek hiperaktivitas otonom.

 Tetapi Kenapa pada orang dengan stress ini bisa membuat ledakan Norepinefrin yg lebih
berpengaruh di otak kita dibanding yg diperifer? Kalau yg diperifer itu lebih kerjanya
epinefrin. Kan kalau secara fisiologis tu tubuh kita akan mengkompensasi bila saraf simpatis
telah bekerja terus terusan dengan dicetusi. Saraf parasimpatisnya. Tapi di kasus ini kan efek
simpatis nya sangat tinggi

 Harusnya NE harusnya lebih optimal dimana?

 Jadi secara umum gangguan berdebar, sesak nafas, ketengangan motoric dll. Merupakan
salah satu respon tubuh terhadap adanya stressor. Nah ini kaitannya sama HPA Axis, yang
dimulai dari Hipothalamus  CRH  pituitary  ACTH  Kortex adrenal 
epinephrine/norephineprine. Hormon ini nantinya berpengaruh dalam aktivasi saraf
simpatis/parasimpatis. Nah tapi kalo pada orang cemas, terjadi peningkatan stressor yang
terus menerus sehingga ada beberapa perubahan pada kondisi tubuh, yakni:

o Terjadi peningkatan kadar norephineprine


o Terjadi peningkatan fungsi locus seruleus yang merupakan modulator dari
norephineprine
o Terjadi kerusakan hipokampus dan lobus cingulate yang merupakan pusat persepsi
adanya ancaman, jadi ngga bias bedain mana yang ancaman mana yg bukan

2. Apakah yang dimaksud dengan cemas dan sebutkan gejalanya?


 Kecemasan : seuatu sinyal yang menyatakan atau memperingati adanya bahaya yang
mengancam dan memumgkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman
tersebut.
Gejala :
- detak jantung meningkat
- sesak napas
- merasa gerah
- berkeringat
- gemetaran

biasanya orang dengan gangguan cemas akan menghindari suasana atau lingkungan yang
memicu kekhawatiran atau kegelisahan.

 Untuk gejala sendiri menjadi gejala dan ciri dari cemas juga bisa dibedakan menjadi ciri fisik,
ciri behavioral, dan ciri kognitif, dan disertai gejala2 somatik.
1. ciri fisik :
o kegelisahan, kegugupan
o tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar
2. Ciri-ciri behavioral
o perilaku menghindar
o perilaku melekat dan dependen
o perilaku terguncang
3. Ciri-ciri kognitif
o khawatir tentang sesuatu
o perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di
masa depan
 cemas itu dia bisa ada 2 jenis
o Facilitating anxiety : cemas bisa bikin kinerja seseorang lebih meningkat, kaya
mahasiswa takut ujian, dia malah bisa belajar lebih giat lagi
o Debilitating anxiety : contoh kalo mahasiswa mau ujian, ada takut yang berlebihan,
sehingga malah ada hambatan buat jawab petanyaan ujiannya

3. Apa saja tingkatan cemas?


 Untuk anxietas itu sendri ada yang ringan, sedang, berat, serta tingkat panic.
1. ringan biasanya masih positif dan dapat meningkatkan kewaspadaan, contoh
meningkatkan motivasi belajar
2. sedang biasanya persepsinya mulai sempit dan fokus pada hal2 tertentu dan
mengesampingkan hal lain, tapi masih bisa dibantu untuk fokus ke hal yang lain
3. berat sudah tidak bisa fokus ke hal yang lain
4. panic sudah terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran
yang rasional. Contoh : individunya dgn kepribadian depersonalisasi atau merasa dirinya
berubah.

4. Apa saja factor resiko dari gangguan cemas?


 sifat stesornya tiba-tiba apa berangsung
 jumlah stesornya yang dihadapi tu bersaan apa tida
 lama stressornya, semakin lama stesormya semakin menurunkan kemapuan individu untuk
mengatasinya
 pengalaman masa lalu, kalo ada masalah yg sama dimasalalu individu tsbt lebih gampang
mengatasi
 tingkat pengenbangan diri, jika tingkat pengembangannya tinggi individu tsbt bisa memiliki
kemampuan untuk beradaptasi
 Pengalaman negatif pada masa lalu
seperti rasa cemas kembali pada masa kanak-kanak, kayak timbulnya rasa tidak
menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang
 Pikiran yang tidak rasional
seperti Kesempurnaan, individu mengharapkan kepada dirinya untuk berperilaku sempurna
dan tidak memiliki cacat. Individu menjadikan ukuran kesempurnaan sebagai sebuah target
dan sumber yang dapat memberikan inspirasi.
 trauma --> seperti anak yg mengalami pelecehan atau mengalami peristiwa trauma di masa
kecil sangat berisiko
 riwayat genetik
 kepribadian ttt
 penggunaan obat" atau alkohol
 stress krn suatu pnykit
 lingkungan--> mempengerahui cara berfikir --> ada pengalaman yang tidak menyenangkan
(sti asa tidak nyaman
 emosi yang ditekan
 sebab" fisik--> pikiran dan tubuh beinteraksi yang bisa nimbulin cemas

5. Sebutkan macam macam gangguan cemas!


 Jadi ada beberapa gangguan cemas, kalau yg fobik tu intinya ada objek atau situasi pencetus
nah nanti hal ini tu akan dihindarinya.
 Agoraphobia: Takut keramaian tp masi bisa sosisalisasi ke org yg dipercyaa, jenis fobia
dengan ketakutan dasar yang berasal dari perasaan terjebak di tempat umum, saat
seseorang akan sulit untuk dapat melarikan diri, dan rasa takut tidak akan tersedianya
pertolongan apabila seseorang mengalami serangan panik.
 Fobia social : Takut interaksi siapapun walaupun org terdekat dia, dan dia akan membatasi
berhubungan dg org lain. sangat takut jadi salah atau memalukan di tempat umum, sampai2
gak mau berbuat salahnya dia gak.mau pipis di WC umum karena takut nanti ada sesuatu
yang membuat memalukan

6. Apa perbedaan obsesif kompulsif, cemas normal, dan cemas patologis?


7. Apa perbedaan phobia, takut, panic, obsesif kompulsif dan cemas?
8. Apa yang dimaksud dengan gangguan cemas menyeluruh?
9. Apa yang dimaksud dengan phobia?
10. Apa yang dimaksud dengan obsesif kompulsif?
11. Bagaimana tatalaksana terapi dari gangguan kecemasan?

STEP 4

Anda mungkin juga menyukai