PENDAHULUAN
Penentuan bahan baku secara efektif dan efisien dalam proses produksi merupakan kegiatan yang
penting dalam proses produksi. Proses produksi dari input, proses, dan output dapat berlangsung
dengan lancar apabila bahan baku tersedia sesuai dengan kebutuhan proses sehingga produk atau
output yang dihasilkan dapat sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan pelanggan. Tersedianya
bahan baku tidak lepas dari dari proses perencanaan dan pengendalian proses sehingga proses
perencanaan kebutuhan bahan baku merupakan salah satu teknik, sistem, dan langkah yang
esensial.
Kelancaran produksi, ketepatan waktu dalam penerimaan bahan baku dan bahan pendukung
lainnya merupakan faktor yang sangat penting. Tidak terpenuhinya perencanaan yang matang
serta pengendalian yang ketat, resiko ketepatan waktu dalam pemasokan dan penerimaan material
terkait bahan baku dan bahan pendukungnya akan menjadi tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan
produksi tidak mampu untuk menghasilkan jumlah unit produk yang dibutuhkan oleh Pelanggan
atau konsumen. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik ataupun sistem yang berfungsi untuk
merencanakan jadwal keperluan material yang dibutuhkan. Material Requirement Plan (MRP)
adalah teknik atau sistem yang digunakan untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Dalam Bahasa Indonesia MRP atau Material Requirement Planning ini sering diterjemahkan
menjadi Perencanaan Kebutuhan Material.
Menurut Stevenson (2005), Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem informasi
berbasis komputer yang menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule)
untuk barang Jadi (produk akhir) menjadi beberapa tahapan kebutuhan sub-assy, komponen dan
bahan baku. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa MRP adalah suatu rencana produksi untuk
sejumlah produk jadi dengan menggunakan tenggang waktu sehingga dapat ditentukan kapan dan
berapa banyak dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat.
Menurut Yamit (2001), Material Requirement Planning (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu
alat atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses
pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponenkomponen permintaan yang saling
bergantungan (dependent demand items). Permintaan dependent adalah komponen barang akhir
seperti bahan mentah, komponen suku cadang dan subperakitan dimana jumlah persedian yang
dibutuhkan tergantung (dependent) terhadap jumlah permintaan item barang akhir.
Sistem MRP adalah suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi
berbasis komputer yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi menjadi
“kebutuhan bersih” untuk semua item. MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan
manufaktur dalam mengatasi kebutuhan akan item – item dependent secara baik dan efisien.
Menurut Daft (2006), MRP adalah sistem pengendalian dan perencanaan persediaan yang
bergantung pada permintaan yang menjadwalkan jumlah yang tepat dari semua material yang
dibutuhkan untuk mendukung produk akhir yang diinginkan.
Berikut ini adalah beberapa tujuan penerapan MRP (Material Requirement Planning) pada suatu
perusahaan:
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem. Input daripada sistem MRP adalah
Master Production Schedule (MPS) atau Jadwal Produksi Induk, Inventory Status File (Berkas
Status Persediaan), struktur produk, dan Bill of Materials (BOM) atau Daftar Material. Sedangkan
Outputnya adalah Order Release Requirement (Kebutuhan Material yang akan dipesan), Order
Scheduling (Jadwal Pemesanan Material) dan Planned Order (Rencana Pesan di masa yang akan
datang).
Jadwal induk produksi dibuat berdasarkan permintaan (yang diperoleh dari daftar
pesanan atau peramalan) terhadap semua produk jadi yang dibuat. Hasil peramalan (sebagai
perencanaan jangka panjang) dipakai untuk membuat rencana produksi agregat (sebagai
perencanaan jangka menengah), yang pada akhirnya dibuat rencana jangka pendek, yaitu
menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode
waktunya untuk suatu jangka perencanaan. Jadi, jadwal induk produksi merupakan proses
alokasi untuk membuat sejumlah produk yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas
yang dipunyai yaitu mesin, peralatan, pekerja, dll.
Master Materials
Order
Production Requirement
Reschedulling
Schedule (MPS) Planning (MRP)
Bill of Materials
Planned Orders
(BOM)
Master Production Schedule (MPS) : Master Production Schedule atau Jadwal Produksi Induk
adalah suatu perencanaan yang terdiri dari tahapan waktu dan jumlah produk jadi yang akan
diproduksi oleh sebuah perusahaan manufakturing. MPS ini pada umumnya berdasarkan order
(pesanan) pelanggan dan perkiraan order (Forecast) yang dibuat oleh perusahaan sebelum
dimulainya sistem MRP. Seperti yang disebutkan sebelumnya, MRP adalah terjemahaan dari
MPS (Jadwal Produksi Induk) untuk Material.
Inventory Status File (Berkas status Persediaan) : Inventory Status File ini berkaitan dengan
hasil perhitungan persediaan dan kebutuhan bersih untuk setiap periode perencanaan. Setiap
inventory atau persediaan harus memberikan informasi status yang jelas dan terbaru mengenai
jumlah persediaan yang ada saat ini, jadwal penerimaan material ataupun rencana pembelian
yang akan diserahkan ke pemasok. Informasi ini juga harus meliputi Jumlah Lot (Lot sizes),
Lead Time (tenggang waktu), Safety Stock Level dan juga jumlah material yang rusak/cacat.
Bill of Materials (BOM) : BOM adalah sebuah daftar yang berisikan jumlah masing-masing
bahan baku, bahan pendukung dan sub-assy (semi produk) yang dibutuhkan untuk membuat
suatu produk jadi.
Output dari sistem MRP adalah berupa rencana pemesanan atau rencana produksi yang
dibuat atas dasar lead time. Lead Time dari suatu item yang dibeli adalah rentang waktu sejak
pesanan dilakukan sampai barang diterima. Lead time item yang dibuat adalah rentang waktu
sejak perintah pembuatan sampai dengan item selesai diproses.
Sistem MRP memiliki empat langkah utama yang harus diterapkan satu per satu pada periode
perencanaan dan pada setiap item. Langkah-langkah dasar dalam penyusunan proses MRP
adalah sebagai berikut (Nasution, 2003):
Lotting
Selesaikan
periode no Semua periode
berikutnya terhitung ?
yes
yes
Semua level selesai? Stop
no
Menurut Gasperz (2004), berikut ini dijelaskan tentang istilah-istilah yang biasa digunakan
dalam MRP yaitu:
a) Gross Requirement (GR, kebutuhan kasar) Adalah total dari semua kebutuhan, termasuk
kebutuhan yang diantisipasi untuk setiap periode waktu. Berdasarkan pengertian tersebut
gross requirement merupakan bagian dari keseluruhan jumlah item (komponen) yang
diperlukan pada suatu periode.
b) Schedule Receipts (SR, penerimaan yang dijadwalkan) Merupakan jumlah item yang
akan diterima pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan yang dibuat.
c) Begin Inventory (BI, inventori awal) Merupakan jumlah inventori di awal periode.
d) Net Requirement (NR, kebutuhan bersih) Merupakan jumlah aktual yang diinginkan
untuk diterima atau diproduksi dalam periode bersangkutan.
e) Planned Order Receipt (PORt, penerimaan pemesanan yang direncanakan) Adalah
jumlah item yamg diterima atau diproduksi oleh perusahaan manufaktur pada periode
waktu terakhir.
f) Planned Ending Inventory (PEI, rencana persediaan akhir periode) Merupakan suatu
perencanaan terhadap persediaan pada akhir periode.
g) Planned Order Releases (PORel, pelepasan pemesanan yang direncanakan) Adalah
jumlah item yang direncanakan untuk dipesan agar memenuhi perencanaan pada masa
yang akan datang atau order produksi yang dapat dilepas untuk dimanufaktur.
h) Lead Time Adalah waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan (membuat) suatu
barang sejak saat pesanan (pembuatan) dilakukan sampai barang itu diterima (selesai
dibuat).
i) Lot Size (ukuran lot) Merupakan kuantitas pesanan dari item yang memberitahukan MRP
berapa banyak kuantitas yang dipesan, serta lot sizing apa yang dipakai.
j) Safety Stock (stok pengaman) Merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencana
MRP untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan (demand) dan penawaran MRP untuk
mempertahankan tingkat stok pada semua periode waktu
Faktor-faktor yang membentuk dalam MRP dan rumus-rumus yang dipakai adalah sebagai
berikut.
a) Heading
Bagian ini terdiri dari part number, part name, lot size, level, dan lead time.
b) Time Periode
Merupakan periode perencanaan bisa dalam kurun waktu harian, mingguan, dan
lain-lain.
c) Gross Requirement (GR)
Untuk finish product (end item) sama dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Untuk
item level di bawahnya sama dengan part dari releases induknya.
d) Schedule Receipt (SR)
Material yang sudah dipesan dan akan diterima pada periode tertentu.
e) Begin Inventory (BI)
Jumlah persediaan di awal periode.
Dimana :
(BI)t = Begin Inventory pada waktu (t).
(GR)t = Gross Requirement untuk waktu (t).
(SR)t = Schedule Receipt dalam waktu (t).
Jika Begin Inventory (BI) memberikan hasil negatif, maka BI =0.
f) Net Requirement (NR)
Jumlah aktual yang diinginkan untuk diterima atau diproduksi dalam periode yang
bersangkutan.
g) Planned Order Receipt (PORt)
Jumlah item yang diterima atau diproduksi oleh periode waktu terakhir.
PORt = NRt ,
untuk NRt > 0 = 0 ,
untuk NRt 0
Gaspersz, Vincent. 2004. Production Planning and Inventory Control. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum
Theresia, Paula dan Lithrone Laricha Salomon. (2015). USULAN PENERAPAN MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING (MRP) UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PRODUK ANT INK (STUDI KASUS: CV. SINAR MUTIARA). Jurnal Kajian
Teknologi Vol.11 No.1, 43-54