92 190 1 SM
92 190 1 SM
Rahendra Maya
Dosen Tetap Prodi Pendidikan Agama Islam STAI Al Hidayah Bogor
rmaboeaisy@gmail.co.id
Abstrak
Metode pendidikan dengan keteladanan (al-tarbiyah bi al-qudwah) dikategorikan
sebagai salah satu metode yang urgen dan dibutuhkan serta sangat berpengaruh
dalam proses pendidikan, baik dalam pendidikan Islam secara spesifik maupun
dalam sistem pendidikan lainnya secara general. Muhammad Quthb termasuk salah
seorang pemikir Islam (mufakkir Islâmî) yang menekankan urgensitas dan efektifitas
metode keteladanan dalam pendidikan Islam. Karena itu, sepatutnya pemikirannya
tersebut dapat diungkap lebih lanjut, khususnya dalam makalah ringkas ini. Makalah
ini berusaha untuk mengelaborasi pemikiran Muhammad Quthb tentang metode
keteladanan (uslûb al-qudwah) tersebut secara deskriptis dan analitis.
Keywords: keteladanan, metode, pendidikan, pemikiran
penting dalam pendidikan Islam adalah (1) (3) metode diskusi; (4) metode demonstrasi;
metode dialog atau ceramah (hiwâr); (2) (5) metode eksperimen; (6) metode resitasi;
metode kisah (qishshah); (3) metode (7) metode kerja kelompok; (8) metode
perumpamaan (dharb matsal); (4) metode bermain peran (sosiodrama dan psikodrama);
keteladanan (qudwah); (5) metode (9) metode karyawisata; (10) metode latihan
pembiasaan atau habituasi (’âdah); (6) (drill); (11) metode penemuan (discovery);
metode pengambilan konklusi dan nasehat (12) metode sistem regu (team teaching);
(’ibrah dan mau’izhah); dan (7) metode (13) metode problem solving; (14) metode
motivasi atraktif dan intimidatif (targhîb wa proyek; (15) metode moral reasoning; (16)
tarhîb)2; serta (8) metode pepujian; dan (9) metode mencatat peta pemikiran (mind
metode wirid.3 mapping); atau metode Quantum teaching
dengan teknik (a) AMBAK, (b) TANDUR,
Begitu pula dengan klasifikasi lain,
(c) ARIAS, (d) PAKEM, dan (e) teknik
dinyatakan bahwa metode pembelajaran yang
lainnya; dan (17) metode simulasi.5
dapat digunakan dalam pendidikan Islam
antara lain (1) metode ceramah Dari sekian banyak metode pembelajaran
(muhâdharah); (2) metode kisah (qishshah); (wasâ„il al-tarbiyah) tersebut, salah satu
(3) metode dialogis (hiwâr); (4) metode yang patut mendapatkan perhatian dan
diskusi (munâqasyah); (5) metode induktif apresiasi adalah metode keteladanan (al-
(istiqrâ‘iyyah); (6) metode deduktif tarbiyah bi al-qudwah). Dalam hal ini adalah
(istinbâthiyyah); (7) metode brainstorming berdasarkan deskripsi dan pemikiran yang
(’ashf dzihnî); (8) metode problem solving digagas oleh salah seorang pemikir
(hill al-musykilât); (9) metode kerja kontemporer, yaitu Muhammad Quthb.
kelompok (ta’âwunî); (10) metode kotak
maklumat (haqâ‘ib ta’lîmiyyah); (11) metode B. PEMBAHASAN DAN HASIL
berbasis program/proyek (mubarmaj); dan PENGKAJIAN
(12) metode berbasis IT (hâsib âlî).4
1. Studi tentang Pemikiran Muhammad
Sedangkan metode pembelajaran yang
Quthb
seringkali dikategorikan sebagai metode
pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) Dari kajian literatur yang berhasil
sebagai adopsi dan perpaduan dari metode ditelusuri, cukup banyak penelitian ilmiah-
pembelajaran umum dan Islami antara lain akademik yang pernah dilakukan yang
(1) metode ceramah; (2) metode tanya jawab; menyorot tentang pemikiran pendidikan
Muhammad Quthb, antara lain:
2
Lihat ‟Abd Al-Rahmân Al-Nihlâwî, Ushûl Al- Pertama, Skripsi Naelatus Salamah di
Tarbiyah Al-Islâmiyyah: Fî Al-Bait wa Al-Madrasah Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan
wa Al-Mujtama’, Damaskus: Dâr Al-Fikr, 2005, hlm.
166-238; Ma„mûn Shâlih Al-Nu‟mân, Mabâdi‘
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Tarbawiyyah fî Âyât Al-Nidâ‘ li Alladzîna Âmanû:
Dirâsah Tahlîliyyah, Beirut: Dâr Al-Kutub Al- 5
Lihat Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Tsaqâfiyyah, 1998, hlm. 393-401; dan Khâlid ibn Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran
Hâmid Al-Hâzimî, Ushûl Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah, Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Refika
Riyadh: Dâr ‟Âlam Al-Kutub, 2000, hlm 377-406. Aditama, 2009, hlm. 49-148; Nata, Perspektif Islam
3
Lihat Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, tentang Strategi Pembelajaran, hlm. 181-199; Armai
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 202- Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
227. Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm. 110-200;
4
Lihat Mundzir Sâmih Al-‟Atûm, Thuruq Al- Bukhari Umar, Hadis Tarbawi: Pendidikan dalam
Tadrîs Al-’Âmmah, Riyadh: Dâr Al-Shamai‟î, 2006, Perspektif Hadits, Jakarta: Penerbit AMZAH, 2012,
hlm. 137-162; dan Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, hlm. 109-149; dan Ramayulis, Metodologi Pendidikan
Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2014, hlm. 251-
Media, 2014, hlm. 179-210. 365.
2 Al-Qur„ân dan
Domainnya
13
Penulis buku best seller Buku Putih Syaikh
Abdul Qadir Al-Jailani.
14
Penulis buku best seller Tetralogi
Membumikan Islam (Generasi Ghuraba, Thaifah
7 Problematika
Kontemporer
Manshurah, Jihad, dan Uzlah wa Khulthah) serta
lainnya.
15
Jaudah, “Al-Ârâ„ Al-Tarbawiyyah li Al-Syaikh
Muhammad Quthb min Khilâl Kitâbâtihi”, hlm. 29-31.
Karya-karya tersebut banyak yang telah 4. Qabasât min Al-Rasûl, diterbitkan oleh
dialihbahasakan atau diterjemahkan ke dalam Pedoman Ilmu Jaya Jakarta tahun 1985
pelbagai bahasa, termasuk ke dalam bahasa dengan judul Percikan Sinar
22
Indonesia, antara lain: Rasulullah.
Individu dan Sosial pada tahun 1991 lengkapnya dengan judul Tafsir Islam
oleh CV Pustaka Mantiq Solo.24 Atas Realitas diterbitkan oleh Yayasan
SIDIK dan Lembaga Ziswaf Amal
7. Wâqi’unâ Al-Mu’âshir, sadurannya
Sejahtera Sedaya pada tahun 1996.30
pernah diterjemahkan oleh Gema
Insani Press Jakarta dengan judul 12. Kaifa Naktubu Al-Târîkh Al-Islâmî,
Memurnikan Laa Ilaaha Illallah pada pada tahun 1995 (cetakan pertama)
tahun 1991 (cetakan pertama) bersama Gema Insani Press Jakarta
dua penulis lainnya, dan pada tahun menerjemahkannya dengan judul
2002 sebagai cetakan ke-13.25 Perlukah Menulis Ulang Sejarah
Islam?.31
8. Hal Nahnu Muslimûn, pada tahun 1992
Pustaka Firdaus Jakarta 13. Pada tahun 1995 dua penerbit yaitu
menerbitkannya dengan judul Pustaka Bandung dan Al-Ikhlas
26
Muslimkah Anda?. Surabaya menerjemahkan buku
Muhammad Quthb dengan judul yang
9. Mafâhîm Yanbaghî an Tushahha, salah
sama, Evolusi Moral.32
satu bahasannya yaitu Mafâhîm Al-
’Ibâdah diterjemahkan oleh 14. Lâ Ilâha illâ Allah ’Aqîdah wa
diterjemahkan oleh Gema Insani Press Syarî’ah wa Minhâj Hayâh, pada tahun
Jakarta dengan judul Konsepsi Ibadah 1996 penerbit Robbani Press Jakarta
dalam Membentuk Generasi menerbitkannya dengan judul
Qur‘anipada tahun 1992 (cetakan terjemahan La Ilaha illa Allah Sebagai
pertama) dan tahun 1995 (cetakan ke- Aqidah, Syariah, dan Sistem
5).27 Kehidupan.33
10. Aulâdanâ fî Dhau‘ Al-Tarbiyah Al- 15. Sempat pula penulis membaca
Islâmiyyah, diterbitkan oleh CV terjemahan buku Halumma Nakhruju
Diponegoro Bandung dengan judul min Zhulumât Al-Tîh, namun sejauh
Sang Anak dalam Naungan Pendidikan penelusuran belum ditemukan kembali.
Islam pada tahun 1993.28 Dari data penerjemahan tersebut dapat
11. Ru‘yah Islâmiyyah li Ahwâl Al-’Âlam dinyatakan bahwa mulai sekitar awal tahun
Al-Mu’âshir, sadurannya 1980-an hngga awal tahun 2000-an
diterjemahkan oleh Gema Insani Press pemikiran Muhammad Quthb mampu
Jakarta tahun 1994 dengan judul Islam menarik minat aktifis pergerakan Islam di
Kini dan Esok29 dan terjemahan Indonesia.
24
Selain produktif menghasilkan karya,
Lihat Quthb, Integritas Individu dan Sosial, Muhammad Quthb juga aktif menulis di
Solo: CV Pustaka Mantiq, 1991.
25 berbagai jurnal dan majalah bulanan secara
Lihat Muhammad Said Al-Qahthani,
Muhammad bin Abdul Wahhab, dan Quthb,
Memurnikan Laa Ilaaha Illallah, Jakarta: Gema Insani 30
Lihat Quthb, Tafsir Islam Atas Realitas, t.t.t.:
Press dengan, 2002. Yayasan SIDIK dan Lembaga Ziswaf Amal Sejahtera
26
Lihat Quthb, Muslimkah Anda?, Jakarta: Sedaya, 1996.
Pustaka Firdaus, 1992. 31
Lihat Quthb, Perlukah Menulis Ulang Sejarah
27
Lihat Quthb, Konsepsi Ibadah Dalam Islam?, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.
Membentuk Generasi Qur‘ani, Jakarta: Gema Insani 32
Lihat Quthb, Evolusi Moral, Bandung: Pustaka,
Press, 1995. 1995; dan Quthb, Evolusi Moral, Surabaya: Al-Ikhlas,
28
Lihat Quthb, Sang Anak dalam Naungan 1995.
Pendidikan Islam, Bandung: Diponegoro, 1993. 33
Lihat Quthb, La Ilaha illa Allah Sebagai
29
Lihat Quthb, Islam Kini dan Esok, Jakarta: Aqidah, Syariah, dan Sistem Kehidupan, Jakarta:
Gema Insani Press, 1994. Robbani Press, 1996.
berkala, kajian ilmiah dan ceramah yang karya bernasnya yang berjudul Manhaj Al-
direkam secara audio-visual, seminar dan Tarbiyah Al-Islâmiyyah, yang terdiri dari dua
muktamar serta menjadi promotor dan jilid. Jilid pertama tentang diskursus
pembimbing penelitian ilmiah-akademik di konsepsional (fî al-nazhariyyah) pendidikan
program Magister dan Doktoral.34 Islam, sedangkan jilid kedua tentang aplikasi
praksisnya (fî al-tathbîq).
Di antara penelitian ilmiah-akademik
(rasâ‘il jâmi’iyyah) hasil bimbingannya yang Jilid atau volume pertama dari buku
populer dan banyak dibaca secara luas antara Manhaj Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah berisi
lain: tema dan bahasan utama tentang:
a. Tesis Safar Al-Hawâlî yang berjudul a. Pembukaan, mengkaji tentang
“Al-‟Ilmâniyyah: Nasy„atuhâ wa metodologi dan tujuan pendidikan
Tathawwuruhâ wa Âtsaruhâ fî Al- (al-wasâ‘il wa al-ahdâf).
Hayâh al-Islâmiyyah Al-Mu‟âshirah”. b. Karakteristik sistem pendidikan Islam
b. Tesis Muhammad ibn Sa‟îd Al- (khashâ‘ish al-manhaj al-Islâmî),
Qahthânî yang berjudul “Al-Walâ„ terutama yang berkaitan dengan
wa Al-Barâ„ fî Al-Islâm”. sistem peribadatan serta dalam
pembinaan rohani, intelektualitas, dan
c. Tesis ‟Abd Al-‟Azîz Al-Syibl yang
pembinaan jasmani.
berjudul “Al-Akhlâq fî Al-Qur„ân”.
c. Potensi organik dalam jiwa manusia
d. Disertasi Safar Al-Hawâlî yang
yang bersifat berlawanan (khuthûth
berjudul “Zhâhirah Al-Irjâ„ fî Al-Fikr
mutaqâbilah fî al-nafs al-
Al-Islâmî”.
basyariyyah), antara lain perasaan
e. Disertasi ‟Alî Al-‟Ulyânî yang takut dan ekspektasi harapan, cinta
berjudul “Ahammiyyah Al-Jihâd fî dan benci, relitas dan ilusi fantasi,
Nasyr Al-Da‟wah Al-Islâmiyyah wa inderawi dan maknawi, konkrit dan
Al-Radd ‟alâ Al-Thawâ„if Al- abstrak, individualistik dan
Dhâllah”. sosialistik, keterpaksaan dan sukarela,
f. Disertasi Muhammad Hâfizh Al- serta negatifisme dan positifisme.
Syarîdah yang berjudul “Al-‟Aqîdah d. Metode pendidikan Islam (wasâ‘il al-
Asâs Al-Tarbiyah wa Al-Nuzhum Al- tarbiyah), antara lain melalui metode
Islâmiyyah”. keteladanan (al-qudwah), nasehat (al-
Demikianlah biografi singkat Muhammad mau’izhah), hukuman atau
Quth selama 95 tahun dari rentang punishment (al-’uqubah), kisah (al-
kehidupannya yang telah dianugerahkan qishshah), habituasi (al-’âdah), dan
Allah S.W.T. kepadanya. kaleidoskop peristiwa (al-ahdâts).35
Sedangkan jilid keduanya membahas
3. Perspektif Muhammad Quthb Tentang tentang tema-tema utama berikut:
Metode Keteladanan
a. Pembukaan tentang kewajiban untuk
Walaupun karya-karyanya banyak yang merealisasikan sistem pendidikan
berkaitan dengan aspek pendidikan Islam, Islam secara luas dan masif (tathbîq
pemikiran Muhammad Quthb tentang metode
keteladanan dalam pendidikan (al-tarbiyah bi 35
Jilid pertama ini pernah diterjemahkan oleh
al-qudwah), secara spesifik terangkum dalam
Drs. Salman Harun –sekarang Guru Besar di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
34
Jaudah, “Al-Ârâ„Al-Tarbawiyyah li Al-Syaikh pada tahun 1993 cetakan ketiga dengan judul Sistem
Muhammad Quthb min Khilâl Kitâbâtihi”, hlm. 31-34. Pendidikan Islam oleh PT Alma‟arif Bandung.
37
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi
Keempat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012,
hlm. 1424.
38
Muhammad ibn Mukarrim ibn Manzhûr Al-
36 Ifrîqî Al-Mishrî, Lisân Al-’Arab, Beirut: Dâr Shâdir,
Muhammad Quthb, Manhaj Al-Tarbiyah Al-
Islâmiyyah: Fî Al-Nazhariyyah, Kairo: Dâr Al-Syurûq, 2011, Vol. 12, hlm. 45.
39
1993, Vol. 1, hlm. 180. Al-Mishrî, Lisân Al-’Arab, Vol. 1, hlm. 109.
40 42
Shâlih ibn ‟Abd Allah ibn Humaid, et.al., ‟Abd Allah Nâshih ‟Ulwân, Tarbiyah Al-Aulâd
Mausû’ah Nadhrah Al-Na’îm fî Makârim Akhlâq Al- fî Al-Islâm, Mesir: Dâr Al-Salâm, 1992, Vol. 2, hlm.
Rasûl Al-Karîm, Jeddah: Dâr Al-Wasîlah, 2004, Vol. 607.
11, hlm. 5300. 43
Fadhil Ilahi, Bersama Rasulullah Mendidik
41
Quthb, Manhaj Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah: Fî Generasi Idaman, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i,
Al-Nazhariyyah, Vol. 1, hlm. 180. hlm. v-vi.
teladan (qudwah).44 Demikian deskripsi awal Inilah yang menjadi landasan filosofis
Muhammad Quthb tentang kebutuhan bagi metode keteladanan menurut
terhadap figur dan model teladan. Muhammad Quthb, selain beberapa ayat dan
Hadits yang dikemukakannya.
Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa
teori keilmuan yang mutakhir bahkan Sedangkan dalam Mausû’ah Nadhrah Al-
mengakui hakikat substansial yang telah Na’îm fî Makârim Akhlâq Al-Rasûl Al-
diketahui oleh psikologis manusia sejak Karîm, ayat-ayat dan hadits-hadits yang
lama, bahwa materi (matter, being) secara filosofis menjadi landasan bagi
merupakan substansi sebuah potensi metode keteladanan dapat diverifikasi
kemampuan yang kemudian akan berubah sebagai berikut:
menjadi energi yang memiliki kekuatan
1) Bila keteladanan dinyatakan sinonim
pancaran cahaya (anna al-mâddah ’ibâratun dengan term al-uswah al-hasanah,
’an thâqah, wa anna al-thâqah tatahawwalu maka terdapat 2 ayat secara eksplisit,
ilâ isy’â’). Dalam hal ini manusia itulah yang 2 ayat secara implisit, 3 Hadits secara
menjadi potensi kemampuan yang kemudian eksplisit, dan 13 Hadits secara
berubah menjadi seberkas sinar dan pada implisit tentangnya.47
akhirnya menjadi sebuah cahaya yang
menerangi (anna al-insân thâqah, wa anna 2) Bila keteladanan dinyatakan sinonim
thâqatahu tatahawwalu ilâ isy’â’, dengan term al-qudwah al-hasanah,
45 maka terdapat 1 ayat secara eksplisit
tatahawwalu ilâ nûr).
dan 20 Hadits secara eksplisit
Menurut Muhammad Quthb, dalam tentangnya.48
pendidikan sangat mudah untuk menyusun
sebuah buku referensi dan untuk mendesain c. Figur Teladan (Model) Ideal
sebuah metode pembelajaran (manhaj).
Namun walaupun telah didesain dengan Dikarenakan vitalnya figur manusia yang
lengkap dan komprehensif, itu hanyalah harus menjadi teladan bagi manusia lainnya,
catatan di atas kertas dan masih melayang di Muhammad Quthb kemudian menyatakan
awang-awang (das solen), selama belum bahwa Allah S.W.T. mengutus dan
dapat direalisasikan dalam realitas yang mendelegasikan Nabi Muhammad S.A.W.
membumi (das sein). Atau selama belum ada sebagai teladan bagi seluruh umat manusia,
seorang figur yang mampu sebagaimana firman-Nya:49
َ َ ٌ ُ َّ ُ َ َ َ ۡ َ َّ
mengimplementasikan prinsip dan ۡ ﴾ ...ۡم ِفي َز ُسى ِل ٱلل ِه أ ۡس َىة ح َسنة
ۡۡ ﴿ لقد كان لك
substansial manhaj tersebut dalam perilaku,
aktifitas nyata, dan dalam ungkapan Sungguh telah ada pada (diri)
emosional serta pemikiran konseptualnya. Rasulullah itu suri teladan yang baik
Jika hal ini dapat diwujudkan, manhaj ketika bagi kalian. (Q.S. Al-Ahzâb [33]: 21)
itu telah menjelma menjadi realitas, aktifitas
Allah S.W.T. menjadikan beliau sebagai
nyata, dan kemudian menjadi sejarah
pribadi paripurna dalam mengaplikasikan
kehidupan yang terwujud.46
dan mengontekstualisasikan metode
47
Lihat Ibn Humaid, et.al., Mausû’ah Nadhrah
Al-Na’îm fî Makârim Akhlâq Al-Rasûl Al-Karîm, Vol.
44
Quthb, Manhaj Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah: Fî 2, hlm. 352-360.
48
Al-Nazhariyyah, Vol. 1, hlm. 180. Lihat Ibn Humaid, et.al., Mausû’ah Nadhrah
45
Quthb, Manhaj Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah: Fî Al-Na’îm fî Makârim Akhlâq Al-Rasûl Al-Karîm, Vol.
Al-Nazhariyyah, Vol. 1, hlm. 181. 11, hlm. 5302-5308.
46 49
Quthb, Manhaj Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah: Fî Quthb, Manhaj Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah: Fî
Al-Nazhariyyah, Vol. 1, hlm. 180. Al-Nazhariyyah, Vol. 1, hlm. 180-181.
yang menjadi generasi pertama (jamâ’ah ûlâ) ilustrasi lengkap kepribadian dan keteladanan
yang dididik dan dibina langsung oleh beliau. Rasulullah S.A.W. tersebut:58
Dalam pemikiran Muhammad Quthb Beliau adalah sosok ahli ibadah (rûh
terkait dengan hal ini, setelah panjang-lebar syafîfah) yang seorang diri mampu
ia menjelaskan dalam sekitar sepuluh menyamai kerohaniawanan Isa Al-Masih
halaman, ia berkesimpulan bahwa selain yang gemar beribadah.
telah dididik langsung oleh Nabi Muhammad Beliau adalah sosok legendaris yang
S.A.W., para Shahabat juga adalah generasi gagah berani (quwwah hayawiyyah
yang telah mampu merealisasikan seluruh fayyâdhah) yang sanggup menandingi
kurikulum pendidikan Islam secara par berbagai kekuatan manusia hebat yang
excelent (haqqaqa manhaj al-tarbiyah Al-
istimewa sekalipun. Beliau melangkah dalam
Islâmiyyah bi tamâmihi kullihi). Oleh karena kehidupan seakan-akan hendak membalikkan
itu, selamanya mereka adalah figur teladan dunia. Berkreasi mengerjakan pelbagai
bagi kita semua setelah Rasulullah S.A.W. urusan seakan-akan jiwa raganya telah
(al-qudwah al-dâ‘imah lanâ ba’da syakhsh membuncah. Berperang dan bertempur gigih
al-rasûl).55 Semenjak berusia muda (syabâb), bagaikan badai yang tak bisa ditahan. Beliau
tidak heran bila mereka kemudian sangat sosok suami yang memiliki istri dan
populer memiliki banyak kemuliaan dan menikmati beragam kesenangan duniawi
layak untuk menjadi teladan bagi generasi seakan-akan hanya beliau seorang yang dapat
muda berikutnya.56 menikmatinya. Menyalami orang lain dengan
kedua tangannya dengan hangat dan keras.
d. Nabi Muhammad S.A.W. Teladan
Bila ia senang ia akan menyenanginya
Paripurna
dengan sepenuh hati, sehingga para
Nabi Muhammad S.A.W. adalah Shahabatnya akan melihat wajahnya berseri-
keajaiban dunia yang sangat mengagumkan, seri. Tetapi bila marah, marah beliau akan
beliau adalah energi alamiah yang dahsyat terlihat pula di mukanya yang memerah.
(thâqah kauniyyah) karena berasal dari Allah
Beliau adalah sosok politikus (rajul
S.W.T. dan beliau adalah mukjizat (miracle)
siyâsah) yang menyelamatkan umat dari
yang mengindikasikan tanda-tanda
disintegrasi (perpecahan) dengan
kebesaran-Nya; sebuah energi dahsyat luar
menggalang persatuan dan kesatuan.
biasa yang tanpa batas (no limit).57
Beliau adalah sosok prajurit di medan
Beragam pribadi berhimpun pada satu
tempur (rajul harb) yang mengatur strategi,
pribadi beliau, dimana setiap pribadi tersebut
memimpin pasukan, ikut serta bertempur,
adalah pribadi paripurna dalam bidangnya
dan sanggup meraih kemenangan, tidak
masing-masing. Berikut deskripsi dan
ubahnya seorang jenderal yang selalu fokus
dalam berperang dan dalam menghadapi
musuh-musuhnya.
Beliau adalah sosok ayah, suami, dan
55
pemimpin rumah tangga legendaris (ab wa
Lihat Quthb, Manhaj Al-Tarbiyah Al-
Islâmiyyah: Fî Al-Tathbîq, Vol. 2, hlm. 87; dan
zauw wa rabb usrah) yang selalu sigap
Quthb, Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam?, memenuhi kebutuhan keluarganya,
Jakarta: Gema Insani Press, 1995, hlm. 136-147. kebutuhan rohani, pikiran, dan kebutuhan
56
Lihat Muhammad ibn ‟Abd Allah Al-Duwaisy, psikologis yang lebih penting daripada
Syabâb Al-Shahâbah Radhiya Allah ’anhum: Mawâqif
wa ’Ibar, Riyadh: Dâr Al-Wathan, 1419 H.
57 58
Quthb, Manhaj Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah: Fî Lihat Quthb, Manhaj Al-Tarbiyah Al-
Al-Nazhariyyah, Vol. 1, hlm. 181-182. Islâmiyyah: Fî Al-Nazhariyyah, Vol. 1, hlm. 182-183.
kebutuhan harta-benda atau uang semata. diberlakukan pula kepada semua nabi dan
Kepemimpinan beliau betul-betul istimewa rasul sesuai dengan perintah Allah S.W.T.
karena karena anggota keluarganya yang dalam Q.S. Al-Ahzab [33]:31, Al-
tidak terpedaya sedikitpun oleh kehidupan Mumtahanah [60]: 4-6, dan Al-An‟am [6]:
duniawi yang penuh fatamorgana. 90.60
Beliau adalah sosok seorang kawan, Secara global, keteladanan Nabi
teman dekat, dan sahabat (shadîq wa qarî wa Muhammad S.A.W. dapat terealisasi dan
shâhib) tempat berbagi kesedihan dan mampu terwujud dengan paripurna adalah
menambatkan perasaan. Beliau memuliakan, karena beliau memiliki pelbagai kehidupan
menolong, dan memberikan belas kasihnya yang patut diteladani (sîrah dzâtiyyah),
kepada mereka, sebagai seorang yang sangat perilaku terpuji (af’âl hamîdah), sifat luhur
manusiawi yang memberikan seluruh (shifât ’âliyah), dan akhlak yang lurus
hidupnya untuk kepentingan sesamanya. (akhlâq zâkiyah) sehingga beliau sangat
pantas menjadi figur yang baik (qudwah
Beliau adalah sosok ahli ibadah yang
thayyibah) dan model teladan (uswah
senantiasa membenamkan diri dalam
hasanah).61
peribadatan kepada Rabbnya (’âbid
mutahannits li Rabbihi), seakan-akan seperti
orang yang hidupnya diperuntukan hanya C. KESIMPULAN
untuk beribadah, tidak ada kepentingan lain Dari deskripsi dan analisis terhadap
selain dari ibadah tersebut. pemikiran Muhammad Quthb tentang metode
Selain itu semua, yang jelas dan sangat keteladanan dalam pendidikan, spesifiknya
gamblang bahwa beliau adalah sosok pendidikan Islam, dapat ditarik kesimpulan
pengemban misi teragung (qâ‘im ’alâ a’zham penting sebagai berikut:
da’wah) yang diakui dunia, yaitu misi Pertama, Muhammad Quthb meyakini
dakwah untuk mewujudkan eksistensi bahwa metode keteladanan lebih mampu
manusia secara sempurna menuju aturan mengetuk sanubari seseorang dan sanggup
Rabbnya. mempengaruhi relung kesadarannya.
Itulah kepribadian Rasulullah S.A.W., Kedua, selain berdasarkan beberapa ayat
Muhammad ibn ‟Abdillah yang paripurna
dan Hadits, secara filosofis Muhammad
dan lengkap dalam pelbagai aspeknya; Quthb berpandangan bahwa kebutuhan
dimana pelbagai sosok keteladanan terhadap figur dan model teladan berupa
terkumpul kepadanya dengan selaras, seorang manusia sangatlah dibutuhkan oleh
seimbang, dan harmonis.
manusia yang lainnya dan ini menjadi
Kesimpulan utama dan intinya, bahwa landasan bagi urgensitas metode keteladanan.
pada diri beliau diletakkan profil lengkap Ketiga, figur teladan (model) ideal dalam
dari kurikulum Islam. Sebuah profil yang pemikiran Muhammad Quthb adalah
hidup abadi sepanjang sejarah;59 dimana Rasulullah, Nabi Muhammad S.A.W.,
dalam ajaran Islam berteladan yang baik kemudian para Shahabatnya yang notabene
kepada beliau bersifat mutlak (qudwah adalah murid-muridnya yang langsung didik
hasanah muthlaqah) yang terhindar dari
kesalahan dan penyimpangan (mashû’mah
min al-khata‘ wa al-zalal) sebagaiman yang 60
Muhammad Abû Al-Fath Al-Bayânûnî, Al-
Madkhal ilâ ’Ilm Al-Da’wah, Beirut: Mu„assasah Al-
Risâlah, 1991, hlm. 271-272.
59 61
‟Abd Al-Karîm Zaidân, Ushûl Al-Da’wah, Ahmad Farid, Pendidikan Berbasis Metode
Beirut: Mu„assasah Al-Risâlah Nâsyirûn, 2005, hlm. Ahlus Sunnah wal Jamaah, Surabaya: Pustaka eLBA,
461. 2012, hlm. 427.
oleh beliau, yang mampu merealisasikan Jaudah, Usâmah ‟Abd Al-Rahmân, 2011,
seluruh kurikulum pendidikan Islam. “Al-Ârâ„ Al-Tarbawiyyah li Al-Syaikh
Muhammad Quthb min Khilâl
Keempat, menurut Muhammad Quthb,
Kitâbâtihi”, Tesis, Kulliyyah Al-Tarbiyah
teladan Rasulullah S.A.W. merupakan
Qism Ushûl Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah
keteladanan yang paripurna dan lengkap
Al-Jâmi‟ah Al-Islâmiyyah Ghaza.
dalam pelbagai aspeknya; dimana pelbagai
sosok keteladanan terkumpul kepadanya Mishrî, 2011, Muhammad ibn Mukarrim ibn
dengan selaras, seimbang, dan harmonis. Manzhûr Al-Ifrîqî Al-, Lisân Al-’Arab,
Beirut: Dâr Shâdir.
Wa Allâhu a’lam bi al-shawâb.
Nabhaturrosyikoh, 2006, “Metode Cerita
Menurut Muhammad Quthb dan
DAFTAR PUSTAKA
Aktualisasinya dalam Pendidikan Islam:
Abdul Mujib dan Mudzakkir, Jusuf, 2014, Studi Kitab Manhaj Al-Tarbiyah Al-
Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Islâmiyyah”, Skripsi, Jurusan
Prenada Media. Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Arief, Armai, 2002, Pengantar Ilmu dan Walisongo Semarang.
Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Pers. Nasih, Ahmad Munjin dan Kholidah, Lilik
Nur, 2009, Metode dan Teknik
‟Atûm, Mundzir Sâmih Al-, 2006, Thuruq Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Al-Tadrîs Al-’Âmmah, Riyadh: Dâr Al- Bandung: PT Refika Aditama.
Shamai‟î.
Nata, Abuddin, 2009, Perspektif Islam
Duwaisy, Muhammad ibn ‟Abd Allah Al-, tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:
1419 H., Syabâb Al-Shahâbah Radhiya Kencana Prenada Media Group.
Allah ’anhum: Mawâqif wa ’Ibar,
Riyadh: Dâr Al-Wathan. _____, 2012, Manajemen Pendidikan:
Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
Farid, Ahmad, 2012, Pendidikan Berbasis di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada
Metode Ahlus Sunnah wal Jamaah, Media Group.
Surabaya: Pustaka eLBA.
Nihlâwî, ‟Abd al-Rahmân Al-, 2005, Ushûl
Hâzimî, Khâlid ibn Hâmid Al-, 2000, Ushûl Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah: Fî Al-Bait wa
Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah, Riyadh: Dâr Al-Madrasah wa Al-Mujtama’,
‟Âlam Al-Kutub. Damaskus: Dâr Al-Fikr.
Ibn Humaid, Shâlih ibn ‟Abd Allah, et.al., Nu‟mân, Ma„mûn Shâlih Al-, 1998, Mabâdi‘
2004, Mausû’ah Nadhrah Al-Na’îm fî Tarbawiyyah fî Âyât Al-Nidâ ‘ li
Makârim Akhlâq Al-Rasûl Al-Karîm, Alladzîna Âmanû: Dirâsah Tahlîliyyah,
Jeddah: Dâr Al-Wasîlah. Beirut: Dâr Al-Kutub Al-Tsaqâfiyyah.
Ilahi, Fadhil, 2014, Bersama Rasulullah Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Mendidik Generasi Idaman, Jakarta: Nasional, 2012, Kamus Besar Bahasa
Pustaka Imam Asy-Syafi‟i. Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat,
Iqbal, Abu Muhammad, 2015, Pemikiran Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pendidikan Islam: Gagasan-Gagasan Qahthânî, Sa‟îd ibn ‟Alî ibn Wahf Al-, 1994,
Besar Para Ilmuwan Muslim, Muqawwimât Al-Dâ’iyah Al-Nâjih fî
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dhau‘ Al-Kitâb wa Al-Sunnah: Mafhûm
___, 1991, Integritas Individu dan Sosial, ‟Ulwân, ‟Abd Allah Nâshih, 1992, Tarbiyah
Solo: CV Pustaka Mantiq. Al-Aulâd fî Al-Islâm, Mesir: Dâr al-
Salâm.
___,1994, Islam Kini dan Esok, Jakarta:
Gema Insani Press. Umar, Bukhari, 2012, Hadis Tarbawi:
Pendidikan dalam Perspektif Hadits,
___, 1995, Konsepsi Ibadah Dalam Jakarta: Penerbit AMZAH.
Membentuk Generasi Qur‘ani, Jakarta:
Gema Insani Press. Zaidân, ‟Abd Al-Karîm, 2005, Ushûl Al-
Da’wah, Beirut: Mu„assasah Al-Risâlah
___, 1995, Perlukah Menulis Ulang Sejarah Nâsyirûn.
Islam?, Jakarta: Gema Insani Press.
https://ar.wikipedia.org/wiki/%D9%85%D8
___, 1996, Tafsir Islam Atas Realitas, t.t.t.: %AD%D9%85%D8%AF_%D9%82%D8
Yayasan SIDIK dan Lembaga Ziswaf %B7%D8%A8.
Amal Sejahtera Sedaya.
https://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Q
utb.