Anda di halaman 1dari 6

Lex Privatum Vol. V/No.

2/Mar-Apr/2017

KEABSAHAN JUAL BELI TANAH YANG PENDAHULUAN


DILAKUKAN TANPA AKTA PEJABAT PEMBUAT A. Latar Belakang Masalah
AKTA TANAH MENURUT PASAL 1457 Jual beli Hak atas Tanah harus dilakukan
KUHPERDATA1 dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Oleh : Hendryan Thendean2 Hal demikian sebagai bukti bahwa telah terjadi
jual beli sesuatu hak atas tanah dan selanjutnya
ABSTRAK Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) membuat
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Akta Jual Belinya yang kemudian diikuti dengan
mengetahui bagaimana keabsahan status jual pendaftarannya pada Kantor Pertanahan
beli tanah yang dilakukan tanpa akta Pejabat setempat sesuai dengan lokasi tanah. Namun
Pembuat AktaTanah (PPAT) dan bagaimana tidak dapat dipungkiri, dalam kehidupan
penyelesaian yang dapat dilakukan oleh masyarakat sehari-hari masih banyak jual-beli
pembeli, agar jual beli tanah yang dilakukan tanah yang dilakukan antara penjual dan
tanpa akta PPAT dapat mempunyai kekuatan pembeli tanpa campur tangan Pejabat Pembuat
hukum yang pasti. Dengan menggunakan Akta Tanah. Perbuatan Jual-Beli di bawah
metode penelitian yuridis normative, dapat tanganterkadang hanya dibuktikan dengan
disimpulkan: 1. Dalam jual-beli tanah yang selembar kwitansi sebagai bukti telah terjadi
dilakukan tanpa akta Pejabat Pembuat Akta jual beli dan tidak sedikit masyarakat yang
Tanah merupakan jual-beli yang sah asalkan hanya memiliki bukti kepemilikan atas tanah
memenuhi Pasal 1338 dan Pasal 1320 Kitab yang masih atas nama pemilik yang lama
Undang-undang Hukum Perdata, permasalahan (penjual).3
yang dihadapi hanya soal pembuktian di dalam Dalam kehidupan sehari-hari terdapat
persidangan nanti. 2. Penyelesaian yang dapat begitu banyak masalah yang timbul dalam hal
dilakukan oleh pembeli, agar jual beli tanah pertanahan. Jual-beli yang dilakukan di bawah
yang dilakukan tanpa akta PPAT dapat tangan, dengan dasar kepercayaan pada saat
mempunyai kekuatan hukum yang pasti dengan hendak dilakukan balik nama, pihak penjual
meminta Putusan Pengadilan Negeri yang telah meninggal atau tidak diketahui bagi si
memberikan kepastian hukum kepada pembeli yang akan mendaftarkan haknya pada
penggugat sebagai pemilik yang sah atas tanah kantor pertanahan setempat. Yang diputus di
dan bangunan di atasnya. Dengan putusan Pengadilan tidak seluruhnya berdasarkan pada
Pengadilan Negeri tersebut, maka pihak PPAT KUH Perdata akan tetapi dapat pula dengan
selaku pemegang asli sertifikat diwajibkan perkara pidana, misalnya seperti perkara over
untuk menyerahkan sertifikat atas tanah yang kredit secaraterselubung dengan perjanjian jika
dimaksud yang masih tercatat atas nama nanti setelah dibayar lunas sertifikat mau
tergugat kepada penggugat dan kuasanya. diambil oleh pihakpenjual, akan tetapi pada
Dikarenakan Pihak tergugat tidak diketahui lagi kenyataannya saat sertifikat mau diambil di
tempat tinggalnya sehingga tidak dapat hadir Bank penjual menghilang sampai tidak
menghadap PPAT, maka putusan Pengadilan diketahui lagi keberadaannya.4
Negeri juga memberikan izin dan kuasa kepada Melihat kenyataan yang terjadi, maka
Pengugat untuk bertindak atas nama Tergugat penulis mencoba mencari penyelesaian hukum
(Penjual) dalam melaksanakan penandatangan permasalahan jual beli tanah yang dilakukan di
akta Jual Beli atas tanah sekaligus bertindak bawah tangan (tanpa akta Pejabat Pembuat
untuk dan atas namanya sendiri selaku pembeli Akta Tanah) yang sejauh ini masih sering
dengan harga yang telah disepakati pada saat dilakukan oleh masyarakat dan juga upaya-
jual beli gugatan dilaksanakan. upaya apa yang dapat dilakukan untuk dapat
Kata kunci: Jual beli, tanah, tanpa akta, memperoleh surat tanda bukti kepemilikan
yang sah,apabila penjual sudah tidak diketahui
lagi keberadaannya atau tempat tinggalnya dan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Grees Thelma
dalam tulisan ini juga penulis ingin menganalisis
Mozes, SH, MH; Daniel F. Aling, SH, MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Ibid. Hal. 550
4
13071101763 K. Wantijk Saleh, Loc. cit

61
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap. membuat akta umum (openbare akten), seperti
Oleh karenanya, penulis merasa perlu untuk notaris dan jurusita.6
mengangkat permasalahan tersebut menjadi Dalam jabatannya itu tersimpul suatu sifat
sebuah penelitian yang berjudul ”Keabsahan atau ciri khas, yang membedakannya dari
Jual Beli Tanah Yang Dilakukan Tanpa Akta jabatan lainya dalam masyarakat, sekalipun
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)”. untuk menjalankan jabatan-jabatan lainnya
itukadang-kadang diperlukan juga
B. Perumusan Masalah pengangkatan atau izin dari pemerintah,
1. Bagaimana keabsahan status jual beli misalnya pengangkatan advokat, dokter,
tanah yang dilakukan tanpa akta Pejabat akuntan dan lain-lainnya, maka sifat dan
Pembuat AktaTanah (PPAT)? pengangkatan itu sesungguhnya pemberian
2. Bagaimana penyelesaian yang dapat izin, pemberian wewenang itu merupakan
dilakukan oleh pembeli, agar jual beli lisensi untuk menjalankansuatu jabatan.
tanah yang dilakukan tanpa akta PPAT Untuk mempermudah rakyat di daerah
dapat mempunyai kekuatan hukum yang terpencil yang tidak ada PPAT dalam melakukan
pasti? perbuatan hukum mengenai tanah, dapat
ditunjuk PPAT sementara. Yang ditunjuk
C. Metode Penelitian sebagai PPAT sementara itu, adalah pejabat
Di dalam penulisan skripsi ini, penulis pemerintah yang menguasai keadaan
menggunakan metode penulisan dengan cara daerahyang bersangkutan: yaitu Kepala Desa.
penelitian kepustakaan, yaitu dengan cara Menurut Penjelasan Umum dikemukakan
“meneliti bahan pustaka” atau yang dinamakan bahwa akta PPAT merupakan salah satu sumber
penelitian hukum normatif. utama dalam rangka pemeliharaan data
pendaftaran tanah, maka pokok-pokok tugas
PEMBAHASAN PPAT serta cara melaksanakannya diatur dalam
A. Keabsahan Status Jual Beli Tanah Yang Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997.7
Dilakukan Tanpa Akta Pejabat Pembuat Adapun ketentuan umum mengenai jabatan
Akta Tanah (PPAT) PPAT diatur dalam PP No.37 tahun 1998
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 24, tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997, Akta Tanah (PPAT) (LNRI 1998-52;TLN
disebutkan Pejabat Pembuat Akta Tanah 3746).Kegiatan PPAT membantu Kepala Kantor
(PPAT), adalah sebagai pejabat umum yang Pertahanan dalam melaksanakan tugas
diberi kewenangan untuk membuat akta-akta dibidang pendaftaran tanah, khususnya dalam
tanah tertentu sebagai yang diatur dalam kegiatan peme1iharaan data pendaftaran,
peraturan perundang-undangan yang diatur dalam Pasal 3740 Kitab Undang-Undang
bersangkutan, yaitu akta pemindahan dan Hukum Perdata tentang, pemindahan hak,
pembebanan hak atastanah dan Hak Milik Atas Pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Satuan Rumah Susun, dan akta pemberian tentang pembebanan hak, Pasal 51 Kitab
kuasa untuk membebankan Hak Tanggungan.5 Undang-Undang Hukum Perdata tentang
Pejabat umum, adalah orang yang diangkat pembagian hak bersama, Pasal 62 Kitab
oleh instansi yang berwenang, dengantugas Undang-Undang Hukum Perdata tentang
melayani masyarakat umum di bidang atau (sanksi administratif jika dalam melaksanakan
kegiatan tertentu.Pejabat Umum dalam bahasa tugasnya mengabaikan ketentuan-ketentuan
Belanda, adalah “Openbaar Ambtenaar” yang berlaku).
Openbaar artinya bertalian dengan Sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah
pemerintahan, urusan yang terbuka untuk (PPAT), yang juga Notaris maupun camat selaku
umum, kepentingan umum.Openbaar PPAT dan Pejabat PPAT lainnya, sekalipun
Ambtenar berarti pejabat yang bertugas adalah pejabat umum untuk melayani

5 6
Purwahid Patrik, Asas-asas Itikad Baik dan Kepatutan John Salehindo, Masalah Tanah Dalam Pembangunan,
Dalam Perjanjian, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, Sinar Grafika, Jakarta, 1987, hal. 53.
7
1986, hal. 3. Purwahid Patrik., Loc. Cit.

62
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

pembuatan akta jual beli tanah hak milik dikatakan mempunyai kekuatan pembuktian
(misalnya), mereka itu tidak dibenarkan yang sempurna apabila telah memenuhi ketiga
membuat akta dalam bentuk lain, selain yang pembuktian di atas.
telah ditentukan dalam peraturan perundang- Dalam kasus ini, pembuktian terhadap akta
undangan.Notaris PPAT dan Camat PPAT jual beli yang tidak dibuat dihadapan Pejabat
dibatasi kewenangan dan atau fungsinya untuk Pembuat Akta Tanah (PPAT) dapat dibuktikan
berada didalam batas-batas sesuai UUPA dan dalam persidangan, sehingga perlu adanya
PP No.24 tahun 1997.Dalam pada itu, para perlindungan terhadap pembeli apabila penjual
Notaris PPAT dan Camat PPAT dilarang untuk wanprestasi, tentu membawa konsekuensi
melayani adanya kuasa-kuasa mutlak yang pada hukum yaitu9:
hakekatnya merupakan pemindahan hak atas 1. Adanya kewajiban denda yang harus
tanah. dibayar atas kerugian materiel yang
Sebenarnya Instruksi MDN No.14 Tahun diderita pembeli,kerugian ini dapat berupa
1982 yang berisikan larangan itu ditujukan kerugian yang benar-benar dialami seperti
kepada para Camat dan Kepala Desa atau uang muka yangtelah dibayar, bunga yang
pejabat yang setingkat dengan itu (Lurah) untuk telah diperjanjikan, atau keuntungan yang
tidak membuat/menguatkan pembuatan Surat seharusnya diperoleh.
Kuasa Mutlak yang pada hakekatnya 2. Objek yang diperjanjikan dapat menjadi
merupakan pemindahan hak atas tanah yang jaminan, bahwa penjual harus memenuhi
terselubung, tetapi pada akhirnya pihak-pihak terlebih dahulu kewajibannya, kemudian
tertentu muncul atau mendatangi para sita jaminan dapat dihapuskan, sita jaminan
Notaris/Camat PPAT.8 ini atau para pihak sebelum dilakukannya
Pejabat Umum (Camat/Notaris/pejabat lain perjanjian pokok yang merupakan tujuan
selaku PPAT) mestinya hanya melayani akhir dari parapihak.
pembuatan sesuai bentuk, syarat dan cara yang Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa
ditetapkan ditempat kedudukannya di mana ia untuk terjadinya jual beli tanah hak dihadapan
berwenang membuat akta otentik itu. Oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) harus
karena itu ditetapkan pula bahwa di depan bersifat final, baik syarat formal maupun
kantor tempat di mana ia menjalankan tugas materielnya, untuk syarat formal biasanya telah
itu, ditempatkan/ dipasang “Papan Pengenal dipenuhinya persyaratan kelengkapan surat-
PPAT”, agar umum mengetahui dan di situlah ia surat (sertifikat, dan lainnya) yang menjadi
menyelenggarakan tugasnya secara resmi dan bukti hak atas tanah. Syarat materiel seperti
sah. Di sini diartikan pula bahwa PPAT tidak harus lunasnya harga jual beli, sedangkan untuk
berwenang membuat akta PPAT untuk tidak atau belum terpenuhinya kedua syarat
transaksi tanahyang berada diluar wilayah tersebut, maka perjanjian pengikatan jual
hukum/kerjanya di dalam mana ia ditetapkan belilah yang biasanya dijadikan tujuan
sebagai PPAT. (landasan) terjadinya permulaan jual beli yang
digunakan sebagai perjanjian pendahuluan
B. Penyelesaian Yang Dapat Dilakukan Oleh sementara menunggu dipenuhinya syarat untuk
Pembeli, agar Jual Beli Yang Dilakukan perjanjian pokoknya yaitu jual beli di hadapan
Tanpa Akta PPAT Dapat Mempunyai PPAT.
Kekuatan Hukum Yang Pasti Namun demikian, Majelis Hakim
Akta dibawah tangan yang dipergunakan memutuskan dalam Perkara Nomor:
sebagai alat bukti (yaitu perjanjian pengikatan 220/Pdt.G/2006/PN.Bks bahwa jual beli yang
jual beli tanah dan bangunan) dan berlaku pula tidak dibuat dihadapan Pejabat Pembuat Akta
untuk akta otentik maupun, setidak-tidaknya Tanah (PPAT) tetap sah. Meskipun hal tersebut
mempunyai kekuatan pembuktian terhadap bertentangan dengan peraturan perundangan-
siapa yang membubuhkan tandatangan di undangan yang berlaku yaitu UUPA dan PP 24
dalam akta itu. Suatu akta (surat) dapat Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.10

9
Purwahid Patrik., Op. Cit., hal. 12
8 10
Muhammad Abdul Kadir, Op.Cit, hal. 103. Ibid. Hal. 15

63
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

Dalam kasus ini, Majelis Hakim dalam yurisprudensi dengan ketentuan hukum
pertimbangannya berpendapat bahwa perundang-undangan. Tidak selamanya asas
Penggugat telah dapat membuktikan dalil-dalil Statue Law Prevail atau undang-undang lebih
gugatannya dan oleh karena Penggugat telah didahulukan dibanding yurisprudensi
dapat membuktikan dalil-dalil gugatannya, ditegakkan apabila terjadi pertentangan antara
maka gugatan Penggugat patut dikabulkan. undang-undang dengan Yurisprudensi.
Berdasarkan hal tersebut, maka MajelisHakim Dalam hal-hal tertentu secara kaustik,
dalam putusannya: Menyatakan Sah Jual Beli yurisprudensi yang dipilih dan dimenangkan
antara Penggugat dengan Tergugat atas dalam pertarungan pertentangan nilai hukum
sebidang tanah sertifikat Hak Guna Bangunan yang terjadi. Mekanisme yangditempuh oleh
nomor 3819/Bekasi Jayaatas, nama Benuar hakim memenangkan yurisprudensi terhadap
Gusti Mukmimin Bachsin, seharga Rp. suatu peraturan pasal perundang-undangan
25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah) dilakukan melalui pendekatan12:
berdasarkan kwitansi Jual Beli tertanggal 11 1) Didasarkan pada alasan kepatutan dan
Desember1995. kepentingan umum.
Menurut penulis jual beli yang tidak dibuat Untuk membenarkan suatu sikap dan
dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) tindakan bahwa yurisprudensi lebih tepat
tetap sah meskipun hanya berdasarkan dan lebih unggul nilai hukum dan
kwitansi. Hal itu didasarkan pada Yurisprudensi keadilannya dari peraturan pasal undang-
Mahkamah Agung Nomor 126.K/Sip/1976 undang, mesti didasarkan atas ”kepatutan”
tanggal 4 April 1978 yang memutuskan dan ”perlindungan kepentingan umum”.
bahwa:“Untuk sahnya jual beli tanah, tidak Hakim harusmenguji dan menganalisis
mutlak harus dengan akta yang dibuat oleh dan secara cermat, bahwa nilai-nilai hukum
dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Akta yang terkandungdalam yurisprudensi yang
Pejabat ini hanyalah suatu alat bukti”.Selain itu, bersangkutan jauh lebih pontensial bobot
menurut pendapat Boedi Harsono, jual beli kepatutannya dan perlindungannya
yang tidak dibuat dihadapan Pejabat Pembuat terhadap kepentingan umum dibanding
Akta Tanah (PPAT) tetap sah, jadi hak miliknya dengan nilai-nilai yang terdapatdalam
berpindah dari si penjual kepada si pembeli, rumusan undang-undang.Dalam hal ini agar
asal saja jual beli itu memenuhi syarat-syarat dapat dilakukan komparasi analisis yang
materiil (baik yang mengenai penjual, pembeli terang dan jernih, sangat dibutuhkan
maupun tanahnya).11 antisipasi dan wawasan profesionalisme.
Sangat dimungkinkan terjadi sengketa Tanpa modal tersebut sangat sulit seorang
antara suatu yurisprudensi dengan hukum yang hakim berhasil menyingkirkan suatu pasal
diatur dalam peraturan perundang-undangan. undang-undang.
Sebelum berlaku UUPA dan PP No. 10 tahun 2) Cara mengunggulkan Yurisprudensi melalui
1961, yurisprudensi membenarkan keabsahan ”Contra Legem”
jual-beli tanah didasarkan atas kesepakatan Jika hakim benar-benar dapat
harga dan tanah yang menjadi objek jual-beli mengkonstruksi secara komparatif analisis
meskipun jual-beli dilakukan dibawah tangan, bahwa, bobot yurisprudensi lebih
terutama hal ini dulu berlaku atas tanah yang pontensial menegakkan kelayakan dan
berstatus hukum adat. perlindungan kepentingan umum,
Sekarang timbul masalah berdasarkan dibandingkan suatu ketentuan pasal
ketentuan Pasal 19 UUPA jo. Pasal 19 PP No. 10 undang-undang, dia dibenarkan
tahun 1961 pemindahan hak baik dalam bentuk mempertahankan yurisprudensi.
jual-beli dilakukan didepan PPAT, dan oleh Berbarengan dengan itu hakim langsung
karena itu dibuat akta PPAT.Dengan demikian melakukantindakan ”contra legem”
telah terjadi saling bertentangan antara terhadap pasal-pasal undang-undang yang
bersangkutan.Disebabkan nilai bobot
11
Saleh Adiwinata, Bunga Rampai Hukum Perdata dan
Tanah 1, Cetakan Pertama. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
12
1984, hal. 79-80 Saleh Adiwinata., Op. Cit., hal. 85

64
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

yurisprudensi lebih pontensial dan lebih mempunyai kekuatan hukum yang pasti
efektif mempertahankan tegaknya keadilan dengan meminta Putusan Pengadilan
dan perlindungan kepentingan umum, Negeri yang memberikan kepastian
undang-undang yang disuruh mundur hukum kepada penggugat sebagai
dengan caracontra legem, sehingga pemilik yang sah atas tanah dan
yurisprudensi yang sudah bangunan di atasnya. Dengan putusan
mantapditegakkan sebagai dasar dan Pengadilan Negeri tersebut, maka pihak
rujukan hukum penyelesaian perkara. PPAT selaku pemegang asli sertifikat
3) Yurisprudensi dipertahankan dengan diwajibkan untuk menyerahkan sertifikat
melenturkan peraturan perundang- atas tanah yang dimaksud yang masih
undangan. tercatat atas nama tergugat kepada
Cara penerapan lain dalam masalah penggugat dan kuasanya. Dikarenakan
terjadinya pertentangan antara Pihak tergugat tidak diketahui lagi
yurisprudensi dengan ketentuan tempat tinggalnya sehingga tidak dapat
perundang-undangan13: hadir menghadap PPAT, maka putusan
a) Tetap mempertahankan nilai hukum Pengadilan Negeri juga memberikan izin
yang terkandung dalam yurisprudensi; dan kuasa kepada Pengugat untuk
dan bertindak atas nama Tergugat (Penjual)
b) Berbarengan dengan itu, ketentuan dalam melaksanakan penandatangan
pasal perundang-undangan yang akta Jual Beli atas tanah sekaligus
bersangkutan diperlunak dari sifat bertindak untuk dan atas namanya
imperatif menjadi fakultatif. sendiri selaku pembeli dengan harga
Memang ada kemiripan cara ini dengan yang telah disepakati pada saat jual beli
tindakan contra legem, tetapi adaperbedaan. gugatan dilaksanakan.
Penerapan contra legem pasal yang
bersangkutan disingkirkan secara penuh. B. Saran
Keberadaan pasal itu didalam perundang- 1. Oleh karena pelaksanaan Jual-beli tanah
undangan sama sekali tidak ada. Lain halnya pada hakekatnya merupakan salah satu
dengan tindakan mempertahankan pengalihan hak atas tanah kepada pihak
yurisprudensi yang dibarengi dengan tindakan lain,yaitu dari penjual kepada pembeli
memperlunak pasal perundang- tanah.Di mana dalam proses
undangan.Dalam hal ini yurisprudensi tidak pelaksanaannya tidak mungkin
secara penuhmelemparkan nilai yang dilaksanakan balik nama, tanpa
terkandung dalam pasal, tetapi hanya melibatkan Pejabat Pembuat Akta Tanah,
diperlunak dari sifat imperative menjadi maka Berdasarkan ketentuan perbuatan
bersifat fakultatif. hokum jual-beli tanah yang dilakukan
dihadapan PPAT dibuktikan dengan Akta
PENUTUP jual beli tanah yang dibuat oleh PPAT.
A. Kesimpulan 2. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
1. Dalam jual-beli tanah yang dilakukan dalam kehidupan masih banyak
tanpa akta Pejabat Pembuat Akta Tanah masyarakat yang melakukan jual beli
merupakan jual-beli yang sah asalkan tanah tanpa akta jual beli PPAT yang
memenuhi Pasal 1338 dan Pasal 1320 pada akhirnya akan menimbulkan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, masalah atau sengketa.
permasalahan yang dihadapi hanya soal
pembuktian di dalam persidangan nanti. DAFTAR PUSTAKA
2. Penyelesaian yang dapat dilakukan oleh Buku
pembeli, agar jual beli tanah yang Abdul Muhammad Kadir, Hukum Perjanjian,
dilakukan tanpa akta PPAT dapat Alumni, Bandung,1986

13
Paulus, Yurisprudensi dalam Perspektif Pembangunan
Hukum Administrasi Negara, 1995.

65
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Saleh Adiwinata,Bunga Rampai Hukum Perdata


(Bandung : Citra Aditya Bakti, Bandung, dan Tanah 1, Cetakan Pertama. Raja
1992. Grafindo Persada, Jakarta, 1984.
Adiwinata, Saleh,Bunga Rampai Hukum Perdata Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
dan Tanah 1, Cetakan Pertama. Raja Hukum, Penerbit UniversitasIndonesia
Grafindo Persada, Jakarta, 1984. (UI -Press), Jakarta, 1986.
A.Qiram Syamsudin Meliala, Pokok-pokok Sudaryo Soimin, Status Tanah Dan Pembebasan
Hukum Perjanjian Beserta Tanah, SinarGrafika, Jakarta, 1994.
Perkembangannya,Liberty, Yogyakarta, Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata
1985. Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1977.
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Wirjono Prodjodikoro. Azas-Azas Hukum
Himpunan Peraturan-peraturan Hukum Perjanjian.: Mandar Maju, Bandung
Tanah, Djambatan, Jakarta, 2002. 2011.
_______, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah
Pembentukan Undang-Undang Pokok Peraturan Perundang-undangan dan Jurnal
Agraria, Isi dan Pelaksanaanya, Hukum Ilmiah
Tanah Nasional, Jilid 1, Djambatan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang
Jakarta, 2003. Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
Effendi Perangin, Praktek Jual Beli Tanah, Surat Penetapan Pengadilan Negeri Nomor
Rajawali Pers, Jakarta, 1987. Perkara 220/Pdt.G/2006/PN.Bks
Harun Al-Rashid, Sekilas Tentang Jual-Beli Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
Tanah (Berikut Peraturan-peraturannya), tentang Pendaftaran Tanah;
Ghalia Indonesia, Jakarta,1986. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998
John Salindeho, Masalah Tanah Dalam tentang Peraturan Jabatan
Pembangunan., Sinar Grafika, PejabatPembuatAkta Tanah.
Jakarta,1987. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Badan Pertanahan Nasional Nomor 3
Kebendaan Pada Umumnya,Kencana, Tahun1997 tentang Ketentuan
Jakarta, 2003. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Kartini Soedjendro, Perjanjian Peralihan Hak Nomor 24 Tahun 1997tentang
atas Tanah yang berpotensi Konflik, Pendaftaran Tanah.
Kanisius, Yogyakarta, 2001. Sumaryono.,Jual Beli Tanah Yang Dilakukan
K.Wantjik Saleh, Hak Anda Atas Tanah, Ghalia Tanpa Akta Jual Beli Pejabat Pembuat
Indonesia, Jakarta, 1977. Akta Tanah (PPAT), Pascasarjana
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Bisnis,: Alumni, Bandung, 2005.
M. Harahap Yahya, Segi-segi Hukum Perjanjian,
Alumni, Bandung, 1986.
Paulus, Yurisprudensi dalam Perspektif
Pembangunan Hukum Administrasi
Negara, 1995.
Purwahid Patrik, Dasar-dasar Hukum Perikatan
(Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian dan
dariUndang-Undang), Mandar Maju,
Bandung, 1994.
R.Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan,Bina
Cipta, Bandung, 1994.
R. Subekti. Hukum Perjanjian. Intermasa,
Jakarta, 1979
_______. Aspek-Aspek Hukum Perikatan
Nasional.Alumni, Bandung, 1984.

66

Anda mungkin juga menyukai