Anda di halaman 1dari 15

Learning Jurnal

A. Pokok pikiran
Pelayanan Publik.
Istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong
menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan
melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan
secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan manusia (Sinambela, 2010:3).
Sementara itu, istilah publik berasal dari Bahasa Inggris public yang
berarti umum, masyarakat, negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima
menjadi Bahasa Indonesia Baku menjadi Publik yang berarti umum, orang
banyak, ramai.
Beberapa pakar yang memberikan pengertian mengenai pelayanan
publik diantaranya adalah Agung kurniawan (2005:6), mengatakan bahwa
pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang
lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan.
Ratminto (2005) mende inisikan bahwa Pelayanan publik atau pelayanan
umum dapat didefenisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dandilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat,
didaerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah, dalam rangkaupaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangkapelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan menurut Sinambela Pelayanan adalah setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah disetiap kegiatan yang menguntungkan dalam

Learning Journal

suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun


hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara isik.
Selanjutnya dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63 Tahun 2003 telah dijelaskan bahwa pengertian pelayanan publik
adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
maupun pelaksanaan kebutuhan peraturan perundangundangan. Sedangkan
penyelenggara pelayanan publik dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 63 tahun 2003 diuraikan bahwa Instansi Pemerintah
sebagai sebutan kolektif yang meliputi Satuan Kerja/ satuan organisasi
Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan Instansi
Pemerintah lainnya, baik pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Menjadi penyelenggara palayanan publik.
Sedangkan pengguna jasa pelayanan publik adalah orang, masyarakat,
instansi pemerintah dan badan hukum yang menerima layanan dari instansi
pemerintah.
Dari beberapa pengertian pelayanan publik yang diuraikan tersebut,
dalam konteks pemerintah daerah, pelayanan publik dapat disimpulkan
sebagai pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat
dan/atauorganisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu,
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan
untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh penyelenggara
pelayanan publik yaitu penyelenggara Negara/ pemerintah, penyelenggara
perekonomian dan pembangunan, lembaga independen yang dibentuk oleh
pemerintah, badanusaha/badan hukum yang diberi wewenang melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi pelayanan publik, badan usaha/badan hukum

Learning Journal

yang bekerjasama dan/ atau dikontrak untuk melaksanakan sebagaian tugas


dan fungsi pelayanan publik dan masyarakat umum atau swasta yang
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi pelayanan public yang tidak
mampu ditangani/dikelola oleh pemerintah/pemerintah daerah. Terdapat 3
unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu
1. Organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu Pemerintah
Daerah,
2. Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau
organisasiyang berkepentingan,
3. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Dengan demikian, pemerintah daerah dalam menjalankan monopoli
pelayanan publik, sebagai regulator/pembuat peraturan (rule government/
peraturan pemerintah) harus mengubah pola pikir dan kerjanya dan
disesuaikan dengan tujuan pemberianotonomi daerah, yaitu memberikan dan
meningkatkan pelayanan yang memuaskan masyarakat Untuk terwujudnya
good governance, dalam menjalankan pelayanan publik, pemerintah daerah
juga harus memberikan kesempatan luas kepada warga dan masyarakat,
untuk mendapatkan akses pelayanan publik, berdasarkan prinsip-prinsip
kesetaraan, transparansi, akuntabilitas dan keadilan.
Standar Pelayanan Publik
Setiap Penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar
pelayanan,sebagai jaminan adanya kepastian bagi pemberi didalam
pelaksanaan tugas danfungsinya dan bagi penerima pelayanan dalam proses
pengajuan permohonannya. Standar pelayanan merupakan ukuran yang
dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai pedoman yang
wajib ditaati dan dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan, dan menjadi
pedoman bagi penerima pelayanan dalamproses pengajuan permohonan,
serta sebagai alat kontrol masyarakat dan/atau penerima layanan atas kinerja

Learning Journal

penyelenggara pelayanan. Oleh karena itu perlu disusun dan ditetapkan


standar pelayanan sesuai dengan sifat, jenis dan karakteristik pelayanan yang
diselenggarakan serta memperhatikan lingkungan. Dalam proses perumusan
dan penyusunannya melibatkan masyarakat dan/ atau stakeholder lainnya
(termasuk aparat birokrasi) untuk mendapatkan saran dan masukan dan
membangun kepedulian dan komitmen Dalam Sinambela (2010, hal : 6),
secara teoritis tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima
yang tercermin dari :
1. Transparan
Pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses
oleh semua pihakyang membutuhkan dan disediakan secara
memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas
Pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional
Pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada
prinsip e isiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif
Pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan Hak
Pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari
aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial
dan lain-lain.
6. Keseimbangan Hak Dan Kewajiban

Learning Journal
f

Pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan


penerima pelayanan publik.
Di Indonesia sendiri di tetapkan Standar Pelayanan Publik
menurut Keputusan Menteri PAN Nomor :63/KEP/M.PAN/7/2003,
yang sekurang-kurangnya meliputi:
a. Prosedur pelayanan;
b. Waktu Penyelesaian
c. Biaya Pelayanan
d. Produk Pelayanan;
e. Sarana dan Prasarana
f. Kompetensi petugas pelayanan;
Selanjutnya untuk melengkapi standar pelayanan tersebut
diatas, ditambahkan materi muatan yang dikutip dari Rancangan
Undang-Undang tentang Pelayanan Publik yang cukup realistis untuk menjadi
materi muatan Standar Pelayanan Publik, sehingga susunannya menjadi
sebagai berikut;
1) Dasar Hukum
2) Persyaratan;
3) Prosedur pelayanan;
4) Waktu Penyelesaian;
5) Biaya Pelayanan;
6) Produk Pelayanan;
7) Sarana dan Prasarana;
8) Kompetensi petugas pelayanan;
9) Pengawasan intern;
10) Pengawasan extern;
11) Penanganan Pengaduan, saran dan masukan;
12) Jaminan pelayanan.
Tambahan materi muatan standar pelayanan publik tersebut

Learning Journal

diatas dimaksudkan untuk melengkapi, dasar pertimbangannya cukup


realiistis karena memasukan materi muatan dasar hukum memberikan
kepastian adanya jaminanhukum/legalitas bagi standar pelayanan tersebut.
Disamping itu, persyaratan, pengawasan, penanganan pengaduan dan
jaminan pelayanan bagi pelanggan perlu dijadikan materi muatan standar
pelayanan publik.Penyusunan st andar pelayanan publik, harus
mempertimbangkan aspek kemampuan, kelembagaan dan aparat
penyelenggara pelayanan, dan karakteristik sosial budaya masyarakat
setempat. Dengan harapan, agar standar pelayanan publik yang ditetapkan
dapat dilaksanakan dengan baik, terutama oleh para pelaksana operasional
pelayanan yang berhadapan langsung dengan masyarakat, dimengeti dan
diterima oleh masyarakat/ stakeholder.

Indikator Pelayanan Publik


Terdapat 5 (lima) determinan kualitas pelayanan publik yang dapat
dirincikansebagai berikut menurut Parasuraman, Zeithami dan Berry, (1988)
yaitu:
1) Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk melaksanakan
pelayanan yangdijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
2) Ketanggapan (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu
pelanggan danmemberikan pelayanan dengan cepat.
3) Keyakinan (con idence), yaitu pengetahuan dan kesopanan pegawai
sertakemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan
dan keyakinan atau“assurance”.
4) Empati (emphaty), yaitu syarat untuk peduli, memberi perhatian
pribadi bagipelanggan.
5) Berwujud (tangible), yaitu penampilan fasilitas isik, peralatan,
personel, danmedia komunikasi.
Pada dasarnya teori diatas tetap dapat dipakai untuk mengukur

Learning Journal

kinerja pelayanan public yang diberikan oleh instansi pemerintahan.


Karna aparatur pelayanan tidak mempunyai alasan sedikitpun untuk tidak
berorientasi kepada kepuasan pelanggan secara total, bahkan kepusan
pelanggan lah yang dapat dijadikan barometer dalam mengukur keberhasilan
dalam pelayanan. Untuk mencapai hal ini pemerintah tidak boleh menhindar
dari prinsip pelayanan dilakukan sepenuh hati (sinambela, 2011;8)

Standar pelayanan administrasi keuangan


Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pelayanan publik sesuai
dengan asas penyelenggaraan pemerintah yang baik, dan guna mewujudkan
kepastian hak dan kewajiban berbagai pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan, setiap penyelenggaran Pelayanan Publik wajib
menetapkan Standar Pelayanan Publik berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia No.15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan dan Alur
Pelayanan Publik.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
62  Tahun 2003 disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus
memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: Kesederhanaan. Prosedur
pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan; Kejelasan. Kejelasan ini mencakup beberapa hal penting bagi
masyarakat, seperti: Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik,
Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik, Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran; Kepastian waktu.

Learning Journal

Untuk menunjang pelayanan publik Dinas Pertanian dan Ketahanan


Provinsi Kalimantan Utara maka Subbagian Keuangan Sekretariat Dinas
bertugas melakukan:
1. Menyiapkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) (1jam/berkas)
2. Meneliti dan menguji dokumen permintaan pembayaran gaji dan
tunjangan(1jam/berkas)
3. Menyiapkan SPM(1jam/berkas)
4. Penguji dan penandatanganan SPM oleh PPK SKPD(1jam/berkas)
5. Menyampaikan SPM ke BKAD(1jam)
6. ApabilaSP2D telah terbit maka akan dilakukan transfer dana ke
rekening Bendahara Pengeluaran yang selanjutnya akan dibayarkan
kepada yang berhak menerima.(1,5jam/berkas)
7. Pengadministrasian SPM mengambil dan mencatat SP2D (30menit/
berkas)
8. M e ny i a p ka n d o ku m e n p e l a p o ra n ke u a n g a n d a n re a l i s a s i
anggaran(5jam/dokumen)
9. Melakukan pengarsipan dokumen dokumen terkait administrasi
keuangan(30menit/dokumen)
10.menginput belanja barang/jasa ke dalam sistem aplikasi rekon dan
Simda(30menit/berkas)
11. menyusun administrasi rekapitulasi belanja hibah Barang Milik Daerah 
dan Barang Milik Negara(6jam/dokumen)
12. menyusun administrasi pelaporan barang pakai habis(6jam/dokumen
13.melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan laporan neraca
aset(6jam/bahan)
14.mengkoordinasi dan menyiapkan bahan pelaksanaan rekonsiliasi
Barang Milik Daerah dan menyusun Laporan Mutasi Barang Milik
Daerah(6jam/bahan)

Learning Journal

B. Alur proses pelayanan


Dalam melakukan pelayanan administrasi keuangan guna menunjang
pelayanan publik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan
Utara subbagian keuangan Dinas memiliki alur proses dan pencairan dan
pembayaran sebagai berikut
Pelayanan pada Subbagian Keuangan bersifat administratif dan berguna
sebagai penunjang DPKP Prov. Kaltara guna melayani publik dengan optimal

Learning Journal

C. Contoh pelayanan publik di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan


Provinsi Kalimantan Utara
Salah satu agenda reformasi di bidang keuangan negara adalah adanya
pergeseran dari pengganggaran tradisional menjadi pengganggaran
berbasis kinerja. Dengan basis kinerja arah penggunaan dana pemerintah
tidak lagi berorientasi pada input tetapi pada output. Perubahan ini penting
dalam rangka proses pembelajaran untuk menggunakan sumber daya
pemerintah yang makin terbatas, tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan
dana yang makin tinggi. Penganggaran yang berorientasi pada output
merupakan praktik yang telah dianut luas oleh pemerintahan modern di
berbagai negara. Pendekatan penganggaran yang demikian sangat
diperlukan bagi satuan kerja instansi pemerintah yang memberikan
pelayanan kepada publik. Salah satu alternatif untuk mendorong peningkatan
pelayanan publik adalah dengan mewiraswastakan pemerintah.
Mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) adalah
paradigma yang memberi arah yang tepat bagi sektor keuangan publik.

Learning Journal

Ketentuan tentang penganggaran tersebut telah dituangkan dalam UU


No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU Keuangan Negara).
Selanjutnya, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU
Perbendaharaan Negara) membuka koridor baru bagi penerapan anggaran
berbasis kinerja di lingkungan pemerintah dengan memberikan peluang
kepada instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi
pelayanan kepada masyarakat untuk menerapkan pengelolaan keuangan
yang leksibel dengan menonjolkan produktivitas, e isiensi, dan efektivitas.
Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam UU Keuangan Negara dan UU
Perbendaharaan Negara tersebut menjadi dasar penetapan instansi
pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
(BLU) yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (PP BLU).
Pola pengelolaan keuangan BLU diharapkan dapat menjadi langkah awal
dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Dalam realisasi nya DPKP membuka TTIC (toko tani indonesia center)
untuk memberikan pelayanan informasi dan komoditas pangan, dengan alur

Learning Journal
f
f

Persyaratan
• Pemohon informasi dan masyarakat umum sebagai konsume
• Datang secara langsung dan atau melalui telepon, maupun melalui
websit

Prosedur
• Pemohon informasi/konsumen datang kemudian menyampaikan
keperluannya kepada petuga
• Petugas memberikan informasi/melayani pembelian terkait komoditas yang
diinginka
• Petugas melakukan kon rmasi ulang ke pemohon apakah informasi/
komoditas yang beli sudah sesuai atau belu
• Pemohon mendapatkan informasi/mendapatkan komoditas yang
diinginka
• Selesa

Waktu Penyelesaian

• 1 Hari kerja

Biaya / Tarif

• Informasi (Rp. 0,-)


• Komoditas pangan (menyesuaikan)

Produk Pelayanan

• Layanan berkelanjutan informasi dan komoditas pangan

D. Kaitan Jabatan Penata Laporan Keuangan pada Subbagian Keuangan


Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan dengan pelayanan publik
Dalam hal melaksanakan tugas Penata Laporan Keuangan memiliki kaitan
secara tidak langsung dengan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
SKPD. dalam hal ini Penata Laporan Keuangan bersifat memenuhi Standar
Transparan dan Akuntabilitas pelayanan yang diberikan oleh SKPD Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan.

Learning Journal
e

fi
s

Contoh inovasi pelayanan publik yang dapat diterapkan pada Dinas


Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara
1. Inovasi PanganKu
Inovasi PanganKu memanfaatkan sumberdaya lokal hasil pertanian dan
pelaku usaha setempat dalam rangka menciptakan sistem perekonomian
yang berbasis kerakyatan dengan melibatkan petani mulai dari produksi,
pengolahan, pengemasan hingga penyaluran ke masyarakat melalui e
warung.
2. E-village
E-village budgeting dan e-village monitoring, sistem penganggaran desa
yang terintegrasi dalam jaringan (daring) untuk meningkatkan akuntabilitas
anggaran desa. Sistem ini memangkas mata rantai penyusunan dan
pengawasan anggaran secara manual di level desa.
3. SiPakDe-ATIGA
Menge isiensikan kegiatan ekspor dan impor dengan pemberian bea
masuk preferensi antar AMS melalui dokumen elektronik ASEAN Trade in
Goods Agreement (ATIGA). Adanya SiPakde-ATIGA akan menjamin validitas
data, kepastian layanan, dan memberikan kemudahan bagi pelaku usaha.
4. IdS
merupakan pendekatan baru dan framwork unik yang dikembangkan
oleh DJPK untuk meningkatkan kapastitas dan kompetensi aparatur
Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pengelolaan keuangan daerah dan
melakukan pembelajaran terhadap keberhasilan daerah lain.
Untuk meningkatkan kapasitas aparatur dalam hal pengelolaan keuangan
dan meningkatkan kompetensi.
5. Wirausaha Pintar
Program Wirausaha Pintar merupakan bentuk layanan extra miles dari
TASPEN kepada para ASN dan pensiunan guna memperhatikan kesejahteraan
dan kelangsungan hidup ASN di hari tua.

Learning Journal

DPKP dapat menerapkan Inovasi semacam wirausaha pintar dan di


terapkan kepada para Pelaku usaha Pertanian dan ketahanan pangan yang
menjadi penerima layanan publik DPKP.

Learning Journal

Anda mungkin juga menyukai