Anda di halaman 1dari 18

Agribisnis Rumput Laut

BAB 8
TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT

eberhasilan budidaya rumput laut selain tergantung pada kondisi

K lingkungan budidaya juga dipengaruhi oleh metode budidaya yang akan


digunakan. Penggunaan metode budidaya rumput laut sangat
bergantung pada lokasi dan syarat hidup rumput laut yang akan dibudidayakan.
Penggunaan metode budidaya rumput laut perlu disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar budidaya (Anonimous, 2001).

Pada budidaya rumput laut yang dilakukan di pantai atau laut perlu memper-
hatikan sifat air laut. Sifat air laut yang korosif dan lebih dinamik, maka bahan-
bahan yang digunakan dalam budidaya rumput laut harus tahan terhadap air laut.
Bahan-bahan yang digunakan dalam rumput laut tidak boleh terbuat dari bahan
logam, kecuali sudah dilapis dengan bahan lain atau galvanized, karena bahan
logam mudah berkarat. Kayu yang digunakan harus dipilih dari jenis yang tidak
mudah lapuk di air laut serta kuat dan tidak mudah patah (Mubarak et al., 1990).

Dengan pertimbangan bahwa budidaya rumput laut harus menggunakan bahan


yang murah, maka petani cenderung mencari bahan yang mudah diperoleh dari
lingkungan sekitarnya. Karena itu kegiatan penyediaan bahan harus tetap
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Pada budidaya rumput laut dengan
metode lepas dasar banyak digunakan patok dari bambu atau kayu bakau. Untuk
itu perlu pengaturan agar tidak terjadi perusakan hutan bakau, mengingat daerah
tersebut faktor pendukung sumberdaya perikanan laut yang sangat penting. Pada
budidaya rumput laut dengan metode rakit dapat digunakan bambu sebagai bahan
rakit dan jangkar sebagai pemberat yang terbuat dari batu atau semen pasir.
Penggunaan karang sebagai jangkar tidak diperbolehkan karena dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan (Mubarak et al., 1990).

Berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan, Aslan (1998) membagi


metode-metode budidaya rumput laut di lapangan dengan tiga cara, yaitu: metode
dasar, metode lepas dasar, dan metode apung.

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 240


Agribisnis Rumput Laut

1. Metode dasar (bottom method)


Metode dasar (bottom method) merupakan metode penanaman rumput
laut yang dilakukan didasar perairan. Persyaratan perairan untuk
melakukan metode penanaman seperti antara lain dasar perairan tidak
boleh berlumpur sebaiknya berpasir, pasir berbatu atau berbatu. Areal
yang akan ditanami rumput laut pada saat surut terendah masih tergenang
oleh air laut, karena bila tanaman tidak tergenang air laut dan terkena sinar
matahari langsung dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kematian
pada rumput laut yang dibudidayakan.

Metode dasar biasanya diakukan dengan teknik penanaman tebar (broad


cast method) atau dengan teknik penanaman di dasar perairan (farm
bottom method) dengan mengikatkan bibit rumput laut pada batu atau
pemberat yang kemudian disusun rapi. Penanaman rumput laut yang
dilakukan di dasar perairan memiliki beberapa keuntungan antara lain
rendahnya biaya produksi karena tidak menggunakan bahan material yang
banyak dan bermacam-macam, sedangkan kerugian menggunakan
metode dasar adalah lebih mudah terserang hama yang hidup didasar
perairan seperti bulu babi dan teripang.

2. Metode lepas dasar (off-


off-bottom method)
Metode lepas dasar dilakukan pada perairan yang memiliki kedalaman
perairan yang selalu terendam oleh perairan meskipun dalam keadaan
surut terendah, dan tidak dilakukan didasar perairan maupun terapung di
atas permukaan laut. Metode ini sebaiknya dilakukan pada perairan
dengan dasar pasir berbatu atau karang dengan arus yang relative sedang
sehingga mampu mensuplay zat hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
rumput laut.

Metode lepas dasar ini biasanya dilakukan dengan menggunakan teknik


pancang dengan model tali tunggal (monoline), jaring lepas dasar, atau
jaring yang berbentuk tabung (tubular net). Metode lepas dasar cenderung
lebih baik dibandingkan dengan metode dasar karena relative lebih aman
dari gangguan hama, namun juga memerlukan biaya yang dapat
disesuaikan dengan teknik penanaman yang akan digunakan.

3. Metode apung (floating method)


Metode apung hampIr sama dengan metode lepas dasar perbedaannya
adalah posisi tanam yang berada di permukaan air laut, sehingga metode

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 241


Agribisnis Rumput Laut

ini lebih banyak membutuhkan pelampung. Metode apung dapat digunakan


pada perairan yang memiliki kedalaman tinggi hingga > 10 m. dengan
dasar perairan yang beragam, dan dapat digunakan pada perairan dengan
arus air sedang hingga kuat. Taknik budidaya yang digunakan dalam
metode ini dapat bervariasi mulai dari model tali tunggal, rakit dengan
model tali tunggal (monoline) atau model jaring.

Sedangkan berdasarkan teknik budidaya yang digunakan dapat dibagi menjadi


beberapa metode antara lain : metode tebar, metode rakit, metode pancang,
metode jaring dan metode kombinasi.

8.1. Budidaya Rumput Laut dengan


dengan Metode Tebar

Budidaya rumput laut dengan metode tebar dapat dilakukan pada untuk budidaya
yang dilakukan di laut dengan karakteristik perairan yang landai atau daerah
pasang surut, yang memiliki substrat pasir, pasir berbatu, karang atau batu,
dengan pergerakan perairan yang relative tenang sampai sedang. Metode ini juga
dapat dilakukan pada budidaya rumput laut yang dilakukan di tambak mengingat
ketinggian air yang bergantung pada pasang surut, ketinggian air tidak lebih dari
60 cm.

Gambar 8.1. Teknik budidaya rumput laut dengan metode tebar (broad cast
method) (www. nusaceningan.go.id).

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 242


Agribisnis Rumput Laut

Metode tebar yang dilakukan di laut harus dipilih lokasi yang sesuai antara lain
terletak pada daerah pasang surut sehingga masih ada pertukaran zat hara
sebagai nutrien yang diperlukan untuk kehidupan rumput laut, tanpa perlu ada
perlakuan khusus pada lahan budidaya. Berbeda dengan budidaya rumput laut
yang dilakukan di tambak, budidaya rumput laut yang dilakukan di tambak
memerlukan persiapan khusus pada lahan budidaya dengan cara pengolahan
tanah, pengapuran, pengeringan dan pemupukan tanah terlebih dahulu. Hal ini
disebabkan karena pada budidaya yang dilakukan di tambak pergantian air
relative lebih sedikit sehingga zat hara yang diperlukan sebagai nutrien perlu
disediakan dengan dilakukannya pemupukan tambak terlebih dahulu.

Metode tebar sering juga dikenal dengan metode sebaran (broad cast method)
atau metode dasar (bottom farm method) metode ini adalah salah satu cara
budidaya rumpiut laut yang paling sederhana, dimana bibit tanaman hanya
disebarkan di perairan yang diinginkan. Bibit tanaman dipotong-potong hingga
seberat 25 – 30 g, diikat dengan tali, atau dapat juga dengan menggunakan
pemberat berupa batu, lalu disebarkan pada perairan yang dasarnya berbatu
karang atau pasir berbatu jika ditanam di laut. Namun jika penanaman dilakukan di
tambak maka bibit yang telah diikat ke batu atau pemberat dapat langsung
diletakkan di dasar tambak yang telah diolah sebelumnya.

Teknik budidaya rumput laut dengan metode tebar dapat dilakukan sebaran
secara acak maupun disusun rapi atau berjalur. Ukuran tiap jalusr sekitar 120 cm
dan jarak antar jalur sekitar 60 cm, hal ini bertujuan untuk mempermudah
pengawasan. Jarak antar tanaman minimal 20 cm, sehingga penanaman rumput
laut di dasar perairan (metode tebar) menyerupai kebun di dasar laut (gambar
8.2).

Keuntungan menggunakan metode tebar antara lain adalah biaya material yang
rendah, penenamannya mudah dan tidak memakan waktu, biaya pemeliharaan
sedikit, dapat digunakan pada perairan pasir berbatu atau karang, penanaman
metode tebar dasar dengan penataan yang rapi menghasilkan produksi yang lebih
banyak dibandingkan tebar dasar secara acak.

Sedangkan kerugiannya menggunakan metode ini antara lain : bibit banyak yang
hilang terbawa arus atau ombak, tanaman dapat dimakan ikan dan hewan
predator, hal ini dapat ditanggulangi dengan pembuatan pagar di sekitar areal
budidaya rumput laut dengan ukuran mata jaring 2,5 cm dengan ketinggian sekitar
0,5 cm, metode ini kurang baik untuk perairan dengan dasar tanah berpasir (laut)
atau lumpur di tambak.

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 243


Agribisnis Rumput Laut

Gambar 8.2. Metode tebar yang disusun dengan rapi dan berjalur (bottom farm
method)

8.2. Budidaya Rumput Laut dengan


dengan Metode Rakit

Metode rakit merupakan teknik penanaman rumput laut yang banyak digunakan di
Indonesia. Metode rakit untuk penanaman rumput laut hanya dapat digunakan
untuk penanaman rumput laut yang dilakukan di laut lepas yang berarus kecil
sampai sedang (20 – 40 cm/detik) dengan ketinggian air saat surut > 80 cm dan
dasar perairan pasir berbatu atau sedikit berlumpur. Metode rakit biasanya juga
diterapkan pada lepas dasar maupun apung, karena posisi rakit dapat di badan
perairan atau di permukaan perairan. Metode rakit yang terapung di permukaan
atau lepas dasar juga dapat di gunakan di perairan laut yang agak dalam hingga
mencapai 10 m tergantung pada kekuatan konstruksi dan tali yang digunakan,
karena metode ini dapat bergerak bebas dan hanya bertumpu pada jangkar di
dasar perairan.

Ukuran rakit biasanya berkisar antara 2,5 x 2,5 meter atau 2,5 x 5 m, hal ini
merupakan ukuran yang tepat untuk pembuatan rakit karena bila jarak terlalu jauh
atau ukuran rakit terlalu besar dapat mengurangi ketegangan tali yang digunakan
sehingga tali akan menjuntai karena bibit yang diikatkan terlalu berat. Metode rakit
dapat menggunakan tali monoline dengan membentuk sejajar atau dengan
berbentuk seperti jaring dengan jarak antara tanaman yang sama yaitu 20 – 25 cm.
pelampung utama diikatkan pada setiap sudut rakit dan dibantu dengan
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 244
Agribisnis Rumput Laut

pelampung bantuan yang ukurannya lebih kecil di beberapa titik rakit untuk
membantu menjaga posisi rakit agar tidak tenggelam (Gambar 8.3). Jumlah
pelampung disesuaikan dengan ketinggian rakit yang diharapkan. Posisi rakit yang
berada di permukaan dan terkena sinar matahari langsung rawan terhadap
serangan penyakit rumput laut, karena rumput laut yang terkena sinar matahari
langsung dalam waktu yang cukup lama dapat rusak dan akhirnnya mati.
Sebaiknya posisi bibit rumput laut yang terikat dirakit sedikit tenggelam minimal 10
cm dibawah permukaan air untuk menghindari kerusakan bibit yang
dibudidayakan.

Gambar 8.3. Teknik budidaya rumput laut dengan metode rakit apung

Rakit dapat dibuat dari potongan kayu atau bambu yang diikat membentuk persegi
panjang atau bujur sangkar. Setiap sudut rakit diberi pelampung yang terbuat dari
bahan plastik dengan bentuk dan ukuran disesuaikan dengan bobot rakit yang
dibuat. Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan rakit adalah sebagai berikut :
 Bambu diameter 10 cm dengan panjang 5 meter sebanyak 2 buah,
berfungsi sebagai pengapung
 Bambu berdiameter 5 cm dengan panjang 2,5 m sebanyak 2 buah,
berfungsi sebagai perentang tali untuk melekatkan bibit
 Tali untas merupakan tali untuk tempat mengikat bibit rumput laut dengan
panjang 4 m, 1,5 m digunakan untuk mengikat kedua ujung tali untas ke
bambu, 2,5 m dilengkapi dengan tali raffia dengan jarak 25 cm, sehingga
1 tali untas terdapat 10 tali raffia yang berfungsi untuk tempat mengikat
bibit rumput laut. Tali untas terbuat dari plastik multifilament berdiameter
7 mm yang diikatkan pada bambu berdiameter 2,5 cm, usahakan
menggunakan tali multifilament karena lebih kuat dan tahan lama, dengan
jarak antar tali 20 cm

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 245


Agribisnis Rumput Laut

 Tali raffia untuk mengikat benih (berat benih sekitar 50 – 100 gram) jarak
tiap ikatan bibit sekitar 20-25 cm.
 Jangkar yang terbuat dari besi atau batu yang dapat berfungsi sebagai
pemberat sehingga tidak merubah posisi rakit. Pemberat dapat juga
dibuat dari karung berisi pasir. Salikin (2005) menambahkan bahwa
masing-masing pemberat ± 100 kg. panjang tali pemberat 1,5 – 2 kali
kedalaman perairan. Tali pemberat yang digunakan poliethilen dengan
diameter 10 cm.

Penanaman rumput laut dengan menggunakan metode rakit memerlukan alat


tambahan berupa kayu atau bambu yang berfungsi sebagai penanda atau rambu
di laut untuk menghindari lalu lintas di laut sehingga areal budidaya dapat
diketahui oleh orang lain, atau dapat juga digunakan sebagai penanda bahwa
dilokasi tersebut merupakan areal budidaya rumput laut perorangan atau
kelompok.

Untuk meningkatkan produksi rumput laut satu unit rakit yang telah dibuat (2,5 x
2,5 m) dapat digabungkan menjadi 2 atau 4 unit. Penggabungan unit rakit yang
dibuat dapat secara horizontal (melebar) atau vertical (bertumpuk) hal ini
disesuaikan dengan karakteristik perairan, karena nantinya akan berpengaruh
terhadap suplai nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan rumput laut.

Gambar 8.4. Areal budidaya rumput laut dengan metode rakit apung

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 246


Agribisnis Rumput Laut

Keuntungan menggunakan metode rakit antara lain tanaman rumput laut terbebas
dari serangan hama yang banyak terdapat di dasar perairan seperti bulu babi,
pertumbuhan rumput laut lebih baik sehingga produkstifitas yang dihasilkan juga
lebih tinggi, dapat dilakukan di perairan dengan kedalaman bervariasi tidak harus
landai karena posisinya berada di badan air atai di permukaan air, tanpa harus
memiliki tiang yang terpancang. Sedangkan kerugian atau kekurangan metode
rakit ini adalah tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat konstruksi
rakit yang kuat dan tahan lama serta memerlukan waktu yang lebih lama dalam
proses persiapan tanam dan penanamannya.

8.3.
8.3. Budidaya Rumput
Rumput Laut dengan
dengan Metode Pancang.

Metode pancang dalam budidaya rumput laut dapat dilakukan di lepas dasar
ataupun di permukaan air. Metode pancang yang digunakan di lepas dasar
dengan ketinggian air saat surut minimal 1 m dengan jarak dari dasar perairan
sekitar 60 cm, dengan menggunakan kayu pancang yang dibuat memanjang
berjalur ataupun berbentuk seperti jaring. Sedangkan metode pancang yang
digunakan di permukaan perairan dapat dilakukan pada perairan yang agak dalam
± 5 m, karena pemancangan menggunakan jangkar dengan tali multifilament yang
kuat.

(a)

(c)

(b)

Gambar 8.5. Model metode pancang (a) monoline (b) jurai (c) jaring

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 247


Agribisnis Rumput Laut

Metode pancang yang digunakan dalam penanaman rumput laut merupakan salah
satu metode penanaman rumput laut yang dilakukan di tambak untuk jenis
Gracilaria sp. Hal ini disebabkan karena ketinggian dan kondisi perairan di tambak
sangat sesuai untuk metode penanaman dengan metode pancang. Metode
pancang yang banyak digunakan adalah model monoline atau tali tunggal yang
terbuat dari tali nilon yang diikatkan pada sebilah bambu atau kayu dengan jarak
sekitar 3-5 m. model lain untuk metode pancang adalah dengan menggunakan
rakit dengan ukuran 3 x 3 atau 2,5 x 2,5 m. Jarak antar jalur tiang pancang sekitar
1,5 m untuk mempermudah pengecekan tanaman budidaya, bila ingin menambah
produksi yang dihasilkan maka jarak antar tiang pancang dapat dirapatkan hingga
0,5 m, hal ini menyesuaikan dengan pergerakan air laut yang melalui area
budidaya.

Teknik budidaya dengan metode pancang dapat digabung antara model monoline
dengan model jurai aau gantung seperti terlihat pada Gambar 8.6 dibawah ini.

Gambar 8.6. Metode pancang dengan penggabungan model monoline dan


jurai/gantung

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 248


Agribisnis Rumput Laut

Penanaman rumput laut dengan metode pancang juga dapat dilakukan secara
bersusun, hal ini dapat dilakukan dengan syarat perairan lokasi budidaya rumput
laut memiliki arus yang sedang dan dasar perairan pasir berbatu, kedalaman dan
kecerahan air laut cukup untuk menjaga kehidupan dan suplay zat hara.
Mengingat posisi dengan metode pancang yang menggunakan kayu atau bambu
bersifat menetap (tidak dapat mengikuti pergerakan air/ pasang surut) maka harus
memperhatikan kondisi perairan terutama pasang surut air laut. Pada saat surut
terendah rak paling atas masih terendam air hingga ketinggian ± 10 cm dari
permukaan air.

Gambar 8.7. Metode pancang tunggal dan bersusun

Material yang digunakan dalam pembuatan metode pancang antara lain tali nylon
monofolamen berukuran 80 lb test, kayu yang kuat terendam di air laut sebagai
pemancang dengan ketinggian 1 – 1,5 m. Sedangkan metode pancang yang
menggunakan jaring memerlukan tali yang lebih banyak untuk membuat jaring
dengan jarak pertitik optimal adalah 20 – 25 cm.

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 249


Agribisnis Rumput Laut

Keuntungan menggunakan metode pancang hampir sama dengan metode rakit


yaitu bebas dari hama rumput laut yang hidup di dasar perairan seperti bulu babi,
dapat digunakan pada perairan dengan dasar berpasir, pengawasan lebih mudah,
hasil yang diperoleh lebih tinggi dari pada metode tebar atau metode dasar.
Sedngkan kekurang metode pancang adalah membutuhkan biaya yang lebih
tinggi dibanding metode tebar, karena memerlukan konstruksi untuk membuat
metode pancang tersebut, membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam
membuat konstruksi dan pemasangan bibit.

Gambar 8.8. Penanaman rumput laut dengan metode pancang model monoline

8.4. Budidaya rumput laut dengan metode kantong

Metode kantong dalam budidaya rumput laut biasa dikenal dengan metode jaring
atau tabung (tubular net). Penggunaan metode kantong biasanya dilakukan pada
budidaya rumput laut di laut lepas dengan kedalaman lebih dari 2 m, dengan
pergerakan air air yang relative keras atau perairan dengan gelombang yang
sedang hingga tinggi. Metode kantong/ tabung terbuat dari jaring yang dibuat
menyerupai tabung dapat diposisikan secara horizontal maupun vertical,
disesuaikan dengan karakteristik perairan tempat dilakukannya budidaya.

Kantong atau tabung yang telah dibuat dari jaring memiliki lubang pintu kecil yang
berada di atas atau di samping tabung. Setelah bibit rumput laut yang akan
ditanam dimasukkan ke dalam kantong maka pintu atau lubang tersebut akan
dijahit atau diikat sehingga lubang tersebut rapat kembali dan akan dibuka pada
saat panen. Lebar mata jaring dan diameter tabung, tergantung ukuran thallus dari
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 250
Agribisnis Rumput Laut

jenis rumput laut yang dibudidayakan. Untuk jenis Eucheuma dapat digunakan
jaring dengan lebar matanya 2,5 cm dengan diameter tabung 10 cm, sedangkan
jenis rumput laut yang thallusnya kecil dan sukar diikat misalnya Gellidium,
diperlukan jaring dengan lebar matanya 0,5 – 1 cm dengan diameter tabung sekitar
5 cm. Tabung yang dibuat dari jaring diikatkan pada tali yang telah diberi jangkar
sebagai penahan terhadap gelombang, sehingga tabung lebih kuat dan stabil.

Gambar 8.9. Kantong jaring yang dipasang secara horizontal

Kantong atau tabung yang terbuat dari jaring dapat menggunakan beberapa
macam teknik diantaranya tanpa menggunakan sekat, dengan ukuran panjang
tabung sekitar 30 – 50 cm tergantung pada jumlah bibit yang akan ditanam atau
kepadatan bibit dalam kantong adapula kantong jaring yang menggunakan sekat
yang terbuat dari bahan karet (Gambar 8.10). Model ini telah dierapkan pada
daerah selatan jawa yang memiliki arus kuat, sekat karet selain berfungsi sebagai
pembatas dan rangka tabung juga berfungsi sebagai pemberat sehingga tabung
tidak mudah lepas atau koyak saat dihempas ombak besar. Ukuran panjang
tabung sekitar 80 – 100 cm dengan diameter tabung 30 cm, jarak antar sekat
sekitar 20-30 cm, dengan mata jaring 2 cm.

Sekat yang terbuat dari bahan karet


diameter ± 30 cm

Jaring berbentuk kantong


80-100 cm

20-30 cm

Gambar 8.10. Kantong jaring dengan menggunakan sekat


Direktorat Pembinaan SMK (2008) 251
Agribisnis Rumput Laut

Sedangkan teknik budidaya dengan menggunakan metode kantung jaring yang


posisinya dipasang secara vertical dapat digunakan pada perairan dengan
kedalaman air yang relative dalam dan berarus kencang. Jaring yang berisi
rumput laut yang digunakan pada perairan berarus kuat memerlukan konstruksi
yang lebih kuat dengan pelampung dan jangkar yang jelas lebih banyak dan kuat.
Penggunaan metode jaring biasanya juga dikombinasikan dengan metode
pancang, tali tunggal atau rakit.

Kelebihan menggunakan metode ini antara lain adalah mempermudah


penanaman bibit rumput laut yang ukurannya pendek atau kecil yang sulit diikat,
bila menggunakan metode lain, maka dengan metode kantong akan memper-
mudah penanaman, bibit tidak mudah hilang karena arus dan ombak atau pun
dimakan predator, tidak banyak memerlukan pemeliharaan, baik untuk dasar
perairan yang berpasir, dapat digunakan pada perairan bergelombang sedang
hingga besar.

Sedangkan kelemahan menggunakan metode ini adalah membutuhkan waktu


untuk pembuatan tabung jaring, instalasi konstruksi maupun saat penanaman bibit
rumput laut, hal ini juga berakibat terhadap biaya produksi untuk pembutan jaring
juga lebih tinggi

8.5. Budidaya Rumput Laut dengan


dengan Metode Kombinasi

Metode kombinasi merupakan metode budidaya rumput laut yang mengkombina-


sikan teknik antara metode kantong dan pancang, karena penggunaannya
menggunakan kantong jaring pada tiap titiknya dan dipancang pada tiang atau
dengan jangkar pada perairan yang lebih dalam dan berarus kuat. Metode
kombinasi antara kantong dan pancang biasanya dilakukan di lepas dasar pada
perairan yang tidak terlalu dalam dengan model horizontal, sedangkan pada
perairan yang lebih dalam posisi kantong dibuat secara vertical atau menggantung
pada tali ris.

Pada perairan yang berombak sedang dan ketinggian air yang berkisar 60 – 100
cm saat surut penggunaan metode kombinasi dilakukan dengan membuat kantong
jaring dan mengikatkan secara horizontal yang kemudian dipancangkan pada
kayu atau bambu. Diameter kantong yang dibuat secara horizontal berkisar 10 cm
dengan panjang kantong sekitar 1-2 m. bibit rumput laut dimasukkan ke dalam
kantong terlebih dahulu sebelum jaring diikatkan pada tiang pancang. Pengikatan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 252


Agribisnis Rumput Laut

kantong jaring dilakukan secara tersusun sepanjang 5 m dengan jarak antar


kantong 0,5 m.

Gambar 8.11. Kombinasi teknik budidaya teknik pancag dengan jaring yang
dipasang horizontal

Pada perairan yang memiliki ombak kencang seperti pantai selatan jawa,
beberapa peneliti telah melakukan penelitian untuk tetap dapat melakukan
budidaya rumput laut dengan memodifikasi metode yang ada dengan memperkuat
infrastruktur saran yang akan dibuat salah satunya adalah dengan membuat
metode kombinasi berupa kantong yang diletakkan secara vertical. Kantong yang
dibuat secara vertical dapat dibuat tanpa sekat (metode Cidaun) atau
menggunakan tambahan sekat pada kantong yang berbentuk tabung (metode
Cilacap). Sekat dapat terbuat dari karet yang terbuat dari ban bekas yang memiliki
berat untuk menahan terpaan ombak kuat. Tabung atau kantong berukuran
diameter ± 20-30 cm dengan panjang tabung 1 m, dengan jarak antar sekat ± 20-
30 cm. jaring yang digunakan juga memiliki mata jaring 2 cm.

Gambar 8.12. Metode kombinasi kantong dengan jaring apung

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 253


Agribisnis Rumput Laut

Kantong yang telah disiapkan didarat, dapat langsung diisi dengan bibit rumput
laut yang akan ditanam, sehingga mempercepat kegiatan penanaman. Setelah
bibit rumput laut dimasukkan dan lubang kantong ditutup maka kantong-kantong
yang telah disiapkan diikatkan pada tali pancang yang diikatkan pada jangkar
dengan konstruksi yang baik dan diberi pelampung pada beberapa titik untuk
menahan posisi tanaman rumput laut agar selalu terendam oleh air namun juga
tahan terhadap hempasan ombak yang kuat.

Pelampung

Kantong jaring
bersekat

Pemberat/jangkar

Gambar 8.13. Metode kombinasi tali tunggal dengan kantong jaring bersekat

Keuntungan menggunakan metode kombinasi antara kantong dan pancang antara


lain dapat menggunakan bibit yang berukuran kecil, rumput laut yang
dibudidayakan terhindar dari hama dan predator seperti ikan beronang,
produktifitas rumput laut lebih tinggi dibandingkan dengan metode dasar, dapat
digunakan pada setiap karakteristik perairan yang berombak sedang hingga kuat.
Sedangkan kekurangan metode ini terletak pada tingginya biaya yang dibutuhkan
untuk membuat konstruksi tanam yang kuat karena harus menggunakan jaring
dan pancang baik yang berupa kayu ataupun dengan jangkar, mengingat lokasi
penanaman yang relative berombak besar, sehingga juga memerlukan waktu yang
lebih lama.

Metode yang sudah banyak diterapkan untuk budidaya Eucheuma, yaitu metode
lepas dasar dan metode rakit. Metode lainnya yang dapat dicoba dan dikembang-

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 254


Agribisnis Rumput Laut

kan adalah metode tali gantung. Budidaya Gracilaria di tambak dilakukan dengan
metode tebar.

RANGKUMAN

Keberhasilan budidaya rumput laut dalam memperoleh hasil produksi yang tinggi
salah satunya ditentukan dengan ketepatan dalam menentukan metode dan teknik
budidaya yang tepat sesuai dengan karaketeristik perairan yang ada. Berdasarkan
letak posisi penanaman rumput laut dibedakan menjadi 3 antara lain metode dasar
yang dilakukan di dasar perairan, metode lepas dasar dilakukan di badan air dan
metode apung yang dilakukan di permukaan air. Sedangkan berdasarkan teknik
yang digunakan penanaman rumput laut dapat dibedakan menjadi (1) metode
tebar, metode rakit, metode pancang, metode kantong dan metode kombinasi
yang masing-masing penggunaannya juga menyesuaikan dengan karakteristik
perairan.

APLIKASI KONSEP

Datanglah bersama teman-teman anda ke pantai yang paling dekat dengan


tempat tinggal anda, amati karakteristik perairan yang ada sesuai dengan
kesesuaian ekologi, lalu diskusikan bersama teman metode penanaman rumput
laut seperti apa yang dapat digunakan didaerah tersebut.

PEMECAHAN MASALAH

Diskusikan bersama teman-teman anda metode apa yang sebaiknya digunakan


pada karakteristik perairan sebagai berikut :
a. perairan pantai yang memiliki dasar perairan pasir berbatu dengan
ketinggian saat surut terendah sekitar 1 m
b. perairan pantai dengan dasar pasir berbatu ketinggian saat surut terendah
10 m dengan arus yang kuat.

PENGAYAAN

1. Berdasarkan posisi penanaman rumput laut dapat dibagi menjadi, kecuali…


a. Metode apung
b. Metode lepas dasar
c. Metode pancang
d. Metode dasar

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 255


Agribisnis Rumput Laut

2. Metode dasar dapat dilakukan di dasar perairan dengan syarat…


a. Dasar perairan berbatu
b. Ketinggian air minimal 5 m
c. Arus kuat
d. Bukan daerah pasang surut
3. Metode lepas dasar dapat dilakukan dengan menggunakan teknik…
a. Kantong vertical
b. Rakit
c. Pancang
d. Tebar
4. Metode tabar yang disusun rapi hingga menyerupai kebun di laut biasa
dikenal dengan istilah…
a. Broad cast method
b. Tubular bottom method
c. Off bottom method
d. Bottom farm method
5. metode penanaman rumput laut yang biasa dilakukan oleh petani rumput
laut adalah rakit apung, salah satu syarat menggunakan metode ini
adalah…
a. kedalaman saat surut < 80 cm
b. arus air 20-40 cm/detik
c. dasar perairan berlumpur
d. arus air > 60 cm/detik
6. Jenis pemberat yang dapat dijadikan sebagai jangkar pada budidaya
rumput laut kecuali…
a. Batu
b. Semen/beton
c. Ban bekas
d. Besi
7. Metode pancang dapat dilakukan dengan bebera model antara lain…
a. Monoline, rakit, tebar
b. Jaring, jurai, tebar
c. Monoline, jurai, tabung
d. Jurai, tabung, tebar
8. Keuntungan menggunakan metode pancang dan rakit adalah…
a. Bebas dari serangan hama bulu babi
b. Bebas dari serangan hama ikan beronang
c. Biaya yang dikeluarkan besar disbanding metode tebar
d. Bahan material lebih sedikit disbanding metode tebar

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 256


Agribisnis Rumput Laut

9. Metode kantong dapat digunakan untuk penanaman bibit yang kecil,


perbedaan antara kantong horizontal dan vertical, kecuali…
a. Posisi penanaman rumput laut
b. Jenis bibit yang ditanam
c. Arus air untuk kantong vertical > kantong horizontal
d. Kedalaman perairan untuk kantong vertical > kantong horizontal
10. Berikut dibawah ini merupakan metode kombinasi, kecuali…
a. Metode kantong vertical dengan pancang
b. Metode kantong vertical dengan tali monoline apung
c. Metode pancang/rakit dengan kantong horizontal
d. Metode tebar dengan pancang

KUNCI JAWABAN

1. C
2. A
3. D
4. D
5. B
6. C
7. C
8. A
9. B
10. D

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 257

Anda mungkin juga menyukai