Anda di halaman 1dari 4

BAB 18

INDIVIDUALISME
Apa yang dimaksud dengan Individualisme?
Seringkali ketika seseorang mendengar tentang paham ini; orang cenderung menganggap bahwa
paham ini adalah suatu paham yang negatif dan berhubungan dengan kesombongan, keserakahan,
egoisme, persaingan yang tidak sehat, dan sebagainya.
Di google tentang Individualisme, hampir semua tulisan mengatakan itu adalah paham yang buruk.

 Dalam KBBI, in·di·vi·du·al·is·me mempunyai 3 arti yaitu:

1. Paham yang menganggap manusia secara pribadi perlu diperhatikan (kesanggupan dan
kebutuhannya tidak boleh disama-ratakan).
2. Paham yang menghendaki kebebasan berbuat dan menganut suatu kepercayaan bagi setiap
orang; paham yg mementingkan hak per-seorangan di samping kepentingan masyarakat atau
Negara.
3. Paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting dari pada orang lain.

Arti individualisme dalam “The Oxford dictionary of Philosophy“;

 Individualism ~ The view that the single person is a basic unit of political analysis, with social
wholes being merely logical constructions, or ways of talking about number of such individuals
and the relations among them.

Terjemahan:

 Individualisme ~ Paham bahwa perseorangan adalah unit dasar dari suatu uraian kehidupan,
dengan keseluruhan sosial menjadi konstruksi logis pendukungnya, atau jalan yang
membicarakan jumlah dari individu-individu yang ada dan hubungan diantara mereka.

Individualisme memegang nilai bahwa seorang individu adalah unit pusat dalam sebuah realitas
dan sekaligus sebagai nilai standar tertinggi. Perlu diperhatikan bahwa paham ini tidak menolak
adanya (kumpulan) masyarakat. Pandangan ini juga tidak menolak bahwa seseorang akan
mendapatkan keuntungan dalam hidup bermasyarakat.
Pandangan ini melihat bahwa masyarakat adalah koleksi (kumpulan) dari individu-individu, tidak
lebih dan tidak kurang.
Individualisme meyakini bahwa setiap orang merupakan “akhir” dalam dirinya sendiri, dan tidak
perlu ada orang yang dikorbankan untuk kepentingan orang lainnya.

 Note: Hal ini bertentangan dengan paham Kolektivisme (Collectivism) yang berpendapat
bahwa kebutuhan & tujuan dari seorang individu adalah menjadi bawahan untuk mereka dalam
jumlah yang lebih besar (kelompok). Individu yang menjadi bawahan itu harus
dikorbankan/dikalahkan ketika kelompok (kolektif) itu membutuhkannya.

Individualisme juga berpandangan bahwa individu adalah unit prestasinya sendiri.


Disini,Individualisme tidak menolak bahwa satu individu dapat membangun prestasi individu
yang lainnya. Individualisme menunjukkan prestasi yang berjalan diluar apa yang telah dilakukan;
ia adalah sesuatu yang baru yang dibuat oleh individu.
(Contoh kasus: Seorang pengusaha berusaha keras dan akhirnya ia sukses. Usahanya itu kemudian
menyerap tenaga kerja dan membantu individu-individu lainnya)
76
 Note: Kolektivisme, disisi lain, berpendapat bahwa prestasi ini adalah produk masyarakat.
Dalam pandangan ini, seorang individu adalah juru bicara sementara untuk inti pokoknya, yaitu
untuk proses kemajuan bersama (kolektif).

Ada 2 pandangan salah tentang Individualisme yang sering dilihat oleh masyarakat umum :

1. Individualisme berarti Isolasi!


2. Individualisme berarti keluar dari masyarakat dan menyendiri!

Kenyataannya, individualisme bukan seperti itu! Individualisme dipanggil “individualisme”


adalah karena paham ini beranggapan bahwa seorang individu, (dan bukan kelompok), adalah
pusat dari suatu masyarakat. Individualisme tetap mengakui bahwa hidup & bekerja dengan yang
lainnya (masyarakat), adalah berguna.

Poin Penting!

1. Elemen utama dari Individualisme adalah Tanggung Jawab Pribadi. Menjadi orang yang
bertanggung jawab berarti menajadi Pro-Aktif. Disini setiap individu membuat keputusan
dengan Kesadaran dan Kehati-hatian pribadi. Hal ini berbeda dengan paham Kolektivisme
yang mengatakan bahwa kerusakan masyarakat (contoh:menjadi pecandu rokok ataupun
narkoba) adalah “Problem Sosial” yang harus dihadapi masyarakat. Dan yang perlu ditekankan
sekali lagi, Individualisme tidak menolak efek positif dari bermasyarakat. Disini setiap orang
menjadi pusat kesadaran pribadi sehingga pada akhirnya justru menguntungkan (berakibat
positif) pada individual-individual lainnya.
2. Setiap individu memiliki kebesasan karena dia adalah pusat dirinya sendiri. Tetapi karena
alasannya ini juga, individualisme bukan berarti kebesasan melakukan sesuatu tanpa tanggung
jawab. Kebebasan seorang individu akan dibatasi oleh kebebasan individu yang lainnya.
3. Individualisme mengajarkan agar kita mencintai diri kita sendiri. Terkadang banyak orang
melupakan bahwa diri mereka adalah sebuah individu yang utuh dan pantas dihargai juga.

Matius 22:39 : “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.

Filipi 2: 3 : “dengan tidak mencari kepentingan sendiri ..., sebaliknya hendaklah ...
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.”

Mengasihi diri tentu saja perlu, juga mengurus/memenuhi kepentingan diri sendiri,
TETAPI jangan lupa orang lain juga memiliki kepentingan, DAHULUKANLAH
kepentingan orang lain.. melebihi kepentinganmu sendiri.

INTI :
Individualisme diartikan sebagai sesuatu yang mengenai atau berhubungan dengan manusia
secara pribadi; sesuatu yang bersifat perorangan. Individualisme adalah paham yang
menganggap manusia secara pribadi perlu diperhatikan (kesanggupan dan kebutuhannya tidak
boleh disama-ratakan). Individualisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menghendaki
kebebasan berbuat dan menganut sesuatu kepercayaan bagi setiap orang.

77
Individualisme MENJADI NEGATIF
apabila HANYA mementingkan hak
perseorangan dan mengabaiakan
kepentingan masyarakat atau Negara. Atau
menganggap diri sendiri (kepribadian
sendiri) lebih penting daripada orang lain
(kepribadian orang lain) 
menomorduakan/mengabaiakan kepentingan
orang banyak hanya untuk memuaskan
kepentingan dan keinginan pribadi.

Perilaku yang biasanya muncul karena individualisme yang


NEGATIF, diantaranya:
1. Hedonisme
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan
adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini (hedonis), bersenang-senang, pesta
pora, dan rekreasi merupakan tujuan hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau
tidak, yang penting bagaimana dirinya sendiri merasa senang dan terpuaskan. Dalam
lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi
hawa nafsu yang tanpa batas. Gaya hidup ini pun semakin menjamur di kalangan remaja-
pemuda saat ini, contohnya: banyak remaja yang ngetrek (kebut-kebutan di jalan) tanpa
memperhitungkan keselamatan, atau kebutuhan dan kenyamanan orang lain. Begitu pula
dengan dugem (dunia gemerlap) di discotik, yang sebenarnya hanya akan menghamburkan
uang tanpa ada manfaat yang baik.

2. Nongkrong di Café.
Kafe telah menjadi salah satu ikon gaya hidup modern. Kafe bagi orang modern, yang
dibebani segudang pekerjaan, menjadi tempat yang indah untuk bercengkerama dan melepas
kepenatan. Tidak hanya itu, kafe juga sering dijadikan tempat untuk mengenal dan dikenal
membentuk jaringan kerja dan sosial (networking). Namun di sisi lain, kafe juga saat ini
begitu digemari oleh anak-anak muda. Mungkin karena kenyamanan yang ditawarkan, tetapi
yang ironis ialah ketika gaya hidup ngafe sebenarnya menuntut pengeluaran yang tinggi juga.

3. Pesta.
Pesta sebenarnya merupakan salah satu moment untuk kita dapat membagi rasa bahagia kita
kepada orang-orang yang kita sayangi ataupun kenal. Baik itu pesta pernikahan, pesat ulang
tahun, sweet 17th, atau sekedar open house untuk senang-senang saja. Namun, saat ini orang-
orang modern seringkali menempatkan pesta sebagai satu moment untuk dapat menunjukkan
seberapa tinggi “kelas” nya. Dan itu semua akan tampak dari design undangan, tempat pesta,
acara pesta, artis yang diundang, makanan, sampai souvenir pesta.

4. Internet.
Pada satu sisi internet bisa mendekatkan kita dengan orang-orang yang “jauh” lewat chatting,
friendster, milis. Tetapi pada sisi lain kita justru “dijauhkan” dari orang-orang yang secara
fisik dekat dengan kita keterasingan dengan orang yang berada dekat kita., karena kita
asyik “ngobrol” dengan orang-orang “di seberang sana”. Sampai-sampai seorang remaja
pernah nekad meninggalkan orangtuanya (karena merasa tidak terikat secara emosional) dan
lebih memilih lari bersama dengan kawan facebook-nya. Ia rela meninggalkan orangtuanya
bahkan menyakiti hati orangtuanya demi sang kekasih yang dikenal hanya di dunia maya
(melalui facebook). Internet bisa jadi “pengisi waktu” dari pada keluyuran .
78
Ada juga situs internet rohani yang dapat membangun iman, tetapi pada pihak lain internet
juga bisa jadi “perampas waktu” yang sangat mematikan. Contoh : game on-line / chatting
sampai lupa tidur, lupa belajar, lupa makan. Kenikmatan menatap komputer membuat
orang abaikan sesamanya. Asyik game on-line lalu menjadi rela menghabiskan uang yang
bayak demi kemenangan yang ingin dicapainya. Terkadang jadi membentuk budaya
kekerasan di kalangan anak muda akibat game on-line . Mabuk facebook sambil mengemudi
kendaraan lalu menabrak orang lain di jalan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas tentang baik dan buruknya individualisme -
gaya hidup modern, biarlah dalam segala hal kita mau evaluasi agar kita tidak sekadar ikut arus.
Apakah gaya hidup seperti ini harus dipraktikkan, ditiru dan bahkan menjadi sebuah gaya hidup
(life style) modern? Apakah hal ini tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan?

Apakah hal ini bukan merupakan “berhala baru”? Siapa


yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya
(Yakobus 1:8). Jangan ada padamu Allah lain di
hadapan-Ku (Keluaran 20:3). Kedua ayat ini
menegaskan bahwa kita tidak boleh memiliki berhala-
berhala dan dewa-dewa yang membuat kita melupakan
Tuhan. Juga tidak boleh menjadikan diri kita sendiri
sebagai berhala.
Tuhan satu-satunya dasar bagi kita dalam menjalani kehidupan ini. Di tengah pesatnya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, gaya hidup modern, iman kita kepada Tuhan harus senantiasa
dipegang teguh.

Kesadaran bahwa Allah itu kasih dan karena kasih-Nya yang begitu besar, Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan
beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16) harus selalu mendasari kita untuk berkata, bertindak dan
bertingkah laku.

Baca dan salinlah EFESUS 5 : 15 -17 pada kotak di bawah ini :

Hafalkan  EFESUS 5 : 15

*******

79

Anda mungkin juga menyukai