Anda di halaman 1dari 5

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA

LEMBAGA DAKWAH NAHDLATUL ULAMA (LDNU)


KABUAPTEN BANYUMAS
Sekretariat : Jl. Sultan Agung Karangklesem RT 01 RW. 01 No. 42 Kec. Purwokerto Selatan
Kabupaten Banyumas 53144 Telp/Fax (0281) 622687
e_mail : pcnu_kab.banyumas@yahoo.co.id, staffpcnubanyumas@gmail.com

9 Alasan Kenapa Kita Mencintai dan Membela Palestina

Khutbah I

Ma‟asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita
semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata‟ala, dengan senantiasa
berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Hari-hari terakhir ini, kita disuguhi tontonan yang begitu menyayat dan mengiris hati kita.
Bagaimana tidak. Di era modern yang katanya penjajahan di atas muka bumi telah dihapuskan,
kaum Zionis dengan leluasa seenaknya saja menjajah bumi Palestina dan menindas rakyat di
sana. Serangan demi serangan terus dilancarkan kepada rakyat yang tidak berdosa. Ratusan
nyawa rakyat Palestina telah menjadi korban kekejian dan kebiadaban mereka. Sebagai umat
Islam tentu kita mencintai dan membela Palestina. Palestina bukanlah negeri biasa. Palestina
memiliki sejarah panjang yang menjadikannya selalu bersemayam di hati setiap Mukmin. Ada
sembilan alasan kenapa kita harus mencintai dan membela Palestina.
Pertama, di sana terdapat Masjid al-Aqsha, masjid tertua di dunia setelah Masjid al-Haram.
Dibangun pertama kali oleh Nabi Adam „alaihis salam empat puluh tahun setelah beliau
membangun Masjid al-Haram.

Kedua, Masjid al-Aqsha yang berada di kota Baitul Maqdis, Palestina pernah menjadi kiblat
shalat selama tujuh belas bulan setelah Rasulullah shallallahu „alaih wasallam berhijrah dari
Makkah ke Madinah.

Ketiga, Masjid al-Aqsha yang berada di kota Baitul Maqdis, Palestina adalah titik akhir
perjalanan Isra‟ dan titik awal perjalanan Mi‟raj. Isra‟ dan Mi‟raj adalah salah satu mukjizat
terbesar yang Allah anugerahkan kepada Baginda Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam. Di
sanalah Baginda Nabi melakukan shalat berjamaah mengimami seluruh nabi dan rasul, mulai
Nabi Adam „alaihis salam hingga Nabi „Isa „alaihissalam.

Keempat, Palestina adalah negeri para nabi dan rasul. Banyak sekali para nabi dan rasul yang
pernah tinggal dan berdakwah menyebarkan Islam di sana. Di antaranya adalah Nabi Ibrahim,
Nabi Ya‟qub, Nabi Yusuf, Nabi Luth, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakariyya, Nabi Yahya,
Nabi „Isa dan nabi-nabi yang diutus oleh Allah untuk Bani Israil yang jumlahnya sangat banyak.

Kelima, di sana terdapat Kota Baitul Maqdis, ardhul mahsyar wal mansyar, tempat
dikumpulkannya seluruh manusia menjelang hari kiamat yang masih hidup kala itu. Keenam, di
sanalah Dajjal akan terbunuh di tangan Nabi „Isa „alaihis salam.

Ketujuh, Palestina adalah bagian dari daratan Syam yang didoakan berkah oleh Baginda
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam dalam doanya:

“Ya Allah, berkahilah negeri Syam dan Yaman.”

Kedelapan, banyak sekali para sahabat yang pernah berdakwah, menyebarkan dan
mengajarkan Islam di sana. Di antara mereka adalah „Ubadah bin ash Shamit, Syaddad bin Aus,
Usamah bin Zaid bin Haritsah, Watsilah bin al Asqa‟, Dihyah al Kalbiy, Aus bin ash Shamit,
Mas‟ud bin Aus dan masih banyak lagi yang lain.

Kesembilan, Palestina telah melahirkan ribuan ulama dan tokoh-tokoh Islam terkemuka yang
berkhidmah untuk Islam. Tercatat para ulama yang lahir atau pernah tinggal di Palestina adalah
Imam Malik bin Dinar, Imam Sufyan ats-Tsauri, Imam Ibnu Syihab az-Zuhri, Imam asy-Syafi‟I,
dan masih banyak lagi yang lain.

Ma‟asyiral Muslimin rahimakumullah,


Oleh karena itulah, Sultan Mahmud Nuruddin Zanki pernah mengucapkan sebuah perkataan
yang fenomenal: “Aku malu kepada Allah untuk tersenyum sedangkan Baitul Maqdis masih
terjajah.”

Sultan Abdul Hamid II bahkan pernah mengatakan: “Saya tidak akan menjual sejengkal tanah
pun dari bumi Palestina.” Beliau katakan itu dengan tegas dan penuh keberanian pada saat
menolak sogokan uang dalam jumlah sangat besar dari orang-orang Zionis Yahudi yang ingin
menempati sebagian wilayah Palestina.

Ma‟asyiral Muslimin rahimakumullah,

Tidak kalah fenomenal adalah Sultan Shalahuddun al-Ayyubi. Didorong oleh kecintaannya yang
mendalam kepada bumi Palestina, pada tanggal 27 Rajab 583 H, beliau berhasil membebaskan
Baitul Maqdis, Palestina. Ketika ingin membebaskan Baitul Maqdis, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi
tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi yang mula-mula beliau
lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah
Ahlussunnah wal Jama‟ah. Menurut beliau, kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati.
Kesatuan hati antarumat Islam adalah kekuatan dahsyat yang tidak akan dikalahkan oleh siapa
pun. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, beliau memerintahkan setiap juru adzan di
semua wilayah yang beliau kuasai untuk mengumandangkan aqidah Asy‟ariyyah setiap hari
sesaat sebelum adzan shubuh.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Sultan Shalahuddin al-Ayyubi adalah penganut mazhab Syafi‟i dalam fiqih dan pengikut mazhab
Asy‟ari dalam aqidah. Sang sultan memiliki perhatian yang sangat besar dalam penyebaran
aqidah Asy‟ariyyah. Beliau adalah seorang sultan yang hafal Al-Qur‟an, hafal kitab at-Tanbih,
sebuah kitab yang menjelaskan tentang fiqih mazhab Syafi‟i, dan hafal kitab al-Hamasah,
sebuah kitab himpunan bait-bait syair. Sultan Shalahuddin, sebagaimana dijelaskan Imam as-
Suyuthi dalam al-Wasa‟il fi Musamarah al-Awa‟il adalah seorang yang memegang teguh ajaran
agama, wara‟, pejuang, mujahid dan seorang yang bertakwa.

Melihat perhatian khusus Sultan Shalahuddin terhadap penyebaran aqidah Asy‟ariyyah, Syekh
Muhammad bin Hibatillah al-Barmaki lalu menyusun kitab yang berisi bait-bait nazham dalam
ilmu aqidah Ahlussunnah wal Jama‟ah yang ia beri judul Hada‟iq al-Fushul wa Jawahir al-Ushul.
Kitab itu lalu dihadiahkan oleh pengarangnya kepada Sultan Shalahuddin al-Ayyubi.
Shalahuddin lantas memerintahkan kepada semua madrasah untuk mengajarkan kitab tersebut.
Sebab itu, kitab itu kemudian terkenal dengan sebutan al-„Aqidah ash-Shalahiyyah.

Di antara yang tertulis dalam kitab tersebut adalah beberapa bait berikut ini:
Sang Pencipta Alam tidak diliputi tempat, Allah Mahasuci dari penyerupaan terhadap makhluk
Allah ada sebelum adanya tempat, dan Dia sekarang tetap seperti sedia kala, ada tanpa tempat
Mahasuci Allah dari tempat, dan Dia Mahasuci dari peredaran masa Sungguh telah melampaui
batas, orang yang mengkhususkan-Nya di arah atas

Ma‟asyiral Muslimin rahimakumullah,

Apa yang dapat kita lakukan untuk saudara-saudara kita di Palestina? Berjihad membantu
mereka secara fisik melawan para penjajah, jelas kita tidak mampu. Yang dapat kita lakukan
adalah mengulurkan bantuan dana untuk meringankan penderitaan mereka. Minimal, kita bantu
mereka dengan doa. Karena doa adalah senjata seorang Mukmin.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan
membawa barakah bagi kita semua. Amin.
KHUTBAH II

Anda mungkin juga menyukai