Anda di halaman 1dari 36

INSTRUMENT INTERAKSI DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah politik dan hubungan
internasional (AKBK 1507)
Dosen pengampu :
Dra. Hj.Rochgiyanti, M.Si.
Fitri Mardiani, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 5
Lutfi Nawang Wulan 1810111220019
Sriyani 1810111220029
Tiara Fatmawati 1810111320013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Politik luar negeri ......................................................................................... 3
B. Instrument interaksi ...................................................................................... 6
C. Diplomasi sebagai intrumen interaksi politik luar negeri .......................... 29
BAB III ................................................................................................................. 33
PENUTUP ............................................................................................................. 33
A. Kesimpulan ................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hubungan internasional dulu sangat berkaitan dengan perang,
contohnya pada saat perang dunia dimana ada negara sekutu dan juga
Negara lawan, blok barat dan blok timur. Tetapi lebih dari itu di jaman
yang modern ini hubungan internasional banyak di lakukan dalam
berbagai aspek dan bidang seperti, dalam bidang pendidikan, pariwisata,
ekonomi, kesehatan, teknologi dan industri.
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan alat-alat atau bisa di
sebut juga instrumen dalam melakukan hubungan internasional. Sebuah
Negara tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa bantuan Negara lainnya, untuk
itu ada yang di namakan hubungan internasional. Dalam melakukan
hubungan internasioal dibutuhkan sebuah alat yang akan membantu dalam
melakukan hubungan internasional itu sendiri. Salah satunya adalah
diplomasi, diplomasi dilakukan untuk mencapai suatu kepentingan
nasional Negara, kepentingan itu tidak harus sebuah hal yang positif tetapi
juga menegosiasikan hal yang negative seperti perang, maka dari itu
diplomasi memliki berbagai ragam, diplomasi boejuis-sipil, diplomasi
boejuis-sipil, diplomasi demokratis, diplomasi totaliter, diplomasi
preventive, diplomasi provokatif, diplomasi perjuangan, diplomasi
multilajur, dan diplomasi publik. Penjelasan lebih rincinya akan kami
bahas di dalam makalah ini.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan politik luar negeri ?
2. Apa yang dimaksud dengan instrument interaksi ?
3. Bagaimana jalan nya jalur diplomasi sebagai instrument dalam politik
luar negeri ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan politik luar negeri
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan instrument interaksi
3. Untuk mengetahui bagaimana jalan nya jalur diplomasi sebagai
instrument dalam politik luar negeri

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Politik luar negeri


Secara umum, bisa dikatakan bahwa politik luar negeri merupakan
kebijaka yang diambil oleh pemerintah suatu Negara atau komunitas politik
lainnya dalam hubungan dengan Negara dan actor bukan Negara di dunia
internasional (AE Hara : 2011) . KJ Holsti memberikan penjelasan yang menarik.
Holsti menjelaskan bahwa ketika sebuah negara berinteraksi maka disebutnya
sebagai politik internasional. Namun ketika sebuah negara melakukan kebijakan
terhadap negara lain atau lingkungan internasional itulah porsi studi politik luar
negeri. Menurut Couloumbis dan Wolfe, politik luar negeri merupaan sintesis dari
tujuan atau kepentingan nasional dengan power dan kapabilitas.
Berbagai macam keputusan mengenai politik luar negeri dapat di golong-
golong kan berdasarkan:
a. Sifat keputusan: rutin, penting,,kritis
b. Isu seperti keputusan mengenai isu militer, politik
ekonomi,lingkungan,teknik,kebudayaan,humaniter dan lain lain nya.
c. Kriteria geografis seperti hubungan timur-barat,utara-selatan dan
sebagai nya.
Berbagai variabel pada pembentukan politik luar negeri :
a. Variabel Ideosinkretik, Berkaitan dengan image dan karakter pribadi
pembuat keputusan, antara lain mengenai ketenangan lawan ketergesaan,
kemarahan lawan prudensi, ketakutan lawan percaya diri.
b. Variabel Peranan, Sebagai peraturan-peraturan perilaku yang di harapkan
dari sesorang sesuai dengan pekerjaan nya. Variabel peranan dikatakan
lebih operatif dalam sistem demokrasi yang kompetitif karena perilaku
decision maker lebih transparan dan terbuka terhadap kritikan sehingga
penyimpangan-penyimpangan dari ekspetasi yang biasa berlaku mengenai
peranan dalam suatu jabatan menyebabkan tergeser nya seorang pemimpin
dari kekuasaan nya.

3
c. Variabel Birokratis, Variabel ini menyangkut struktur dan proses
pemerintahan serta efek nya terhadap politik luar negeri dimana Negara-
negara besar khusus nya Negara industri yang memiliki birokrasi yang
besar dan komplek lebih merasakan dampak variabel birokratis.
d. Variabel nasional, Mencakup berbagai atribut nasional yang
mempengaruhi hasil politik luar negeri.variabel ini lebih banyak
membahas elemen-elemen power yang bersifat tangible atau intangible
dan variabel ini terbagi menjadi:
e. Variabel lingkungan, Mencakup luas,lokasi geografis.tipe daerah,iklim
dan sumber alam.
f. Variabel kependudukan, Variabel ini mmengenai jumlah penduduk yang
di tampilkan secara statistiik berdasarkan distibusi usia, tingkat melek
huruf dan kesehatan.
g. Variabel politik,Sistem poltik dapat berpengaruh dalam keputusan luar
negeri dan implementasi nya. Orang dapat menuduh bahwa kediktatoran
berusaha bertualang keluar negeri untuk membantu populasi domestic
yang tertindas, dengan tipe solidaritas yang hanya bisa di hasilkan oleh
ancaman eksternal yang serius.
h. Variabel ekonomi Mengenai variabel ini orang dapat mengajukan
pertanyaan tentang kapitalis,perkonomian yang berorientasi ke pada pasar,
pengaruh komunisme dan tentang perencanaanekonomi terhadap poltik
luar negeri.
i. Variabel sosial Variabel sosial membawa kita untuk mengidentifikasi efek
dari struktur kelas,distirbusi pendapatan, status ras, budaya dan agama
terhadap poltik luar Negara.
j. Variabel karakter nasional Merupakan konsep yang yang sukar di pahami.
Di samping tidak kepastian nya karakter nasional ,orang juga bisa
mengatakan bahwa gaya nasional sebagai cara lain mengatskan karakter
nasional.

4
k. Variabel sistemile Variabel ini berkaitan erat dengan kebijaksanaan
maupun tindakan Negara lain dimana kebijaksanaan mapun tindakan
tersebut dapat merangsang politik luar negeri Negara lain.
Perumusan politik luar negeri
a. Model aktor rasional, Model ini didasari oleh suatu pandangan bahwa
negara Sebagai entitas monolitik yang para decision caption maker secara
rasional berusaha memaksimalkan kepentingan nasional.
b. Model proses organisasional, Dengan melihat kepada perumusan
kebijaksanaan yang di peroleh melalui penggunaan model proses
organisasional, seorang analisis akan mengetahui bahwa organisasi yang
berbeda-beda seperti Angkatan Darat,Angkatan Laut, angkatan
udara,Departemen Luar Negeri,Departemen Keuangan, CIA di Amerika
Serikat dan lain-lainnya,yang bertindak berdasarkan standar kapabilitas
serta kebijaksananaan akan sangat membatasi opsi yang tersedia bagi
presiden beserta para penasehatnya. Dalam hal seperti itu, kepentingan
nasional sering muncul sebagai hasil intra organisasional. Di sini
persepsi-persepsi yang berbeda-beda serta manuver-manuver dapat
mengacaukan usaha untuk kebijaksanaan secara rasional. Oleh sebab itu
Alison lebih menekankan pilihannya kepada model politik birokratis.
c. Model politik birokratis, Di sini Allison mengarahkan lensa analitik nya
untuk merekam pusat saraf pemerintah dari jarak dekat di mana dalam
suasana krisis beberapa orang kumpul untuk membuat keputusan-
keputusan penting yang menyangkut Soal hidup atau mati sewaktu terjadi
krisis rudal di Kuba, Terjadi intrik-intrik birokratis yang kelihatan pada
sengitnya perdebatan Dalam menentukan reaksi yang harus diambil oleh
Amerika Serikat berkaitan dengan ditempatkannya rudal-rudal jarak
menengah Rusia di Kuba terjadi perdebatan internasional yang
kontroversial yang diikuti dengan pengumuman presiden Kennedy untuk
memblokade Kuba di sini nampak bahwa masing-masing anggota tim
pembuat keputusan diharapkan dapat menempatkan dirinya pada posisi
yang dirancang untuk melindungi dan memperbesar kepentingan-

5
kepentingan departemen, badan yang dikepalai yang diungkapkan kan
oleh Allison dengan kata Di mana engkau berdiri tergantung pada di mana
engkau duduk dengan begitu menteri pertahanan yang mengajukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dirancang buat maksimasi kepentingan
dinas militer menteri luar negeri lebih suka mengadakan negosiasi
walaupun berlarut-larut akan menyarankan operasi operasi rahasia
sedangkan masing-masing pimpinan dinas militer akan mengajukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bisa memelihara dinasnya.
Politik luar negeri memiliki beberapa fungsi, berikut ini merupakan fungsi
dari politik luar negeri, Secara analitis, kebijakan luar negeri melayani fungsi
politik tertentu untuk negara, dan fungsi yang paling umum adalah (setiawan
asep dan sulastri ending, 11:2017) :
1. Melindungi keamanan nasional, misalnya, dengan mengembangkan
kekuatan militer dan masuk ke aliansi keamanan dengan negara lain;
2. Menjaga dan meningkatkan kekuatan ekonomi nasional dan
kesejahteraan, misalnya, dengan membuka pasar luar negeri untuk ekspor
dan investasi asing;
3. Membina pembangunan daerah strategis penting dan negara melalui
bantuan pembangunan bilateral dan multilateral, dan
4. Mendukung martabat manusia melalui
B. Instrument interaksi
Intrumen merupakan sebuah alat yang di gunakan dalam mengerjakan sesuatu.
Interaksi adalah hubungan, mempengaruhi. Jadi intrumen interaksi dapat di
artikan sebagai alat untuk berhubungan. Dalam hal ini alat yang di maksud adalah
alat untuk berhubungan dengan Negara-negara lainnya.
Hubungan internasional adalah segala bentuk interaksi antara masyarakat
yang berbeda yang dilakukan oleh pemerintah atau pun warga negara. Hubungan
internasional juga disebut dengan Hubugan antar negara atau antar individu dari
negara yang berbeda dalam bidang tertentu untuk kepentingan kedua belah pihak.
Setiap negara tentunya tidak dapat terlepas dari hubungan internasional. Hal ini

6
karena setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
sehingga hubungan internasional melengkapi itu.
Ilmu tentang hubungan internasional termasuk ilmu disiplin yang masih
baru. Ilmu ini mulai muncul pada akhir perang dunia I (PD I), kemudian berlanjut
ke perang dunia II (PD II) yang melahirkan Negara-negara besar seperti amerika
serikat dan uni soviet. Sampai akhir perang dunia II menyisahkan pertanyaan
bagaimana menentukan kebijakan dalam menghadapi pola perimbangan kekuatan
dunia? Apa dasar utama bagi mereka menentukan kebijakan terhadap Negara-
negara lain? Bagaimana menentukan dasar kebijakan tersebut? Pertanyaan
tersebut memunculkan sebuah pemikiran tentang berbagai factor yang di gunakan
suatu Negara dalam mengambil keputusan dalam menghadapi perkembangan
dunia yang kearah lebih modern.
Dalam pelaksanaan politik luar negeri, untuk mencapai sasaran yang
sesuai dengan kepentingan nasionalnya, pemerintah dihadapkan kepada beberapa
anternatif pemilihan intrumen. Intrumen – interumen tersebut ada yang legal dan
illegal. Intrumen yang legal bersifat kooperatif, keabsahannya diakaui serta sering
dipergunakan, misalnya diplomasi, sedangkan yang illegal tidak bisa di terima
oleh pihak lain dan biasanya dipergunakan dalam kondisi yang memperhatikan
oposisi, misalnya subversi. Tetapi perlu diperhatikan bahwa sekalipun hubungan
antar Negara berada dalam situasi konflik dan diwarnai oleh siakap tidak
kooperatif, namun sepanjang masih ada kemamuan untuk mencapai kesepakatan
maka instrument yang legal masih bisa di pakai.
Adapun sikap Negara tersebut ditentukan oleh diplomatiknya. Dalam
usaha mencapai sasaran diplomatiknya, terdapat tiga model perilaku Negara,
yaitu:
a. Kooperasi ( kerja sama )
b. Akomodasi ( penyesuaian )
c. Oposisi ( penentangan )
Sebelum nya di atas sudah di jelaskan bahwa intrumen intgeraksi ada yang
termasuk intrumen legal dan illegal, di bawah ini akan di jelaskan beberapa
bidang instrument interaksi baik yang legal dan illegal, sebagai berikut :

7
a. Diplomasi
Diplomasi merupakan salah satu instrument politik luar negeri
yang banyak di kenalkan dan dipergunakan. Kata “diplomasi” berasal
dari bahasa yunani “diploun” yang berarti melipat. Asal usul diplomasi
dapat di lacak ke masa silam.yunani, bezantium dan italia pada zama
reinnaisance banyak menyumbang bagi perkembangan diplomasi.
Diplomasi berperan untuk mendamaikan beragamnya kepentingan,
Paling tidak membuatnya bersesuaian. Secara umum diakui bahwa
fungsi utama diplomasi adalah melakukan negosiasi sedangkan ruang
lingkup diplomasi adalah menyelesaikan perbedaan-perbedaan dan
menjamin kepentingan kepentingan negara melalui negosiasi yang
berhasil. Adapun tugas utama diplomasi adalah melindungi
kepentingan negara dan para warganya di luar negeri. Pembahasan
tentang diplomasi lebih rinci akan di bahas pada materi berikutnya.

b. Propaganda
Propaganda dapat didefinisikan sebagai usaha sistematis yang
bertujuan untuk membentuk atau mengubah sikap, pendapat dan
tindakan suatu kelompok yang menjadi sasarannya melalui simbol-
simbol verbal, tulisan, dan perilaku menggunakan dengan
menggunakan media seperti buku-buku, pamflet, film, ceramah, radio,
televisi dan lain-lain.kita melihat bahwa propaganda dalam kasus-
kasus seperti diplomasi, operasi-operasi intelejen, perang, merupakan
standar metode yang dipergunakan Negara untuk mengamankan,
memelihara dan menerapkan power dalam rangka memajukan
kepentingan nasional. Yang menjadi permasalahan utama dalam
propaganda adalah bagaimana caranya mencapai sasaran yang dituju
sehingga persoalannya mengacu kepada teknologi. Solusinya akan
tergantung kepada selain sumber keuangan juga tergantung kepada
keterampilan. Setelah sasaran telah dicapai, timbul persoalan kedua

8
yang bersifat psikologis yaitu bagaimana caranya menagkap perhatian
orang dan bagaimana mendapatkanrespons seperti yang diinginkan.
Para studi dan praktisi di bidang propaganda telah mencoba untuk
memilah-milah propaganda ke dalam tipe-tipe yang bersifat kooperatif
dan yang bersifat konfliktif dengan menggunakan istilah-istilah
propaganda putih, propaganda abu-abu,dan propaganda hitam:
1. Propaganda Putih.
Propaganda ini pada umumnya dipergunakan untuk
kampanye yang bersifat kooperatif dan terus terang, biasanya
dirancang untuk menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan
negara pada audience yang menjadi sasaran di sekitar
perbatasan wilayahnegara dan di luar negeri.
2. Propaganda Abu-abu
Propaganda aau-abu mulai digunakan apabila hubungan
antara komunikator dengan pemerintah negara sasaran mulai
memburuk. Materi propaganda masih mengidentifikasikan
sumber-sumber komunikasi yang sebenarnya. Mulai
diusahakan memberikan laporan-laporan secara selektif untuk
membedakan antara rakyat baik dengan pemerintahan buruk di
negara sasaran, peryataan-pernyataan yang disampaikan
dibesar-besarkan bahkan pernyataan yang tidak benar secara
perlahan mulai masuk kedalam komunikasi. Pernyataan-
pernyataan tadi nadanya jelas bersifat menentang dan secara
filosofis bersifat kompetitif.
3. Propaganda Hitam
Apabila permusuhan memuncak dan disusul dengan
pecahnya perang, diplomasi dan negosiasi formal mulai surut
dan pasukan mulai tampil berkuasa. Pada tahap hubungan yang
tegang inilah dipergunakan propaganda hitam. Dalam rangka
mengacaukan dan melemahkan pendudukan negara sasaran
serta untuk menyingkirkan pemerintah lawan (musuh)

9
dipergunakan propaganda hitam yang sering disebut sebagai
perang urat syarat (psywar). Perang urat syarat ini dapat
dianggap sebagai senjata verbal dan audio visual. Dalam
propaganda hitam komonikator sering menyembunyikan
identitas yang sebenarnya. Mereka mengeluarkan dokumen-
dokumen palsu yang dirancang untuk menciptakan
kebingungan saat kekacauan di pihak musuh.
Demikianlah tipe-tipe propaganda baik yang bersifat kooperatif,
bersifat konfliktif. Pada masa perang para propagandis abu-abu dan
hitam memegang peranan yang dominan. Sensor dan bentuk-bentuk
manipulasi komunikasi lainnyamenjadi biasa dilakukan, kebenaran
jelas menjadi korban pertama. Tujuan dan psywar, seperti halnya
dengan peperangan lainnya. Adalah untuk memecah belah dan
melemahkan musuh disamping menghancurkan semanagat bertempur.
Operasi-operasi psikologis yang khas pada masa perang adalah
program radio, dan mungkin sekarang juga televisi yang, disiarkan
kepada pasukan musuh yang sedang bertempur.
c. Ekonomi
Menurut Frankel, Abad ke-20 ini hubungan yang dekat antara
politik internasional dengan ekonomi ditegakkan kembali.
kepentingan-kepentingan swasta di negara barat masih saja tetap
merajai perdagangan internasional, tetapi di bawah pengawasan yang
ketat dari pemerintah. Sementara itu di negara-negara komunis yang
semula perdagangan dilaksanakan oleh badan pemerintah, Sekarang
sudah bergeser, swasta mulai diberikan peranan walau masih terbatas.
demikian pula sebaliknya dengan negara-negara baru yang sedang
berkembang .
1. Ekonomi Sebagai Instrumen
Ekonomi sebagai instrumen berbeda dengan instrument-instrumen
diplomasi dan propaganda, yaitu dalam hal instrumen ekonomi tidak
perlu langsung dilakukan oleh pemerintah karena pelaksanaannya

10
dapat dilakukan oleh pihak swasta. mengenai instrumen ekonomi, Dr.
Budiono mengatakan bahwa kebijakan dan tindakan ekonomi telah
memperoleh arti yang lebih penting dan lebih konkret dalam rangka
penyelenggaraan politik luar negeri dibanding dengan zaman dahulu.
selanjutnya dia katakan bahwa sebagai instrumen politik luar negeri,
tindakan ekonomi memiliki sifat dan efektivitas yang berbeda dari
diplomasi. diplomasi banyak tertumpu pada kecakapan dan
keterampilan personal Untuk memanfaatkan situasi serta tatanan
internasional yang ada, ada tindakan ekonomi lebih mengandalkan
kepada kekuatan nyata dalam bentuk modal, sumber daya serta
manajerial know-how. ( Dr Budiono,62).
Sebagai instrumen politik luar negeri, berlangsungnya
perundingan-perundingan tentang barter di zaman dahulu dapat
dijadikan indikator betapa baiknya hubungan antar negara
bersangkutan. demikian pula halnya yang terjadi sekarang seperti
penetapan tarif referensi yang disepakati oleh semua pihak dalam
perundingan untuk diberlakukan sebagaimana tampak dalam hubungan
antar organisasi masyarakat Eropa dengan organisasi-organisasi
regional negara-negara Afrika dan Karibia.
2. Perdagangan internasional
Untuk memperoleh suatu barang yang tidak diproduksi oleh negara
tersebut maka negara tersebut terpaksa harus mengimpor barang
tersebut dari luar negeri, dan menjual barang yang lain atau
mengekspornya sehingga dapat membayar apa yang diimpor nya dari
Keuntungan yang diperoleh dari penjualan tersebut. barang-barang tadi
dapat diperoleh dari produksi yang paling efisien, Oleh karena itu
dijual dengan harga termurah.
Terdapat konsiderasi konsiderasi politik ekonomi apabila orang
mengajukan pertanyaan mendasar tentang apa kegunaan atau kerugian
perdagangan dikaitkan dengan kepentingan kekuatan dan keamanan
negara. Melalui beberapa pengecualian, para analis yang berorientasi

11
ekonomi cenderung menganggap perdagangan sebagai kekuatan positif
dalam masyarakat internasional. mereka sepakat mengenai
perdagangan bebas dalam peringkat Global yang mereka yakini akan
menguntungkan dunia. Sementara itu di lain pihak para analis yang
berorientasi politik cenderung menekankan kepada pentingnya
ekonomi autarki ( swasembada nasional) yang akan membuat suatu
negara terbebas dari ketergantungan terhadap negara luar dan yang
akan memaksimalkan otonominya yaitu melindungi kedaulatan dan
kekuasaan atau power nya.
Instrumen ekonomi menjadi hal yang paling penting untuk
mengontrol perdagangan internasional. Proteksi untuk melindungi Sri
industri domestik tersebut tidak hanya dapat memberikan
kesejahteraan ekonomi tetapi juga untuk tujuan tujuan politik sebagai
suatu unsur kekuatan negara. melakukan pembalasan.
3. Sumber Konflik
Hubungan ekonomi antarnegara dapat merupakan salah satu
sumber konflik. dari sejarah kita dapat melihat cat bahwa kontrol
terhadap rute-rute perdagangan di Laut Tengah merupakan Obsesi bagi
Republik Roma melawan kekaisaran Carthaginian. Akhirnya Republik
Roma berhasil menghancurkan kekuatan maritim ke kaisaran
carthaginian pada abad ke-3 sebelum Masehi sengketa diantara kedua
super power tersebut mengakibatkan hancur dan lenyapnya ke kaisaran
carthaginia sehingga terjadilah transformasi dari sistem bipolar kuno
menjadi satu hierarki komunitas politik di bawah kekuasaan Roma. di
dalam sistem politik kontemporer terdapat akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh persaingan ekonomi tidak sedrastis sampai
menghancurkan eksistensi suatu negara alasannya adalah bahwa
metode-metode kenegaraan yang dapat dipergunakan untuk mengejar
tujuan-tujuan ekonomi sangat beraneka ragam dan hampir semuanya
tidak bisa disebut sebagai kekerasan walaupun bersifat paksaan seperti
boikot dan embargo.

12
4. Perang Ekonomi
Dalam masa damai tujuan-tujuan yang tidak bersahabat dari politik
ekonomi seperti boikot perdagangan, dapat digolongkan ke dalam
perang ekonomi yang biasanya dilaksanakan oleh orang-orang bukan
pemerintah tetapi besar kemungkinannya memperoleh dukungan dari
pemerintahan. pengertian seperti yang dikenal oleh umum adalah
larangan untuk menjual komoditi komoditi tertentu kepada penduduk
negara yang tidak disenangi.
Perang dingin telah menyebabkan timbulnya tindakan-tindakan
yang dapat digolongkan ke dalam perang ekonomi.Setiap berusaha
agar lawannya tidak mendapatkan suplai bahan-bahan dan hasil yang
secara strategis penting. Perdagangan negara-negara komunis waktu itu
dikontrol dengan ketat dan orang-orang Amerika melancarkan usaha-
usaha yang kuat untuk ekspor barat dalam bentuk barang-barang
strategis ke Blok komunis tetapi tidak begitu berhasil.
Berhubung yang ingin dicapai melalui politik luar negeri ada
resultat politik hal ini memberikan arti bahwa tidak semua tindakan
ekonomi maupun perdagangan relevan sebagai instrumen politik luar
negeri oleh karena itu suatu kebijakan atau tindakan ekonomi baru
mempunyai relevansi sebagai instrumen politik luar negeri apabila
mengarah kepada salah satu atas dari tujuan berikut:
a. Cara yang positif maupun negatif memaksa negara lain untuk
menyerahkan Konvensi atau menyepakati suatu formula politik
tertentu
b. mengubah kedudukan politik sendiri atau melemahkan
kedudukan politik negara lain.
c. memperluas kawasan kepentingan nasional atau kawasan
pengaruh terhadap negara-negara lain.

5. Penanaman Modal dan Bantuan Luar Negeri

13
Penanaman modal di negara-negara asing yang dilakukan oleh
perorangan atau swasta untuk tujuan-tujuan ekonomi telah lama
dikenal. Hal bisa kita lihat sejak semasa bank-bank Fugor, Bank
rothschild sesudah perang Napoleon sampai kerajaan-kerajaan industri
di perusahaan-perusahaan. Yang besar di masa kini walaupun
dikatakan bahwa penanaman modal mempunyai tujuan-tujuan
ekonomi, tetapi sebenarnya tidaklah bisa sama sekali dipisahkan dari
politik. Di sini pemerintah nasional mendorong atau mencegah mereka
Sesuai dengan tujuan-tujuan politik negara mereka. Campur tangan
pemerintah untuk bidang bantuan cukup besar bila dibandingkan
dengan campur tangannya di bidang penanaman modal. Apabila ada
negara sekutu nya keadaan perekonomian yang lemah, diberikan
bantuan ekonomi berupa pinjaman Adakalanya bantuan tersebut
bersifat politik dan bahkan ada yang berbentuk persenjataan. Pada
Swasta cukup besar, peranan Perusahaan perusahaan Multi Nasional
(Multi National Corporation) Dalam kondisi tertentu dapat
mempengaruhi kebijakan dan tindakan pemerintah di bidang ekonomi
dan perdagangan nasional. Banyak faktor yang ikut menentukan
Efektivitas suatu kebijakan dan tindakan ekonomi, hal tersebut
disebabkan bahwa ekonomi internasional cukup Kompleks sehingga
tidak semua manipulasi yang dilakukan oleh negara akan
menghasilkan sesuai dengan yang diinginkan tidak jarang yang
menyimpang dari harapan. Oleh karena itu itu walaupun senjata
ekonomi sekilas kelihatannya sederhana namun aplikasinya cukup
kompleks dan memerlukan persiapan diplomasi yang hati-hati penuh
perhitungan dan ekstensif.

d. Perang
Pasal 2 ayat 4 piagam perserikatan bangsa-bangsa mengikat para
anggotanya kepada politik perdamaian universal, ayat dan pasal
tersebut mengatakan “ semua anggota dalam hubungan internasional

14
nya harus menahan diri untuk tidak mengancam atau menggunakan
kekuatan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politik negara
lain”. Namun dalam kenyataannya masih saja terdapat peperangan
dan aksi-aksi rahasia yang dilakukan terhadap negara lain.
1. Perang dan Damai
Hal ini menunjukkan bahwa konflik tidak pernah dipisahkan dari
kerjasama, dan begitu pula sebaliknya kerjasama tidak bisa dipisahkan
dari konflik. Dari kurun waktu dalam sejarah terlihat bahwa keadaan
damai dan perang Perbedaannya terletak semata-mata pada unsur mana
yang dominan, Apakah kerjasama atau konflik apabila negosiasi
merupakan cara yang dipilih untuk menangani pokok permasalahan
internasional dan kekerasan hanya sedikit saja dipergunakan maka kita
dapat mengatakan bahwa situasinya berada dalam keadaan damai.
Tetapi apabila kekerasan dengan senjata dipergunakan secara terbuka
sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan pokok persoalan maka
kita berbicara tentang perang.
a. Kekerasan Senjata
Terdapat suara-suara yang menentang penggunaan
kekerasan dengan senjata, akan tetapi penggunaan kekerasan
dengan senjata terkadang tidak dapat dielakan bahkan menurut
pengamatan, cara penggunaan kekerasan dengan senjata, cara
mengancam untuk memperlakukan kekerasan dengan senjata,
dan persenjataan yang canggih ih kebijaksanaan memasuki
suatu persekutuan atau aliansi atau mengikuti rencana
pertahanan bersama.
b. Instrumen Perang Monopoli Pemerintah
Di berbagai negara yang sistem pemerintahannya menganut
demokrasi, buka totaliter, instrumen ekonomi tidak perlu
langsung dilakukan oleh pemerintah. Mungkin hanya ada
sekelompok orang saja yang bersenjata yang berada di luar
kontrol pemerintah. Kelompok tersebut baru mempunyaibarti

15
dalam hubungan internasional apabila mereka melantarkan
pemberontak yang berhasil.
c. Politik Isolasi
Strategi yang bersifat sepihak hanya mungkin dilakukan
oleh suatu negara apabila negara tersebut cukup kuat untuk
menyaingi lawannya tanpa bantuan negara lain. Menjalankan
politik isolasi seperti yang pernah dilakukan oleh Amerika
Serikat dengan Tidak melibatkan diri dalam persoalan
persoalan internasional di luar wilayah negaranya atau di
belahan bumi lain juga bersifat sepihak. Tetapi di zaman
sekarang dengan semakin meningkatnya hubungan
internasional yang disebabkan oleh kemajuan teknologi
transportasi dan komunikasi serta pengaruh faktor
interdependensi maka politik isolasi sulit untuk bisa
dilaksanakan Ada kemungkinan negara yang melakukan
kebijaksanaan memasuki suatu persatuan atau aliansi untuk
mengikuti rencana pertahanan bersama hal ini berarti negara
tidak lagi dapat menguasai bidang militernya secara penuh

2. Persoalan Militer
Persoalan Militer dan pertimbangan merupakan persoalan yang
berat dan mahal. Hampir rata-rata di semua negara yang menghadapi
ancaman perang yang laten dan terutama di negara-negara super power
bidang militer sebagian besar dari produk nasional dibandingkan
dengan bidang-bidang lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada politik
Pertahanan Nasional mereka.
a. politik pertahanan
berbagai kritik dan pendapat pernah dilontarkan mengenai
mahalnya politik pertahanan, sifat dari indepen detterent dan
kesangsian terhadap kemampuan untuk menjalin pertahanan.
Di satu pihak orang bertahan mengenai perlunya pengeluaran

16
militer untuk menjamin keamanan nasional, mereka
menyatakan bahwa kritik-kritik tentang pengeluaran militer
dianggap agak naif-karena pengeluaran tersebut apabila
dikelola dengan efesiensi dapat menjamin keamanan nasional
dan kepentingan kepentingan nasional yang lebih besar lainnya.
Di di lain pihak mengatakan bahwa asumsi tersebut tidak
dapat dipertahankan atas dasar bahwa kita tidak boleh
melebihkan nilai-nilai dari instrumen kemiliteran sebab
jaminan keamanan yang sempurna tidak lagi masuk akal dalam
zaman nuklir sekarang ini. Instrumen instrumen bukan militer
semakin bertambah penting terutama apabila berhadapan
dengan negara-negara yang tidak memihak.
b. Persenjataan
Persenjataan sebagai suatu instrumen mempunyai
kedudukan seperti instrumen-instrumen yang lain persenjataan
baru memiliki arti konkret apabila dipergunakan untuk
melaksanakan kekerasan ada rasa ketakutan terhadap tindak
kekerasan dengan senjata, rasa ketakutan itu juga ada terhadap
penimbunan ataupun penyiagaan persenjataan yang dilakukan
oleh suatu negara dan keadaan seperti itu oleh negara lain
dianggap sebagai suatu ancaman yang berpotensi untuk
diwujudkan.
Persenjataan dibagi menjadi dua ke dalam senjata
konvensional dan senjata nonkonvensional. Sedangkan
penggunaannya persenjataan dapat dipakai untuk maksud
maksud ofensif dan defensif memiliki nilai strategis,
sedangkan yang dipergunakan untuk maksud maksud defensif
bersifat defensif-aktif merupakan hasil yang diperoleh dari
perkembangan teknologi yang pesat setelah terjadinya perang
dunia II selesai. setelah perang dunia II selesai, dikembangkan

17
berbagai jenis persenjataan ofensif strategis yang memiliki
daya jangkau maupun daya perusak yang luar biasa.
c. Kekuatan Militer
Kekuatan militer suatu negara, selain diperlukan bagi pemberian
perlindungan terhadap keamanan nasional juga dibutuhkan untuk
mendukung keberhasilan diplomasi dengan memiliki kekuatan militer
yang tangguh, negara dapat melawan setiap ancaman yang dilancarkan
terhadap dirinya, dan mampu memberikan jaminan atas kepentingan
kepentingan nasional negaranya terutama kepentingan kepentingan
yang besar ataupun vital. Untuk memperoleh kekuatan militer seperti
itu dituntut kemampuan negara untuk mengintegrasikan potensi-
potensi di berbagai bidang seperti tenaga ahli, ekonomi, penduduk,
sumber ataupun alam, dalam wilayah guna mendukung terwujudnya
kekuatan militer yang tangguh.

3. Senjata Nuklir
Bahwa senjata nuklir memiliki over capacity. Dengan demikian
negara negara superpower memiliki kemampuan untuk
menghancurkan sasaran baik militer, industri, dan populasi. Tetapi
dengan disimpan dan disembunyikannya senjata-senjata nuklir di
dalam silo-silo di bawah tanah, demikian juga diketengahkan
nya”early warning system” Yang merupakan dasar bagi second strike
capability,Atau serangan balasan maka praktis over capacity yang
dimiliki oleh kedua super power Amerika dan Uni Soviet waktu itu
menjadi tidak efisien serangan nuklir akan dibalas dengan nuklir
sehingga akhirnya masing-masing akan menjadi lumpuh dan tidak
memiliki kesempatan buat menguasai lawan.
Disamping terjadinya destabilisasi sistem internasional oleh
konfrontasi nuklir, masih ada masalah lainnya yaitu mengenai
proliferasi senjata nuklir ke negara-negara lain proliferasi dapat
meningkatkan kondisi anarki internasional di mana semua negara besar

18
atau kecil memiliki senjata nuklir. Dengan begitu ikatan hukum dan
organisasi tidak akan sanggup bertahan lama terhadap tekanan tekanan
ekspansif tak terbatas yang dilakukan oleh kelompok negara-negara
pemilik nuklir.

4. Senjata Konvensional
Gaya perusak yang hebat dari senjata nuklir akan efektif untuk
menunjang politik luar negeri apabila sistem persenjataan nuklir
tersebut secara internasional berada dalam monopoli dari suatu negara.
Kenyataannya adalah bahwa sistem persenjataan nuklir tersebut bukan
lagi monopoli suatu negara. Hal tersebut ditambah dengan tidak akan
diaktualisasikannya senjata nuklir apabila tidak perlu sekali,
menjadikan keberadaan sistem persenjataan konvensional tidak dapat
diabaikan, dan bahkan perkembangan lebih lanjut menunjukkan bahwa
persenjataan konvensional masih dapat melakukan peran yang penting
disamping sistem persenjataan nuklir dalam upaya pencegahan dengan
membuat gentar kepada pihak lawan yang potensional.

5. Pandangan Clausewitz
Para teoritis hubungan internasional berspekulasi tentang alasan-
alasan Mengapa manusia itu berperang. Alasan-alasan yang
dikemukakan oleh beberapa pemerintah untuk Tindakan militer yang
mereka lakukan dalam menghadapi rezim lawan sangat beragam dan
dirancang agar dapat menarik opini rakyat yang kebetulan sedang yang
mengemuka waktu itu. Tinjauan Literatur yang membahas asal mula
perang terungkap sekitar 7 faktor atau kondisi utama yang
mempercepat terjadinya konflik senjata, yaitu: (1) Agerasi manusia, (2)
Fatalisme umum dan elit yang berkaitan dengan perang, (3) Konspirasi
kelompok kecil, (4) Imperalisme ekonomi, (5) Ekspansionisme dan
irridentisme nasional, (6) Ketidaksesuaian yang bersifat sistematik, dan
(7) Siklus Sejarah. Uraian uraian dari masing-masing faktor dari 7

19
faktor tadi memuat interpretasi-interpretasi mengenai penyebab
perang, menunjukkan adanya kepedulian terhadap pertumbuhan teori
hubungan nasional.
e. Intelejen
1. intelijen sebagai instrumen
Hubungan-hubungan yang berlangsung yang antara pemerintah
pada dasarnya menurut suatu pola aksi-reaksi mulai dari kerjasama
sebagai titik ekstrim yang satu sampai kepada peperangan sebagai titik
ekstrim yang satunya lagi atau sebaliknya. Hubungan-hubungan
tersebut bersifat dinamis di mana skala hubungan antar pemerintah
selalu berubah-ubah mulai dari kerjasama yang saling menguntungkan
sampai kepada konflik dan peperangan. Hubungan pendapat tahap-
tahap dan sebelum mencapai tahap akhir yang mengarah kepada
konflik, terdapat tahap-tahap persiapan menuju perang, yaitu tahap
dimana politik luar negeri selama itu masih menggunakan metode-
metode non militer untuk mempengaruhi perilaku elit lain. metode-
metode non-militer dimaksud termasuk antara lain ekonomi,
psikologi, rencana destabilisasi dengan maksud untuk melemahkan
pemerintah pemerintah yang tidak disenangi .
Yang menuju peperangan tetapi masih dalam batas batas
penggunaan metode non militer dalam arti belum sampai
menggunakan instrumen perang terselubung atau rahasia, penyuapan,
pemerasan terhadap para decision Maker yang menempati posisi kunci
dalam negara sebagai sasarannya. Suatu keputusan yang terpaksa
memasuki konflik atau yang berusaha mengadakan kompromi
didasarkan kepada perhitungan-perhitungan baik mengenai kapabilitas
maupun tujuan dari pemerintah lain. Menghadapi keadaan seperti itu,
para pembuat kebijakan polis maker menggunakan cara-cara intelijen
untuk dapat memformulasikan keputusan-keputusan yang diperlukan.

20
2. Dinas rahasia dan fungsinya
Pada tahap persiapan menuju perang selain dilakukan perencanaan
yang matang untuk memenangkan perang juga dilakukan operasi
operasi intelijen dan kontra intelijen pada tahap ini berlangsung
kegiatan kegiatan Para agen-agen rahasia untuk mengumpulkan
informasi mengenai tujuan kekuatan dan rencana dari lawan menurut
Coulombis dan Wolfe ada tiga fungsi dinas intelijen luar negeri
(coulombis dan Wolfe, 175 ), yaitu :
1. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi
2. Mengembangkan sistem kontra intelijen yang mampu
mengagalkan usaha-usaha untuk mengumpulkan informasi di
negara lain. operasi-operasi intelijen yang aktif maupun yang
pasif, secara diam-diam menerima atau menyetujui berbagai
dimensi hubungan internasional;
3. Untuk kadang-kadang beralih dari usaha terus-menerus
mengumpulkan informasi menjadi membangun sistem kontra
intelijen, untuk melaksanakan operasi operasi rahasia yang di
desain buat mempengaruhi kebijakan-kebijakan internal atau
eksternal pemerintah negara lain.
Lebih lanjut Colombis dan menjelaskan bahwa kebanyakan dari
pemerintah pemerintah secara resmi administrasi dan operasional
memisahkan antara kegiatan intelijen dengan kegiatan kontra intelijen
yang kedua-duanya disebut sebagai “operasi yang tidak diakui”. Tidak
ada pemerintah negara yang mengakui pada saat itu bahwa suatu
kejadian yang merupakan hasil operasi dinas intelijen nya karena
operasi operasi tersebut merupakan tindakan rahasia dan bersifat
merugikan pihak lain yang dilakukan oleh agen-agen rahasia.
Permainan yang diperankan oleh para agen rahasia mempunyai akibat
atau hasil yang serius yaitu berupa kemenangan dan kelangsungan
hidup suatu negara, kekalahan dan bencana nasional yang menakutkan.

21
Telah dikemukakan bahwa fungsi pertama dari dinas intelijen luar
negeri seperti diutarakan oleh Coulombis dan Wolfe adalah
mengumpulkan dan mengevaluasi informasi. Charles A.Mc Clelland
bahwa kehadiran badan-badan intelijen merupakan fenomena
penetapan teori komunikasi ke dalam kegiatan yang nyata di sekeliling
kita. selanjutnya dia katakan kita dapat melihat bahwa alat-alat sender
pengirim saluran dan penerima diperlengkapi dengan bagian-bagian
lain untuk mempermudah proses umpan balik. Unit-unit khusus
diperlukan serta dihubungkan dengan bagian-bagian yang esensial.
alat perasa dan penerima seperti mata, telinga hidung, mata elektrik,
thermo- elemen, jaringan perangkat, jaringan Radar, Sebutkan badan-
badan pengumpullan berita, badan-badan intelijen, pusat-pusat
informasi, markas Komando, dan apa saja yang cocok atau sesuai
dengan fungsi serta keadaannya digabungkan baik dengan pengirim
maupun dengan penerima dalam sistem tersebut yang dibuatkan
saluran-saluran tambahan atau saluran-saluran tunggal diatur agar
dapat menyalurkan lebih dari satu arus berita.kemudian an-nas seperti
mesin orang dan organisasi diperbantukan untuk dapat mengadakan
perubahan keadaan atau kegiatan kegiatan di lapangan untuk
selanjutnya meluaskan akibatnya kepada lingkungannya (Charles
A.Mc Clelland,182).
Selanjutnya Clan mengatakan bahwa diplomasi tidak lain adalah
suatu pekerjaan komunikasi demikian juga kegiatan-kegiatan militer
dan tugas-tugas intelijen di sini pengiriman dan penerimaan informasi
merupakan hal yang penting dalam transaksi di dalam sistem
internasional.

3. Pengumpulan informasi rahasia dan kontra intelijen


Keterangan yang dihimpun secara gelap melalui alat-alat seperti
(1) laporan diplomatik, (2)analisis isi media mengenai berita luar
negeri, dan (3) monitoring yang dilakukan dengan berhati-hati terhadap

22
jurnal-jurnal saintifik serta teknik ternyata merupakan kan cara yang
paling banyak ditempuh dan mencakup sekitar 40% dari pengumpulan.
Bagi masyarakat yang tertutup, pengumpulan keterangan bisa
dilakukan melalui potongan-potongan informasi yang secara umum
dapat diperoleh dalam rangka menyusun suatu potret mengenai
kapabilitas sistem politik dan tujuan-tujuan dari elit pembuat keputusan
yang berada dalam masyarakat tersebut.
Menurut Coulomb dan wall usaha pengumpulan informasi secara
rahasia atau gelap merupakan tambahan dari usaha-usaha pengumpulan
informasi yang dilakukan secara terbuka. dalam hal ini yang tertua
adalah spionase klasik. Di dalam usaha mengumpulkan informasi
tersebut, Kautilya pernah menasehati pangerannya untuk menggunakan
sejumlah mata-mata sebagai garis pertahanan pertama dalam
menghadapi lawan. Sir Francis walsingham pernah menempatkan
sekitar 53 agen rahasia di courts of europe. Melalui penempatan
tersebut terbentuk replikasi legendaris dinas rahasia Inggris, selama
perang dunia II pusat perbankan Swiss di Zurich menjadi pusat
kegiatan spionase untuk menghadapi poros Jerman-Itali-Jepang pada
masa perang dingin pelatihan rahasia ditetapkan di Berlin, Wina, dan
Hongkong. dengan munculnya negara-negara dunia ketiga di belahan
bumi bagian Selatan sebagai arena konfrontasi sehingga penyebaran
aktivitas intelijen secara cepat di belahan bumi bagian selatan tersebut
dipandang sebagai suatu hal yang wajar ( couloumbis dan wolfe, 176 )
Dalam rangka usaha menetralisir kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh dinas intelijen luar negeri maka setiap pemerintah berusaha
membuat perisai pelindung yang disebut kontra intelijen. Teknik-
teknik intelijen seringkali mengangkut penetrasi akar-akar intelijen
yang berarti penyebaran agen-a sumber dayage sertan rahasia di negeri
lain maka couloumbis dan wol dapat sampai kepada kesimpulan bahwa
operasi operasi kontra tindakan ekonomi lebih dalam bentukspionase
tidak bisa diklasifikasikan sebagai operasi domestik murni.

23
4. Misi dan operasi intelijen
setiap Organisasi mempunyai misi yang diemban apabila misinya
sudah jelas dan kemudian ditetapkan adalah disusun fungsi-fungsinya,
sedangkan tugas kegiatan tidak lain merupakan penjabaran dari fungsi-
fungsi yang ada. Jadi dari pasien kelajuan kita akan bisa
memperkirakan apa yang menjadi isinya dan Bagaimana kegiatan
operasionalnya. dari kegiatan fungsi intelijen yang telah dibahas
dimuka dapat diketahui bahwa misi intelijen terdiri dari tiga komponen
(Coulombis dan Wolfe, 176): (1) Himpunan dan mengevaluasi
informasi (2) melaksanakan kontra intelijen dan (3) menjalankan aksi
rahasia

5. aksi rahasia
aksi rahasia dapat didefinisikan sebagai usaha yang diperhitungkan
dan diterapkan secara hasil untuk mengubah jalannya peristiwa di
negara yang menjadi sasaran (Couloumbis dan Wolfe, 175) suksesnya
suatu operasi untuk mempengaruhi perilaku negara sasaran menurut
Coulombis dan Wolfe bisa diperoleh dengan menggunakan hard
intellegent serta secara efektif. yang dimaksud dengan hard intellegent
adalah informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang bisa
dipercaya dikonfirmasikan melalui analisis atau memadukan teknik-
teknik Psikologi dan ekonomi yang dilaksanakan dengan hati-hati.
dalam beberapa situasi usaha mempengaruhi perilaku tersebut
dilakukan melalui tindakan rahasia (convert action) tersebut dilakukan
melalui tindakan rahasia yang tertutup atas pertimbangan kerahasiaan
pelaksanaan secara serta sistem keamanan operasi rahasia memerlukan
pengelompokan badan-badan yang terlibat dalam operasi tersebut..
Dengan cara demikian bilamana terjadi penetrasi ke dalam suatu

24
kelompok yang dilakukan oleh agent asing tidak akan membahayakan
kelompok lainnya .
Colombus dan Wolfe menyajikan sebuah skenario mengenai
peningkatan suatu operasi rahasia yang mungkin muncul (Coulombis
dan Wolfe, 179), sebagai berikut :
fase 1 : saran-saran politik akan diteruskan kepada para politikus yang
bersikap bersahabat di negara lain tindakan-tindakan mereka akan
didukung dukungan meliputi pembayaran pembayaran kepada
beberapa individu yang berada baik di dalam maupun di luar
pemerintahan.
fase 2 : penetrasi terhadap partai-partai politik, perusahaan-
perusahaan, perdagangan, kelompok-kelompok mahasiswa, organisasi-
organisasi komersial, dan media massa yang sudah direncanakan
segera segera dimulai kampanye propaganda melalui sumber-sumber
yang telah dikontrol dilancarkan.
fase 3 : Tekanan-tekanan diplomatik dan sanksi-sanksi ekonomi dalam
bentuk boikot Embargo segera dimulai. pemerintah siaga dikirimkan
kepada militer di wilayah tersebut, dan agen-agen rahasia yang dalam
penyamaran mulai melaksanakan tugas-tugas yang telah disusun
sebelumnya.
fase 4 : Diadakan aksi para militer, misalnya sabotase dan demonstrasi
yang dilaksanakan oleh agen-agen rahasia yang di desain untuk
menggantikan pemerintah yang sedang berpuasa dengan pemerintah
lain yang lebih responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan politik negara
yang campur tangan tadi.
Keputusan untuk menggunakan aksi rahasia penuh dengan risiko
dan bahaya yang hasil secara politis sering ditanyakan. sebagaimana
biasa apabila operasi Rahasia sampai tersingkap sponsor atau dalang
yang berada di belakang operasi disiarkan ke seluruh dunia sehingga
sering menimbulkan kehebohan sampai terkadang menimbulkan huru-
hara. akibatnya bilitas pemerintah yang melaksanakan operasi rahasia

25
tersebut salah-salah bisa merosot dan berakhir dengan bergesernya
kekuasaannya.

f. Intervensi
Intervensi sebagai suatu bentuk tindakan legenda sudah lama dikenal
kurang lebih 25 abad yang lalu. Berbarengan dengan meningkatnya
kualitas dan kuantitas intervensi negara serta terbentuknya kondisi di
mana tidak dibutuhkan lagi melakukan evaluasi terhadap lingkungan
eksternal.
1. Menurunnya kekedapan negara
Semenjak revolusi Mesiu atau penemuan mesiu yang kemudian
disusul oleh kemajuan teknologi di bidang transportasi dan
komunikasi, ekonomi persenjataan, membuat menurunnya kepadatan
negara. di samping itu kebanyakan negara secara aktif dapat dikatakan
hanya memiliki sarana yang minimum untuk dapat mencegah infiltrasi
eksternal, demikian pula kurang memiliki sarana yang efektif sehingga
sukar untuk bisa menolak bantuan keuangan, propaganda, pengiriman
peralatan militer dari luar negeri. kemiskinan akan sarana-sarana
tersebut menjadikan kawan terhadap tindakan intervensi. negara yang
secara geografis memiliki garis perbatasan yang panjang dan
menembus hutan belantara gurun dan pegunungan sering rawan
terhadap penetrasi dari luar.
Usaha mencapai tujuan dan memperjuangkan atau
mempertahankan kepentingan, pemerintah dapat melakukan berbagai
pilihan tindakan baik melalui saluran diplomatik, atau melalui
ancaman sampai kepada Tindakan militer. antara lain bisa berupa
tindakan infiltrasi, mensponsori pemogokan umum atau huru-hara,
menciptakan skandal politik, melakukan percobaan kudeta, organisir
melatih mempersenjatai kelompok pembangkang dari negara lain di
dalam wilayah pemerintah yang memberikan bantuan untuk kemudian
mengirim kembali ke negara asalnya buat melakukan perang gerilya

26
atau kegiatan subversif, Memberikan bantuan keuangan dan
perlengkapan militer, dan masih banyak lagi cara-cara dan teknik
intervensi lainnya. pada masa sekarang tindakan penetrasi politik dan
militer terhadap hal-hal penting dibandingkan dengan ancaman militer
blokade laut dan bahan serangan militer konvensional.
Menurut rosenau intervensi dibedakan dari tindakan negara lainnya
karena: (1) Intervensi merupakan serpihan tajam dari bentuk interaksi
hubungan yang konvensional L2 intervensi secara sadar diarahkan
untuk mengubah atau mempertahankan tatanan kewenangan politik di
negara yang menjadi sasaran tindakan intervensi. menambahkan ciri
ketiga dari intervensi yaitu bahwa kebanyakan tindakan radikal
terhadap negara lain dilakukan tanpa izin pemerintah yang berkuasa.
(holsti, 352)
2. doktrin non-interference
sistem internasional Eropa, kecuali periode 1792- 18 23 dan
memberlakukan doktrin non-interference. doktrin Ini membantu
menghalangi negara berdaulat dalam negeri negara lain, tersebut
diterima sebagai salah satu prinsip hukum internasional yang harus
diperhatikan oleh setiap pemerintah dalam melaksanakan hubungan
dengan negara lain. Piagam perserikatan bangsa-bangsa secara khusus
melarang negara anggotanya untuk turut campur setiap masalah dalam
negeri negara lain. tersebut hanya dimasukkan ke dalam transaksi
internasional. (holsti, 379).Walaupun ada larangan untuk mencampuri
masalah dalam negeri negara lain karangan tersebut Ternyata banyak
terdapat kecenderungan untuk memperlunak larangan tersebut.
3. Kondisi pendorong tindakan intervensi
Menurut holsti terdapat 5 kondisi yang harus diperhitungkan yang
tersebar dalam sistem internasional kontemporer kondisi yang
dimaksud adalah sebagai berikut ( holsti, 145-349) :
a. Semua negara besar dan beberapa yang lebih kecil telah
menambahkan dalam perundingan diplomasi program bantuan

27
militer dan ekonomi. program tersebut Sudah barang tentu
sedikit banyak berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan
politik, ekonomi, dan sosial negara penerima bantuan.
b. Terdapat ketidakcocokan antara garis perbatasan nasional
dengan garis perbatasan berdasarkan etnis, religi, atau
linguistik.
c. Loyalitas politik terhadap klan, suku, bangsa, kaisaran yang
dalam perkembangan tradisionalnya meluas menjadi kesetiaan
terhadap otoritas dan lembaga yang berkuasa, kadang-kadang
mengarah menjadi loyalitas terhadap ideologi atau kesatuan
politik lain.
d. Nuklir tampaknya telah menekan negara-negara utama yang
bertentangan dalam perang dingin untuk cukup terlibat dalam
perang dan tindakan subversi yang sporadis yang berakibat
terjadinya eskalasi militer yang tidak terkendalikan kecil sekali.
e. Pemerintah yang memiliki sasaran eksternal Revolution cara
alami cenderung menggunakan teknik serupa dengan yang
berhasil diterapkan untuk memperoleh kekuasaan di dalam
negeri. Sepanjang Abad ke-20 berbagai bangsa di dunia
menghadapi masalah perubahan politik yang sekilas seakan-
akan kekuatan domestik, padahal sepenuhnya dikendalikan
oleh kekuatan eksternal di sini dukungan luar negeri
diperkirakan mampu memberikan jaminan yang menentukan
tetapi para ahli tidak sepenuhnya setuju bahwa dukungan
militer dan politik yang diberikan oleh suatu pemerintah kepada
negara lain dimaksud untuk membantu dari kemungkinan
ancaman pemberontakan, begitu juga mereka kurang yakin
bahwa bantuan militer dan ekonomi merupakan tindakan
intervensi.
4. bentuk-bentuk tindakan intervensi

28
Ada 6 bentuk tindakan intervensi( holsti, 352-379), yaitu : (1)
campur tangan diplomatik (2) berbagai jenis tindakan politik
terselubung (3)unjuk kekuatan, (4) subversi (5) perang gerilya
(terutama yang didukung dan diorganisir dari luar negeri), dan (6)
intervensi militer. Dengan begitu masing-masing dari 6 Bentuk
tersebut merupakan bentuk utama yang biasa dipergunakan oleh
pemerintah adalah kombinasi dari bentuk-bentuk utama tadi.

C. Diplomasi sebagai intrumen interaksi politik luar negeri


Diplomasi adalah seni dan praktek bernegosiasi oleh seorang (disebut
diplomat) yang biasanya mewakili negara atau organisasi. Diplomasi yang
paling tua dan sederhana adalah diplomasi bilateral. Antara dua pihak dan
biasanya merupakan misi dari kedutaan besar dan kunjungan kenegaraan
(setiawan asep dan sulastri ending, 72 : 2017) .
1. Pengertian fungsi dan ruang lingkup diplomasi
Diplomasi yang digambarkan sebagai “the politic of International
relation” dalam sejarahnya terus berkembang sebagai suatu metode
yang berhubungan dengan dunia yang keras di mana berlaku sistem
hubungan antar negara yang kompetitif sifatnya. Negara-negara saling
bersaing untuk mempertahankan hidupnya, memajukan kepentingan
nasional mereka dan bahkan menguasai negara lain.
Persaingan antar negara tersebut terus berlanjut karena mereka
mengejar tujuan masing-masing dan sering satu negara mengejar lebih
dari satu tujuan. negara dalam mengejar tujuan yang erat berkaitan
dengan kepentingan nasionalnya masing-masing, tidak jarang terjadi
perbedaan perbedaan kepentingan bahkan kadang-kadang terjadi
bentrokan-bentrokan kepentingan Oleh sebab itu diplomasi berperan
untuk mendamaikan beragamnya kepentingan, Paling tidak
membuatnya bersesuaian. Secara umum diakui bahwa fungsi utama
diplomasi adalah melakukan negosiasi sedangkan ruang lingkup
diplomasi adalah menyelesaikan perbedaan-perbedaan dan menjamin

29
kepentingan kepentingan negara melalui negosiasi yang berhasil.
Adapun tugas utama diplomasi adalah melindungi kepentingan negara
dan para warganya di luar negeri.
Dalam prakteknya diplomasi harus dibedakan dengan politik luar
negeri, oleh karena itu diperlukan adanya batasan diantara kedua
konsep tersebut. Dimana, “ diplomasi bukanlah merupakan kebijakan,
tetapi merupakan lembaga untuk memberikan pengaruh terhadap
kebijakan tersebut. Namun diplomasi dan kebijakan keduanya saling
melengkapi karena seseorang tidak akan dapat bertindak tanpa kerja
sama satu dengan yang lainnya (setiawan asep dan sulastri ending, 80 :
2017)
2. Tujuan diplomasi
Kautilya menekankan ada empat tujuan utama diplomasi :
a. . Acquisition (perolehan);
b. Preservation (pemeliharaan);
c. Augmentation (penambahan);
d. Proper distribution (pembagian yang adil).
3. Diplomasi sebagai instrumen
Diplomasi sebagai instrumen sebagaimana diketahui bahwa hukum
telah lama memberikan perhatiannya kepada hubungan internasional
khususnya yang bertalian dengan diplomasi perhatian tersebut
diberikan kepada hal-hal yang menyangkut aspek aspek institusional,
personal dan prosedur diplomasi. Negara dalam mewujudkan
kepentingannya pada umumnya memperhatikan batas-batas formal
yang ditentukan oleh hukum internasional. Pelanggaran terhadap
hukum internasional bisa menimbulkan celah serta menurunkan
prestise nasional. Ada 3 instrumen diplomasi yaitu, kerjasama,
penyesuaian dan penentangan kerjasama dan penyesuaian ditempuh
melalui negosiasi, dan apabila negosiasi gagal penentangan tampil
menggantikan cara-cara damai. Diplomasi yang baik adalah memilih
cara yang tepat dalam mencapai tujuan Oleh sebab itu hakikat

30
diplomasi yang sukses adalah kemampuan untuk melakukan pemilihan
tepat pada keadaan tertentu atas satu atau lebih instrumen diplomasi.
4. Misi diplomasi
Menurut Couloumbus dan Wolfe fungsi substansi diplomatik ada
dua yaitu Pelaporan dan negosiasi atau berunding.
a. Pelaporan, yang dilaporkan adalah seputar hasil observasi terhadap
kondisi kondisi baik politik, ekonomi ,militer maupun sosial dari
tuan rumah untuk disampaikan ke negaranya secara akurat. Pada
atase ekonomi akan melaporkan ke negara asalnya hal-hal yang
berhubungan dengan informasi mengenai antara lain neraca
pembayaran, tingkat pertumbuhan rata-rata dan inflasi, angka
pengangguran dari tuan rumah mereka juga menaruh perhatian
terhadap masalah-masalah kesempatan untuk melakukan investasi,
kemungkinan-kemungkinan membuka pasar Baru atau
mengembangkan pasar-pasar yang sudah ada dan persyaratan-
persyaratan perjanjian yang ada.
b. Negosiasi, sebagian besar menyangkut pengiriman pesan-pesan
antara Departemen Luar Negeri negara pengirim dengan negara
tuan rumah pesan tersebut akan sangat tergantung kepada cara serta
gaya pengiriman pesan. Oleh karena itu penting bagi seorang duta
besar untuk bisa mengerti cara serta gaya diskusi dan tawar-
menawar yang disukai oleh para agen negara tuan rumah agar bisa
menangkap pesan tuan rumah dengan baik, Kalau tidak salah salah
bisa menimbulkan permusuhan permusuhan menimbulkan yang
sebenarnya tidak perlu terjadi karena bersumber pada gaya
berembuk bukan bersumber pada keberatan-keberatan substansi
pesan bisa terjadi seorang duta besar karena kurang mendapatkan
informasi, terperangkap pada pemikiran stereotipe terhadap tuan
rumah sehingga timbul anggapan bahwa cara bicara yang keras
adalah yang produktif di mana keramahan dipandang sebagai

31
kelemahan dan satu-satunya hal yang dipahami dan dihormati
adalah kekuatan

32
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam suatu Negara pasti melakukan politik luar negeri, yang
meliputi berbagai variable pada pembentukan politik luar negeri tersebut.
Dan dalam hubungan politik luar negeri tersebut memiliki tujuan-tujuan
dan untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukannya instrumen
interakasi dalam bidang diplomasi, propaganda, ekonomi, perang,
intelejen dan intervensi. Dari tiap-tiap instrumen tersebut masing-masing
memiliki dampak yang menguntungkan dan merugikan bagi Negara yang
melakukannya.

33
DAFTAR PUSTAKA

Coulombis, T.A, Wolfe, J.H; pengantar ilmu hubungan internasional,


keadilan dan power, C.V Abardin, Bandung-1990.
Frankel, Joseph. Hubungan internasional. ANS Sungguh Bersaudara,
1980.
Hara, Abubakar Eby. Pengantar Analisis Politik Luar Negeri: Dari
Realisme sampai Konstruktivisme. Bandung: Penerbit Nuansa,
2011.
Haryono, Haryono. "FUNGSI DAN PENGARUH HUKUM
INTERNASIONAL BAGI PEMBANGUNAN HUKUM
INDONESIA." CIVIS 2.2/Juli (2012).
Holsti, KJ. 1992. International Politics: A Framework for Analysis. New
Jersey, Prentice Hall
Juwana, Hikmahanto. "Hukum Internasional Sebagai Instrumen Politik:
Beberapa Pengalaman Indonesia Sebagai Studi Kasus."
Indonesian J. Int'l L. 1 (2003): 78.
Juwana, Hikmahanto. "Hukum Internasional sebagai Instrumen Politik:
Beberapa Pengalaman Indonesia sebagai Studi Kasus." Arena
Hukum 5.2 (2013): 106-114.
Kusumohamidjojo, Budiono. Hubungan internasional kerangka studi
analitis. Binacipta, 1987.
Setiawan, Asep, and Endang Sulastri. "Pengantar Studi Politik Luar
Negeri." (2017).
Suprapto, R. "Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi dan Perilaku."
(1997).

34

Anda mungkin juga menyukai