Anda di halaman 1dari 4

Jumi PsneHtian Haă Hutan Feat Rz•h

Jaaml vol. 11 No.s (1993)pp.179-181

DAN KUÂUTA MOULDNG


(Stuđyof moulding JAIS KAYU INDONFSA
recovery and quality ofseveral
Indonaian indusMal woods)

OleWBy Bakir
Ginoga

Summały

descńôes moglding recovew and quality ofseven Indonesian industrial wod species, i.e. memnti putih (ShÔrea koordersiY,
suigkai (Peronema canescens Jack), cempka (Elmerillia ovalis Dandy), dahu (Dracontomelon dao), perupuk (Šolenoșemim sp.), memnti
memh (Shorea sp.), and kapur (Dyobalanops sp.).
It isÂnd volume pecovepy variesŕm 38.7 to 80.2 per cent. An optimal mmlał,g mw material am 3.0 mm
in 9.6 mm in yidth.
Su•i, dahu, pmpuk and kapur species praucgd the best. moulding quality. Moulding quality oftne Qther species i.śfound
to be qvaliD,.
pmcessing orcempka and meranti species, especially on their mdial suđace or quaner sawn timber, should be
undertaken
ofthey have interloëked gmins. 11. BAHAN DAN METODE

A. Bahđn
r PENDAHULUAN
Bahan yang diteliti berupa kayu gergajian kering
PembanŔnan indusfri hasil hutan di berbagai udlayah udara terdiri dari tujuh species kayu indusfri,• yaitu :
di tanahiir kita semakin meningkat dengan pesat.
Dalam l. Meranti putih (Shorea koordersii) ,
2. Sungkai (Peronema canescens Jack) ;
3. Cempaka (Elmerillia ovalis ;
hubungm ini, indusbi perkayuan terpadu telah
mengolah kay•u bulót sămpdi menjadi bahan siap pakai 4. Dahu (Dracontomelon dao) ;
untuk berbagai kebutuhan umat manusia, antara lain 5. Perupuk (Solenospermum sp.);
kursi, meja, tidur, dan moulding serta berbagai kebutuh- 6. Meranti merah (Shorea sp.);
7. Kapur (Dryobalanops sp.);

R Metode
ah perumahan dan isinya; Hasil olahan ini dipasarkan Contoh uji berbentuk papan kayu gergajian dalam
di đalam maupun luar negeri. keadaan kadar airkering udara, diambil• sebanyak sampai
keragaman sifat dan jenis kayu di tanah hir kita, memerlukan
peńelitian dan. pehgkajian dalam proses pengokahannya,
daram upaya meningkatkan nilai tambahńya, • biik dari
enam lembar papan dari masing-masing jenis
efisiehsi pemanfaatan, maupun kualitâ akhir Yang lebih kayu. Papan-papan contoh tersebut mewakili
meningkat. Salah satu industri perkayuan tersebut di atas baang radial atau uquarter sawn" (=R);
adalah indusri moulding yang relatif tangensial atau 'Plat sawn" (=T), dan kombinasi
bidang radial-tangensial (*RT). Setiap papan
masm baru. proses pengolahan,
contoh uji •tersebut diukur dan dicatat dimensi
rendemen serta standarigasi kualitanya dalam hubingan
dengan interaksi berbagai species kayu, orientasi serat kayu awalnya dalam arah tebal, lebar dan
dengan pemesinan, datanya masih terbatas.Sehubungan Papan contoh uji selanjutnya diolah menjadi salah
dengan ini, laporan ini menyajikan hasil penelidan bahan satu bentuk profil moulding, dengan. menggłnakan
baku, pengolahan, rendemen dan kualita tujuh species kayu mesin moulder. Bentuk propil moulding tersebut
iarah SP-5: 35 x 35, sesuai Standar Kehutanan
indust•i Indonesia. Indonesia Untuk Moulding, SKI. C-bo-007
(Anonymus, 1987). Setiap lembar moulding yang bentuk profil moulding yang dihasilkan. Dalam
telah diolah• selânjutnya diukur đimensi lebar dan Standar Kehutanan Indonesia Untuk Moulding
tebalnyas sesuai petunjuk di dalam Standar Kayu, (Anonymus, 1987), penampang atau
Kehutanan Indońesia Untuk Moulding Kayu, SKI. profil moulding yang dapat diberituk, jumlahnya
C-bo007 (Anonymus, 1987); sedangkan panjangnyd adalah 144 jenis penampang. Dengan demikian
tidak berubah sama seperti ukuran awałńya. dapat dirancang ukuran lebih atau
Pengamatan 'dan penilaian kualita permukaan, "allowance" minimum untuk bahan baku kayu
dilakukan juga pada setiap lembar moulding yang gergajian kering udara, sesuai dengan ukuran
dihasilkam dengan menggunakan standar ASTM tebal dan lebar "Net
(Anonymus, 1976).
size" bentuk profil moulding yang dikehendaki.
Tujuan- nya ialah Gntuk memperoleh rendemen yang
179 paling tinggi,
111. HASL DAN PEMBAHASAN Penelitian memperlihatkan juga bahwa kayu kapur
misalnya, di samping nilai rendemennya paling tinggi,
Data hasil penelitian dan perhitungan rendemen kualitasnyapun tergolong sangat baik, untuk permukaan
ratarata serta pengamatan kualita moulding untuk radial atau "quarter sawn", tangensial atau "flat sawn" dan
setiap jenis kayu yang diteliti, dicaötumkan kombinasi bidang radial- tangensial.
dalam Tabel l. Dari data dalam tabel tersebut, Dalam penelitian ini, kualita dari setiap potong
nampak adanya keragaman di dalam nilai rata- moulding belum memperlihatkan keragaman yang
rata rendemen dari setiap jenis kayu. Secara sangat menyolok akibat, perbedaan arah orientasi
berurutan, nilai tersebut adalah 38,7 persen; 52,2 serat kayu. Kualita yang tergolong sangat baik, juga
persen; 53,0 persen; 56,4 Persen; 76,1 persen dan diperlihatkan QIeh
80,2 persen. Nilai rendemen yang paling rendah,
disebabkan oleh ukuran awal kayu gergajian kayu sungkai, dao, dan perupuk. Untuk kayu
untuk pengharå moulding yang akan dihasilkan, cempaka dan
terlalu berlebihan, baik dalam tebal,
maupun lebamya. Sebaliknya, nilai
rendemen yang tertinggi berkisar antara 76 persen
180
sampai 80 persen. Hal ini disebabkan oleh ukuran
•meranti, pada umumnya tergqlong bans. Pengerjaan
dan lebar papan yang tetap, sesuai dengan bentuk
mesin pada kedua jenis kayu ini hendaknya berhati-
profil moulding yang akan dihasilkan, sehingga
kayu yang terbuang di d?lam proses hati, terutama untuk papan-papan dengan
pengolahannya menjadi lebih rendah. radial atau "quarter sawn'! Hal ini disebabkan oleh
Perhitungan rendemen ini didasarkan pada adanya serat temädu yang secara genetis pada kayu irü
volume contoh uji dan belum dilakukan Pada permukaan radial adanya serot berpqdu nampak
pemotongan panjang. Dengan demikian, panjang jelas dengan adanya alur-alur dengan wama terang dan
moulding yang dihasilkan sama dengan panjang gelap yang silih berganti.
awal bahan bakunya. Dalam ienelitian ini, Kualita .moulding, pada umumnya penilaiannya
rendemen kayu kapur adalah 80,2 persen didasarkan pada dua macam cacat, yaitu cacat bawaan
merupakan nilai yang paling tinggi. Keadaan ini atau cacat alami, antara lain berupa cacat bentuk atau
menunjukkan bahwa kehilang- pecah/
•an kayu selama proses pengolahannya adalah
sangat minimum. Perbedaan ukuran tebal dan retak, rapuh, dan lobang gerek, yang secara visual
lebar bahan baku atau " Nominal size", dengan dapat dilihat pada papan kayu gergajian. Cacat lainnya
ukuran. tebal dan lebar moulding yang adalah cacat teknis yaitu cacay yang terjadi di dalam
dihasilkan atau "Net finish size", kisarannya proses
adalah 1,2 - 3,0 mm untuk ukuran tebal, dan 7,0
- 9,6 mm untuk ukuran lebamya. Perbedaan pengolahannya, antara lain berupa• serat tersobek,
ukuran ini adalah Ikuran atau "allowance" yang serat .tergerus, serat terserpih dan goresan pisau. Cacat
harus diberikan pü bahanbaku yang masih ini ter-
berbentuk kayu gergajian, sesuai jadi akibat interaksi antara pemesina.n/pervöaan
dengan setiap potong kayu gergajian yang diolah.
Sangat umum ditemukan cacat ini pada papan-papan
yang mengandung serat berpadu terutama nampak daki; sedangkan kualitanya sangat ditentukan oleh
jelas pada bidang radial atau kombinasi radial- kualita yang tinggi dari bahan bakunya. Dalam hal•ini
tangensial. Pada kedua bidang ini nampak adanya cacat alami sedapat mungkin dihindari, sedangkan
jalur-jalur yang silih berganti dengan kilap yang cacat telmis senantiasa diperhatikan interaksi antara
berbeda. Cacat yang timbul pada permukaan atau pemesinannya
bidang ini, dapat diatasi antara lain dengan penga-
dengan papan yang akan diolah.
turan sudut tajam pisau dan ketajaman pisau serta kecepatan
pengumpanan yang tepat. Cacat denggn serat terserpih,
umumnya ditemukan juga pada bagian di sekeliling mata
W. KESIMPULAN DAN SARAN
kayu sehat atau cabang.
Dari hasil penelitian ini, beberapa késimpulan dan saran
Dalam upaya memperoleh nilai rendemen yang dapat dikemukakan, yaitu :
tinggi dengan kualita hasil yang tinggi,• kiranya perlu l. Terdapat keragaman dalam nilai rata-rata rendemen
dilakukan pemilahan terhadap ukuran yang tepat serta volume moulding dari bahan baku kayu. gergajian
kualita bahan baku yang tinggi. Dalam penyediaan kering udara, untuk tujuh jenis kayu yang ditéliti.
bahan baku tersebut,. Nilai ini berkisar antara 38,7 persen sampai 80,2
persen. Uluan lebih atau "allowance" bahan baku
ukuran lebih atau "allowance" minimum/optimum untuk

kayu gergajian kering udara memegang peranan penting Jum. Pen. Has. I-hit. vol. 11, No. 5 (1993)
dalam meningkatkan rendemen moulding yang dikehen-
Tabel 1. Rendemen rata-rata dan pengamatan kualita moulding
Table 1. Mean recovq and quality ofmonldingfrom seven woods
Jeniskayu
RendemenKualita (Quality)Kisaran kualita (Quality range)
(Wood spc!es) (Recovery), %

l. Meranti putih 38,7 Baik (Good) Sedang sampai sangat baik (Medium to Very Good)
2. Sungkan 38.7 Sangat Baik (Very Good) Sangat Baik (Very Good)
3. Cempalan S2.i Baik (doöö Sedang•satnpd (Medium to Very
Good)
4. 53.0 Sangat Baik (Voy Good) Baik sampai Sangat Baik
(Good io Very Good)
5. Perupuk 56.4 Sangat Baik (Vet' Gmå) Sedang.sampai Sangat
Baik (Medium to VeryGood)
6. Meranti Merah 76.1 Baik (Good) Sedang sampai Sangat Baik
(Medium to VeryGood)

7. Kapur 80.2 Sangat Baik (Very Good) SangatBaik (Very Good)

memegang peranan utama dalu menentukan nilai DAFTAR PUSTAKA rendemen ini.
Allowance optimum untuk ukuran tebal Anonymus : 1976. Standard Method of
Conducting sebesar 3,0 mm, dan untuk ukuran lebamya 9,6 mm Machining Tests

of Wood and Wood-base dilii eümen moulding ASTM D. 1666 -


64. Annual Book of ASTM
*yang Geliti. Standards, Parts 22 : Wood; Adhesives. Philadelphia,

U.S.A.
2. Kualita . mouldinÉ untuk jenis kwu :suhÅkai,' dao, perupuk, dan kamn•,
dtp" digdon*dn baik 1987, Standar Kehutanan : 1987. Indonesia;
MouldingJenderal untuk semua bidang orientasi serat kayu. Untuk jenis
Kayu. SKU Cebo-0Q7
P%gusahau Kehutanan. kayu lainnya, tergolong kualita baik. Pengolahan
pada kayu cempaka dan meranti, henddmyc : 1988..All : Wood MoelüwPattn
terutama untuk papan-papan dengan •bidang radial Weinig Bulletin.
*tia "mmrter.sawn". 1992. Ff. I;
Bekasi Dalam Angh. A"iistrattr PT.•

3. Pemfråan kuälita' yang tingi serta Penetapan ükuran Inhutani I, Bekasi.


awal Yug ehåååp kayu gétgajiån untuk bahäd P. : 1946. Ä Handbook of
i
Forest bt*u ' 'håålding $ &gan profil tertentü, sangat Products of Ind. Ra., diapjt*an
dälam üpaya meningkatkan endemén dan LGndon.
) åålitähYa. Martawijaya, A., dan I. Karms@ana
1977. Cinc umum, Sifat dan K %unaan Kayu Iiidonesia. 4. Pe±lifiåri
•lanjatän kiranya misih *rlu dilakukan Publikasi KhUSus, No. 41, Lembaga
Hasil•

untuk menelaah dan filengkaji' keadaan 'dan Hutan, Bogor. Badan Litbang
Pertanian, Depatemen —jébmn cacit,' $aik •cüéät alami dan gehetis,
Pertanian.

m.uvueat pngolahän tmt'uk betbagai jenis Rachman, 0.: 198i Sifat


Pemesinan 32 Jenis kayu dui kayü hubungannya dengan proses Daerah
Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur.
*dlåan, tendemen, dan kualita béi•bagai prom Penelitian Hasil Hutan, Vol. 5, No. 4,
Bogor (pp.: 216 mötüGnU yang dihasükm. - 225).

For. Prod. Res. J. vol. 11, No.5 (1993) 181

Anda mungkin juga menyukai