DISUSUN OLEH :
RANI PUSPITASARI
NIP. 19930617 202012 2 002
PUSKESMAS GRABAG I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB IV KESIMPULAN..................................................................................13
2
BAB I
LATAR BELAKANG
Era digital seperti sekarang ini yang diwarnai dengan perdagangan bebas dan
pasar bebas telah membawa nilai-nilai individualisme, liberalisme, materialisme,
dan hedonisme yang merangsesk masuk dalam sendi-sendi dasar kehidupan umat
manusia di dunia, termasuk Indonesia. Nilai-nilai lokal dan nasional seperti
gotong royong, musyawarah mufakat, toleransi, dan tenggang rasa telah
mengalami degradasi yang teramat sangat sehingga mengancam jati diri bangsa
Indonesia. Budaya global Barat telah banyak menurunkan rasa nasionalisme,
patriotisme, dan cinta tanah air.
Generasi muda penerus bangsa seolah-olah larut dalam budaya global dominan
dan melupakan nilai-nilai budaya lokal dan nasional. Gaya hidup, pola hidup, dan
perilaku hidup kaum muda telah banyak yang berkiblat pada budaya populer (pop
culture) yang sangat bernuansa ideologi kapitalisme-liberalisme. Ideologi
Pancasila yang merupakan warisan para founding fathers seakan-akan dilupakan
dan tidak dipedulikan lagi. Segala kehidupan masyarakat sehari-hari telah
diwarnai oleh gaya dan perilaku yang berpusat ke Barat sehingga sangat
mengancam nilai-nilai Pancasila.
Rasa nasionalisme, patriotisme, dan cinta tanah air, yang merupakan unsur utama
dari semangat bela negara kurang mendapatkan prioritas bagi generasi muda.
Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih mementingkan kepentingan indvidu,
pribadi, golongan, partai, dan suku dibandingkan pada prioritas kepentingan
bangsa dan negara. Negara yang seharusnya dibela oleh warga negara Indonesia
justru cenderung diabaikan dan kurang mendapatkan kepedulian dari segenap
pihak. Yang terjadi justru lebih membela kepentingan sempit yang bersifat jangka
pendek, seperti “bela diri”, bela pribadi”, bela partai”, “bela keluarga”, dan bela
kelompok”, sehingga bela negara tidak diindahkan lagi.
3
langsung akan meningkatkan rasa nasionalisme, patriotism dan cinta tanah air
yang menyebabkan rasa bela negara itu muncul dengan sendirian. Maka dari itu
penting bagi setiap warga negara khususnya aparatur sipil negara (ASN) untuk
selalu menambah wawasan kebangsaan guna meningkatkan rasa bela negara.
Bela negara harusnya dimiliki oleh semua aparatur sipil negara (ASN) karena
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Oleh karena itu, semoga
melalui makalah ini dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan menambah
wawasan kebangsaan sehingga dapat meningkatkan rasa bela negara terhadap
Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan
“Kebangsaan”. Secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989)
istilah wawasan berarti (1) hasil mewawas; tinjauan; pandangan dan dapat juga
berarti (2) konsepsi cara pandang. Selanjutnya mengenai istilah “kebangsaan”
yang berasal dari kata “bangsa” dapat mengandung arti “ciri-ciri yang menandai
golongan bangsa tertentu”. Pengertian wawasan kebangsaan adalah suatu
wawasan yang mementingkan kesepakatan, kesejahteraan, kelemahan, dan
keamanan bangsanya sebagai titik tolak dalam berfalsafah berencana dan
bertindak”.
Kemudian Bela negara adalah cerminan dari sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Menurut Pornomo (2013)
pengertian bela negara adalah suatu perilaku yang dilakukan oleh warganegara
dimana perilaku tersebut berhubungan dengan kecintaan pada negara yang
mewujudkan dengan melakukan hal-hal yang bisa menjaga kelangsungan bangsa
dan negara. Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan
hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara
juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri
masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa.
Keikutsertaan dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air
sebagaimana tertuang dalam Pasal 9 Ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara, yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
5
penyelenggaraan pertahanan negara. Dan termasuk dalam tujuan berbangsa dan
bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 alenia
4 yaitu :
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
demikian, setiap warga negara yang fisiknya kurang mampu dapat
melakukan upaya bela negara melalui tindakan non fisik.
Tindakan bela negara fisik adalah bela negara dengan cara melakukan
perang dan memanggul senjata untuk membela warganya. Sedangkan
upaya pembelaan negara secara non fisik dapat dilakukan dengan cara
mengabdi sesuai dengan mata pencahariannya masing-masing dan
melaksanakan hal-hal yang tercantum dalam Pendidikan
Kewarganegaraan.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan
negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.
8
D. Tujuan dan Fungsi Bela Negara
Tujuan bela negara utamanya adalah untuk menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa atau menjaga tanah air Indonesia dari ancaman luar maupun dalam.
Itulah mengapa bela negara harus terus dilakukan oleh setiap warga negara
Indonesia.
Berikut beberapa tujuan dari bela negara :
1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
2. Melestarikan budaya
3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
5. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara
Fungsi bela negara diantaranya :
1. Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman
2. Menjaga keutuhan wilayah negara
3. Merupakan kewajiban setiap warga negara
9
F. Contoh upaya Bela Negara
Contoh upaya bela negara dapat dilakukan mulai dari tindakan sehari-hari,
seperti :
1. Mencintai produk dalam negeri dengan selalu menggunakan produk
dalam negeri
2. Selalu mengembangkan sikap rukun di dalam lingkungan kerja, keluarga
maupun masyarakat, serta saling mengasihi satu sama lain
3. Mengingatkan sesama anggota keluarga dan masyarakat tentang perilaku
yang melanggar hukum
4. Menjaga nama baik instansi tempat bekerja, keluarga dan lingkungan
masyarakat
5. Mentaati peraturan yang berlaku baik di lingkungan kerja maupun di
lingkungan masyarakat
G. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan
kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara
memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang
untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam
memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam
lingkungan internal dan lingkungan eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).
Tujuan wawasan kebangsaan diantaranya adalah :
10
1. Untuk membentuk warga negara yang: Sadar bahwa dirinya adalah
warga negara dari suatu negara-bangsa yang memiliki hak dan kewajiban
sesuai UUD NKRI Tahun 1945 yang bedasarkan Pancasila.
2. Mampu mengimplementasikannya dalam berbagai segi kehidupan sehari-
hari, terutama dalam membina kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang demokratis dan menjunjung tinggi nilai-nilai Hak Asasi
Manusia
3. Mampu bersikap inklusif (menyatu dan bersatu) dalam menghadapi
keanekaragaman.
4. Menyadari bahwa negara-bangsanya adalah tanah air yang menjadi
tempatnya mengembangkan diri dan kehidupannya yang harus
dipertahankan dengan kerelaan berkorban atas segala kelebihan dan
kekurangannya untuk dapat mewujudkan kesejahteraan bagi hidupnya
secara pribadi maupun bersama-sama.
Wawasan kebangsaan dalam bela negara minimal didasari oleh sikap berikut
ini:
11
mengorbankan segalanya untuk kejayaan dan kesejahteraan tanah airnya,
negara-bangsanya.
12
BAB IV
KESIMPULAN
Dari makalah ini maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Bela negara adalah cerminan dari sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
2. Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Wawasan kebangsaan erat kaitannya dengan bela negara. Wawasan
kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya juga mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
merupakan perwujudan dari bela negara.
4. Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh seorang ASN, sebagai bagian dari
warga negara untuk membina wawasan kebangsaan/ rasa nasionalismenya
yang erat kaitannya dengan bela negara, anatar lain yaitu mengembangkan
persamaan diantara suku-suku, mengembangkan sikap toleransi dan memiliki
rasa senasib sepenanggungan dengan seluruh bangsa Indonesia.
5. Setiap warga negara termasuk ASN wajib mempunyai wawasan kebangsaan
guna meningkatkan rasa bela negara seperti yang tercantum dalam Pasal 9
Ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, yang
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
13
upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara.
14