i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
I. PENGERTIAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS JASA EKOSISTEM
1
Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesa-
maan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola inter-
aksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas
sistem alam dan lingkungan hidup (UU PPLH no. 32 tahun 2009
Pasal 1 angka 29).
Penetapan wilayah ekoregion dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kesamaan (Pasal 7 ayat 2):
– karakteristik bentang alam;
– daerah aliran sungai;
– iklim;
– flora dan fauna;
– sosial budaya;
– ekonomi;
– kelembagaan masyarakat; dan
– hasil inventarisasi lingkungan hidup.
Gambar 1
Faktor Penentu Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
2
Sistem klasifikasi jasa ekosistem tersebut menggunakan
standar dari Millennium Ecosystem Assessment - United Nation
(MEA-UN, 2005). Asumsinya, semakin tinggi jasa ekosistem,
maka semakin tinggi kemampuan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup (D3TLH).
Adapun klasifikasi layanan jasa ekosistem dan definisi
operasionalnya, dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Klasifikasi Layanan Jasa Ekosistem
Klasifikasi Layanan Definisi Operasional
Ekosistem
Fungsi Penyediaan (Provisioning)
Hasil laut, pangan dari hutan (tanaman dan hewan),
1 Pangan hasil pertanian & perkebunan untuk pangan, hasil
peternakan
Penyediaan air dari tanah (termasuk kapasitas penyim-
2 Air bersih
panannya), penyediaan air dari sumber permukaan
Hasil hutan, hasil laut, hasil pertanian & perkebunan
3 Serat (fiber)
untuk material
4 Bahan bakar (fuel) Penyediaan kayu bakar dan bahan bakar dari fosil
Fungsi Pengaturan (Regulating)
Pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, pengendalian
1 Pengaturan iklim
gas rumah kaca & karbon
Pengaturan tata aliran Siklus hidrologi, serta infrastruktur alam untuk penyim-
2
air & banjir panan air, pengendalian banjir, dan pemeliharaan air
Pencegahan dan Infrastruktur alam pencegahan dan perlindungan dari
3 perlindungan dari kebakaran lahan, erosi, abrasi, longsor, badai dan
bencana tsunami
Kapasitas badan air dalam mengencerkan, mengurai
4 Pemurnian air
dan menyerap pencemar
Pengolahan dan Kapasitas lokasi dalam menetralisir, mengurai dan
5
penguraian limbah menyerap limbah dan sampah
Pemeliharaan kualitas
6 Kapasitas mengatur sistem kimia udara
udara
Pengaturan
Distribusi habitat spesies pembantu proses penyerbuk-
7 penyerbukan alami
an alami
(pollination)
Pengendalian hama & Distribusi habitat spesies trigger dan pengendali hama
8
penyakit dan penyakit
Fungsi Budaya (Cultural)
Tempat tinggal & ruang Ruang untuk tinggal dan hidup sejahtera, jangkar
1
hidup (sense of place) “kampung halaman” yang punya nilai sentimental
Fitur lansekap, keunikan alam, atau nilai tertentu yang
2 Rekreasi & ecotourism
menjadi daya tarik wisata
3 Estetika Keindahan alam yang memiliki nilai jual
3
Klasifikasi Layanan Definisi Operasional
Ekosistem
Fungsi Pendukung (Supporting)
Pembentukan lapisan
1 tanah & pemeliharaan Kesuburan tanah
kesuburan
2 Siklus hara (nutrient) Kesuburan tanah, tingkat produksi pertanian
3 Produksi primer Produksi oksigen, penyediaan habitat spesies
4
No Penutup Lahan Deskripsi
2.1.1.1.4 Hutan lahan Hutan yang tumbuh berkembang pada habitat
tinggi sekunder lahan kering pada perbukitan dan pegunung-
kerapatan tinggi an maupun hutan tropis dataran tinggi, sudah
mengalami intervensi manusia. Jika kerapat-
annya >70%
2.1.1.1.5 Hutan lahan Hutan yang tumbuh berkembang pada habitat
tinggi sekunder lahan kering pada perbukitan dan pegunung-
kerapatan sedang an maupun hutan tropis dataran tinggi, sudah
mengalami intervensi manusia. Jika kerapat-
annya 41%-70%
2.1.1.1.6 Hutan lahan Hutan yang tumbuh berkembang pada habitat
tinggi sekunder lahan kering pada perbukitan dan pegunung-
kerapatan rendah an maupun hutan tropis dataran tinggi, sudah
mengalami intervensi manusia. Jika kerapat-
annya 10%-40%
2.1.1.2.1 Hutan lahan Hutan yang tumbuh dan berkembang di
rendah primer habitat lahan kering yang berupa hutan
kerapatan tinggi dataran rendah, belum mengalami intervensi
manusia. Jika kerapatannya >70%
Penutup lahan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D SNI 7645-1-2014
5
Kode Skala Skala 1:250.000 Skala 1:50.000 atau
1:1.000.000 Skala 1:25.000
V8 Leher Gunungapi
(Volcanic Neck)
V9. Punggungan
Gunungapi
(Volcanic Dyke)
V10. Kaldera / Krater
(Caldera/Crater)
V11. Lembah antar
Gunungapi
Sumber: Verstappen (1983) dan Pengembangan (Langgeng, 2012)
6
II. DASAR HUKUM PENYUSUNAN DAYA DUKUNG DAN
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
8
III. MANFAAT DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS JASA EKOSISTEM
9
IV. TATA CARA PENGGUNAAN DATA DAN INFORMASI
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
HIDUP BERBASIS JASA EKOSISTEM
Gambar 2
Alur Pemanfaatan D3TLH
10
1. OVERLAY (TUMPANG SUSUN)
Tahapan teknis paling penting adalah overlay atau
tumpang susun peta menggunakan aplikasi GIS. Bahan yang
harus disiapkan dalam kegiatan overlay adalah:
1) Data spasial D3TLH;
2) Data spasial RTRW, RPJMD, kebijakan, rencana, program
dan kegiatan lain;
3) Software GIS (Quantum GIS, ArcGIS, Map Info).
Proses overlay adalah proses analisis dua data spasial
yang berbeda informasi dan saling bertampalan sehingga
diperoleh satu data spasial yang memiliki karakteristik
atribut yang sama dengan dua data spasial tersebut dan
menghasilkan informasi yang baru. Dalam tahapan overlay
ini ada tiga macam tahapan overlay antara lain :.
a) Overlay polygon dengan titik (misalnya: data spasial
D3TLH dengan titik/lokasi rencana pembangunan sumur
bor, titik pengamatan kualitas air);
b) Overlay polygon dengan polygon (misalnya: data
spasial D3TLH dengan polygon rencana pembangunan
kawasan industri, rencana pembangunan TPA, rencana
pembangunan embung/waduk, dll;
c) Overlay polygon dengan garis/polyline (misalnya data
spasial D3TLH dengan polyline rencana pelebaran jalan,
rencana pembangunan jalan tol, rencana pembangunan
rel kereta api, rencana pembuatan saluran air).
2. HASIL OVERLAY
Hasil overlay dari kegiatan pengolahan data peren-
canaan dan evaluasi kegiatan menggunakan data spasial
D3TLH ini adalah sebagai berikut:
a) Analisis spasial join antara D3TLH dengan titik
(misalkan lokasi kegiatan) kemudian menghasilkan data
spasial titik yang menunjukkan keberadaan lokasi
kegiatan/titik koordinat kegiatan pada Jasa Ekosistem
dengan klasifikasi tertentu (sangat tinggi/tinggi/sedang/
rendah/sangat rendah);
11
b) Analisis spasial join antara D3TLH dengan polygon
kemudian menghasilkan data spasial polygon yang
menunjukkan luasan kegiatan pada Jasa Ekosistem
dengan klasifikasi tertentu (sangat tinggi/tinggi/sedang/
rendah/sangat rendah);
c) Analisis spasial join antara D3TLH dengan polyline
kemudian menghasilkan data spasial polyline yang
menunjukkan panjang kegiatan pada Jasa Ekosistem
dengan klasifikasi tertentu (sangat tinggi/tinggi/sedang/
rendah/sangat rendah);
d) Hasil analisis spasial kemudian diolah kembali dengan
analisis tabulasi di microsoft excel dengan analisis
pivotable tool untuk mendapatkan informasi atribut dan
nilai kwantitas sesuai dengan yang dikehendaki.
Gambar 3
Tata Cara Overlay D3TLH
Gambar 4
Peta D3TLH Kegiatan Pembangunan pada Jasa Ekosistem Pangan
di Provinsi Jawa Tengah
13
Analisis pivotable tool yang dilakukan akan mendapatkan
informasi atribut dan nilai kwantitas sesuai dengan analisis
yang dikehendaki.
Gambar 5
Karakteristik Data Spasial Daya Dukung Daya Tampung Berbasis
Jasa Ekosistem
Tabel 5
Kode Jasa Ekosistem dan Keterangannya Jenis Jasa Ekosistem
KODE JASA
NO KETERANGAN
EKOSISTEM
1 JEP1/P1 PENYEDIA BAHAN PANGAN
2 JEP2/P2 PENYEDIA AIR BERSIH
3 JEP3/P3 PENYEDIA SERAT
4 JEP4/P4 PENYEDIA BAHAN BAKAR
5 JEP5/P5 PENYEDIA SUMBER DAYA GENETIK
6 JER1/R1 PENGATURAN IKLIM
7 JER2/R2 PENGATURAN TATA ALIRAN AIR
DAN BANJIR
8 JER3/R3 PENGATURAN PENCEGAHAN DAN
PERLINDUNGAN DARI BENCANA
9 JER4/R4 PENGATURAN PEMURNIAN AIR
15
KODE JASA
NO EKOSISTEM KETERANGAN
10 JER5/R5 PENGATURAN PENGOLAHAN DAN
PENGURAIAN LIMBAH
11 JER6/R6 PENGATURAN PEMELIHARAAN
KUALITAS UDARA
12 JER7/R7 PENGATURAN PENYERBUKAN ALAMI
13 JER8/R8 PENGATURAN PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
14 JEC1/C1 FUNGSI TEMPAT TINGGAL DAN
RUANG HIDUP
15 JEC2/C2 FUNGSI REKREASI DAN EKOWISATA
16 JEC3/C3 FUNGSI BUDAYA ESTETIKA ALAM
17 JED1/D1 PENDUKUNG PEMBENTUKAN
LAPISAN TANAH DAN
PEMELIHARAAN KESUBURAN
18 JED2/D2 PENDUKUNG SIKLUS HARA
19 JED3/D3 PENDUKUNG PRODUKSI PRIMER
20 JED4/D4 PENDUKUNG BIODIVERSITAS
16
Teknik Overlay Menggunakan Aplikasi ArcGIS
1. Overlay Polygon (Data Spasial D3TLH) dengan Titik
(Titik Sumur Bor, Titik Pengamatan Kualitas Air)
a) Buka Aplikasi ArcGIS
17
c) Add data D3TLH
18
e) Add data point (misalnya : titik koordinat rencana
pembangunan sumur bor )
19
g) Overlay data D3TLH dengan titik sumur bor dengan
analysis Tool Spatial Joint
20
Dibuat nama folder untuk penyimpanan data hasil
analisis.
i) Analisis data hasil overlay dengan menggunakan
microsoft excel
1) Buka file data dengan nama Sumur_bor_D3TLH_Jateng
dengan file tipe dbf menggunakan window explore
21
3) Data excel masih dalam format *dbf kemudian di
save as menjadi data *xlsx
22
5) Kemudian langkah berikutnya adalah
23
7) Tampilan data dan hasil analisa
25
c) Hasil proses overlay antara polygon dengan polygon
26
27
e) Hasil analisa dapat dibuka dengan melakukan langkah-
langkah seperti di poin 1.e sehingga hasilnya dapat
ditampilkan seperti berikut
29
d) Hasil Analisa
30