Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN

IDENTITAS DIRI PADA REMAJA PEROKOK DI SMA 5


PURWOKERTO PURWOKERTO

NAMA : GETRUDIS W.GUDHU


NIM : I1F017030

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

TAHUN 2018

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak

ke masa dewasa yang mengalami perkembangan dan perubahan

yang sangat pesat. Perkembangan menuju dewasa, anak mengalami

berbagai perubahan Biologis,Psikologis, dan perubahan Sosial

perubahan tersebut mempengaruhi perilaku anak di masyarakat.

(Durandt,2015 ). Perubahan perilaku anak ada yang mengarah ke

positif dan ada yang arah negatif, perilaku negatif salah satunya

adalah remaja perokok..

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan dunia WHO ( World

Health Organization ), menyebutkan setiap 6,5 detik satu orang

meninggal karena merokok. Menurut data WHO ,Indonesia

merupakn negara ke tiga dengan jumlah perokok terbesar didunia

setelah China dan India. Jumlah perokok setiap tahun terus

meningkat di lihat pada tahun 2016 jumlah perokok remaja usia

15-19 tahun 54,8% , dan pada tahun 2017 jumlah perokok remaja

laki laki mencapai 58,8%. Kebiasaan merokok di Indonesia telah

membunuh setidaknya 235 ribu jiwa setiap tahun. (SDKI, 2017).

Proporsi penduduk umur lebih dari 10 tahun menurut kebiasaan

merokok di propinsi jawa tengah 22,9 % perokok setiap hari, dan


jumlah batang rokok yang di hisap 1-10 batang perhari sebanyak

62,7 % ( RISKESDAS, 2013). Survei terhadap penggunaan

tembakau Nasional juga di lakukan oleh Global Adult Tobacco

Survey (GATS), survey ini menunjukan proporsi penduduk umur

di atas 15 tahun pada perokok laki laki sebesar 67% ( Septiana,

2016).

Dunia kesehatan menyatakan bahwa merokok memberi dampak

negatif yang luas bagi kesehatan dan sebagai salah satu penyebab

utama penyakit kanker paru, penyakit jantung di usia yang masih

muda , impotensi, bahkan gangguan kehamilan dan janin, selain itu

kesehatan kulit tiga kali lipat lebih berisiko terdapat keriput

disekitar mata dan mulut disebut penuaan dini. Selain itu sebagai

remaja pelajar dapat mengganggu performa di sekolah cendrung

akan mengalami penurunan dalam nilai olaraganya cepat lelah

karena tidak bisa berjalan jauh atau berlari cepat seperti sebelum

merokok. Dalam konteks sosial, pelajar yang merokok cendrung

dijauhi oleh teman teman karena kebiasaan buruk yang mereka

lakukan. Orang lain juga akan memandang sinis perilaku tersebut

dan membuat anak dikucilkan dari lingkungan pergaulan.


Pengucilan tersebut tentu saja bisa membuat mereka mempunyai

jiwa pemberontak, pemarah, dan sulit untuk bergaul kebanyak

orang.

Faktor yang paling mempengaruhi perilaku merokok pada

remaja adalah orang tua, faktor kepribadian, dan pengaruh teman.

Keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh bagi

perkembangan anak. Selain sebagai tempat tinggal, lingkungan ini

juga bertanggung jawab pada penanaman nilai dan norma serta

pembentukan perilaku pada anak. Orang tua sebagai pemimpin

dalam lingkungan keluarga dan memiliki andil yang cukup besar

dalam proses tersebut. Orang tua harus memberikan informasi

serta pengarahan yang baik agar remaja mampu membuat pilihan

serta terhindar dari perilaku negatif seperti perilaku merokok

( King , 2013). Namun bila anak tidak memiliki keluarga yang

utuh, maka akan terjadi kekosongan peran yang akan

menyebabkan anak menjadi kurang perhatian dan kurang kontrol.

Sehingga penanaman nilai dan norma yang harusnya diberikan

oleh orang tua menjadi kurang dan akan terjadi penanaman nilai

dari lingkungan yang ada di sekitar anak. Bila lingkungan di

sekitar anak mengakomodasi ,mengizinkan atau menyetujui


perilaku merokok, maka akan melakukan modeling terhadap

perilaku merokok yang ada disekitarnya hal ini merasa berhasil

dalam membentuk identitas dirinya.

Proses perkembangan psikososial pada remaja yang penting

adalah proses pencarian identitas diri yang dimulai dengan

menunjukan kemampuan dirinya, cendrung menampilkan perilaku

yang ditampilkan oleh orang dewasa . selain itu remaja juga sering

meniru apa yang dilakukan oleh lingkungan ( Erik Erikson dalam

Kristanda, 2014 ).

Identitas diri positif ditandai dengan memahami , menerima,

dan mampu melewati masa krisis dan memiliki komitmen pada

aspek tersebut. Status identitas diri negatif pada remaja berdampak

pada perilaku berisiko. Perilaku berisiko yang banyak dilakukan

remaja dan kini semakin memprihatinkan adalah meningkatnya

perilaku merokok usia remaja, bahkan sudah dimulai pada usia

sekolah. Motivasi merokok pada remaja di lingkungannya berperan

membentuk identitas dirinya agar diakui oleh orang lain sebagai

bagian dari kehidupan remaja yang penuh dengan modernitas,

serta kemampuan beradaptasi dengan kelompok lainnya. Perilaku


merokok yang dianggap sebagai kenakalan remaja merupakan cara

mereka dalam membangun identitas diri, meskipun identitas diri

yang negatif ( Santrock, 2003 ).

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan

maka di rumuskan permasalahan penelitian ini

1. Bagaimana Pola Asuh Orang tua pada remaja yang

memiliki kebiasaan merokok.

2. Faktor faktor apa saja yang menjadi penyebab pada

remaja yang memiliki kebiasaan merokok.

1.3Tujuan Penelitian

1.1.3 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan identitas diri

pada remaja perokok.

1.1.4 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Pola asuh yang diterapkan kepada anak

remaja siswa SMA 5 Purwokerto .


2. Mengidentifikasi identitas diri remaja perokok pada Siswa

SMA 5 Purwokerto.

3. Mengidentifikasi apakah terdapat hubungan pola asuh orang

tua dengan identitas diri pada remaja perokok di SMA 5

Purwokerto.

1.1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman bagi penulis untuk

melaksanakan penelitian serta mengaplikasikan berbagai teori

dan konsep yang di dapat dalam bentuk penelitian ilmiah serta

menambah wawasan dan pengetahuan penelitian mengenai pola

asuh orang tua dengan identitas diri remaja perokok .

2. Bagi pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi

maupun sumber pengetahuan tentang ilmu keperawatan

komunitas untuk memberi pengawasan dan motivasi pada

remaja dalam menjaga kesehatannya agar tidak merokok.

3. Bagi responden
Menjadi masukan dalam hal kesehatan ,sehingga dapat

meminimalisasi kecanduan merokok.

4. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi

bagi akademis atau pendidik, maupun sumber pengetahuan

tentang ilmu keperawatan komunitas khususnya tentang

perilaku, pengetahuan dan sikap seseorang.

Penelitian terdahulu

Dari judul penelitian yang peneliti tulis memilik kemiripan dengan

penelitian terdahulu.

1. Skripsi yang berjudul “ Hubungan Pola Asuh Orang tua

dengan perilaku merokok pada anak laki laki usia 15- 17

tahun di kelurahan tanah raja ternate Yang ditulis oleh Runi

Rahmatia Kharie, 2013, Hasil penelitian ini menunjukan

Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku

merokok.

2. Skripsi yang berjudul “ Faktor Faktor Psikologis Yang

Menentukan Perilaku Merokok pada Mahasiswi Kedokteran


di Universitas Hasanuddin Tahun 2013”. Yang ditulis oleh

Nurul Aini Binti Abdul Halim, Ilmu kesehatan Masyarakat

dan Ilmu Kedokteran komunitas Universitas Hassanudin

Makasar , 2013. Hasil skripsi ini ialah subyek penelitian rata

rata memiliki kebiasaan untuk merokok, reaksi emosi yang

positif setelah merokok, mendapat reaksi penurunan

emosi ,ketagihan dan alasan psikologi untuk merokok.

3. Jurnal penelitian yang berjudul “ Hubungan antara persepsi

Pola Asuh Orangtua dan kontrol Diri Remaja terhadap

perilaku Merokok di Pondok Pesantren “ Yang di tulis oleh

Ratna Wulaningsih, Jurnal Psikologi klinis dan kesehatan

Mental vol. 03 No.1 , April 2014. Hasil dari Jurnal ini

menunjukan bahwa terdapat hubungan korelasi negatif

yang signifikan pada tipe pola asuh tertentu , yaitu tipe

permisif , dengan kontrol diri terhadap perilaku merokok

pada Santri remaja di pondok pesantren.

Anda mungkin juga menyukai