Anda di halaman 1dari 130

PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI

Pengenalan Sumberdaya Mineral

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
PERKENALAN,

PENGENALAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI


A KLASSIFIKASI SUMBERDAYA MINERAL & Energi
B KLASSIFIKASI MINERAL LOGAM
C KEBIJAKAN PENGELOLAAN MINERAL LOGAM

D PERKEMBANGAN INDUSTRI LOGAM


E PEMASARAN MINERAL LOGAM
TUJUAN,
❑Mengerti & memahami klassifikasi sumberdaya mineral & energi,
❑Mengerti regulasi sumberdaya mineral dan batubara,
❑Mengetahui perkembangan dan pemasaran sumberdaya mineral.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Sumberdaya Alam, Sumberdaya Mineral & Energi

Sumberdaya Alam,
❑ Sumberdaya Alam Hayati (sumber daya alam biotik),
Adalah, Semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) berupa makhluk hidup.
❑ Sumberdaya Alam Non-hayati (sumber daya alam abiotik),
Adalah, Semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa
benda mati.
Sumberdaya Alam (ketersediaanya),
❑ Sumber daya alam yang dapat diperbarui,
❑ Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Bagaimana dengan sumberdaya Mineral & Energi ...
Kesemuaannya sumberdaya Mineral (barang tambang) tersebut terdistribusi
menyebar dalam wilayah Indonesia.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
TAHAPAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN

PROSPEKTING

EKSPLORASI Kadar … ?

STUDI KELAYAKAN (evaluasi)

TIDAK EKONOMIS EKONOMIS

ARSIP PERENCANAAN TAMBANG (MPD)

Penambangan
Metode
PEKERJAAN PERSIAPAN

PENAMBANGAN

PENGOLAHAN

PEMURNIAN (smelter)

PEMASARAN

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Beberapa Istilah Uu No 4 Thn 2009
❑ Pertambangan,
Adalah, Sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

❑ IUP (Izinya Usaha Pertambangan),


Adalah, izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.

❑ Pertambangan Mineral,
Adalah, Pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar
panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.

❑ Batuan,
Adalah, Massa padat yang terdiri atas satu jenis mineral atau lebih yang
membentuk kerak bumi, baik dalam keadaan terikat (massive) maupun
lepas (loose).

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Eksplorasi,
Adalah, Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

❑ Studi Kelayakan,
Adalah, Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan
kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) serta perencanaan
Pasca Tambang.

❑ Penambangan,
Adalah, Bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral
dan/atau batubara dan mineral ikutannya.

❑ Pengolahan dan Pemurnian,


Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral
dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral
ikutan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Penjualan,
Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan
mineral atau batubara.

❑ AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan),


Adalah, Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.

❑ Reklamasi,
Adalah, Kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan
untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan
ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

❑ Pasca Tambang (Kegiatan Pasca Tambang),


Adalah, Kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian
atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh
wilayah penambangan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Nilai Tambah,
Adalah, Pertambahan nilai mineral sebagai hasil dari proses pengolahan dan
atau pemurnian terhadap mineral.

❑ Peningkatan Nilai Tambah,


Adalah, Peningkatan nilai mineral melalui kegiatan pengolahan dan atau
pemurnian sehingga menghasilkan manfaat ekonomi, sosial dan
budaya.

❑ Terak,
Adalah, Material sisa dari proses peleburan atau pemurnian logam yang
terapung pada permukaan logam cair yang terbentuk dari campuran
imbuh, pengotor bijih/logam, abu bahan bakar dan bahan pelapis tanur.

❑ Konsentrat,
Adalah, Produk konsentrasi yang kaya akan mineral berharga sebagai hasil
pemisahan dari pengolahan mineral bijih.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Produk Samping,
Adalah, Produk pertambangan selain produk utama pertambangan yang
merupakan sampingan dari proses pengolahan dan pemurnian yang
memiliki nilai ekonomis.

❑ Alumina,
Yaitu, Bahan penting dalam seluruh lempung, dengan rumus Al2O3, yang
menentukan kelayakannya dalam bata api dan dinding tanur, Senyawa
oksida aluminium satu-satunya (Al2O3) yang biasanya diperoleh dari
pengolahan bijih aluminium (bauksit).

❑ Aluminium,
Yaitu, Logam ringan berwarna putih keperakan dengan simbol kimia Al, berat
jenis 2,70; aluminium biasanya dihasilkan dari pengolahan bijih bauksit.

❑ Aluminium Silikat,
Yaitu, Senyawa antara logam aluminium dengan silikat (asam silisik) yang
terdapat di alam seperti pada mineral Kaolinit [Al4(OH8).Si4O10], dan
Nefelin [KNa3(AlSiO4)4).

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
A. KLASSIFIKASI SUMBERDAYA MINERAL & Energi

1. Menurut Pemanfaatannya
Sumberdaya Mineral dan Energi dapat dikelompokkan atas tiga golongan,
yaitu,
a. Bahan galian Logam / Bijih (Ore),
Adalah, Merupakan bahan galian yang bila diolah dengan teknologi tertentu
akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya,
Contoh, Timah, Besi, Tembaga, Nikel, Emas, Perak, Seng, dll,
b. Bahan galian Energi,
Adalah, Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi,
Contoh, Batubara dan Minyak Bumi,
c. Bahan galian Industri (Non-logam),
Adalah, Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri,
Contoh, Asbes, Aspal, Bentonit, Batugamping, Dolomit, Diatomae, Gipsum,
Halit, Talk, Kaolin, Zeolit, Tras.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
2. Menurut UU No.11 tahun 1967,
Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-
Undang No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan.
Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan, yaitu,
a. Golongan Bahan Galian Strategis (Golongan A),
Artinya, Strategis untuk pertahanan dan keamanan
serta Perekonomian Negara;

b. Golongan Bahan Galian Vital (Golongan B),


Artinya, Dapat menjamin hajat hidup orang banyak;

c. Golongan Bahan Galian Yang tidak termasuk dalam Golongan A


atau B (Golongan C).
Artinya, Karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang
bersifat internasional.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada, yaitu,
➢ Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara,
➢ Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (ganesa),
➢ Penggunaan bahan galian bagi industri,
➢ Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak,
➢ Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha,
➢ Penyebaran pembangunan di daerah.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
a. Golongan bahan galian yang strategis adalah, yaitu,
✓ Minyak Bumi, Bitumen Cair, Lilin Bumi, Gas Alam,
✓ Bitumen Padat, Aspal,
✓ Antrasit, Batubara, Batubara Muda,
✓ Uranium, Radium, Thorium Dan Bahan-bahan Galian Radioaktip Lainnya,
✓ Nikel, Kobalt,
✓ Timah.

b. Golongan bahan galian yang vital adalah, yaitu,


✓ Besi, Mangan, Molibden, Khrom, Wolfram, Vanadium, Titan,
✓ Bauksit, Tembaga, Timbal, Seng,
✓ Emas, Platina, Perak, Air Raksa, Intan,
✓ Arsin, Antimon, Bismut,
✓ Yttrium, Rhutenium, Cerium Dan Logam-logam Langka Lainnya,
✓ Berillium, Korundum, Zirkon, Kristal Kwarsa,
✓ Kriolit, Fluorpar, Barit,
✓ Yodium, Brom, Khlor, Belerang.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B,
yaitu,
✓ Nitrat-nitrat, Pospat-pospat, Garam Batu (Halite),
✓ Asbes, Talk, Mika, Grafit, Magnesit,
✓ Yarosit, Leusit, Tawas (Alum), Oker,
✓ Batu Permata, Batu Setengah Permata,
✓ Pasir Kwarsa, Kaolin, Feldspar, Gips, Bentonit,
✓ Batu Apung, Tras, Obsidian, Perlit, Tanah Diatome, Tanah Serap
(Fullers Earth),
✓ Marmer, Batu Tulis,
✓ Batu Kapur, Dolomit, Kalsit,
✓ Granit, Andesit, Basal, Trakhit, Tanah Liat, dan Pasir sepanjang tidak
mengandung unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b
dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
3. Menurut UU RI No 4 Tahun 2009,
Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara,
BAB VI - USAHA PERTAMBANGAN Pasal 34,
Ayat (1),
Usaha pertambangan dikelompokkan atas,
a. Pertambangan Mineral, dan
b. Pertambangan Batubara.
Ayat (2),
Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
digolongkan atas,
a. Pertambangan Mineral Radioaktif,
b. Pertambangan Mineral Logam,
c. Pertambangan Mineral Bukan Logam; dan
d. Pertambangan Batuan,
Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
❑ Batubara.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Pertambangan Mineral dan/atau Batubara Dikelola Ber-AZAS-kan,
yaitu,
❑ Manfaat, Keadilan, dan Keseimbangan,
❑ Keberpihakan Kepada Kepentingan Bangsa,
❑ Partisipatif, Transparansi, dan Akuntabilitas,
❑ Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan,
TUJUAN pengelolaan mineral dan batubara adalah,
❑ Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha
pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing,
❑ Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan hidup,
❑ Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau
sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri,
❑ Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional agar lebih
mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional,
❑ Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta
menciptakan lapangan kerja untuk sebesar- besar kesejahteraan rakyat; dan
❑ Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
PP RI No 23 TAHUN 2010
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara,
Pasal 2,
Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara ditujukan
untuk melaksanakan kebijakan dalam mengutamakan penggunaan mineral
dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri.
Ayat 1,
Pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) golongan komoditas tambang,
a. Mineral Radioaktif,
b. Mineral Logam,
c. Mineral Bukan Logam,
d. Batuan,
e. Batubara.
Keterangan masing-masing komoditas tambang tersebut adalah,

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
a. Mineral radioaktif meliputi,
1. Radium,
2. Thorium,
3. Uranium,
4. Monasit, dan
5. Bahan galian radioaktif lainnya.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
b. Mineral logam,
1. Litium, 21. Barit, 41. Dysprosium,
2. Berilium, 22. Vanadium, 42. Thorium,
3. Magnesium, 23. Kromit, 43. Cesium,
4. Kalium, 24. Antimoni, 44. Lanthanum,
5. Kalsium, 25. Kobalt, 45. Niobium (Radium),
6. Emas, 26. Tantalum, 46. Neodymium,
7. Tembaga, 27. Cadmium, 47. Hafnium,
8. Perak, 28. Galium, 48. Scandium,
9. Timbal, 29. Indium, 49. Aluminium,
10. Seng, 30. Yitrium, 50. Palladium,
11. Timah, 31. Magnetit, 51. Rhodium,
12. Nikel, 32. Besi, 52. Osmium,
13. Mangaan, 33. Galena, 53. Ruthenium,
14. Platina, 34. Alumina, 54. Iridium,
15. Bismuth, 35. Niobium, 55. Selenium,
16. Molibdenum, 36. Zirkonium, 56. Telluride,
17. Bauksit, 37. Ilmenit, 57. Stronium,
18. Air raksa, 38. Khrom, 58. Germanium, dan
19. Wolfram, 39. Erbium, 59. Zenotin;
20. Titanium, 40. Ytterbium,

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
c. Mineral bukan logam meliputi,
01. Intan, 02. Korundum, 03. Grafit, 04. Pasir Kuarsa
05. Arsen, 06. Fluorspar, 07. Kriolit, 08. Yodium,
09. Brom, 10. Klor, 11. Belerang, 12. Fosfat,
13. Halit, 14. Asbes, 15. Talk, 16. Mika,
17. Magnesit, 18. Yarosit, 19. Oker, 20. Fluorit,
21. Ball Clay, 22. Fire Clay, 23. Zeolit, 24. Kaolin,
25. Feldspar, 26. Bentonit, 27. Gipsum, 28. Dolomit,
29. Kalsit, 30. Rijang, 31. Pirofilit, 32. Kuarsit,
33. Zirkon, 34. Wolastonit, 35. Tawas, 36. Batu Kuarsa,
37. Perlit, 38. Garam Batu, 39. Clay, Dan 40. Batu Gamping
untuk Semen;

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
d. Batuan meliputi,

01. Pumice, 02. Tras, 03. Toseki, 04. Obsidian,


05. Marmer, 06. Perlit, 07. Onik, 08. Tanah diatome,
09. Slate, 10. Granit, 11. Granodiorit, 12. Andesit,
13. Gabro, 14. Peridotit, 15. Basalt, 16. Trakhit,
17. Leusit, 18. Tanah liat, 19. Tanah urug, 20. Batu apung,
21. Opal, 22. Kalsedon, 23. Chert, 24. Kristal kuarsa,
25. Jasper, 26. Krisoprase, 27. Gamet, 28. Kayu terkersikan, 29.
Giok, 30. Agat, 31. Diorit, 32. Topas,
33. Batu gunung quarry besar, 34. Kerikil galian dari bukit,
35. Kerikil sungai, 36. Kerikil sungai ayak tanpa pasir,
37. Batu kali, 38. Pasir urug,
39. Pasir pasang, 40. Kerikil berpasir alami (sirtu),
41. Batu gamping, 42. Urukan tanah setempat,
43. Tanah merah (laterit), 44. Bahan timbunan pilihan (tanah),
45. Tanah serap (fullers earth), 46. Pasir laut, dan
47. Pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam
jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan

e. Batubara meliputi Bitumen padat, Batuan aspal, Batubara, dan Gambut.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
B. KLASSIFIKASI MINERAL LOGAM

Mineral,
Adalah, Merupakan suatu sumberdaya mineral yang mempunyai sifat-sifat fisis
dan kimia yang tetap, dan dapat berupa unsur tunggal atau
persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya terbentuk dari bahan
anorganik, homogen, dapat berupa gas, padat, dan atau cair.
Adalah, Senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan
kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang
membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
Bahan anorganik homogen yang terbentuk secara alami dan seragam
dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya serta memiliki
struktur kristal dan karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat
fisiknya.
Proses pembentukan mineral ini harus berasal dari alam, bukan dari hasil
laboratorium, misalnya di alam zat dengan komposisi SiO2 adalah mineral Kuarsa,
sedangkan apabila dibuat secara kimia, maka namanya adalah Silisium dioksida.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Mineral logam,
Adalah, Mineral yang dari padanya dapat diekstrak untuk dimanfaatkan unsur
logamnya, dalam hal ini mineral logam yang dimaksudkan adalah yang
diharapkan bernilai ekonomi.
Adalah, Elemen kerak bumi yang terbentuk secara alami berupa bijih (ore) yang
Jumlahnya diperkirakan 4% dari kerak bumi.
Mineral yang unsur utamanya mengandung logam, memiliki kilap logam,
dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan listrik yang baik.
Golongan Mineral, yaitu,
❑ Golongan Native element,
❑ Golongan Sulphida,
❑ Golongan Oksida,
❑ Golongan Sulphat,
❑ Golongan Carbonat,
❑ Golongan Silika, dan lainnya.
Bijih,
Adalah, Kumpulan mineral yang mengandung satu logam atau lebih yang dapat
diolah secara menguntungkan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Logam,
Adalah, Hasil pengolahan dan pemurnian mineral logam, yang merupakan bahan
atau material teknik yang sangat banyak digunakan dalam berbagai
bidang.
Adalah, Salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi
dan ikatan, bersama dengan Metaloid (semi-logam) dan Non-logam.
Adalah, Unsur yang jumlahnya cukup banyak di bumi ini, jenis-jenis logam
memiliki sifat dan kegunaanya masing-masing, sampai saat ini terdapat 65
jenis logam yang terbentuk secara alami di bumi, namun hanya sedikit
yang bisa dimanfaatkan dengan cara yang benar.
Logam atau Metal (bahasa Yunani Metallon) menurut ilmu Kimia,
Adalah, Sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki
ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa mirip dengan kation di
awan elektron.
Adalah, Suatu unsur yang mempunyai sifat kuat, keras, liat, yang merupakan
penghantar panas dan listrik serta memiliki titik lebur tinggi.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Proses menjadi Logam,
➢ Benda logam pada awalnya diproses dari bijih logam, dimana bijih logam
dapat diperoleh dengan cara menambang baik yang berupa bijih logam murni
maupun yang bercampur dengan materi lain.
➢ Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni diantaranya adalah emas,
platina, perak, bismuth dan lai-lain.
➢ Ada juga bijih logam yang bercampur dengan unsur lain seperti tanah liat,
fosfor, silicon, karbon, serta pasir yang terdapat pada mineral bijih seperti
Besi, Timah, Tembaga,
➢ Logam-logam yang dapat dimanfaatkan ini hanya mencapai 20 jenis, baik
yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari Alloy (campuran dari dua
buah logam atau lebih dan zat lainnya).

❑ Ilmu logam,
Adalah, Ilmu yang mempelajari tentang benda yang mengandung besi
(ferro) dan bukan besi (non ferro).

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Unsur Logam
➢ Unsur logam yang paling penting dan paling banyak digunakan dalam industri
adalah besi karena hampir 90 % dari logam-logam yang digunakan dalam
industri adalah besi.
➢ Selain besi, logam yang penting antara lain, alumunium (Al), timbal (Pb), nikel
(Ni), perak (Ag), seng (Zn), dan lain sebagainya.
➢ Logam-logam tersebut dapat digunakan dalam keadaan murni ataupun dalam
bentuk paduannya.
➢ Logam–logam tersebut harus mempunyai sifat-sifat fisika atau mekanik yang
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dikehedaki.

❑ Dalam Tabel Sistem Periodik Unsur,


➢ Garis diagonal digambar dari Boron (B) ke Polonium (Po) membedakan
logam dari non-logam.
➢ Unsur dalam garis ini adalah metaloid (semi-logam),
➢ Unsur di kiri bawah adalah logam,
➢ Unsur ke kanan atas adalah non-logam.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Sifat-sifat Logam
Sifat-sifat metal pada umumnya dapat digolongkan atas,
1. Sifat kimia atau Ektraktif (chemical properties),
Meliputi ciri-ciri dari komposisi kimia dan pengaruh unsur terhadap metal (logam).
Logam biasanya cenderung untuk membentuk Kation dengan menghilangkan Elektronnya,
Kemudian berreaksi dengan Oksigen di udara untuk membentuk Oksida basa
2 Ca + O2 → 2 CaO (Calsium Oksida),
4 Al + 3 O2 → 2 Al2O3 (Alluminium Oksida)
Beberapa contoh sifat kimia adalah,
➢ Segregasi dan ketahanan korosi,
▪ Logam seperti baja memiliki nilai ketahanan terhadap korosi yang baik, karena
memiliki kandungan karbon.
▪ Pada suhu kamar logam berwujud padat kecuali air raksa.
➢ Titik leleh dan titik didih,
▪ Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam.
▪ Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan logam yang lain tergantung
pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan elektron dan pada susunan
atom-atomnya.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
2. Sifat-sifat mekanik (Mechanical Properties)
Adalah, Sifat bahan bilamana dipengaruhi gaya dari luar, yaitu kekuatan
tarik, kuat bengkok, kekerasan, kuat pukul, kuat geser, dan lain-
lain.
Sering pula dimasukkan sifat teknologi dari material ialah mampu
mesin, mampu cor dan sebagainya.
Contoh,
➢ Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang,
➢ Kekerasan logam,
➢ Pengontrolan ukuran butiran kristal
3. Sifat-sifat Fisik (Physical Properties)
Adalah, Sifat bahan karena mengalami peristiwa fisika, seperti adanya
pengaruh panas dan listrik. yaitu berat jenis, daya hantar listrik dan
panas, sifat magnet dan struktur mikro logam.
Contoh,
➢ Daya hantar listrik,
➢ Daya hantar panas,
➢ Massa jenis.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
4. Sifat Teknologi,
Adalah, Sifat suatu bahan yang timbul dalam proses pengolahannya. sifat
itu harus diketahui lebih dahulu sebelum pengolahan bahan
dilakukan.
Pengujian yang dilakukan antara lain pengujiian mampu las,
mampu mesin, mampu cor, dan mampu keras.
Logam merupakan bahan yang baik untuk diaplikasikan dalam
teknologi, karena logam memiliki struktur yang kuat dan tidak
mudah patah.
Catatan,
▪ Mayoritas logam memiliki massa jenis yang lebih tinggi dari pada non-
logam, perbedaannya sangat besar,
▪ Litium sebagai logam dengan massa jenis paling kecil,
▪ Osmium sebagai logam dengan massa jenis paling besar.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Logam dalam bidang keteknisian adalah besi.
Biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan, pipa-pipa, alat-alat
pabrik dan sebagainya.
Dalam dunia keteknikan, Logam merupakan material yang paling mendominasi
dari bahan-bahan teknik lainnya sebagai bahan yang paling utama dalam
pembuatan mesin.
❑ Di dunia pendidikan, dipelajari unsur-unsur yang terkandung di dalam logam
tersebut.
Logam terjadi bukan dalam bentuk murni, melainkan dalam bentuk batuan
yang mengandung bijih besi yang juga merupakan persenyawaan antara besi
dan unsur lainnya.
❑ Industri logam sering digunakan sebagai indikator perkembangan ekonomi,
dikarenakan peran logam, terutama baja untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur
dan perkembangan ekonomi secara menyeluruh.
❑ Pada tahun 2005, British Geological Survey menyatakan bahwa Cina adalah
produsen baja terbesar di dunia, sekitar sepertiga produksi baja dunia berasal
dari Cina, disusul oleh Jepang, Russia dan Amerika Serikat.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Mineral Logam & Mineral Non-logam

Mineral Logam
Adalah, Bahan tambang yang berwujud bijih (dapat menghantarkan listrik) atau
mineral yang mengandung unsur logam.
Atau, Mineral yang dari padanya dapat diekstrak untuk dimanfaatkan unsur
logamnya. Dalam hal ini mineral logam yang dimaksudkan adalah yang
diharapkan bernilai ekonomi.
Contoh, Bijih Besi, Nikel, Emas, Tembaga, Timah, Bijih Bauksit dll.
Jenis, 1. Logam Murni
2. Logam Campuran

Mineral Non logam,


Adalah, kelompok komoditas mineral yang tidak termasuk mineral logam, batubara
maupun mineral energi lainnya (tidak dapat menghantarkan listrik).
Contoh, Batu Kapur, Belerang, Pasir, Kaolin, Asbes, Mika, Tanah Liat, Intan dll.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Perbedaan Mineral Logam dan Non Logam
Mineral logam,
❑ Dapat menghantarkan listrik,
❑ Memerlukan proses yang panjang untuk mencari atau ditemukan,
❑ Pengusahaannnya membutuhkan modal yang besar,
❑ Memerlukan teknologi yang modern atau cukup rumit,
❑ Membutuhkan waktu yang lama untuk eskplorasi,
❑ Sangat cocok digunakan untuk mendorong pertumbuhan investasi asing
atau dalam negeri
Mineral non logam,
❑ Tidak dapat menghantarkan listrik,
❑ Mudah dicari atau ditemukan,
❑ Pengusahaannnya tidak membutuhkan modal yang besar,
❑ Teknologinya tidak rumit,
❑ Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk eskplorasi,
❑ Sangat cocok digunakan untuk mendorong perekonomian rakyat.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Logam Murni & Logam Campuran

Logam Murni,
Adalah, Logam yang digunakan dalam kondisi murni tanpa campuran dan hanya
terdiri dari satu jenis atom.
Contoh, Emas murni, Timah murni, Tembaga murni, Seng murni dan Aluminium
murni.
Guna, - Kaleng Minuman menggunakan Aluminium murni,
- Kabel Listrik menggunakan Tembaga murni
❑ Logam murni biasanya memiliki kadar kemurnian 99,9 %, titik lebur tinggi,
merupakan penghantar listrik yang baik, dan memiliki daya tahan terhadap karat.
❑ Logam murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan
logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang
diinginkan.
❑ Logam non ferro dapat digunakan dalam kondisi murni, seperti Platina, Emas dan
Perak tidak dipadukan karena sudah memiliki sifat yang baik, misalnya
ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga
dapat digunakan dalam keadaan murni, tetapi karena harganya mahal, ketiga
jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik
proses, laboratorium, dan keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Logam Campuran (Logam Paduan atau Alloy),
Adalah, Logam yang penggunaannya dalam kondisi tidak murni atau dipakai dalam
kondisi dicampur yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom yang merupakan
campuran dari dua macam logam atau lebih yang dicampur satu sama lain
dalam keadaan cair.
Contoh, Campuran Tembaga, Timah dan Seng pada pembuatan kapal, biasanya bahan
campuran ini lebih tahan menghadapi proses perubahan atau korosi.
❑ Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam murni karena
pada logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan
sebagai material pabrikasi seperti kekerasan pada logam paduan dapat ditingkatkan dari
kekerasan logam asalnya, kekuatan tarik dapat diperbesar, daya pemuaian dapat
dikurangi, titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya.
❑ Sifat-sifat logam paduan ini tidak dimiliki logam murni sehingga logam murni dapat
ditambahkan unsur logam lainnya untuk mendapatkan kelebihan-kelebihan dari sifat-sifat
tersebut seperti sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih baik.
❑ Logam paduan merupakan kombinasi dari dua atau lebih larutan atau senyawa, dan
paling tidak salah satunya adalah logam dan akan menghasilkan suatu Logam baru yang
memiliki sifat-sifat tertentu.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Klassifikasi Mineral Logam

Klasifikasi mineral logam merupakan proses penggolongan mineral logam berdasarkan ciri–
ciri atau karakteristik yang ada pada mineral tersebut. karena setiap mineral logam
mempunyai karakteristik yang berbeda–beda.
Pada klasifikasi mineral logam, banyak terdapat Faktor-faktor yang harus diamati,
antara lain,
❑ Sifat umum,
❑ Genesa,
❑ Komposisi kimia,
❑ Cara penambangan,
❑ Tempat terdapatnya, dan
❑ Manfaatannya.
Komoditas mineral logam dapat diklassifasikan berdasarkan beberapa pertimbangan (belum
ada ketentuan yang pasti), tetapi secara garis besar mineral logam dapat diklassifikasi
berdasarkan, yaitu,
a. Klassifikasi Klasik,
b. Klasisifikasi berdasarkan unsur logamnya,
c. Klassifikasi berdasarkan manfaatnya,
d. Klassifikasi berdasarkan Penggunaan Unsur Logam
TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
a. Klassifikasi Klasik,
1. Precious Metals (Logam Mulia),
✓ Emas,
✓ Perak,
✓ Platina,
✓ Air Raksa.
2. Ferrous Metals (Logam Besi),
✓ Besi,
✓ Nikel,
✓ Mangaan,
✓ Crom,
✓ Wolfram,
✓ Molibdenit.
3. Non Ferrous Metals (Logam bukan Besi),
✓ Timah Putih,
✓ Bauksit,
✓ Tembaga,
✓ Timah Hitam,
✓ Seng,
✓ Bismut
✓ Antimon,
✓ Titan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
b. Klassifikasi Berdasarkan Unsur logamnya,
1. Logam besi 3. Logam radioaktif
✓ Khrom (Cr), 4. Logam mulia,
✓ Kobalt (Co), ✓ Emas (Au),
✓ Besi (Fe), ✓ Perak (Ag),
✓ Mangan (Mn), ✓ Platina (Pt).
✓ Molibdenum (Mo),
5. Logam ringan,
✓ Nikel (Ni),
✓ Alumunium (Al)
✓ Wolfram (W).
✓ Titanium (Ti),
2. Logam dasar,
✓ Antinom (Sb),
✓ Bismut (B),
✓ Tembaga (Cu),
✓ Timbal (Pb),
✓ Seng (Zn),
✓ Air raksa (Hg),
✓ Timah putih (Sn).

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
c. Klassifikasi Bahan Galian Logam berdasarkan cara Pemanfaatan
1. Komoditas Mineral Logam Besi dan Panduan Besi,
Yaitu, Logam yang lazim digunakan dalam industri besi dan campurannya,
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Fe, Mn, Mo, Cr, Co, Ni, W, V.
2. Komoditas Mineral Logam Dasar,
Yaitu, Logam yang umum terdapat, secara kimia logam dasar merupakan logam
yang mudah teroksidasi, terkorosi, dan bereaksi dengan HCl membentuk
hidrogen. Logam ini biasa disebut logam aktif.
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Cu, Pb, Zn, Sb, Bi, Hg, Sn.
3. Komoditas Mineral Logam Muia,
Yaitu, Logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak dibutuhkan,
Jenis logam ini disebut logam mulia karena tahan terhadap korosi maupun
oksidasi.
Biasanya dijadikan perhiasan karena warnanya yang bagus, tahan karat,
lunak dan terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam.
Emas dan perak memiliki sifat penghantar listrik yang sangat baik sehingga
banyak dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada perangkat
elektronik.
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Au, Ag, Pt.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
4. Komoditas Mineral Logam Ringan dan Logam Langka/Jarang.
Yaitu, Logam yang secara relatif ditemukan dalam jumlah sedikit dan
tersebar di bumi. Unsur-unsur logam ini, jarang ditemukan
terkonsentrasi dalam jumlah banyak.
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Al, Be, Li, Mg, Ti, Ta, Nb,
Cd, Ga, In, Y, Th, Zr, U, Re.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
NO MINERAL LOGAM UNSUR SENYAWA GOL/MINERAL
Radio aktif
1 Radium, Ra RaCl2, RA
2 Torium, Th ThO2 RA
3 Uranium, U RA
4 Monasit, Logam Ce (Ce,La,Di)PO4 RA
Mineral logam
1 Litium, Li Li2SO4 LR
2 Berilium, Be BeO LR
3 Kalium, K KO2 LR
4 Magnesium, Mg MgSO4 6 H2O LR
5 Kalsium, Ca CaO

6 Emas (Aurum), Au (Au,Ag)Te2 LM


7 Tembaga (Cuprum), Cu CuFeS2, LD
8 Perak (Argentum), Ag (Au,Ag)Te2 LM
9 Timbal (Plumbum), Pb PbS, LD
10 Seng (Zink), Zn ZnS LD
11 Timah (Stannum), Sn SnO2, LD

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
NO MINERAL LOGAM UNSUR SENYAWA GOL/MINERAL

12 Nikel, Ni NiS LB
13 Mangan, Mn MnO2 LB
14 Platina, Pt PtAs2 LM
15 Bismuth, Bi LD
16 Molibden (um), Mo MoS2 LB
17 Bauksit, Logam Al (Al2O(OH)4) LR
18 Air Raksa (Hydrargyrum), Hg HgS LD
19 Wolfram (Tungsten), W FeWO4 LB
20 Titanium, Ti TiO2 LR
21 Barit (Barium), Ba BaSO4
22 Vanadium, V V2O5 LB
23 Kromit, Logam Cr FeCr2O4 LB
24 Antimon (Stibium), Sb Sb2S3 LD
25 Kobalt, Co CoAs2 LB
26 Tantalum, Ta LR
27 Kadmium, Cd LR

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
NO MINERAL LOGAM UNSUR SENYAWA GOL/MINERAL

28 Galium, Ga LR
29 Indium, In LR
30 Yttrium (Itrium) Y LR
31 Magnetit, Logam Fe Fe3O4 LB
32 Besi (Ferrum), Fe Fe3O4 LB
33 Galena, Logam Pb PbS LD
34 Alumina, Logam Al Al2O3 LR
35 Niobium, Nb LR
36 Zirkonium, Zr ZrCI4 LR
37 Ilmenit, Logam Ti FeTiO2 LB
38 Krom, Cr LB
39 Erbium, Er
40 Ytterbium (Iterbium), Yb
41 Dysprosium (Disprosium), Dy Tb0.3Dy0.7Fe2
42 Torium (Radio-Aktif), Th ThO2 LR
43 Cesium (Sesium), Cs

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
NO MINERAL LOGAM UNSUR SENYAWA GOL/MINERAL

44 Lanthanum, La
45 Radium (Radio-aktif), Ra Idem No 35 (Niobium)
46 Neodymium, Nd
47 Hafnium, Hf
48 Scandium, Sc
49 Aluminium, Al (Al2O3) H2O LR
50 Palladium, Pd
51 Rhodium, Rh
52 Osmium, Os
53 Ruthenium, Ru
54 Iridium, Ir
55 Selenium, Se
56 Telluride, Te
57 Stronium (Strontium), Sr
58 Germanium, Ge
59 Xenotim, Logam Y (Y,Ce)PO4 LR

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Contoh-contoh Bahan Galian Logam
No LOGAM BESI (LB) LOGAM DASAR (LD) LOGAM MULIIA (LM) LOGAM RINGAN (LR)
1 Besi Fe Air Raksa Hg Emas Au Aluminium Al 21 Osmium Os
2 Ilmenit Fe Antimoni Sb Perak Ag Alumina Al 22 Paladium Pd
3 Kobalt Co Bismuth B Platina Pt Barit Ba 23 Radium Ra
4 Krom Cr Galena Pb Bauksit Al 24 Rodium Rh
5 Kromit Cr Seng Zn Berillium Be 25 Rutenium Ru
6 Magnetit Fe Timbal Pb Disprosium Dy 26 Skandium Sc
7 Mangan Mn Timah Sn Erbium Er 27 Selenium Se
8 Molibdenun Mo Tembaga Cu Galium Ga 28 Sesium Cs
9 Nikel Ni Germaium Ge 29 Strontium Sr
10 Wolfram W Hafnium Hf 30 Tantalum Ta
11 Vanadium V Indium In 31 Telluride Te
12 Iridium Ir 32 Tantanium Ti
13 Kadmium Cd 33 Torium Th
14 Kalium K 34 Xenotin Y
15 Kalsium Ca 35 Ytterbium Yb
16 Lantanum La 36 Yttrium Y
17 Litium Li 37 Zirkonium Zr
18 Magnesium Mg 38
19 Neodimium Nd 39
20 Niobium Nb 40

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Beberapa Catatan,
❑ Logam Dasar & Logam Mulia satu sama lain selalu berkaitan, bisa dalam
bentuk urat maupun dalam bentuk sebaran dalam batuan.
❑ Khusus untuk Emas selain terkemas dalam bentuk urat, biasanya dalam urat
kuarsa, juga bisa terdapat sebagai emas alluvial yang tersebar di bekas undak-
undak sungai tua atau tersebar di endapan pasir sungai yang masih aktif.
❑ Logam Dasar dan Logam Mulia yang terbentuk dalam urat biasanya di Indonesia
khususnya terjadi dalam lingkungan batuan gunung api dan populer disebut
Emas Epitermal. Sudah barang tentu disebut demikian setelah memenuhi
kriteria-kriteria pembentukkannya.
❑ Logam Tanah Jarang biasanya dikenal sebagai Logam Ringan atau Logam
Jarang (Rare Earth Elements, unsur yang mempunyai Nomor Atom 57 s.d. 71),
Indium (In), Cadmium (Cd) dan lain-lain.
❑ Kegunaan unsur-unsur logam jarang umumnya untuk teknologi tinggi seperti
barang elektronik, katalis dalam pengolahan minyak bumi, keramik tahan panas
dan lain-lain.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
d. Klassifikasi berdasarkan Penggunaan Unsur Logam
PEMAKAIAN (DALAM
NO JENIS LOGAM CONTOH BENTUK
BANGUNAN)
1 Logam mulia Emas, perak Batangan Aksesoris, interior.
Logam setengah
2 Air raksa Cair Patri/solder
mulia
Logam biasa berat Campuran baja, konstruksi
3 Nikel, kobalt Butiran, batangan
>30 kg/dm3 luar beton
Logam biasa Besi tuang Pengunci, pengantung
4 Plat blok
ringan <30 kg/dm3 Timah hitam (Pb) landasan isolasi
Hubungan dak standar dengan
Plat, profil,
atap, kuda-kuda bangunan,
Logam campuran Baja batangan, tempa,
5 jembatan, neraca, tulangan
(Alloy) Kuningan gelombang plat,
beton, dinding, lantai
blok
Penggantung, kunci, kran.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
C. KEBIJAKAN PENGELOLAAN MINERAL LOGAM

1. UUD RI 1945,
Pasal 33
Ayat (2), Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Ayat (3), Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
2. UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
a. Pasal 95 huruf c,
Pemegang IUP dan IUPK wajib, meningkatkan nilai tambah sumber daya
mineral dan/atau batubara,
b. Pasal 102,
Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya
mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan
dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara,
c. Pasal 103 ayat (1),
Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan
dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri,
d. Pasal 103 ayat (3),
Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan nilai tambah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 102 serta pengolahan dan pemurnian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah,
e. Pasal 170
Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang
sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 103 ayat (1) selambat- lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan.
TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Bertitik tolak dari dikeluarkanya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara,
Permasalahan,
❑ Materi pokok yang terkandung didalam UU ini mengatur penghiliran hasil
tambang mineral dan batubara dan melarang ekspor bahan mentah hingga
tahun 2014.
❑ UU ini mengamanahkan pembangunan smelter sehingga produksi tambang
dalam negeri dapat diproses sebelum diekspor.
❑ Tujuannya, agar Indonesia bisa merasakan nilai tambah dari produk-produk
tambang dan mineral sehingga dapat mendongkrak produk domestik bruto
dan menyerap tenaga kerja.
❑ Berdasarkan amanat UU No. 4 Tahun 2009 dimaksud, maka akan berlaku
efektif pada Januari 2014 untuk komoditas tambang mineral logam, mineral
bukan logam dan batuan dalam bentuk bahan mentah (raw material/ores).

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
3. PP No 23 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara.
a. Pasal 84 ayat (1).
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi harus mengutamakan
kebutuhan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri,
b. Pasal 93 ayat (1),
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi mineral wajib
melakukan pengolahan dan pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah mineral
yang diproduksi, baik secara langsung maupun melalui kerja sama dengan
perusahaan, pemegang IUP dan IUPK lainnya,
c. Pasal 95,
(2) Peningkatan nilai tambah mineral logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan melalui kegiatan,
a. pengolahan logam; atau
b. pemurnian logarn.
(3) Peningkatan nilai tambah mineral bukan logam sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilaksanakan melalui kegiatan pengolahan mineral bukan logam.
(4) Peningkatan nilai tambah batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dilaksanakan melalui kegiatan pengolahan batuan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
d. Pasal 96,
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara peningkatan nilai tambah mineral
dan batubara sebagaimana dimaksud dalam pasal 95 diatur dengan
Peraturan Menteri,
e. Pasal 112 angka 4 huruf c,
Kuasa pertambangan, surat izin pertambangan daerah, dan surat izin
pertambangan rakyat, yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini tetap
diberlakukan sampai jangka waktu berakhir serta wajib,
(c) Melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dalam jangka
waktu paling lambat 5 (lima) tahun sejak berlakunya Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Dalam pelaksanaan UU Minerba tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No.23 Tahun 2010 tertanggal 1 Februari 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara,
Permasalahan,
❑ Mengisyaratkan bahwa pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi
produksi dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi produksi
harus mengutamakan kebutuhan mineral dan/atau batubara untuk
kepentingan dalam negeri.
❑ Dalam menunjang pembangunan industri dalam negeri perlu penataan
kembali pemberian izin usaha pertambangan untuk mineral bukan logam dan
batuan.
❑ Memberi kesempatan yang lebih besar kepada peserta Indonesia untuk
lebih berpartisipasi dalam kegiatan usaha pertambangan mineral dan
batubara.
❑ Memberikan dan menjamin kepastian hukum bagi pemegang Kontrak
Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang
bermaksud melakukan perpanjangan dalam bentuk Izin Usaha
Pertambangan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
4. PP No 52 Tahun 2011 tentang,
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah No 1/2007 tentang Fasilitas
Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha
Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu
5. Peraturan Menteri (Permen) ESDM,
❑ No 34 Tahun 2009,
❑ No 7 Tahun 2012,
❑ No 11 Tahun 2012, dan
❑ No 20 Tahun 2013.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Bentuk jaminan kepastian hukum bagi pemegang Kontrak Karya dan
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang bermaksud
melakukan perpanjangan dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan, maka
pemerintah mengeluarkan PP lainnya, diantaranya,
❑ PP No 24 tahun 2012 tertanggal 21 Februari 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
❑ Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengendalian
ekspor bijih mineral dan mendorong industri hilir, maka pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Menteri (Perman) ESDM No 7 Tahun 2012 yang
kemudian diubah dengan Permen ESDM No 11 Tahun 2012 tentang
Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan
Pemurnian Mineral.
Peningkatan Nilai Tambah dan kewajiban pengolahan dengan batasan
minimum pengolahan, hal ini dilakukan dengan Kegiatan Pengolahan
dan Pemurnian Mineral antara lain meliputi kegiatan pengolahan dan
pemurnian mineral logam, pengolahan mineral bukan logam dan pengolahan
batuan, serta pengolahan dan pemurnian mineral logam tertentu, pengolahan
mineral bukan logam tertentu, dan pengolahan batuan tertentu wajib
memenuhi batasan minimum pengolahan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Dalam rangka miningkatkan efektivitas pelaksanaan pengaturan ekspor
beberapa jenis produk pertambangan, maka pemerintah melalui Kementerian
Perdagangan juga telah menerbitkan Permendag No 29/M-AG/PER/5/2012
sebagaimana telah disempurnkan dengan Permendag No 52/M-
AG/PER/8/2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan,
Peraturan ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tata cara dan
perizinan pelaksanaan kegiatan ekspor berbagai jenis produk pertambangan
dengan mempertimbangkan adanya keharusan memenuhi batasan minimum
pengolahan.
❑ Usulan Menteri ESDM melalui Surat No 3038/30/MEM.B/2012 perihal
Kebijakan Pengendalian Penjualan Bijih mineral (Raw Material atau Ore) ke
luar negeri serta dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan ketersediaan
sumber daya mineral di dalam negeri, maka perlu mengatur mengenai
pengenaan Bea Keluar terhadap barang ekspor berupa bijih mineral (raw
material atau ore),

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
maka pada tanggal 16 Mei 2012 pemerintah melalui Kementerian Keuangan
telah menerbitkan Permenkeu No 75/PMK.011/2012 yang kemudian
disempurnakan dengan Permenkeu No 128/PMK.011/2013 tentang
perubahan atas peraturan menteri keuangan nomor 75/pmk.011/2012
tentang penetapan barang ekspor yang dikenakan bea keluar dan tarif bea
keluar, dimana materi pokok didalam perubahan tersebut terkait dengan
penjualan berbagai jenis bijih (raw material atau ore) mineral ke luar negeri
dikenakan tarif bea keluar ekspor sebesar 20 %, terkecuali untuk produk
Marmer dan Travertine dalam bentuk balok dengan ketebalan >4 cm dan
produk Granit balok dengan ketebalan > 4 cm dikenakan tarif bea keluar
sebesar 10 %.
❑ Tujuan Kebijakan pengenaan bea keluar ekspor komoditas tambang
dimaksud, adalah untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan didalam negeri,
melindungi kelestarian sumber daya alam, mengantisipasi kenaikan harga
yang cukup drastis dari komoditi ekspor tertentu di pasaran internasional dan
atau menjaga kestabilan harga komoditi tertentu di dalam negeri.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Proses Nilai Tambag Mineral (NTM)

❑ Upaya untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara telah


dimandatkan oleh pemerintah dalam beberapa ketentuan, yaitu,
➢ UU No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pada pasal 102
dan pasal 103.
➢ Kemudian dijabarkan dalam PP No. 23/2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara,
➢ Kemudian direvisi menjadi PP No.24/ 2012.
➢ Kemudian diperjelas lagi dengan diterbitkannya Permen ESDM No.7/2012
pada bulan Februari 2012 lalu,
❑ Pada salah satu pasal pada UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara yang diimplementasikan oleh Permen ESDM No.7/2012, tercantum
bahwa,
Amanat, Perlu dilakukan peningkatan nilai Tambah mineral,
Tujuan, Agar kegiatan pertambangan di Indonesia memiliki rantai yang
panjang, dan tidak sekedar menjual bahan tambang mentah, yang
mengakibatkan terjadinya deplesi dan pengurasan terhadap
sumberdaya mineral di Indonesia.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Peningkatan Nilai Tambah Mineral dapat dilakukan melalui kegiatan mulai dari
kegiatan, yaitu,
➢ Eksplorasi,
➢ Penambangan,
➢ Pengolahan,
➢ Pemurnian, dan
➢ Pengangkutan.
maka pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi khusus pengolahan dan pemurnian wajib melakukan peningkatan
nilai tambah terhadap mineral atau batubara yang diproduksinya.
Ketentuan ini langsung mengikat bagi mereka yang akan berinvestasi di bidang
pertambangan mineral dan batubara, serta diberi kesempatan selambat-
lambatnya 5 (lima) tahun kepada perusahaan yang sedang berjalan (existing)
setelah UU No. 4/ 2009 diberlakukan dan berlaku efektif pada tahun 2014.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Dengan berlakunya UU No. 4/2009 akan memberikan harapan terealisasinya
Program Peningkatan nilai tambah mineral dan batubara walaupun dihadapkan
kepada tantangan yang cukup besar, yaitu,
➢ Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah,
Adalah, Bagaimana menyiapkan infrastruktur, fisik dan nonfisik, yang
dirasakan masih minim, sehingga perusahaan memperoleh
jaminan terhadap investasi yang ditanamkan untuk peningkatan
nilai tambah.
➢ Tantangan perusahaan yang cukup krusial,
Adalah, Merekonstruksi investasi yang akan ditanamkan berikut
keuntungan yang akan diperoleh.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Nilai Tambah dapat terwujud dalam bentuk, yaitu,
➢ Finansial,
➢ Ekonomi,
➢ PDB,
➢ Lapangan kerja, dan
➢ Ketahanan mineral.

❑ Tujuan Upaya Peningkatan Nilai Tambah melalui proses Pengolahan dan


Pemurnian hasil tambang (baik yang dilakukan satu tahap maupun berberapa
tahap) adalah,
➢ Untuk menghasilkan suatu produk atau komoditas sehingga nilai ekonomi dan
daya gunanya meningkat lebih tinggi dari sebelumnya, serta
➢ Aktivias yang ditimbulkan akan memberikan dampak positif terhadap
perekonomian dan sosial baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Solusi yang diharapkan pemerintah harus memberi insentif bagi para pengusaha
yang siap Mendirikan Smelter di wilayah pertambagan Indonesia.

❑ Nilai Tambah (Added Value) Mineral Logam


Adalah, Pertambahan Nilai atau harga suatu mineral logam yang terjadi akibat
upaya peningkatan kualitas, sehingga mineral tersebut menjadi
Komoditas yang diperlukan untuk industri hilir.

❑ Faktor-faktor penghambat yang berperan dalam added value mineral logam


tersebut diantaranya,
➢ Sumber energi,
➢ Infrastruktur yang minim, dan
➢ Kurangnya modal bagi pengusaha tambang skala kecil dan menengah.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Tujuan upaya Peningkatan Nilai Tambah Mineral (PNT) secara Umum,
adalah,
➢ Meningkatkan dan mengoptimalkan nilai suatu komoditi di sektor
pertambangan,
➢ Tersedianya bahan baku di dalam negeri,
➢ Meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan
➢ Meningkatkan penerimaan negara.

❑ Faktor-faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya pertambahan nilai


mineral logam adalah,
1. Potensi sumberdaya mineral,
2. Jenis dan efisiensi teknologi yang dipakai,
3. Panjang pendeknya proses nilai tambah,
4. Kualitas produk yang diperoleh,
5. Pengangkutan dan infrastruktur antara lokasi potensi sumberdaya mineral,
proses nilai tambah dan pasar.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
1. Potensi Sumberdaya Mineral,
❑ Sumberdaya mineral yang belum mengalami pengukuran-pengukuran,
analisa dan pengujian-pengujian masih belum bernilai,
Setelah diketahui berapa besar potensinya dan bagaimana kualitasnya, maka
sumberdaya mineral baru mempunyai nilai tambah karena telah dilakukan
proses nilai tambah.

❑ Besar-kecilnya proses nilai tambah akan tergantung pada besar-kecilnya


potensi (dimensi geologi),
➢ Makin besar potensi, makin tinggi nilai ekonominya untuk kualitas
tertentu (cut off grade),
➢ Makin tinggi kualitasnya, makin besar nilai ekonominya untuk potensi
tertentu.
Nilal ekonomi suatu sumberdaya mineral akan menentukan nilai tambahnya.

❑ Suatu sumberdaya mineral yang potensinya rendah tentu tidak akan


ekonomis apabila dilakukan eksploitasi, nilainya akan tetap nol,
Namun, apabila potensinya ekonomis, nilainya akan bertambah, karena
sumberdaya mineral itu sudah dapat dijual di tempat, tambahan pula apabila
nantinya sumberdaya mineral itu sudah mempunyai nilai tambah.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
2. Jenis dan Efisiensi Teknologi yang Dipakai,
❑ Jenis dan efisiensi teknologi yang dipakai, jelas sangat mempengaruhi
nilai tambah,
Diketahui bahwa, ada bermacam-macam teknologi penambangan dan
pengolahan, pemilihannya teknologi yang tepat ditentukan oleh karakteristik
mineral tersebut,
Maka nilai tambahnya akan tergantung dari teknologi mana yang dipilih,
Misalnya, Teknologi pensolahan secara gravity Concentration akan
memberi dampak berbeda pada nilai tambah dibanding dengan
pengolahan secara flotasi,
Demikian pula, efisiensi dari teknologi tersebut akan menentukan nilai
tambah.

❑ Nilai tambah suatu mineral logam akan berbeda-beda tergantung pada jenis
mineral dan produknya dan proses nilai tambah yang dilakukan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
3. Panjang Pendeknya Proses Nilai Tambah,
❑ Panjang-pendeknya rangkaian mata rantai proses nilai tambah akan
menentukan nilai tambah.
Contoh, Nilai tambah suatu konsentrat mineral logam akan lebih rendah
bila dibandingkan dengan nilai tambah logamnya.
❑ Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa, proses nilai tambah di Indonesia,
baik mineral industri maupun logam banyak yang putus di tengah jalan
(missing links) atau disengaja putus untuk memperoleh hasil yang cepat.
Contoh,
➢ Proses nilai yang sebagian besar putus antara lain dolomit. felspar, pasir
besi dan lain-lain.
➢ Proses nilai tambah yang sebagian memang sengaja diputus seperti
Nikel, Bauksit dan bijih Tembaga.
Sebagian besar komoditi ini diekspor berupa bahan antaranya atau
konsentratnya.
Apabila proses nilai tambah ini diteruskan di Indonesia, negara akan
memperoleh tambahan pendapatan yang lebih besar.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
4. Kualitas Produk yang Diperoleh,
❑ Kualitas produk yang diperoleh akan menentukan pula nilai tambah
suatu mineral.
➢ Makin tinggi kualitas produk makin tinggi pula nilai tambah yang diperoleh.
➢ Kualitas produk sendiri ditentukan oleh,
✓ Kualitas bahan baku,
✓ Teknologl, dan
✓ Panjang-pendeknya proses nilai tambah.
Contoh,
➢ Persyaratan felspar untuk keramik kasar berbeda dengan feldspar untuk
porselen.
➢ Persyaratan kualitas untuk porselen lebih tinggi daripada untuk keramik
dan temyata harga felspar untuk porselen lebih tinggi daripada harga
felspar untuk keramik kasar.
❑ Kualitas yang lebih tinggi memberikan nilai tambah yang tinggi pula.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
5. Pengangkutan dan Infrastruktur antara lokasi Potensi Sumberdaya Mineral,
Proses Nilai Tambah dan Pasar,
❑ Keadaan infrastruktur antara lokasi potensi sumberdaya mineral, proses nilai
tambah dan pasaran menentukan metode pengangkatan dan sistim distribusi
produk proses nilai tambah tersebut.
❑ Sistim pengangkutan bahan baku dan produk, termasuk efisiensi sistim
tersebut, akan mempengaruhi nilai tambah,
Contoh,
sistim pengangkutan melalui sungai di Kalimantan ditentukan oleh infrastuktur
yang ada. Tentunya sistim pengangkutan di Kalimantan akan mempunyai
dampak yang berbeda terhadap nilai tambah dibanding slstim pengangkutan
yang berada di Jawa,
❑ Perlu diutarakan bahwa makin tinggi proses nilai tambah dikandung dalam
komoditi mineral makin rendah fluktuasl harganya dipasaran.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Beberapa contoh sektor industri menggunakan produk akhir logam hasil
olahan, adalah,
✓ Industri Kesehatan,
✓ Industri Manufaktur,
✓ Industri Mesin dan Logam Dasar,
✓ Industri Pertahanan.

❑ Aktivitas kegiatan pengolahan dan pemurnian dapat dilakukan berdasarkan


pertimbangan yaitu,
✓ Memiliki sumber daya dan cadangan bijih dalam jumlah besar;
✓ Untuk mendorong peningkatan kapasitas produksi logam di dalam negeri;
✓ Teknologi pengolahan dan/atau pemurnian sudah pada tahap teruji;
✓ Produk akhir pengolahan dan/atau pemurnian sebagai bahan baku industri
kimia dan pupuk dalam negeri;
✓ Produk akhir sampingan hasil pengolahan dan/atau pemurnian untuk bahan
baku industri kimia dan pupuk dalam negeri;
✓ Sebagai bahan baku industri strategis dalam negeri yang berbasis mineral;
✓ Memberikan efek ganda baik secara ekonomi dan negara; dan/atau
✓ Untuk meningkatkan penerimaan negara.
TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Faktor-faktor yang membuat putusnya proses nilai tambah mineral
logam antara lain,
✓ Belum dikuasainya teknologi,
✓ Belum tersedianya modal,
✓ Ingin memperoleh hasil yang cepat,
✓ Kebijakan Pemerintah.

❑ Keuntungan Proses Nilai tambah yang sempurna, yaitu,


✓ Nilai tambah yang diperoleh cukup tinggi,
✓ Menunjang pembangunan industri hilir,
✓ Menyerap tenaga kerja pada proses nilai tambah dan pada industri,
✓ Menambah devisa bagi negara,
✓ Menambah diversifikasi pemanfaatan mineral.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Peningkatan nilai tambah (PNT) produk pertambangan sangat penting
mengingat selama ini peran produk Indonesia hanya sebagai produsen
atau penjual bahan galian tambang tanpa diolah.

❑ Fungsi Teknologi adalah untuk membuat bahan baku yang berasal dari
mineral logam untuk keperluaan bagi Industri Hilir.

❑ Beberapa komoditas mineral logam telah diolah menjadi produk akhir


yang dapat digunakan langsung sebagai bahan baku industri adalah
Bijih Timah, Bijih Nikel dan Bijih Tembaga,

❑ Melakukan PNT mineral logam di Indonesia, dapat dikaitkan dengan


upaya Konservasi sumberdaya alam tak terbarukan (non-renewable
resources).
Hal ini lebih diarahkan untuk menjaga agar persediaan sumberdaya yang
tak terbarukan relatif tetap dapat memenuhi kebutuhan dalam masa
yang relatif panjang.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Definisi konservasi (Herfindahl, 1961 dalam Ekawan, R, 2001),
Adalah, Usaha penghematan saat ini demi pemakaian di masa yang
akan datang.
Konservasi sering dikaitkan dengan moral dan tanggungjawab
seseorang atau lembaga untuk melindungi sumberdaya alam
demi kepentingan generasi mendatang.

❑ Pengertian Konservasi,
➢ Secara Fisik, usaha perlindungan dan pengembangan sumberdaya
alam,
➢ Segi ekonomi, penggunaan sumberdaya alam secara bijaksana
dengan mengingat unsur waktu.
Upaya konservasi untuk sumberdaya alam yang tak terbarukan lebih
diarahkan untuk menjaga agar persediaan sumberdaya tersebut relatif
tetap dapat memenuhi kebutuhan pada masa yang relatif lama.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Penerapan teknologi rendah dalam mengeksploitasi sumberdaya alam
terutama sumberdaya mineral dapat menghambat upaya konservasi.
Hambatan ini dapat diatasi dengan cara meningkatkan kualitas teknologi
pengolahan dan pemurnian mineral-mineral logam yang dihasilkan di
Indonesia.

❑ Pengertian nilai tambah yang umum dikenal menggunakan Parameter


Ekonomi sebagai acuan adalah,
Perbedaan antara nilai output dan nilai input atau peningkatan harga
material yang dihasilkan dari proses pengolahan mineral dan logam
persatuan berat logam/mineral.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Pengertian nilai tambah juga dikaitkan dengan Kepentingan Lain yang
lebih luas, seperti,
✓ Peningkatan GDP,
✓ Peningkatan lapangan kerja baru,
✓ Multiplier effect sektor lain,
✓ Penguasaan IPTEK,
✓ Kemudahan dan kecepatan proses,
✓ Peningkatan ketahanan nasional,
Setiap manfaat ekonomi, sosial dan peradaban yang dihasilkan dari
kegiatan produksi (pengolahan mineral dan logam lebih lanjut)
dikategorikan sebagai peningkatan nilai tambah.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Isu peningkatan nilai tambah hasil tambang telah lama bergaung
meskipun hanya di kalangan terbatas.
Kesadaran bahan tambang perlu diolah terlebih dahulu, agar terjadi
peningkatan nilai tambah yang setinggi-tingginya di dalam negeri, dan
tidak diekspor begitu saja seolah ”menjual tanah air”, sebenarnya telah
lama disadari.

❑ Kesadaran pentingnya peningkatan nilai tambah hasil tambang ini


semakin menguat akhir-akhir ini, harapan yang akan dicapai adalah,
✓ Agar terjadi peningkatan pendapatan daerah maupun pusat,
✓ Peningkatan kesempatan kerja,
✓ Dorongan terhadap terciptanya peluang usaha di sektor lain,
✓ Penguasaan ilmu dan teknologi,
✓ Mengurangi ketergantungan luar negeri dalam penyediaan bahan
baku untuk industri hilir, yang bahan dasarnya tersedia sebagai bahan
tambang di Indonesia, dirasakan sangat mendesak.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Beberapa kalangan telah dengan tegas mengatakan untuk secepatnya
melarang ekspor bahan tambang secara langsung ke luar negeri, karena
ujung-ujung hanya akan memberikan manfaat yang besar di pihak
pengimpor karena mendapat kesempatan melakukan usaha peningkatan
nilai tambah di negaranya, sementara Indonesia hanya mendapatkan
penghasilan dari penjualan bahan tambang saja.

❑ Usaha peningkatan nilai tambah hasil tambang di Indonesia


tampaknya belum sepenuhnya dapat berjalan dengan baik karena
beberapa kendala, diantaranya adalah,
✓ Belum terbangunnya kesadaran akan manfaat dan pentingnya
usaha peningkatan nilai tambah bahan tambang di dalam negeri di
semua pemangku kepentingan.
✓ Belum ada kajian yang komprehensif mengenai rantai kebutuhan dan
penyediaan bahan untuk produksi barang jadi di Indonesia.
✓ Kajian mengenai peluang yang dapat dilakukan bagi bahan tambang
di Indonesia untuk ditingkatkan nilai tambahnya masih sangat minim.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Untuk dapat menjadi barang jadi, bahan tambang memerlukan rantai
proses yang cukup panjang dengan masing-masing tahap proses
merupakan proses peningkatan nilai tambah, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar berikut,

Life Cycle dari Proses dan Produksi Berbasis Mineral dan Logam
TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Proses added-value mineral tidak terlepas dari alur proses pengolahan
dan ekstraksi bahan galian bijih yang telah cukup lama dikenal dalam
kegiatan industri metalurgi.

❑ Secara skematis proses pengolahan bahan galian bijih, dimana pada


pandangan konvensional semua tahapan proses diarahkan menjadi
hasil akhir logam murni atau paduannya.

❑ Masing-masing tahap pemrosesan tersebut memiliki tingkat pertambahan


kualitas dari produk yang dihasilkan.
Meskipun hanya pengolahan mineral seperti pencucian dan pengayakan
(screening) pada mineral aluvial, bisa dimungkinkan terjadi peningkatan
nilai tambahnya karena pengurangan kandungan clay-nya dan mineral
berharga terkonsentrasi pada fraksi ukuran tertentu.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Peran sampling dan analisisnya sangat menentukan dalam merancang
langkah-langkah pengolahan yang tepat.
❑ Proses ekstraksi lebih lanjut yang melibatkan proses kimia dan/atau suhu
tinggi pada umumnya memerlukan investasi yang tinggi sehingga perlu
dipertimbangkan keekonomiannya apabila skala produksinya tidak cukup
tinggi.
❑ Proses added-value mineral tidak terlepas dari alur proses pengolahan
dan ekstraksi bahan galian bijih yang telah cukup lama dikenal dalam
kegiatan industri metalurgi.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Secara skematis jalur utama proses pengolahan bahan galian bijih
ditunjukkan dalam Gambar, dimana pada pandangan konvensional
semua jalur proses diarahkan menjadi hasil akhir logam murni atau
paduannya.

Jalur Utama Proses Pengolahan Bahan Galian


TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Kondisi Proses Nilai Tambah Mineral Logam

❑ Kondisi proses nilai tambah di Indonesia yang terjadi pada mineral logam
ditentukan oleh penguasaan teknologi.
Penguasaan teknologi ini juga menentukan panjang-pendeknya proses nilai
tambah.

❑ Penguasaan teknologi (kuantitas dan kualitas) yang tinggi akan memperpanjang


proses nilai tambah secara terus menerus, sehingga proses nilai tambah tidak
akan terputus-putus,
Oleh karena itu, penguasaan teknologi harus didukung oleh pengadaan
pelatihan, alih teknologi dan juga dana yang memadai.

❑ Penguasaan teknologi di Indonesia jalannya tersendat-sendat, oleh karena


banyak sekali hambatannya, sehingga dampaknya terhadap proses nilai tambah
tidak begitu lancar, hal mengakibatkan,
➢ Banyak mineral dan komoditi yang proses nilai tambahnya terputus,
➢ Beberapa komoditi belum dilakukan proses nilai tambah,
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan suatu komoditi harus mengimpor, padahal
komoditi tersebut melimpah di Indonesia.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Fungsi teknolologi mineral ialah membuat bahan baku (logam) bagi industri hilir
dari mineral logam melalui proses nilai tambah yang lengkap.
Kenyataanya di Indonesia, proses nilai tambah mineral logain terputus di tengah
jalan, kecuall Timah dan Emas, akibatnya terputusnya proses nilai tambah,
Indonesia perlu mengimpor produk antara dan atau produk akhir mineral logom
seperti Alumina, Nikel, Tembaga dan Besi,
➢ Mineral bauksit sebagian diolah menjadi alumina dan sebagian lagi diekspor.
➢ Mineral laterit sebagian di ekspor bahan mentahnya dan sebagian lagi dibuat
feronikel dan matte.
➢ Mineral tembaga baru sampai produk setengah jadi, yaitu konsentrat.
➢ Pasir besi hanya sebagian kecil yang menghasilkan konsentrat untuk semen.
❑ Mineral logam yang potensial di Indonesia saat ini antara lain,
➢ Tembaga,
➢ Emas dan perak,
➢ Nikel,
➢ Besi,
➢ Bauksit (alumina),
➢ Timah,

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Sumberdaya dan Cadangan Komoditi Utama Pertambangan (dalam Juta Ton)

KOMODITI SUMBERDAYA CADANGAN


TEMBAGA 66,200 41,470
EMAS 0,005 0,003
PERAK 0,360 0,011
BIJIH NIKEL 1.338,200 627,800
PASIR BESI 47,170 9,600
BAUKSIT 207,930 23,940
TIMAH 0,620 0,460

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Umumnya, proses nilai tambah pada mineral logam di Indonesia, belum
sempuma, sehingga nilai tambahnya sebagian besar jatuh di luar negeri.

❑ Faktor-faktor yang membuat putusnya proses nilai tambah mineral logam ada
beberapa penyebab, antara lain,
➢ Belum dikuasainya teknologi maju dalam nilai tambah.
Misalnya, pasir besi yang mengandung ilmenit, sukar memperoleh pig iron
yang bebas titanium, sehingga kualitasnya kurang baik,
➢ Belum tersedianya modal,
➢ Ingin memperoleh hasil yang cepat, misalnya penjualan bahan mentah
langsung seperti !aterit,
➢ Tergantung pada kebljaksanaan pemerintah.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Dengan melalui proses nilai tambah yang sempuma (tidak terputus) banyak
keuntungan yang diperoleh,
Antara lain,
➢ Nilai tambah yang diperoleh lebih tinggi,
➢ Menunjang pembangunan industri hilir,
➢ Menyerap tenaga ketja pada proses nilai tambahnya maupun pada industri
hilimya,
➢ Menghemat dan menambah devisa negara,
➢ Menambah diversifikasi pemanfaatan mineral.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Peningkatan Nilai Tambah Mineral Logam di Indonesia

1. Tembaga,
❑ Tembaga di kerak bumi umumnya terdapat dalam mineral-mineral seperti,
➢ Kalkopirit (CuFeS2),
➢ Bornit (Cu5FeS4),
➢ Kalkosit (Cu2S), dan
➢ Kovelit (CuS).
Tembaga terdapat juga dalam mineral jenis karbonat, oksida, hidroksisilikat
dan sulfat
❑ Kandungan tembaga di dalam bijih tembaga umumnya kurang dari 2 %, untuk
mendapatkan tembaga murni bijih tersebut akan mengalami proses
konsentrasi, smelting dan refining.
❑ Proses untuk mendapatkan logam tembaga dari mineral-mineral non-sulphida
dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip hidrometalurgi, dan melalui
proses pemanggangan oksidasi (khusus untuk Kalkosit).

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Sekitar 80% bijih tembaga dunia, tembaganya dalam mineral jenis CuFeS,
karena mineral jenis ini tidak mudah larut dalam larutan aqueous,
Maka untuk mengekstraksi tembaganya dilakukan dengan proses
pirometalurgi, namun demikian sebelum tahap peleburan, bijih perlu
dikonsentrasi untuk mendapatkan konsentrat yang kaya akan mineral
tembaga menggunakan proses flotasi.
❑ Proses liberasi perlu dilakukan terhadap bijih ini sebelum flotasi untuk
memisahkan secara fisik antara mineral berharga dengan mineral
pengotornya. Dengan prinsip flotasi mineral tembaga sulfida akan
mengapung dan terkumpul karena menempel pada gelembung udara.
❑ Selanjutnya konsentrat tembaga diproses secara smelting untuk
menghasilkan lelehan Cu-Fe dan kemudian dikonverting untuk memisahkan
Fe dari lelehan dan yang dibutuhkan oleh industri kabel menghasilkan
lelehan tembaga wantah.
❑ Untuk mendapatkan tembaga dengan kemurnian tinggi dapat dilakukan
dengan fire refining atau electrorefining, seperti pada gambar 3 berikut.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Rantai Produksi Tembaga dan Kemungkinan
Peningkatan Nilai tambahnya

❑ Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua dan


potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, dan Sulawesi Utara.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Pengunaan Logam tembaga,
➢ Industri peralatan listrik, seperti sakelar, reaktifier transsistor, konduktor
listrik,
➢ Kawat tembaga berukuran kecil,
➢ Kabel,
➢ Tabung microwavedan tabung coaxial,
➢ Bidang telekomunikasi,
➢ Paduan tembaga (kuningan dengan perunggu) yang digunakan dalam
pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah
dan industri, kendaraan bermotor,
➢ Pada bidang-bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan
panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung-tabung dan klep di
pabrik penyulingan.
➢ Jaringan bawah tanah,
➢ Peralatan industri yang berhubungan dengan larutan,
➢ Industri konstruksi (atap, pipa ledeng), pesawat terbang dan kapal laut,
➢ Dekorasi rumah, mesin industri non elektris, peralatan mesin,
pengatur temperatur ruangan, mesin-mesin pertanian.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
2. Emas,
❑ Emas merupakan logam mulia yang memiliki sifat-sifat, yaitu,
➢ Lunak dan mudah ditempa,
➢ Kekerasannya berkisar antara 2,5 - 3 (skala Mohs),
➢ Berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang
berpadu dengannya.
❑ Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue
minerals).
Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan
sejumlah kecil mineral non-logam.
❑ Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah
teroksidasi.
Mineral pembawa emas terdiri dari emas native, elektrum, emas telurida,
sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon,
dan selenium.
❑ Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas native, hanya kandungan perak di
dalamnya >20%.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Emas terbentuk melai proses, yaitu,
➢ Magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan,
➢ Metasomatisme kontak, dan
➢ Larutan hidrotermal.
➢ Pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer).
❑ Genesa emas dikategorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan
plaser.
❑ Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti
➢ Pulau Sumatera,
➢ Kepulauan Riau,
➢ Pulau Kalimantan,
➢ Pulau Jawa,
➢ Pulau Sulawesi,
➢ Nusa Tenggara,
➢ Maluku, dan
➢ Papua.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Mineral logam Emas dan Perak merupakan logam berharga atau precious
metals, yang dalam umumnya digunakan sebagai, yaitu,
➢ bahan perhiasan atau asesoris.
➢ Cadangan devisa dll
❑ Emas dan perak sering terdapat bersama (berasosiasi) di alam, baik dalam
bentuk logam primer maupun sekunder.
❑ Pengolahan Emas dan Perak (memisahkan logam berharga dan mineral
pengotornya) dapat dilakukan dengan cara amalgamasi dan sianidasi untuk
logam primer (logam sulfida).
Proses amalgamasi menggunakan merkuri (Hg) dan proses sianidasi dapat
menggunakan campuran asam sianida (HCN), Natrium sianida (NaCN) atau
Kalium Sianida (KCN),
❑ Pengolahan logam-logam sekunder dari emas dan perak dari tambang-
tambang rakyat, dapat langsung dijual ataupun diolah dengan teknologi
sederhana yang ramah lingkungan misalnya dengan alat mercury retort.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
3. Nikel,
❑ Nikel digunakan sebagai bahan paduan logam yang banyak digunakan
diberbagai industri logam. Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan
kromit dan platina dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik
termetamorfkan ataupun tidak.
❑ Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu, sebagai hasil
konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa
serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi
dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit. Potensi nikel terdapat di Pulau Sulawesi,
Maluku, dan Papua.
❑ Bijih nikel secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu bijih nikel
oksida dan bijih nikel sulfida.
Awalnya, bijih nikel oksida merupakan sumber utama produksi nikel akhir
abad 19 yang mengolah deposit laterit kadar tinggi di New Caledonia, Pasifik
Selatan. Saat itu sudah ada peleburan bijih sulfida skala kecil di Norwegia.
Kemudian dengan penemuan dan pengembangan deposit nikel sulfida di
Ontario, Kanada, fokus ekstraksi nikel bergeser dari bahan baku bijih nikel
oksida ke bijih nikel sulfida.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Semakin meningkatnya permintaan nikel dan semakin fahamnya orang
mengenai seluk beluk nikel, orang mulai melakukan evaluasi ulang mengenai
formasi geologi di berbagai belahan dunia,
Dijumpailah bijih nikel laterit dalam jumlah yang banyak di dekat permukaan
terutama di daerah tropis.
❑ Sejumlah deposit nikel laterit selanjutnya dimasukkan ke dalam kategori bijih,
sementara yang lain menyusul kemudian. Dengan demikian terjadi beberapa
pemikiran baru mengenai ekstraksi bijih nikel oksida pada saat itu. Beberapa
metoda baru ekstraksi nikel telah dikembangkan dalam skala industri,
sementara teknologi lama mengalami perbaikan.
❑ Perlu dicatat disini bahwa umumnya oksida-oksida logam berharga, terutama
kobalt dan khromium berada di dalam bijih laterit tersebut sebagai mineral
yang terpisah.
❑ Pada umumnya proses ekstraksi nikel dilakukan untuk mengambil nikel, baik
sebagai logam maupun paduan, seperti ferronickel, tanpa pengambilan
logam-logam berharga lainnya. Namun demikian, prosedur untuk
pengambilan logam-logam lain di dalam bijih laterit secara menguntungkan
telah diteliti di beberapa lembaga penelitian.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Proses metalurgi bijih nikel oksida umumnya relatif lebih sulit dibanding
dengan untuk bijih sulfida.
❑ Untuk bijih sulfida, metoda benefisiasi seperti flotasi dan magnetic separation
telah terbukti efektif. Dengan benefiasi ini memungkinkan diperolehnya
mineral berharga dengan kandungan tinggi dan memisahkan sebanyak
mungkin mineral pengganggu.
❑ Dengan metoda benefiasi standar sulit untuk melakukan benefiasi bijih
oksida, terutama karena nikelnya secara kimiawi terdiseminasi. Akan tetapi
dengan penyaringan (screening) dapat dilakukan pemisahan ukuran, yaitu
untuk mengeluarkan bijih berukuran besar yang relatif belum lapuk yang
mengandung nikel relatif rendah, dan mengambil material yang relatif halus
yang mengandung nikel relatif tinggi. Oleh sebab itu, dibandingkan dengan
proses metalurgi untuk bijih nikel sulfida yang memungkinkan diolahnya
material dalam jumlah relatif sedikit dan kandungan nikel relatif tinggi setelah
mengalami proses benefiasi, maka pengolahan metalurgi untuk bijih nikel
oksida yang mengharuskan pengolahan bijih dalam jumlah yang besar
dengan kandungan nikel relatif kecil tentu saja secara ekonomis relatif lebih
mahal. Dengan pemilihan pengolahan berkapasitas tinggi akan menurunkan
ongkos produksi dan membuat proses metalurgi bijih nikel oksida menjadi
ekonomis.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Menyadari bahwa desiminasi kimiawi nikel di dalam bijih nikel oksida
menghalangi orang dapat melakukan pemisahan secara fisik atau
konsentrasi, menyebabkan munculnya beberapa metoda ekstraksi nikel untuk
bijih nikel oksida. Secara garis besar metoda ini dibagi menjadi dua,
pirometalurgi dan hidrometalurgi.
❑ Teknik pirometalurgi yang komersial pada prinsipnya melibatkan peleburan
reduksi atau peleburan pengkayaan (pembentukan nikel sulfida) untuk
mendapatkan pemisahan fasa nickel matte dari fasa yang merupakan
kumpulan mineral atau logam pengganggu, atau melibatkan peleburan dan
reduksi menjadi ferro-nickel yang terpisah dari kumpulan pengotor (slag).
Karena umumnya bijih laterit nikel dalam kondisi basah secara alamiah,
bisa mencapai 40 % air, dan unsur-unsur logam yang diekstraksi maupun
slagnya memiliki titik leleh yang tinggi, maka ekstraksi bijih nikel oksida
secara pirometalurgi seperti ini memerlukan energi yang besar.
❑ Dengan kenyataan seperti itu, ekstraksi secara langsung dengan cara
pelarutan (hidrometalurgi) akan memberikan keuntungan, selain konsumsi
energi yang rendah juga memungkinkan diterapkannya untuk bijih dengan
kadar nikel yang lebih rendah dibanding dengan bijih untuk proses
pirometalurgi.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Proses pelarutan bijih nikel oksida tidaklah sederhana, karena memerlukan
pengkondisian tertentu terhadap bijihnya serta proses pelarutannya. Biasanya
diperlukan reduksi terlebih dahulu terhadap bijih nikel oksidanya menjadi
logam, baru kemudian dilarutkan dengan larutan amoniak. Atau bisa juga
dilakukan pelarutan nikel dan kobalt secara langsung dengan asam sulfat
pada tekanan dan temperatur yang tinggi (tidak setinggi temperatur untuk
proses peleburan tentu saja).
❑ Beberapa lembaga penelitian sedang berlangsung penelitian untuk
mendapatkan nikel dan logam ikutannya dari bijih laterit kadar rendah
menggunakan jalur hidrometalurgi pada kondisi tekanan atmosfir.
❑ Implementasi hasil penelitian seperti ini dalam skala industri nantinya akan
memberikan alternatif pemanfaatan bijih nikel kadar rendah.
❑ Bijih nikel laterit di Indonesia telah dapat diolah menjadi dua jenis produk
yaitu,
➢ Ferro-nickel oleh PT. Aneka tambang, dan
➢ Nickel matte oleh PT. Inco menempuh jalur pirometalurgi,
❑ Produksi nikel menggunakan jalur hidrometalurgi belum diterapkan di
Indonesia.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Produk ferro-nickel digunakan untuk,
➢ Bahan baku utama untuk pembuatan baja tahan karat (stainless steels),
➢ Bahan baku pembuatan baja kualitas tinggi (high strength steels) dan
superalloy berbasis Fe-Ni (Fe-Ni based superalloys).
❑ Rantai produksi nikel di Indonesia dan kemungkinan peningkatan nilai
tambahnya seperti pada bambar berikut,

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Rantai Produksi Nikel dan Kemungkinan Peningkatan Nilai tambahnya

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
4. Pasir Besi,
❑ Umumnya pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-
butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,
piroksen, biotit, dan tourmalin.
➢ Mineral pasir besi terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit,
limonit, dan hematit.
➢ Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan
ubahan dari magnetit dan ilmenit.
➢ Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik
vulkanik.
❑ Kegunaan pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah banyak
dimanfaatkan pada industri semen.
❑ Potensi pasir besi terdapat di
➢ Pulau Sumatera,
➢ Jawa Tengah,
➢ Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan
➢ Pulau Timor.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Besi dibuat dari bahan baku berupa bijih besi yang terdapat di alam dalam
bentuk mineral, umumnya seperti hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4),
limonit (FeO(OH).nH2O).
❑ Dengan prinsip reduksi, yaitu mereaksikan dengan reduktor seperti karbon
(C) yang dapat diperoleh dari batubara atau arang kayu, baik dalam bentuk
padat maupun cair pada temperatur yang tinggi, akan diperoleh logam besi
(Fe).
❑ Dalam sejarah, teknologi pembuatan besi yang kemudian berkembang
dengan semakin meningkatnya kemampuan tanur peleburan untuk melebur
logam pada temperatur yang semakin tinggi karena ditemukannya kokas
batubara, memberi manfaat dengan ditemukannya baja.
❑ Logam besi dikenal sangat tangguh, kuat, keras, tidak mudah patah serta
mudah dibentuk, membuat logam ini dengan cepat mengisi peradaban
manusia secara luas.
❑ Selain untuk peralatan tempur dan persenjataan, pada jaman kekaisaran
Roma telah dicatat pemakaian besi dan baja untuk transport air dalam jarak
ratusan mil, penguat jembatan di sekeliling istana, dan sistem pembuangan
limbah untuk publik. Selain itu, di berbagai belahan dunia, baja juga telah
dimanfaatkan untuk penguat bangunan serta komponen alat transportasi di
era modern.
TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Rantai Produksi Besi dan Kemungkinan Peningkatan Nilai tambahnya

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
5. Bauksit,
❑ Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan
susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral bohmit
(Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3.3H2O).
❑ Secara umum bauksit mengandung yaitu,
➢ Al2O3 45 – 65 %,
➢ SiO2 1 – 12 %,
➢ Fe2O3 2 – 25 %,
➢ TiO2 > 3 %, dan
➢ H2O 14 – 36 %.
❑ Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika yang memungkinkan
pelapukan sangat kuat.
❑ Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi,
kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak
mengandung sama sekali.
❑ Batuan sedimen tersebut misalnya, sienit dan nefelin yang berasal dari
batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Batuan sedimen akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh
proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
❑ Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di
kedalaman tertentu.
❑ Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan
Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.
❑ Bauksit merupakan mineral logam penghasil aluminium yang paling banyak di
kerak bumi, namun karena keberadaanya terikat sebagai senyawa aluminium
silikat dalam berbagai lempung menyebabkan ekstraksi aluminium dari
sumber ini menjadi sulit dan tidak ekonomis.
❑ Di beberapa lokasi terdapat endapan aluminium dalam bentuk oksida
terhidrasi yang memungkinkan dilakukannnya ekstraksi aluminium secara
ekonomis.
❑ Bijih bauksit ini mengandung mineral gibsit Al2O3.3H2O, boehmit Al2O3.H2O
dan diaspore Al2O3.H2O dengan pengotor terutama oksida besi Fe2O3, SiO2
dan TiO2.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Untuk mendapatkan logam aluminium, bijih bauksit memerlukan beberapa tahap
preparasi dan ekstraksi.
➢ Dalam preparasi, bijih bauksit dicuci dan disaring untuk menghilangkan sebanyak
mungkin terutama lempung dan kwarsa serta pengotor lain yang berukuran kecil.
➢ Produk dari preparasi ini, washed bauxite, dapat diproses lebih lanjut
menggunakan proses Bayer untuk menghasilkan secara garis besar dua jenis
alumina (Al2O3), yaitu chemical grade dan smelting grade.
➢ Bila smelting grade alumina merupakan bahan baku produksi logam aluminium,
maka chemical grade alumina lebih diarahkan sebagai bahan baku untuk industri
kimia dan keramik.
❑ Prinsip dari proses Bayer adalah melarutkan Al2O3 dengan larutan NaOH pada
temperatur dan tekanan tinggi (150°C, 6 atm).
➢ Larutan kemudian di filtrasi dan diendapkan untuk menghasilkan Al2O3.3H2O
murni.
➢ Selanjutnya dengan pemanasan di dalam rotary kiln pada temperatur tinggi
(1100°C) dapat dihilangkan air kristalnya dan diperoleh serbuk putih Al2O3
murni.
➢ Temperatur kalsinasi yang tinggi ini diperlukan untuk memungkinkan
diperolehnya - Al2O3 dan bukan - Al2O3 yang relatif masih dapat
mengabsorbsi moisture.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Proses mendapatkan logam Al harus dilakukan melalui elektrolisa garam leleh
yang mengandung Al2O3,
Logam Al merupakan logam yang sangat reaktif dan oksidanya sangat stabil
sehingga reduksi dengan karbon atau gas CO hanya bisa dilakukan pada
temperatur yang sangat tinggi (di atas 2.000°C) sehingga sulit dilakukan.
Oleh sebab itu dengan kriolit (Na3AlF6) dapat melarutkan Al2O3 yang
larutannya kemudian dapat dielektrolisis untuk menghasilkan logam murni
aluminium.
❑ Meskipun Al2O3 titik lelehnya sangat tinggi (2.020°C), tetapi dengan
beberapa penambahan seperti kalsium florida elektrolisisnya dapat dilakukan
pada temperatur 900°C.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Secara garis besar rantai pengolahan atau peningkatan nilai tambah bijih
bauksit untuk mendapatkan dua jenis produk yaitu aluminium ingot dan
serbuk alumina.
❑ Kondisi pengolahan bauksit di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut,
➢ Bijih bauksit yang tercuci diekspor ke luar negeri dan sama sekali belum
dihasilkan alumina.
➢ Sementara smelting grade alumina diimpor dari luar negeri sebagai bahan
baku pembuatan aluminium murni bagi pabrik peleburan aluminium di
Asahan.
❑ Dalam waktu dekat di Indonesia akan dibangun pabrik pengolahan bauksit
untuk menghasilkan alumina. Produk dari alumina plant ini bisa berupa
chemical grade untuk memenuhi segmen pasar di industri kimia dan keramik,
maupun smelting grade yang dapat memenuhi kebutuhan pabrik peleburan
aluminium yang telah ada di dalam negeri.
❑ Apabila rencana ini terwujud, maka rantai proses peningkatan nilai tambah
bijih bauksit dinilai telah lengkap, tinggal peningkatan nilai tambah yang dapat
dilakukan di bagian hilir untuk memanfaatkan produk al umina dan aluminium
murni untuk berbagai keperluan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Rantai Produksi Aluminium dan Kemungkinan
Peningkatan Nilai tambahnya

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
6. Timah,
❑ Sifat-sifat logam Timah adalah,
➢ Warna putih keperakan,
➢ Kekerasan yang rendah < 5 pada skala mosh,
➢ Berat jenis 7,3 g/cm3,
➢ Mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi.
➢ Dalam keadaan normal (13 - 1600°c), logam ini bersifat mengkilap dan
mudah dibentuk.
❑ Timah terbentuk sebagai,
➢ Endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan
endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat
kuarsa timah,
➢ Endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium,
elluvial, dan koluvium.
❑ Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama
yaitu kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut,
arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral
ikutan.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Logam timah berada di alam umumnya sebagai oksida. Sumber utamanya
adalah mineral kasiterit (SnO2) yang di Indonesia umumnya lebih banyak
ditemukan sebagai endapan aluvial hasil dari pelapukan, erosi, dan
transportasi dalam kurun waktu yang sangat lama, bersama dengan mineral
pengotor seperti kwarsa dan mineral ikutan seperti ilmenit, monazit, rutil dan
zirkon.
Untuk mendapatkan logam timahnya, terhadap bijih timah perlu dilakukan
beberapa tahapan proses dengan dua tahapan utama yaitu pengolahan bijih
dan peleburan pemurnian.
❑ Pengolahan bijih dilakukan melalui beberapa tahapan dengan prinsip utama
pemisahan mineral kasiterit dari mineral pengotornya, terutama silika,
berdasarkan perbedaan berat jenis dan pemisahan mineral berharga ikutan
seperti zirkon, xenotim dan ilmenit, menggunakan prinsip pemisahan
tegangan tinggi dan magnetik. Konsentrat kering dengan kadar kurang lebih
70 % Sn kemudian dikirim ke pabrik peleburan/smelting untuk mendapatkan
logam timahnya. Meskipun titik leleh timah relatif rendah (232°C)
peleburannya harus dilakukan pada temperatur tinggi kira-kira 1300°C untuk
memungkinkan slag dalam keadaan cair.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk bahan baku logam pelapis,
solder, cendera mata, dan lain-lain.
❑ Potensi timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau
Singkep, dan Pulau Karimun.
❑ Untuk mendapatkan lelehan Sn reduktor yang digunakan umumnya adalah
karbon atau antrasit dan untuk menurunkan titik leleh slag perlu ditambahkan
batu kapur.
❑ Dalam smelting ini sebagian pengotor, misalnya Fe ikut tereduksi dan
berikatan dengan Sn dan terbawa bersama lelehan Sn (kadar kira-kira 99,8
%). Oleh sebab itu untuk mendapatkan Sn murni, maka lelehan Sn ini perlu
dilakukan tahapan pemurnian dengan cara mendinginkan lelehan Sn hingga
250°C yang memungkinkan terjadinya pemisahan cairan Sn kemurnian tinggi
(99,9% Sn) dengan senyawa pengotor (Fe-Sn) yang berupa padatan (dross).
Karena slag peleburan pertama dan dross masih mengandung Sn relatif
tinggi, maka terhadap kedua bahan ini perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut
untuk mendapatkan Sn-nya kembali.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Di Indonesia produksi timah sudah dapat menghasilkan timah dengan
kemurnian tinggi, khususnya tidak mengandung timbal dalam berbagai
bentuk, yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya
untuk pelapisan plat baja (tin plate) dan sebagian besar diekspor, terutama
untuk solder dan paduan timah seperti perunggu dan babbit.
❑ Peningkatan nilai tambah timah dapat dikatakan telah mencapai ujung akhir,
namun demikian perlu diingat peningkatan pemanfaatan logam timah
misalnya untuk paduan, pelapisan paduan, bahan katalis yang baru, terus
dilakukan melalui penelitian-penelitian agar produksi timah dalam negeri
dapat terus terjaga dan harga timah meningkat.
❑ Produk samping berupa beberapa mineral dari logam jarang belum diolah dan
masih dapat ditingkatkan lebih lanjut menjadi produk akhir berupa bahan
keramik mutu tinggi dan logam jarang. Misalnya zircon telah dapat
ditingkatkan menjadi zircon opacifier sebagai bahan glasir keramik ubin dan
masih bisa ditingkatkan lebih lanjut menjadi zirconia sebagai bahan utama
material maju (advanced materials) seperti yang terlihat pada gambar 7
berikut.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Rantai Produksi Timah dan Kemungkinan Peningkatan Nilai tambahnya

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
D. PERKEMBANGAN INDUSTRI LOGAM

Industri Logam merupakan,


❑ Sumber Penghasil Devisa bagi negara,
❑ Penyerap Tenaga Kerja,
❑ Teknologi Modern.

Cendrung Mengalami Penurunan Tahun-tahun terakhir, disebabkan


oleh,
❑ Proses perluasan lahan (tumpang tindih lahan, HPH/HTI)
❑ Kadar bijih mineral yang rendah,
❑ Curuh hujan yang tinggi,
❑ Penerapan UU No. 4/2009,
❑ Peralihan sistem KK ke IUP.

Contoh Komoditi Mineral Logam yang Produksinya Menurun ...


❑ Nikel (ekspor ke Jepang),
❑ Tembaga (perluasan lahan),
❑ Timah (Keadaan cuaca ekstrem).
Sedangkan permintaan dunia meningkat terus ...
TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Cadangan Mineral Logam Indonesia,
❑ Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumberdaya alam
mineral, tetapi potensi cadangan mineral logam Indonesia relatif tidak begitu
besar lagi, karena eksploitasi secara besar-besaran telah mengurangi potensi ini
secara signifikan,
❑ Sebagian besar cadangan mineral logam di Indonesia umumnya diperkirakan
masih tinggal 24 tahun hingga 33 tahun saja, kecuali bijih besi yang masih
cukup panjang umur cadangannya.
❑ Contoh,
➢ Emas (Papua) diperkirakan selama 33 tahun,
➢ Tembaga, diperkirakan selama 28 tahun, Cadangan 27,7 juta ton
➢ Nikel, diperkirakan selama 25 tahun,
➢ Besi, diperkirakan selama 130 tahun.
➢ Timah,

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Perusahaan Pertambangan Mineral Logam,
❑ Tahap Eksplorasi dan Kontruksi,
➢ Sebagian besar merupakan perusahaan baru,
➢ Hampir semuanya beraktivitas dalam penambangan emas, yang tersebar di
wilayah papua, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
❑ Tahap Produksi,
➢ Sebagian besar adalah perusahaan besar yang sudah lama beraktivitas
dalam industri pertambangan mineral di Indonesia.
➢ Perusahaan tersebut sebagian besar adalah perusahaan asing dan BUMN
❑ Contoh,
➢ PT Freeport Indonesia,
➢ PT Timah Tbk,
➢ PT Antam Tbk, dan
➢ PT Inco Tbk

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
PT Freeport Indonesia,
❑ Lokasi,
Daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia
❑ Mineral,
Eksplorasi, Menambang dan memproses bijih yang mengandung tembaga, emas
dan perak
❑ Sistem Penambangan,
➢ Tambang Terbuka (Open-pit) menggunakan Shovel-Truck di Grasberg.
➢ Tambang Dalam (Block Caving) di Deep Ore Zone (DOZ).

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
PT Timah Tbk,
❑ Kepemilikan, Pemerintah 65 % dan Masyarakat 35 %,
❑ PT Timah merupakan penghasil timah terbesar kedua di dunia dengan rata-rata
produksi 50.000 MT/thn atau menguasai sekitar 16% pangsa pasar timah dunia.
❑ Jenis produk yang diproduksi oleh PT Tambang Timah (kualitas & bentuk), yaitu,
Kualitas terdiri dari,
➢ Banka Tin (kadar Sn 99,9%),
➢ Mentok Tin (kadar Sn 99,85%),
➢ Banka Low Lead (Banka LL), dan
➢ Banka Four Nine (kadar Sn 99,99%).
Bentuk terdiri dari,
➢ Banka Small Ingot,
➢ Banka Tin Shot,
➢ Banka Pyramid, dan
➢ Banka Anoda
❑ Lokasi,
Pulau Bangka dan Belitung

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
PT Antan Tbk,
❑ Kepemilikan, Pemerintah RI 65% dan Masyarakat 35%,
❑ Antam menambang dan mengolah berbagai jenis mineral logam yang sebagian
besar adalah untuk kebutuhan ekspor.
❑ Komoditas utama Antam adalah,
➢ Nikel (ferro-nikel dan bijih Nikel),
Lokasi Tambang,
✓ Pomalaa dan Tapunopaka di Sulawesi Tenggara,
✓ Gee dan Bull di Maluku Utara,
Pabrik Pengolahan,
✓ Ferro-nikel di Pomalaa Sulawesi Tenggara.
➢ Emas dan perak,
➢ Bauksit,
UBP (Unit Bisnis Pertambangan) Bauksit di Kijang Pulau Bintan ditutup dan
dibuka UBP Bauksit di Tayan Kal Bar, produknya Chemical Grade Alumina.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Jasa pengolahan dan pemurnian bagi pihak ketiga,
Memiliki 4 UB (Unit Bisnis) utama, yakni
➢ UBP Nikel Sulawesi Tenggara,
➢ UBP Nikel Maluku Utara,
➢ UBP Emas, dan
➢ UB Pemurnian dan Pengolahan Logam Mulia.
❑ PT Antam memiliki 9 anak perusahaan, yaitu,
1. PT Antam Resourcindo (Eksplorasi & Operator), kepemilikan 99,98 %.
2. PT Indonesia Chemical Alumina (Alumina & Kontraktor), kepemilikan 80%.
3. PT Cibaliung Sumberdaya (Tambang Emas Cibaliung), kepemilikan 99,15 %.
4. PT Indonesia Coal Resources (Batubara Sarolangun), kepemilikan 99,98 %,
5. Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (Investasi), kepemilkan 100%.
6. PT Mega Citra Utama (Bauksit), kepemilikan 99,5 %.
7. PT Borneo Edo International (Bauksit), kepemilikan 99,5 %.
8. PT Abuki Jaya Stainless Indonesia (Pengolahan Baja), kepemilikan 99,5 % ,
9. PT Dwimitra Enggang Khatulistiwa (Bauksit), kepemilikan 100%.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
PT International Nickel Indonesia Tbk (PT INCO),
❑ PT INCO memproduksi Nikel (bijih lateritik) di Sorowako di pulau Sulawesi.
❑ Produksi PT INCO dijual berdasarkan kontrak jangka panjang ke AS (Vale
Canada) dan Sumitomo Metal Mining Co.Ltd.
❑ Pemegang saham PT INCO adalah,
➢ Vale Canada Limited 58,73 %,
➢ Sumitomo Metal Mining Co.Ltd 20,09 %, dan
➢ Publik 21,18 %.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
E. KONSEP PEMASARAN

❑ Pemasaran,
Adalah, Suatu sistem total dari kegiatan usaha yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat
memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan.
Adalah, Analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai
tujuan perusahaan.
❑ Data yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran kondisi pasar produk mineral
logam mencakup tiga hal yaitu,
➢ Gambaran apakah pada masa yang akan datang terdapat cukup permintaan pasar
yang dapat menyerap barang yang akan dihasilkan.
➢ Gambaran bagaimana suasana persaingan dipasar pada masa yang akan datang,
siapa saja perusahaan pesaing, dan apakah produk yang akan dihasilkan mampu
memperoleh pangsa pasar yang memadai.
➢ Gambaran tentang prospek perkembangan faktor ekstern perusahaan yang dapat
mempengaruhi permintaan produk dan suasana persaingan dipasar.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Aspek pemasaran bahan galian merupakan permasalahan yang penting dalam
analisis kelayakan tambang.
Proyek pertambangan yang akan dibangun harus dapat memasarkan hasil
produksinya secara kompetitif dan menguntungkan.
Salah satu syarat agar pemasaran produk dapat berhasil adalah terdapat jumlah
permintaan pasar yang cukup untuk menyerap produk tersebut.

❑ Pembangunan nasional yang terus berlanjut di berbagai sektor, telah mendorong


sektor industri (manufaktur), termasuk industri pengguna mineral (logam dan
non-logam) maupun batubara, tumbuh sesuai dengan dinamika pembangunan
itu sendiri.
Tidak mengherankan jika kebutuhan, khususnya kebutuhan berbagai jenis
mineral logam di dalam negeri terus meningkat. Namun sayangnya, banyak
dipasok dari luar negeri (Impor).

❑ Pembahasan yang dilakukan dalam aspek pemasaran bertujuan untuk menguji


serta menilai sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat
mendukung pengembangan gagasan usaha yang direncanakan dan
menghasilkan devisa bagi negara.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Sebuah ironi pun terjadi di Indonesia yang memiliki sumberdaya mineral yang
cukup besar di dunia dan sebagai penghasil berbagai jenis mineral terkemuka.
Indonesia menempati posisi sebagai produsen tingkat dunia (Data statistik
Ekonomi dan Moneter, BI, 2006)
✓ Kedua untuk komoditas Timah (Malaysia, Bolivia dan Zambia),
✓ Keempat untuk komoditas Tembaga,
✓ Kelima untuk komoditas Nikel,
✓ Ketujuh untuk komoditas Emas,

❑ Di satu sisi Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor mineral (dalam


bentuk bahan mentah), akan tetapi di sisi lain menjalankan peran pula sebagai
negara pengimpor mineral (dalam bentuk bahan setengah jadi maupun bahan
jadi).
Dari data statistik ekspor maupun impor, dari tahun ke tahun tidak kunjung
menurun atau bahkan cenderung meningkat, baik dari segi jumlah maupun
nilainya.

❑ Angka Ekspor berbagai komoditi mineral dan batubara yang tinggi secara umum
memang telah berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja, penerimaan
negara, dan lain-lain.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Angka Impor yang juga tidak kalah tinggi, telah berdampak negatif, jika
dihitung pasti lebih besar dari dampak positif yang diperoleh.

❑ Aktivitas Ekspor komoditi dalam bentuk material kasar, bongkahan atau


mentah (raw materials) telah menghasilkan devisa bagi negara, tetapi
mengimpor komoditi dalam bentuk bahan setengah jadi atau bahan jadi
juga menyedot devisa dari menjual komoditi yang diekspor. Bukan tidak
mungkin lebih besar daripada sekedar memperoleh devisa dari menjual
komoditi yang diekspor.

❑ Harga komoditi yang diimpor lebih mahal daripada yang diekspor, yang
notabene komoditi tersebut juga berasal dari lndonesia.

❑ Dalam “bahasa” yang berbeda, negara pengolah bahan tambang


memperoleh nilai tambah dari bahan tambang yang diimpor dari
lndonesia, dan mampu mengembangkan industri pengolahan beserta
efek ganda (multiplier effects) atas keberadaan industri pengolahan
tersebut.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Faktor utama yang perlu dinilai dalam aspek pasar dan pemasaran antara lain,
➢ Jumlah permintaan produk dimasa lalu dan masa kini serta kecenderungan
permintaan dimasa datang.
➢ Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar kemungkinan
market space (market potensial) yang tersedia dimasa yang akan datang.
➢ Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana
produksi.
➢ Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan dimasa
yang akan datang.
➢ Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang telah
direncanakan.
❑ Baik tidaknya aspek pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat dilihat dari
segi daya serap pasar, kondisi pemasaran dan besarnya persaingan dimasa
yang akan datang.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan
kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para
pesaing.

❑ Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya,


➢ Temukan keinginan pasar dan penuhilah,
➢ Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang
dapat dibuat,
➢ Cintailah pelanggan, bukan produk anda,
➢ Lakukanlah menurut cara anda (Burger king),
➢ Andalah yang menentukan (United Airlines),
➢ Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang
pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Jenis-jenis Pasar Bahan Galian
➢ Tipe pasar
Berdaarkan tipe, pemasaran bahan galian dibagi atas,
✓ Captive Market (Pasar yang yang dikuasai oleh produsen)
✓ Pasar yang dikuasai pembeli
✓ Pasar bebas (pasar yang tidak ada ketergantungan pembeli dan penjual)
➢ Berdasarkan Jangka Waktu Penjualannya
Berdasarkan waktu penjualan pasar bahan galian, dapat dibagi atas,
✓ Penjualan berdasarkan kontrak jangka panjang
✓ Penjualan Spot (Penjualan sesaat/satu/dua kali pengiriman)
➢ Berdasarkan Lokasi
Pasar bahan galian yang didasari oleh lokasinya, pasar dibagi atas,
✓ Pasar Lokal
✓ Pasar Regional
✓ Pasar Internasional

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
Harga Mineral Logam

❑ Harga Patokan Mineral (HPM) logam mengacu pada publikasi harga mineral
logam yang berlaku secara internasional yaitu,
1. London Metal Exchange (LME),
2. London Bullion Market Association (LBMA),
3. Asian Metal (AM),
4. Indonesia Commodity Derivatives Exchange (ICDX).
❑ Harga internasional tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain,
✓ Kadar,
✓ Faktor koreksi,
✓ Faktor recovery,
✓ Biaya pengolahan.
❑ Peraturan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Nomor : 630.K/32/DJB/2015
Tentang Formula Penetapan Harga Patokan Mineral Logam.

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI
❑ Komoditas mineral logam tersebut wajib dijual seharga hasil perhitungan
berdasarkan formula tersebut atau lebih mahal. Tidak diijinkan menjual
komoditas yang telah dipatok formula harganya lebih murah dari formula
tersebut. Hal ini tentunya akan berdampak pada penerimaan yang
diterima oleh negara.
❑ Dalam pengawasannya, pemegang IUP Operasi Produksi mineral
logam dan/atau IUPK Operasi Produksi mineral logam wajib
menyampaikan laporan setiap bulan mengenai pelaksanaan penjualan.
Pada laporan tersebut memuat, yaitu,
✓ Harga jual,
✓ Volume penjualan,
✓ Kualitas komoditas,
✓ Titik serah terima,
✓ Biaya penyesuaian dan Negara atau daerah tujuan penjualan, yang
dilengkapi dengan salinan dokumen/bukti pendukung (invoice, Bill of
Loading atau certificate of weight, sertifikat hasil analisis kualitas
mineral logam, time sheet pengapalan, dll).

TEKNIK PERTAMBANGAN
TKP 492114 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI
FAK TEKNIK UNSRI

Anda mungkin juga menyukai