Problem Based Learning
Problem Based Learning
A. Konsep Pembelajaran
Pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas hidup suatu bangsa.
bangsa.
teknik dan model yang senantiasa sesuai tuntunan zaman yang menjadi dinamika
kehidupan masyarakat. Untuk itu perlu kupasan dan kajian arti dan makna yang
bubuhi awalan „pe‟ dan akhiran „an‟, yang berarti proses atau hal yang berkenaan
sebagai sebuah proses meramu masakan untuk menjadi enak dan lezat. Kelezatan
suatu masakan tidak cukup ditentukan oleh kelengkapan bumbunya, justru yang
amat penting adalah kemampuan seorang cooki dalam meramu bumbu masakan.
29
30
Agar ada pemahaman yang jelas, clear and distitict maka penting untuk
peserta didik secara pribadi dan sepihak. Sementara pembelajaran itu melibatkan
dua pihak yaitu guru dan peserta didik, yang didalamnya mengandung dua unsur
komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai
Corey (Sagala, 2009: 61) menyatakan bahwa konsep pembelajaran adalah suatu
dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar
dalam proses belajar mengajar, dari belajar yang berpusat pada guru (teacher
kegiatan. Selain itu istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
berbagai macam media cetak, gambar, audio dan internet, sehingga semua ini
mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai sumber
fasilitator.
1996: 134).
ini tergantung dari sudut pandang melihat dan cara mendeskripsikannya, namun
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan dan pengalaman. Menurut Bloom dikutip Sagala (2009: 33)
Abdul Mukti dalam Ismail (2008: 9) melihat beberapa dimensi dan indikator
dan keterampilan yang relatif tetap dalam diri seseorang sesuai tujuan
yang diharapkan;
Belajar yang di indikatorkan diatas, jika ditelaah itu masih terkesan luas
belum mengambarkan secara detail belajar dimana, kapan dan bagaimana, karena
dunia anak. Untuk itulah dalam tulisan ini, penulis membatasi pengertian belajar
yang hanya terjadi pada suatu proses hasil yang diharapkan pada suatu tujuan
yang ditentukan secara akademik, yakni proses belajar yang terjadi secara formal
33
pada sebuah lembaga pendidikan formal, jadi proses itu merupakan salah satu
pembelajaran.
membantu siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar.
kearah yang lebih baik. Darsono (2000; 24) merangkum pengertian pembelajaran
dari sudut pandang teori-teori belajar yang mengacu pada aliran Psikologi
tertentu diantaranya :
a. Behavioristik
latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau
reinforcement (penguatan).
b. Kognitif
untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang
34
yang belajar.
c. Gestalt
guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan kompetensi dasar. Pendekatan
akan menjelaskan suatu materi yang sudah tersusun pada bidang studi
tertentu, ataukah menggunakan materi yang terkait satu dengan yang lainnya
dalam tingkat kedalaman yang berbeda atau bahkan merupakan materi yang
yaitu: peserta didik, pendidik atau guru, tujuan pembelajaran, isi pelajaran,
Akan tetapi ada hal yang perlu dipersiapkan oleh guru adalah
profesionalisme keguruan.
kondisi dan situasi peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran. Oleh
pendekatan yang baru, dalam hal ini Sagala (2009: 69) menidentifikasi
beberapa perubahan dalam pendekatan dari cara lama ke cara yang baru
yakni :
didik
36
Karakteristik ini berhubungan dengan apa yang menjadi fokus dan mendapat
sesuai), berbulu (sesuai). Dalam hal ini anak akan memperoleh konsep
berbulu.
merupakan contoh dan bukan contoh yang terpisah. Data tersebut dapat
bahwa dalam daftar data yang disajikan terdapat beberapa data yang
berbeda-beda. Ada yang mulai dari umum, ada yang mulai dari khusus,
dan lain-lain. Akan tetapi, perbedaan strategi di antara siswa ini menjadi
39
pelajaran bagi yang lainnya untuk memilih strategi mana yang paling
rasanya untuk sampai pada suatu definisi konsep. Rosser (Sagala, 2009:
untuk mengajar cara berpikir induktif kepada siswa. Model ini juga
relevan diterapkan untuk semua umur dan semua tingkatan kelas. Bagi
contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaan
disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip atau aturan (Sagala, 2009: 77).
tertentu dari suatu data. Sebagai contoh, setelah siswa membaca bahasan
"Apakah menurut kalian sistem ekonomi ketiga negara tersebut sama atau
didasarkan atas hal yang sama? Jika ya, apa yang membuat sistem
ekonomi antara ketiga negara tersebut sama dan apa yang membuatnya
berbeda?"
guru dapat mengajukan pertanyaan "Jika demikian, aspek apa saja yang
pertanyaan, "Apa yang akan terjadi jika Pak Dudung tidak memiliki
akurat. Untuk kebutuhan ini, pertanyaan yang dapat diajukan guru adalah,
banyak informasi yang harus digali oleh siswa. Kelebihan lain dari model
ini, selain sangat sesuai untuk social study, juga dapat digunakan untuk
sernua mata pelajaran, seperti sains, bahasa, dan lain-lain. Satu hal lagi
yang tidak kalah penting, model ini juga secara tidak langsung dapat
kepada peserta didik, peserta didik sebagai objek yang menerima apa
telah diajarkan, ketiga, penyajian terhadap bahan yang baru, yaitu guru
didik membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku, teks
tertentu atau ditulis oleh guru, dan empat evaluasi yaitu guru bertanya
dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau
pokok-pokok yang telah dipelajari lisan atau tulisan (Sagala, 2009: 80).
studi tidak saling lepas, tetapi ada kaitan antara materi-materi itu.
(Uno, 2009: 15): Tahap pertama adalah siswa dihadapkan pada suatu
kepada mereka. Namun, periu dicatat bahwa pada tahap pertama, guru
di mana guru memperkenalkan kepada siswa suatu unsur baru pada suatu
secara berbeda. Mengapa tahap kedua dan ketiga ini dijelaskan secara
peristiwa yang telah dialami siswa. Pada praktiknya, mungkin siswa tidak
45
terlupakan oleh mereka. Oleh karena itu, disarankan agar penjelasan tidak
hanya diberikan oleh satu atau dua orang siswa, melainkan beberapa
penelitian yang telah mereka lakukan. Pada tahap ini, siswa diminta untuk
betul proses penelitian yang dilakukan secara sistematis dan guru telah
masalah yang dapat dilontarkan oleh guru untuk melatih siswa cara
suatu masalah yang menarik, misterius, dan menantang bagi siswa agar
d. Pendekatan Kontekstual
tersebut. Hal ini penting dan untuk kemudian menjadi acuan pada
adalah media yang tak terpisahkan dari kegiatan mengajar, karena melalui
evaluasi. Hal ini penting karena dengan cara ini dapat ditetapkan apakah
sebagai berikut:
Kegiatan guru
Kegiatan guru
Kegiatan guru
Kegiatan guru
berbuat, dan perasaan (emosi). Disini jelas bahwa diantara hasil belajar
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu.
(corret).
sendiri, contoh-contoh.
gejala tersebut.
terhadap prilakunya.
objektif tertutup.
Kunci untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar peserta didik
dibawah ini dapat dilihat pada tabel berikut (Surya, 1982; Barlow, 1985)
Tabel 1
JENIS, INDIKATOR DAN CARA EVALUASI
A. Ranah Kognitif
1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan 1. Tes lisan
2. Dapat membandingkan 2. Tes tertulis
3. Dapat menghubungkan 3. Observasi
proyektif
3. Observasi
pada strategi, metode atau prosedur (Trianto, 2007: 6). Menurut Joyce dan
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
dapat dijadikan pilihan para guru untuk mencapai tujuan dari proses
a) Aspek sahih (valid), aspek ini dikaitkan dengan dua hal yakni pertama,
b) Praktis, aspek ini hanya dapat dipenuhi jika pertama, para ahli dan
dapat diterapkan.
ahli dan praktisi untuk menuju kepada pembelajaran inovatif. Saat ini
didik dan merupakan barang wajib bagi guru untuk mengganti pembelajaran
yang telah usang. Dari sekian banyak model-model pembelajaran salah satu
masalah.
keperluan ini.
yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium untuk penyelidikan
situasi dimana anak bisa bereksprimen, yang dalam artinya, yang paling
pada suatu waktu dengan apa yang ditemukannya pada waktu yang lain,
47).
model pembelajaran yang sangat urgen dan unggul untuk diterapkan agar
bagi peserta didik untuk belajar, dengan membangun cara berpikir kritis dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. Jadi problem based learning
memiliki sumber pengetahuan karena dahulu buku teks asli hanya dimiliki
berikut.
Tabel 2
PERBEDAAN TEACHER CENTERED DAN LEARNER CENTERED
Belajar dan penilaian adalah hal Belajar dan penilaian adalah hal
yang terpisah sangat terkait
Budaya belajar adalah
kooperatif, kolaboratif fan
saling mendukung
Penekanan pada pengetahuan di luar Penekanan pada penguasaan
konteks aplikasinya dan penggunaan pengetahuan
yang merelefsian isu baru dan
lama serta menyelesaikan
masalah konteks kehidupan
nyata
Pengajar perannya sebagai pemberi Pengajar sebagai pendorong dan
informasi dan penilaian pemberi fasilitas pembelajaran
meskipun kita tahu bahwa sistem ini masih sangat familer dengan paradigma
dari dalam dengan sebuah wadah belajar dikehidupan nyata. Peserta didik
Investigasi autentik
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
bohongan, dan dapat juga dalam bentuk laporan, model fisik, video,
Kolaborasi
berpikir.
dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang
disimulasikan, dan menjadi peserta didik yang mandiri dan otonom. Illustrasi
Gambar 1
Hasil Pelaksanaan PBL
Keterampilan
penyelidikan dan
keterampilan
Problem mengatasi maslah
Based
Learning
Perilaku dan
keterampilan sosial
sesuai peran orang
dewasa
Keterampilan untuk
belajar secara
mandiri
Tingkat berpikir
Konsep tentang problem based learning adalah sangat jelas, tidak rumit
dan mudah untuk menangkap ide-ide dasar yang terkait dengan model ini.
Namun bagaimanapun juga pelaksanaan model itu secara efektif lebih sulit.
learning, tetapi sebagian lainnya unik bagi problem based learning. Penekanan
66
diberikan pada ciri unik model tersebut dalam proses pelaksanaannya adalah
a. Melaksanakan Perecanaan
1) Penetapan tujuan
bermasalah yang penuh teka teki dan masalah yang tidak terdefinisikan
secara ketat akan merangsang rasa ingin tahu peserta didik hingga
yang bisa bersumber dari berita, rekaman video dan yang lainya.
semangat.
manfaatnya.
68
bagi guru. Oleh karena itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan
b. Melaksanakan Pembelajaran
Pada pelaksanaan problem based learning ada lima fase dan prilaku
bertentangan.
bebas. Tidak ada ide yang ditertawakan oleh guru maupun teman
Gambar 2
PROSEDUR PELAKSANAAN PBL
72
berikut ini:
Tabel 3
SINTAKS PROBLEM BASED LEARNING
Gambar 3
FASE PBL DALAM PERTEMUAN
Individu /
Sub
Kelompo
k
Individu / Penyerahan
Sub Paper Kelompok
Kelompok Laporan Individu
Problem kelompok
Presentasi
Individu /
Sub
Kelompok