Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENELITIAM TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA


KELAS IV
SDN NO. 18 KILO KAB.DOMPU
PADA KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN
MENGGUNAKAN METODA DEMONTRASI SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

D
I
S
U
S
U
N

OLEH
SYAFRUDDIN Ama.Pd
NIM : 823944428
KATA
PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Upaya
Meningkatl<an Pemahaman Siswa Kelas IV SDN NO. 18 KILO KAB.DOMPU
Pada Konsep Perubahan WuJud Benda Denqan Menggunakan Metoda
Demontrasi Semester I Tahun
Pelajaran 2019/2020
Penulls sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kelemahan baik dalam penyusunan dan nu semua semata-mata merupakan
keterbatasan dalam pengalamam menyusun makalah, mudah-mudahan
makalah ini banyak
manfaatnya terutama bagi Peneliti khususnya dan para guru semfbagi dunia
Pendidikan pada umumnya
Akhimya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan
demi perbaikan makalah lni

Penulis

SYAFRUDDIN Ama.Pd
NIM : 823944428
ABSTRAK

Latar belakang penelitian adalah rendahnya hasil befajar siswa Kelas IV SDN NO.

18 KILO Kab. Dompu serta kurangnya minat siswa dalam belajar terutama pada
pelajaran IPA. Hal inl dlsebabkan karena pada proses pembelajaran guru hanya

menerapkan metode pembelajaran yang sifatnya tradisional. Tujuan penelitian meningkatkan hasil

belajar dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan metode demonstrasi. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam

dua siklus. Tahapan·

tahapan yang dilaksanakan mellputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan reffeksl.

Subyekpenelitian adalah siswa Kelas IV SDN NO. 18 KILO Kab Dompu yang siswanya berjumlah
26 orang. Data ketuntasan hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes evaluasi data

aktifitas slswa dan guru dikumpulkan melalui lembar observasi. Hasil penelitian pada
I

siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 86,84 r. dengan rata-rata kelas 78, 16.

Siklus II ketuntasan klasikal mencapai 94, 67 % dengan rata·rata kelas 83.68. Berarti

ada peningkatan 5,52 % .Dapat disirnpulkan bahwa penerapan metode eksperlmen dapat

meningkatkan proses dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA pada siswa Kelas IV SDN Negeri

NO. 18 kilo Kab. Dompu.

Kata Kuncl : , Wujud Benda Pemahaman, Metode Demonstrasi.


BAB
I

PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan meliputi dibe-rbagai sektor dan jenjang pendidikan,


rermasuk jenjang pendidikan dasar. Keberhasilan pendidikan banyak
dipengaruhi oleh berbagai faklor lennasuk guru. Guru yang profeslonal akan
selalu berupaya
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal
ini

sejalan dengan tujuan pendidikan naslonal yang dirinci sebagai berikut :

1. Mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan. pengajaran dan


, atau latihan bagi perannya

dimasa
yang akan datang.

2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaba mengembangkan din


metalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. Peserta
didik adalah anggota masyarakal yang berusaha mengembangkn diri melalui proses
pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. (Ngalim Purwanto, 1997:
42)

Dalam upaya meningkatkan proses belajar, guru harus berupaya


menciptakan strategi yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang
bermakna, keterfibatan siswa sangatlah penting, hal int sesuai dengan
pendapat Muhamad Ali, (1983 : 12) yang menyebutkan bahwa kadar
pembelajaran akan bermakna apabila :
1. Adanya keterlibatan stswa datam proses belajar mengajar.

2. Adanya keterlibatan intelektual·emosional stswa baik melalul kegiatan

menganalisa. berbuat dan pembentukan sikap.


3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan snuasi yang
cocok
untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, metoda demontrasil dalam

pembelajaran akan lebih bermakna, sebab dengan menggunakan metoda


demontrasi siswa akan tertibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
,

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah dasar, dan merupakan hasil kegiatan rnanusta berupa pengetahuan.
gagasan dan konsep yang terorganisasi tenlang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses llmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Kehadiran metoda demontrasi dalam
pembelajaran IPA akan lebih mem permudah bagi guru dim menyampaikan
rnateri yg akan diajarkan kepada siswa.

Berdasarkan hasil renungan yang penulis lakukan setelah melaksanakan

pembelajaran IPA tentang perubahan benda, yang dilanjutkan dengan


evaluasi,
I

tetapi h:asilnya tidak memuaskan. rnaka penulis sebagai guru kelas


menyadari bahwa kesalahan berada pada guru bukan pada siswa, antara lain
pembelajaran berpusat pada guru, ketertibatan siswa dalam pembelajaran kurang
ada kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang
mengakibatkan siswa pasif dan hasil evaluasi dengan rata-rata nilai 5,38,
berlatar belakang dari permasalahan tersebut. dipandang periu melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas, sebab Penelitlan Tindakan Kelas merupakan
suatu penelitian yang bertujuan untuk rnemperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran yang bersifat individual dan luwes. (Kasihani Kasbolah, 1998:22).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dijadikan fokus penelitian adalah


meningkatkan pemahaman siswa tentang perubahan benda yang selama
ini dianggap sulit oleh siswa.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. rumusan
masalah diperinci sebagai berikut :
a. Baoaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan metoda demontrasi

untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang perubahan bendA

b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metoda demontrasi dalam

meningkatkan kemampuan siswa tentang perubahan benda

c. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam perubahan wujud benda

C. Tujuan Pene1itian

a. lngin mengetahui dan memahami rencana pembelajaran IPA tentang perubahan

benda berdasarkan makanannya dengan menggunakan Metoda demontrasi di

Kelas IV SD Negeri NO. 18 KILO Pekat Kab. Dompu.

b. lngin mengetahui dan memahami proses bertangsungnya pembelajaran IPA


dalam perubahan benda berdasarkan makanannya di Kelas IV SD Negerl NO. 18
KILO Kab Dompu dengan menggunakan alat pera_ga Metoda demontrasi.
c. lngin mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa di Kelas IV SD Negeri No. 18
KILO Ka b. Dompu dalam konsep perubahan benda beroasarkan makanannya
setelah pembelajaran menggunakan alat peraga Metoda demontrasl.

D. Manfaat
Penelltlan a. Bagi
Siswa
1) Dapat menguasai konsep yang dipelajarai dan tidak terbalisme.

2) Dapat menumbuhkan motivasl untuk mempelajari IPA.

3 J Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA.

b, Bagi Guru

1) Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya


meningkatkan

kualitas pembelajaran IPA

2} Dapat memberik.an gambaran kemampuan siswa dalam memahami

bahan ajar/materi tentang konsep perubahan benda berdasarkan makanannya

dengan mempergunakan alat peraga Metoda demontrasi.


b. Bagi Sekolah

1) Dapat meningkatkan porsentase kelulusan

2) Dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya di SD Negeri No.


18 KILO Ka b. Dompu

r
BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN


HIPOTESIS

A. landasanTeoritis

1. Media Pembelajaran

Proses belajar-mengajar atau proses pengajaran


merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu
lembaga pendidikan, agar dapal mempengaruhi para
siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah dltetapkan.
Tujuan pendidikan pada
I
dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-
perubahan tingkah

laku baik intelektual,. moral maupun sosial agar dapat hidup


mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai
tujuan tersebut siswa berinterak.si dengan lingkungan beJajar
yang diatur guru melalui proses pengajaran.
oaiam metodologi pengajaran ada dua aspek yang
paling menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran
sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adatah
alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai-
tidaknya tujuan pengajaran.

a. Nilal dan Manfaat Media Pengajaran

Media pengajaran dapat mempertinggi proses


belajar siswa datam pengajaran yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat

mempertinggi proses belajar siswa, Alasan pertama berkenaan


dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa
antara lain:

a. Jenis dan Kriteria Memitih Media Pengajaran

Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam


proses pengajaran. Pertama, media gratis seperti gambar. foto, grafik, bagan atau
diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media gratis sering juga disebut
media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
Kedua. media tlga dimensi yattu dalam bentuk model seperti model padat
(solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up,
diorama dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film,
penggunaan OHP dan lain .. lain. Keempat penggunaan lingkungan sebagai
media pengajaran.

Penggunaan media di atas tjdak dilihat atau dinilai dari segi


kecanggihan medianya. tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya
dalam membantu mempertinggi proses pengajaran.
Ada beberapa hal yang pertu diperhatikan guru dalam menggunakan media

pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Pertama, guru perlu


memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat
media pengajaran. kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran,
menggunakan media sebagai

alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam PBM siswa.
Kedua, guru terampil membuat media pengajaran sederhana untuk
keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi atau media gratis,
beberapa media tiga dimensi, dan media proyeksi.
Ketiga. pengetahuan dan keterampifan dalam menilai keefekUfan penggunaan
media dalam proses pengajaran. Menilai keefektifan media pengajaran

sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapal slswa. Apabila penggunaan


media pengajaran
tldak mempengaruhl proses dan kualitas pengajaran. sebaiknya guru
tidak
memaksakan penggunaannya, dan perlu mencari usaha lain di luar
media

pengajaran.
e. Cara memilih media pembelajaran

a) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dlpillh


atas dasar tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan lnstruksional
yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis lebih memungkinkan
digunakannya media pengajaran.
b) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sffatnya
fakta,
I
prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media
agar leblh

mudah dipahami siswa.

c) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah


diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
Media grails umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal. di samping
seeemana dan praktis penggunaannya.
d) Keterampllan guru dalam menggunakannya; apa pun jenisnya media
yang dipertukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya
datam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada
medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya
interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Ada OHP, proyektor film,
komputer, dan alat-alat canggih
lainnya, lidak mempunyai artl apa-apa. bila guru tidak dapat
menggunakannya

dalam pengajaranuntuk mempertinggi kual~as pengajaran.

e) Tersedia waktu untuk menggunakannya: sehingga media tersebut dapat


bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berfangsung.
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa: memilih media untuk pendidki an
dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa. sehingga makna yang
terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik yang
berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD ketas-
ketas rendah tidak ada manraatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar
atau poster. Demikian juga diagram yang menjelaskan alur hubungan suatu
konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa yang tefah memiliki kadar
berpikri yang tinggi.

Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih


mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu
mempermudah tugas·tugasnya sebagai pengajar. Kehadiran media dalam
proses pengajaran jangan olpaksaken sehlngga mempersulit tugas guru, tetapi
harus sebaliKnya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan
pengajaran. Oleh sebab itu media
bukan keharusan tetapi sebagai petengkap jika dipandang perlu
untuk

mempertingggi kualitas belajar mengajar.

Dalam hubungannya dengan pengguna~n,media pada waktu


berlangsungnya pengajaran setidak-tidaknya digunakan guru pada snuasi sebagai
berjkut:
a} Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat ke bosanan

mendengarkan uraian guru. Penjelasan atau penuturan secara verbal oleh


guru mengenai bahan pengajaran biasanya sering membosankan apalagi bila
cara guru menjelaskannya tidaK menarik. Dalam situasi ini tampilnya media

akan mempunyal makna bagi siswa dalam menumbuhkan kembali

perflatian
belajar para siswa.
b} Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. Oalam situasi
ini

sangat bijaksana apabila guru menampilkan media untuk memperjelas

pemahaman siswa mengenai bahan pengajaran. Misalnya menyajikan bahan

dalam bentuk visual melalui gambar, grafik, bagan atau model yg


bell<enaan dengan isl bahan pengajaran.
c} Terbatasnya sumber pengajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku
sumber, atau tidak semua bahan pengajaran ada datam buku sumber. Situasi
ini menuntut guru untuk menyediakan sumber tersebut dalam bentuk media.
Misalnya peta atau globe dapat dijadikan sumber bahan belajar bagi siswa,
demikian juga model, diorama, media grafis dan lain-lain.

d) Guru tidak borgairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui penuturan kata•

kata (verbal) akibal tertalu lelah disebabkan telah mengajar cukup


lama.

.... .
Dalam situasi ini guru dapat menampilkan media sebagal sumber belajar
bagi slswa. Misatnya guru menampilkan bagan atau grafik dan siswa diminta
memberi analisis atau menjelaskan apa yang tersirat dari gambar atau grafik
tersebut, baik secara individual maupun secara kelompok.

Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan


sik.ap dan keterampitan para slswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan
belajar yang diatur guru pada hakekatnya mempelajari lambang-lambang verbal
dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung di dalamnya.
Lambang·lambang tersebut dicema, dlsimak oleh para siswa sebagai penerirna
pesan yang disampaikan guru. Oleh karena itu pengajaran dikatakan efektif
apabila penerima pesan (siswa) dapat memahami makna yang dipesankan
oleh guru sebagai lingkungan belajamya. Tampilnya lambing-lambang visual
untuk memperjelas lambang verbal memungkinkan para siswa lebih
mudah memahami makna pesan yang dibicarakan dalam proses pengajaran.
Hal ini disebabkan bahw.a visualisasi mencoba menggambarkan hakikat
suatu pesan caiam bentuk yang menyerupai keadaan yang sebenarnya atau
realisme.

lsi pesan yang akan disampaikannya, sueiu objek atau kegiatan nyata
yang dipelajari selalu mempunyai aspek-aspek yang tidak bisa dinyatak.an
seluruhnya secara ilustratif sekallpun melalui bentuk tiga dimensi atau gambar
hidup. Oengan demikian visualtsasi suatu objek atau kejadian tersusun secara
kontinum mulai dari yang realistik sampai kepada yang paling abstrak

Pengajaran akan lebih efektif apabila objek dan kejadianyang


menjadibahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik
menyerupai keadaan yang sebenarnya, namun tidaklah berarti bahwa media
harus selalu menyerupai keadaan yang sebenamya. Sebagai contoh adalah
model. Model sekalipun merupakan
'gambaran nyata dari objek dalam bsntuk tiga dimensi

tidak dapat dikatakan realistik sepenuhnya. Sungguhpun demikian model


sebagai media pengajaran dapat memberi makna terhadap lsl pesan dari
keadaan yang sebenarnya.

Studi mengenai penggunaan pesan visual dalam hubungannya dengan


hasil belajar menunjukkan bahwa pesan-pesan visual yang moderat
(berada dalam rentangan abstrak dan r,:alistik) memberikan pengaruh
tinggi terhadap prestasi belajar siswa, yang bila diluk.iskan
membentuk kurva normal,
2. Hakikat

Sejak ada peradaban manosia, orang lebih dapat mengadakan upaya


untuk mendapatkan sesuatu dari alam sekitamya. Mereka telah dapat
membedakan hewan atau tumbuhan mana yang dapat dlmakan. Mereka
telah dapat menggunakan alar untuk mencapai kebutuhannya. Dengan
menggunak.an afal,

mereka telah merasakan manfaat kemudahan-kemudahan untuk mencapai


s.uatu tujuan. Kesemua ltu menandakan bahwa mereka memperoleh
pengetahuan dari pengalaman dan atas dorongan untuk dapat
memenuhi
kebutuhan. Berk.at
pengalaman pula, mereka mengenal beberapa macam tumbuhan yang
dapat

dijadlkan obat dan bagaimana cara pengobatannya.

Mereka telah mampu pula untuk mengadakan pengamatan dan


melakukan abstraksi. Dari pengamatan bahwa dengan cara menggosokkan
tan·gan timbul kehangatan, maka timbul gagasan untuk menggosokanbambu
sehingga <litemukan api. Mulai pengematan tethadap objek disekitamya,
kemudian mereka mengarahkan pandangan ke objek yang lebih jauh sepeni
bulan, bintang. matahari. Akibatnya,

pengetahuan mereka febih mefuas. Tetapi pengetahuan mereka tetap


dalam bentuk yang sederhana, diperoleh dengan cara berfikir sederhana
pula.
Dorongan ingin tahu yang lelah terbentuk secara kodrati, telah mendorong

mereka untuk mengagumi dan mempercayal adanya keteraturan di


alam. Hal ini telah mendorong muncumya sekelompok orang ahli berfikir
kemudian disebut ahli filsafat. Betkat mereka, pota berpik.ir manusia
lebih sempuma dan penciptaan alat
/ sudah menjadi kebutuhan.

Pemikiran dilakukan secara terpola sehingga dapat dipahami oleh


orang lain. Dorongan tidak hanya karena ingln ienu tetapi telah
meningkat untuk rnencari kepuasan dan penggunaannya.
Penemuan mereka dapat diuji kebenarannya oleh orang lain
sehingga dapat diterima sscara universal. Dengan demikian, dari
pengetahuan berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Perolehan di dapat
melalui percobaan. didukung oleh lakta.. menggunakan metode berfikir
yang sistematik sehingga dapat diterima secara universal. llmu
pengetahuan yang diperoleh itu selanjutnya dinamakan produk.
Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan merupakan suatu proses.
Dimulai denoan adanya masalah, kemudian berupaya untuk
mengumpulkan informasi yang rele\lan. mencan beberapa attematif
jawaban, memifih jawaban yang paling mungkln benar, melakukan
percobaan dan memperoteh kesimpulan.
Berdasarkan gambaran mengenai perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya llmu Pengetahuan Alam, maka dapat
disimpulkan bahwa llmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu
kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan da1am
penggunaannya sec.ara umum terbatas pada gejala aiarn,
Perkembangan IPA telah melaju dengan cepat. Hal ini erat
hubungannya dengan perkembangan 1eknologi. Perl<embangan IPA
memungkinkan teknologi berkembang. Perkembangan teknologi
memberikan wahana yang memungkinkan IPA berkembang dengan pesat

pula. lnilah salah satu ciri dari abad modern, dan pada abad modern kita
sedang berada.

Tujuan Pendidikan IPA, ialah hanya untuk memahami


pengetahuan tentang fak!a-fakta. konsep IPA, telapi untuk
mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai· nilai yang
diperlukan untuk mencapai pengetahuan itu. Oengan lain
petkataan, hasil
belajar IPA bukan hanya sebagai produk. tetapi Juga
pengembangan proses.

Keterampilan yang diharapkan ialah dinamakan keterampilan


intelektual, atau

I disebut juga keterampilan proses.

Sesuai dengan tujuan pendidikan itu, maka belajar


mempunyal makna sebagai proses yang menimbulkan suatu
perubahan tingkah laku atau kecakapan mental yang bukan
disebabkan oleh pertumbuhan fisikologls atau pengaruh lain
yang bersifat sementara. Dari sinilah sebenarnya sumber
pengembangan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan
lujuan pendidikan IPA. Bagaimapun pendekatan yang digunakan
dan ataupun metode mengajar yang digunakan, kita
harus terap memperhatikan pola berfikir sesual dengan
metode !lmah, agar

berkembang juga sikap ilmiah. Untuk lebih jelasnya perhatikan


kembali langkah• langkah metode ilmiah seperti yang
digambarkan pada diagram, beserta keterampilan intelektual
apa yang dikembangkan, selama proses belajar mengajar
betlangsung.
Perkembangan sosial yang cepat akibat perkembangan
teknologi dan
industrial sebenarnya mempersultipemilihan konsep yang
penting dan be,guna,

yang akan dijadikan materi Silabus suatu kurikulum.


Tetapi tentunya kita harus menyajlkan mated ltu sesuai dengan
stuktur psikologis yang sesuai dengan perkembangan mental anak,
sehingga memudahkan terbentuknya slruktrur pengetahuan
yang diperoleh anak. Sudah barang tentu slruktur materi
yang diperoleh anak tidak tertepas dari struktur materi sesuai
dengan Silabus.
Sesuai dengan prinsip cara belajar siswa aktlf. maka pemilihan metode itu

harus berdasatkan pilihan metode mengajar yang akan


meningkatkan derajat keaktifan siswa. Persoalan keterbatasan
sumber belajar antara lain adalah lingkungan. perpustakaan, alat
bantu mengajar, TV, radio, film, dan lain-lain.
sumoer belajar-sember belajar tersebut dapat digunakan siswa
untuk belajar aktif,
II

didorong oleh motivasi keterlibatan stswa dalam proses belajar mengajar, dan
oleh minat. Penggunaan alat-alet pendidikan untuk membantu proses belajar-
mengajar sesuai dengan perkembangan teknik kamunikasi, dinamakan
teknologi pengajaran.
Penggunaan teknologi pengajaran tetap memerluk.an keterlibatan guru
dalam proses belajar mengajar, mulal darl perencanaan memoeri monvasi,
penggunaan sumber belajar. memberi bantuan dan memperbalki kesalahan
yang dilakukan siswa. Guru harus berusaha agar terdapat keseimbangan
antara waktu belajar
mandiri, belajar ketompok, bsrdiskusi, dan memberikan informasi
dengan

menggunakan metode ceramah, ataupun melakukan demonstras.i

Kegiatan
kelompok dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan demonstras.i

Perlu diingat pula bahwa suatu metade mengajar yang baik tidak
sefalu memberikan hasil belajar yang baik untuk tiap anak. Hasil belajar
seorang siswa masih tergantung pada bakat dan minatnya. Slkap dan minat
terhadap pelajaran menentukan ketekunan siswa untuk belajar.
Ketekunan lnilah yang sebenarnya dapat menentukan keberhasilan belajar
dalam waktu yang relatif singkat. Jadi faktor waktu dapat diperhitungkan
dan digunakan secara efisien setelah kita
dapat rnembiasakan belajar secara tekun.
Sedangkan faktor minat dan sikap ini dapat dikembangkan kalau siswa diberi
kesempatan untuk belajar secara aktif, disertai rasa gembira, dan tidak
membosankan. Kebosanan ini dapat dlhlndari dengan cara menggunakan
berbagai sumber belajar yang bervanasl, dan digunakan rnetode yang cocos,
stau bervariasi pula.

Hasil belajar yang kurang baik, tentu saja aksn mengakibatkan nilai
yang diperoteh siswa tidak memuaskan. Perolehan nilai kurang ini akan
menimbulkan perasaan bahwa pelajaran itu sulit. Ketidakpuasan yang
berlebihan menimbulkan rada frustrasi yang pada akhirnya menimbukan
kebencian terhadap mata pelajaran tersebut. Tetapi di lain pihak timbul
anggapan bahwa pelajaran yang sulit itu adatah lebih berharga. Siswa yang
berhasll dalam pelajaran tersebu\ dianggap mempunyai kefebihan dari lainnya.
Sebafiknya bagi siswa yang tidak berhasil akan menimbulkan rendah diri dari
perasaan bodoh.

Sesuai dengan prisip pengajaran yang telah kita tentukan kita tetap
harus berpegang pada metode ilmiah. Tiap langkah metode ilmiah harus dikuasai
siswa. Melalui tatihan secars bertahap siswa akan memperoleh dan
mengembangkan setiap keterainpitan intelektual. Melalui pendekatan
konsep, para siswa berkesempatan untuk berlatih dart mengembangkan
keterampilan intelektualnya.
Tiap pendekatan selalu berpangkal pada adanya masalah, untuk dan
dengan memecahkan masalah. Karena itu ada yang menemukan metode
pemecahan masalah (problem solving). Dilihat dari tujuannya maka
hasil belajar harus merupakan suatu penemuan-penemuan konsep atau prisip,
yang dilakukan siswa.

Demikianlah usaha para pendidik untuk menyempumakan proses belajar


mengajar IPA, menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan ilmu
dan teknologi. serta mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Kebermaknaan
hasil belajar akhirnya tidak hanya ditentukan oleh sejumlah pengetahuan yang
banyak, tetapi hasit belajar yang lebih bermakna, dilihat dari perkembangan
struktur, kognitif, struktur efektif, dan nilai-nilai llmlah. Nilai ..nilai ilmiah
menjadi sangat berperan dalam perkembangan kebudayaan bangsa, dalam
zaman moderenisasi sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi yg
maju dengan sangat cepal
Langkah lain yang tak kalah panting adatah, mengusahakan agar
penemuan siswa lebih bermakna. Biasanya siswa cukup puas ka!au semua
tugasnya telah selesai dikerjakan. Kepada siswa harus diberikan pengertian,
untuk apa jawaban yang diperoleh, dan apa sebenamya yang diperoleh itu.
Alangkah baiknya kalau kepada siswa diberi informasi untuk memberikan
penekanan terhadap penemuan siswa. Penemuan ini akan lebih bermakna
lagl kalau siswa dapat mengkomunikasikan pada orang lain, temasuk temannya
dan gurunya, dapat dalam bentuk disk.usi. Mendiskusikan hasil merupakan
langkah untuk membuat penemuan siswa lebih bermakna. Kebermaknaan
penemuan siswa dapat juga dinyatakan

dafam bentuk aplikasi. Siswa dapat menggunakan hasil penemuannya

untuk memecahkan masalah lain yang retevan. Kegiatan ini secara

sederhana

dapat dilakukan dalam bentuk latlhan soal. Kemampuan siswa untuk


menghubungkan
penemuannya dengan pengetahuan lain yang diperolehnya,
merupakan suatu

pertanda adanya kebermaknaan atas penemuannya. Sebagai hasil kegiatan


ini dapat berbentuk struktur konsep, bagan konsep, atau pela konsep.
Jadl kebermaknaan pengetahuan yang diperoleh siswa dapat membentuk suatu
struktur kognitifyang dapal dipergunakan untuk belajar lebih lanjut. dan dapat
menimbulkan motivasi intrinsik untuk pell<embangannya lebih lanjut.

Pengetahuan baru harus dapat disimpan dalam struktur kognitif


individu. lnformasi kadang·kadang dlperlukan untuk melengkapi struktur
kognitifnya. lnformasi inl diperoleh dalam bemuk hafalan. Pengetahuan
hafalan ini didislribusikandalam struktur kognitif. sebagai pengganti konsep
yang relevan. lnformasi ini tidak membentuk ikatan denganstruktur kognitif.

Pembentukan konsep bermakna sampai terbentuk struktur kognitif


dan struktur aifeklif sebagai hasil belajar melalui bermacam metode
mengajar, dapat digambarkan sebagai berikut:

3. Pembelajaran IPA di Sekolah Casar

Pada dasarnya sama saja hanya harus disesuaikan dengan


tingkat perkembangan mentalnya. Artinya, cara penyajian dan apa yang
disajikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak. Pada tingkat
SD, perkembangan mental anak baru sampai tingkat berfikir konkfet. Pikiran
anak terbatas pada objek. di sekilar lingkungannya. Padatingkat ini anak harus
dapat mengenal bagian·bagian dari benda seperti. berat. warna dan
bentuknya.
Kemampuan iniharus kita kembangkan sampal anak dapat :

a. Menggolong-golongkan dengan berbagai cara, misalkan · penggolongan benda

atas tingkatan atau perbedaan tertentu.


b. Melakukan penyusunan stau rangkaian yang berurutan

c. Melakukan proses berftkir kebalikan

d. Melakukan berbagai operasi metematik seperti menambah, mengurangi,

membagi, rnenqalikan dan sebagainya.


Dengan demikian anak SD harus sudah dapat mengklasfikasikan sesuai

denqan bagian. struktur, dan fungsinya. Dia harus mampu berplkir kebalikan.
Misal, Nuri termasuk keias burung dan burung itu bertelur. Maka anak harus dapat
menyimpulkan bahwa nuri dapat bertelur. Meskipun pada tingkatan ini anak
belum dapat berftkir abstrak, seperti berhipotesa secara deduktif, tetapi dia
sudah dapat membuat hipotesis sederhana, hanya meliputi satu variabel. Dia akan
dapat rnernecankan masstan dengan baik kalau konkret melakukannya.

Berdasarkan pemikiran di atas maka materi yang disajikan haru.slah


konsep• konsep dalam bentuk klasifikasi, konsep berkorelasl dan semuanya datam
tingkatan konsep konkret. Tindakan atau menyimpulkan secara menggeneralisasi
sudah mengarah ke berpikir abstrak. Demikian juga halnya dengan konsep teoretls.
Maka disinlah poran disajikannya model dan percobaan.
Konsep ini harus dicarinya sendiri, kita tidak sekedar memberikan. Guru
hanyalah meneiptakan lingkungan belajar yang baik agar siswa dapat
menemukan sendiri konsep. Kcnsep yang dltemukan menjadi bennakna
kalau dia dapat menemukan hubungannya dengan konsep lain yang lebih
diketahui.

Kegiatan belajar berlangsung atas dasar kemampuan, minat. keperluan dan


kebutuhan siswa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan
belajar, kemampuan belajar bebas, mandiri, dan kemampuan memecahkan
masalah. Guru bersama siswa menelaah tiap aspek yang diperlukan untuk
memecahkan masalah. Tugas guru bukan memberitahukan cara memecahkan
masalah. Guru harus pula menciptakan suasana sarana pendidikan yang ada,
berhipotesis, dan menarik kesimpulan.

15

Sesuai dengan uraian terdahulu, proses belajar·mengajar berkembang


sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknofogi. Perkembangan pengajaran
sebagai ilmu ditandai ~engan penerapan hasilhasil penelitian, hasil penalaran
para ahli psikologl, khususnya psikologi pendidikan. Dengan demlkian maka

pengajaran termasuk pengembangan teknologi karena didalamnya tejadi proses

penerapan teorHeari ilmu pengetahuan. beserta penjabarannya.

I
Di samping itu proses belajarmengajar tetap merupakan
seni dan kiat
karena dalam pefaksanaannya tetap mempertimbangkan
hakikat dari guru dan hakikat dari murid. Penerapan pilihan serta implernentasi
tindakan guru maupun murid tetap berdasarkan pertimbangan pribadi maupun
instusi. serta sesuai dengan wawasan kependidikan. Untuk lebih jelasnya per!
latikan diagram

berikul:
Proses belajar-mengajar tetap merupakan seni dan kiat karena
dalam

pelaksanaannya tetap mempertimbangkan hakikat dari guru dan


hakikal dari murid. Penerapan pilihan serta implementasi tindakan guru
maupun rnurid tetap berdasarkan pertimbangan pribadi maupun instusi. serta
sesuai dengan wawasan kependidikan. Untuk leblh jelasnya perhatikan diagram
berikul:

Hipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan 1erjadi


Jika suatu lindakan dilakukan, atau jawaban terhadap suatu masalah yang diteliti
dan secara teorltls dianggap mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya
(Sudarsono. 1996:65).
Berdasarkan hal tersebut di atas. maka hipotesls dalam penelitian
ini adalah

.. Pemahaman siswa tentang perubahan benda akan meningka,t


BAB
Ill

METODOLOGI
PENELITIAN

A. Seling Penelltlan

2. Tempat Penelitlan

Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri No. 18 KILO Ka b. Dompu


yang merupakan objek Penelitian.

3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat itu

Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kela.s (PTK)

antara lain bahwa penelitian dilakukan dalam upaya menyelesaikan

masalah pembelajaran yang dlrasakan oleh guru dan siswa atau


permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan slswa . Berdasar dari
uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan
di ketas IV, karena stswa kelas IV itulah yang mempunyai masalah dalam
penguasaan konsep perubahan wujud benda.

B. Subjek
Penelitian
Subjek dalam penelltlan ini adalah siswa Kolas IV Sekolah Dasar
Negeri NO. 18 KILO Ka b. Dompu sebanyak 2 6 orang yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 15 orang dan perempuan sebanyak 11 orang.
C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru
dalam proses Pembelajaran ten1ang konsep perubahan benda, dari hasil
ulangan yang
diperoleh hanya mencapai rsta-rata 5,38 kelika ditanyakan pada siswa
ternyata hampir 79% siswa menjaYJab kesulitan.

D. Teknik dan Alai Pengumpulan


Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian inl terdiri dan
2 teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes,
a. Teknik Observasi

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran bertangsung dengan


menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai
perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain:
I) Observasi terhadap rencana pembelajaran.

2) Observasi terhadap proses pembelajaran.

3) Observasi terhsdap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan


tindakan. b. Teknik Tes
Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan lembar soal.

2. Ala! Pengumpulan Dala

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penejtian inl adalah:

I. Butir Saal tes sebanyak 10 nomor

2. Lembar Observasi. yaitu:

t) Observasi terhadap rencana pembelajaran.

2) Observasi terhadap proses pembelajaran.

3) Observasl terhadap has ii yang diperoleh siswa setelah dilakukan tlndakan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorlkan dan diklasifikasikan berdasarkan
analisis kaltan
togisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam

keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.


Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan penulis

disajikan secara bertahap sesuai urutan slklus yang telah dilaksanakan, adapun prosedur

pengolahan data adalah sebagai berikut


a. Sclcksi Data

Data yang telah terkumpul dari hasil observasl selama kegiatan

penelltian maka diadakan penyelek:sian data yang ada kaitannya dengan tujuan

penelitian.

b. Klasiflkasl Data

Data yang terkumpul berdasarkan penyeleksian. diklasillkasikan berdasarkan

urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan siklus.

c. Prosentase Data

Tahap akhir dari teknik anatisis data, dilakukan prosentase data bagi

data yang tetah terkumpul beradasarkan klasifikasi.


F. lndikator Kin;;,,ja

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil tes fonnatll yang hanya


memperoleh nilai rata-rata 5,2 Adapun hasll penelltlan yang diharapkan adalah siswa
memperoleh nilal rata-rata 7,00

G. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitiat) ditempuh melatui prosedur yang ditentukan, yaitu

melalui empat tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran. observasi dan pencatatan pembelajaran, dan analisis serta refleksi

pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan Penelltlan

Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan

identttikasi masalah pengajaran penggunaan alat bantu audio visual. Kegiatan•


kegiatan yang dllakukan dalam tahap ini adalah menyusun : (1)
Rencana Pembelajaran IPA ( 2) lembar observasi proses pelaksanaan
pembelajaran:
b. Pelaksanaan Tlndakan Penetltlan

Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus


tindakan

pembelajaran adalah sepern di bawah


ini. a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan melipufi tahapan sebagai berikut : (a}
membuat Rcncana Pembelajaran (Renpel) berdasarkan prioritas masalah
yaitu penggunaan metoda demontrasi pada pembelajaran IPA tentang konsep
perubahan benda, (b) mempersiapkan alat atau media pembelajaran yang
akan digunakan

,yaitu metoda demontrasi untuk setiap kelompok, (c) membicarakan prosedur


pelaksanaan pengajaran IPA tentang konsep perubahan benda
menggunakan metoda demontrasi dan {d) menyusun inst.rumen·instrumen yang
akan digunak.an.
b. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran. peneliU melaksanakan


pembelajaran tentang penggunaan metoda demontrasi dan mencatat berbagai
temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi pada
pelaksanaan pada siklus I k.hususnya yang berhubungan dengan fokus
penelitian.
c. Observasi Pelaksanaan Penelitian

Pene lti dengan berkolaborasi dengan teman seseko


h melakukan analisis

dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran, untuk keperluan anallsis dilakukan


pemeriksaan lembar pengamatan dan catatan-catatan tentang data yang
terkumpul. Hasil observasi sebagai temuan dijadikan sebagai rekomendasi hasil
penelitian dan rencana tindakan selanjutnya.
d. Analisis dan Refleksi Pembelajaran

Penelitl bersama-sama dengan rekan se SD melakukan anallsls dan


refleksl data yang terkutnpul setama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil
analisls dan refleksi dijadikan bahan untuk melakukan tindakan penelitian.
BAB
IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL


PENELITIAN

A. Deskrlpsl Kondisi
Awai

1. Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas


IV Sekolah Dasar Negeri 18 KILO Ka b. Dompu pada semesler I diperoteh
data yaitu dari 26 siswa dikatagorikan pandai sebanyak S orang, katagori
sedang sebanyak 12 orang, dan katagori kurang sebanyak 9 orang.
Aktivitas stswa dalam pembelajaran llmu Pengetahuan Alam, siswa
kurang

antusias datam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah
guru tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat.
2. Kemampuan Slswa

Oalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu


dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang
aturan konsep perubahan benda . Adapun hasll yang diperoleh dari tes

awal adalah sebagai


berikut:

label
4.1

Nllal Tes Awai Sebelum Tindakan


Penelitian

No Nama Siswa Nilai Prosentas Ket


e
t. Muh. Fadli 6 60

2. Eti Muliati 4 40

3. Sri Rahmawati 3 30
4. Abdul Khalik 6 60

5. Syamsudin 6 60

6. Awan Darmawan 4 40

7. SiU Dahlia 4 40

8. Tuti Herawati 6 60

9. Nurut Aini 7 70

10. •
Apria din 5 50

11. Awaludin 5 50

12 Nur1ailah 6 60
.
13 Si1i Najmah 8 80
.
14. Hermansyah 5 50

15. Muhammad Fuad 3 30

16. Endang 6 60

17. Edy Hariadi 6 60

18. Oarmawan 7 70
19. M. lkhsan 7 70
20. Suhariati 4 40

21. lta Purnama 8 80

22. Nurjanah 6 60

23. Sulaian 6 60

24. Mumiati 4 40
25. Adi Supriadi 4 40

26. Stti Hajar 4


40
I
Jumlah 156 1450
Rata·rata 5,37 53,70

B. Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Tindakan Pembclajaran

Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan


menggunakan metoda demonstrasi, siswa dalam kegiatan belajar akan
dikelompokl<an kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 - 6 orang, dengan

lujuan agar siswa oaram kelompok memperoleh kesempatan yang


lebih
banyak dalam melaksanakan kegiatan
1. Perencanaan

Untuk menjaring data dalam penelitian, maka langkah selanjutnya membuat

lembar observasi, antara lain :

I) Lembar observasi Rancangan Pembelajaran

2) Lembar observasi Pelaksanaan Pembetajaran

3) Lembar observasl Kemampuan Siswa pad a Konsep perubahan benda

Tindakan penelitian siklus I berdasarkan perencanaan tindakan


penelitian

yang tefah ditetapkan dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini
:

2. Proses PembelaJaran

Proses pembelajaran paoa Slklus I meliputi kegiatan guru dalam


mengajar. dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tobet4.
2

Proses Pembelajaran Siklus


I

No Kcglatan Guru Kegiatan Siswa


1 Kegiatan Awai

Guru mengawali kegiatan


Siswa memperhatikan pembicaraan
mengajar dengan mengkondisi
guru, semula banyak yang ngobrol
kan siswa pada situasi mengajar
Anak-anak kelihatan semakin
yang kondusif dengan melantar
penasaran ingin segera pelajaran
kan dimu1ai.
kata-kata "anak-anak, sekarang
Slswa menjawab partanyaan
kita akan belajar IPA, tentang
guru dengan b.aik, meski ada
perubahan benda".
Guru menyampaikan informasi ttg beberapa orang yang kurang
memperhatikan guru, sehingga
materi yang akan diajarkan,
ketika diberi Pertanyaan
termasuk menginfarmasikan belajar
kebingungan
kelampok
Guru memberikan epersepst

dengan mernberikan beberapa


perianyaan yang ada
hubungannya dengan materi yang
akan diajal'Xan

2
Kegialan Inti
Siswa memperhatikan penjelas.an
guru meski ada bbrp siswa yg kurang
Guru menjelaskan tentang
mem perhatlkan, akan tetapl ketlka
konsep perubahan benda
Guru membagi siswa dalam disurh menjlsk.n hamplr semua siswa
5
memperhatikannya.
Siswa berkelompok berdasarkan
kelompok. setiap kelompok
terdiri dari S dan 6 orang kelompoknya rnasinq-rnasinq

siswa.
Guru memberikan lembar kerja
oleh setiap
kelompok Slswa berKumpul masing2
kelompok Setiap siswa sangat
Guru membimbing slswa
antusias melaksanakan perannya
dalam melakukan kegiatan
rnasinq- masing?
Guru menyuroh masuk Siswa mengerjakan lembar kerja
keruangan kelas untuk
melaksanakan diskusi meskipun setiap kelompok
kelompok Guru menjadi nanya dldomlnasl oteh slswa
moderator dalam
pandai
keglatan Semua siswa sisuruh memasuki
diskusi
kelas kembali melaksanakan kerja
kelompok dan melaporkan hasil
kerja kelompok Setiap kelompok
meracorkan hasll kegiatan
kelompoknya dan kelompoK lain
mendengarkan untuk memberikan
sanggahan
.
3 Kegiatan Akhir
Guru memcenkan Siswa mengerjakan soal yang
evaluasi
diberikan oleh guru
sebanyak 5
nomor

Guru memberikan lindak


lanju1 dengan membcrikan
Pekerjaan Rumah

'
3. Hasll Belajar Siswa Slklus I

Betdasarkan data yang tel'Xumpul dari hasil evaluasi yang


dilaksanakan pada

Siklus I, masih banyak slswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh
siswa

adalah sebagal berlkut


Perolehan Nllal Pos Tes Siktus
2

No NamaSiswa Nilai Prosentase Ket

I. Muh. Fadli 80

2 Eti Muliatl 7 70
.
3 Sri Rahmawati 7 70
.
4. Abdul Khalik 9 90
5 Syarnsudin 8 80
.
6 Aan Darmawan 7
.
70

7 Siti Dahlia 8 80
.
8 Tuti Herawati 9 90
.
9 Nurut Aini 7 70
.

10.
Apriadin 90
11. Awaludin 7 70
12. Nurlailah 7

70

13. Siti Najmah 10 100


14. Hermansyah 7 70
IS. Muhammad Fuad 10 100
16. Endang 7 70

17. I Edy Hariadi


8 80

18.
Oarmawan
I 100
I
10
19. M. lkhsan 9
90
l
20. Suhariati 6 60
21. lta Pumama 10 100
22. Nurjanah 8 80
23. Sulaian 9 90
24. Mumiati 10
100
l
25. Adi Supriadi 8 80
26. Siti Hajar 7 70
Jumla 220 2360
h
Rat..H-ata 8,15 81,48

Tabo14
.9
Lembar Observasi Merancang Pcmbolajaran
slklus 2

Hasil
No. Aspek yang Diamati Obscrvasi Ket
Ya Tidak
2 3 4 s
,
I.
A. Tujuan Pe-mbelajaran Umum

1} Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan ..


yang J
1ercantum Kurikulum 2004

2) Mencantumkan Kompetensi Oasar ..


B. Tujuan Pembetajaran K.husus J

1. tndikator telah mengacu pada Komperensl


Dasar
..
2. lndikator terarah pada konsep Perubahan J
pada
Benda
..
3. lndfkator telah mencakup ranah kognitif, J
afektif dan pslkomotor

..
J
C. Metoda

l. Menggunakan metoda ceramah. berpariasi ..


dalam
J
memberikan penjelasan materi

2. Menggunakan metoda disk.usi untuk ..


kerja kelompok J
3. Menggunakan metoda tanya Jawab
untuk memahatni materi ,
4.Menggunakan metoda tugas untuk kelja J
Kolompak
,
J
0. Sumber

1. Menggunakan buku sumber berupa buku ..


J
paket llmu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Mengguna.kan diktat pengalaman guru
,
3. Men99unakan sumber lain yang relevsn
J
,
,
J
e. Media
1. Media menunjang tujuan pembelajaran ,
,
2. Medi.a sesuai jumlah k.ebutuhan .
J
3. Medi.a mudah dlgunakan .
J
,
,
J

Masalah Pembelajaran Hipotesis Tlndakan Selanjutnya

A. Ke9iatar1 Guru

Gutu totan dapat melaksanakan prosedur


a. Tiap siswa dalam kelompok dlben pongajaran sesuai dengan skenario
yang ada tugas yang sama antara antara lain pada rencana pembelajaran,
meskipun masih melaksanakan praktek
ada keraguan dan siswa yang tidak aktif

kurang mendapat perharlan darl guru.

B. Kegiatan Siswa

Siswa secara umum tampsk memiliki minat


b. Sisws dibim~ng secare intensit belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi
secara individu, baik dalam kegiatan masih perlu penietasan guru dalam
Kelompok men)elaSkan maupun datam kerj-a kerja
kelompok

Berdasa11<an hasil penelitian pada SikJus 2 maka hasil refleksi


selama kegia1an pada penelitian yang dimulai dari persiapan sampai pada
pelaksanaan dianggap sudah bernasil, hal ini berdasarkan tingkat kemampuan
slswa yang cukup baik.
'

BAB
V

KESIMPULAN DAN
SARAN

A. Keslmpulan

Penelltian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa


tentang konsep perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi dalam
psmbetajsran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 KILO Ka b. Dompu,
berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Langkah..langkah persfapan yang tefah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian

berjalan sesuai dengan rencana. darl mulal pembuatan Rencana


Penelitian (Renpel) sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi
untuk rencana pelajaran, fembar observasf untuk aktivita-s guru dalam
mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan siswa dalam belajar, telah
berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.
2. Pelaksanaan pembelajaran tentang konsep perubahan benda dengan
menggunakan metoda demontrasi, berjalan sesuai dengan skenario yang
ada pada rencana pelajaran (renpel), dan telah berhasil rnsnciptakan situasi
belajar yang kondusif yakni siswa ternbat secara langsung pada proses
pembelajaran, juga dapat meningkalkan motivasi siswa untuk belajar IPA yang
semula dianggap sulit.

3. Tingkat pemahamao slswa tentang perubahan benda setelah pembelajaran


menggunakan metoda demontrasi dapat meningkat dengan baik, ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 6,78
dan pada siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 8, 15.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam upaya perbaikan Proses Belajar


Mengajar (PBM), serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran
llmu Pengetahuan Alam tentang perubahan benda, ada beberapa hal yang perlu
disampaikan antara lain:

1. Guru hendaknya membina dan mengembangkan kemampuan menyerap


informasi tentang media pembelajaran seperti audio visual, misalnya memalui
kegiatan KKG. seminar, dan dari media cetak
2. Penggunaan metoda demontrasi dalam pelajaran llmu Pengetahuan Alam tentang

perubahan benoa yang telah dilaksanakan setama kegiatan penetitian sangat

balk. hal ini terbukti dari hasil evaluasi dari siklus ke 1 dan siklus ke 2 terjadi

peningkatan yang cukup tinggi, disamping situasi belajar sangat kondusif, karena

pembelajaran denqan menggunakan metoda demontrasi dapat melibatkan siswa

secara utuh, artlnya terlibat dari awal sampai akhir pembelajaran.


3. Disamping media pembelajaran yang harus dikuasal, juga alal peraga
yang

dipei1ukan perlu dipersiapkan, karena alat peraga mampu menjembatani

pemahaman siswa.
DAFTAR
PUSTAKA

Depdikbud, (1989). Undang·undang Republik Indonesia Namer 2


Sistem

Pendidikan. Semarang Aneka llmu.


Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar. Dirjen Dikdasmen.

Depdikbud, (1998). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kalas IV

Sekolah Oasar. Jakarta Oirjen Oikdasmen

Depdikbud, (1995). llmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Kalas IV. Jakarta
Dirjen

Oikdasmen.
Depdikbud, (1997. llmu Pengetahuan Alam Petunjuk Guru Sekolah Dasar Kelas
IV.

Jakarta Dirjen Oikdasmen.


H.Udin, (1987). S1rategi Pembelajaran Dirjen Pendidikan. Tlnggi Proyek
Pendidikan

Guru Sekolsh Dasar


Kasihanl Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas Dirjen Pendidikan.
Tinggi
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Nana Sujana, (1991). Media Pengajaran. Pusat Penelitian dan Pembldangan
llmu
Lembaga Penelitian IKIP Bandung. Sinar Baru.

LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARAN

SIKLUS 1

Kelas : IV

Nama Guru : Syafruddin

Hasil

No. Aspek yang Oiamati Observasl Ket

Ya Tidak
1 2 3 4 5
I. A. Tujuan Pombelajaran Urnum

1) Tujuan Pem\JAlajardn Umum sesual dengan yang


tercantum
..
Kurikulum 2004
J
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar ..
B. Tujuan Pembelajaran Khusus J
1. lndikator telah mengacu pada Kompetensi Oasar
2. lndikator terarah pada konsep Perubahan pada
Benda
..
3. lndikalor telah mencakup ranab kognitif, afektif dan J
..
J
C. Metoda

I. Menggunakan metocla ceramah. berpariasi


dalam memberikan penjelasan materi ..
Z. Menggunakan metoda diskusi vntuk kerja kelompok J
3. Menggunakan me1oda tanya jawab urHuk ..
mernahatnJ J
materi
4. M0nggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok
..
J
...
J
0. Sumber
1. Menggunakan buku somber berupa buku paket llmu
Pengetahuan Alam Kelas VI

2. Menggunakan diktat pengalaman guru


3. Menggvnakan sumbe( lain yang retevan .r
E. Modio

1. Media menunjang tujuan pembalajaran


"
"
2. Media scsual jumlah kebutuhan

3. Media mudah digunakan ,J


4. Media menarik minat siswa

"
2. Eva\uasi

I. Prosedur evatua.si :

a. Diawal
...
b. Oiakhlr /

"
2. Bcntuk cvstuasi

a. Objektif

b. Esei
.

"
3. Jenis
evatuast a,
iulisan
4. Soal .
a. Sesuai dengan tujuan

./
b. Sesuai kemampuan
siswa c. Jumlah sesuai
kebutuhan
-
./

-
./
-
./
-
./

Anda mungkin juga menyukai