1. Moderator : Perwakilan dari kelompok 5 atas nama Rahmawati
2. Notulensi : Perwakilan dari kelompok 5 atas nama Niluh Gede
Priskila Ambarayanti
3. Pembaca Materi : Kelompok IV atas nama Ika Santika dan Jaeratni
Sulaeman
4. Pertanyaan Ajuan Untuk Kelompok IV:
a. Perwakilan kelompok 2 atas nama Ni Made Lisa Dwiyanti “ jika pada data pelayanan nama dan alamat ibu yang tidak memeriksakan dirinya pada jadwal yang seharusnya, imunisasi yang belum diterima para ibu seperti penimbangan anak dan lain-lain. Bagaimana tindakan kita sebagai bidan untuk kasus tersebut?” Jawaban: Dijawab oleh Ika Santika “ Menurut pendapat saya bahwa tindakan yang bisa dilakukan terkait dengan kasus seperti diatas, bidan bisa mendatangi ibu atau Jia misalnya ibu terlambat melakukan pemberian imunisasi . Menanyakan kembali apa kendala sehingga tidak dilakukan sesuai dengan jadwal yg sudah ditentukan ”
Tambahan pertanyaan dari Ni Made Lisa Dwiyanti
” Apabila ibu belum mendapat imunisasi pada waktu yang ditentukan apakah jadwalnya bisa diganti?” Dijawab oleh Ika Santika “ Seharusnya imunisasi dilakukan tepat waktu agar hasil yang didapat dari imunisasi tersebut bisa maksimal . Jika memang imunisasinya terlambat bidan atau dokter Mungkin akan memberikan jadwal imunisasi ulang “
Tambahan jawaban dari Annisa Sekar Lestari
“Akibat yang ditimbulkan bila imunisasi tidak sesuai jadwal tentunya akan menyebabkan penyakit-penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Misalnya saja hepatitis B, Polio, Tuberkulosis (BCG), Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT), Campak, Hemofilus Influenza B, rotavirus (penyebab utama diare pada anak di bawah 5 tahun), dll. Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir. Meskipun tidak sesuai jadwal, Anda tetap bisa melanjutkan imunisasi. Jika anak sama sekali belum pernah melakukan imunisasi, Anda disarankan untuk segera konsultasi dengan dokter. Dokter akan menyarankan imunisasi yang tepat, disesuaikan dengan usia anak.”
Penjelasan jawaban dari Ibu Dosen Mardiani Mangun, SST., MPH
mengenai keterlambatan imunisasi “ di dalam PWS KIA ini kita tidak terlalu membahas tentang imunisasi, jadi mengenai substansi mengenai apa itu imunisasi, apa itu ibu nifas, serta apa saja pelayanan yang diberikan. Tinggal bagaimana didalam manajemen PWS KIA ini bagimana bidan mampu mengelola, mengatur pelayanannya sehingga bisa memberikan asuhan atau pelayanan pada sasaran tadi, baik itu ibu hamil, melahirkan, nifas, bayi baru lahir, neonatus, balita, sampai menjadi remaja dan hamil kembali sehingga pelayanannya bisa terjangkau. Memang tidak bisa kita mengatur, memanajemen ini jika substansi isi PWS KIA itu kita tidak ketahui. Jadi, keterlambatan imunisasi atau kurangnya kunjungan itu kita bisa lihat dari PWS KIA hasil analisis dari bulan ke bulan. Berapa jumlah kunjungan, jumlah balita yang imuisasi sehingga untuk mengetahui kapan ibu tersebut bisa datang lagi atau bisa dilakukan imunisasi lagi jadi harus tau isi dari PWS KIA tersebut. Bayi yang terlambat imunisasi itu harus diketahui berapa kali lambatnya, jenis imunisasi yang akan diberikan apa dan untuk jadwal imunisasi ada didalam buku KIA.”
b. Perwakila kelompok 7 atas nama Elizabeth Tampombebu
‘ coba jelaskan apa manfaat dari pembuatan peta dan mengapa harus diubah setiap waktu?” Jawaban: Dijawab oleh Ika Santika “Fungsi dari pembuatan Dena itu sendiri adalah untuk memudahkan bidan dalam pemberian pelayanan . Dan kenapa harus diubah karena untuk memperbaharui data kembali. contoh . Misalnya pada Dena tersebut data sasarannya pelayanan pada ibu bersalin ,misal 10 orang yg tertera pada Denah . Nah misalnya bulan berikutnya ibu hamil 10 orang ini 2 orang sudah bersalin,otimay sasaran pelayanan pada ibu bersalin tersisa 8 jadi Dena harus diperbaharui . Atau misalnya data sasarannya ibu hamil disuatu wilayah ada 15 kemudian, 15 orang ini 4 diantaranya pindah ke wilayah lain . Maka seharusnya yg ada pada denah tersebut tersisa 11 orang . Jadi harus diubah, agar lebih memudahkan dalam proses pemberian pelayanan . ”