Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH HADITS TARBAWI

“KEBERHASILAN KHULAFAUR RASYIDIN ”


DOSEN PENGAMPUH : Drs. H. Abd Samad T, M.Pd.I.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

1. ARMAIDHA
2. NUR HIJRAH AMALIA D
3. A.FATIMAH
4. NURHALISA K
5. MUARIF B MALLAWA

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji syukur penyusun
panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah HADITS TARBAWI yang
berjudul “Keberhasilan Khulafaur Rasyidin”
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman Keberhasilan Khlalafaur Rasyidin.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya untuk penyusun, kritik dan saran bersifat membangun dari
pembaca, tentu saja sangat kami perlukan demi perbaikan penulisan atau penyusunan
makalah selanjutnya.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah kami ini.

Watansoppeng, 25 Mei 2021


Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PRESTASI YANG DIRAIH PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN


B. IBRAH KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN
C. STRATEGI DAN GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Khulafaur Rasyidin merupakan para pemimpin ummat Islam setelah Nabi Muhammad
SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar ibn Khattab, Utsman ibn
Affan Radhiallahu Ta’ala anhum, dan Ali ibn Abi Thalib Karamallahu Wajhahu dimana
sistem pemerintahan yang diterapkan adalah pemerintahan yang Islami karena
berundang-undangkan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam tidak meninggalkan wasiat tentang siapa
yang akan menggantikan Beliau Shallallahu’Alaihi Wasallam sebagai pemimpin politik
umat Islam setelah Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat.
Nabi Muhammad SAW nampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum
muslimin sendiri untuk menentukannya.
Karena itulah, tidak lama setelah Beliau wafat, jenazahnya belum segera dimakamkan.
Sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar malah disibukkan berkumpul di balai kota Bani
Sa'idah, Madinah. Mereka menggelar musyawarah siapa yang akan dipilih menjadi
pemimpin umat Islam pengganti Nabi Muhammad SAW.
Musyawarah itu berjalan cukup alot, karena masing-masing pihak, baik Muhajirin
maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun,
dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi, akhirnya, Abu Bakar Radhiallahu’anhu
terpilih.
Tampaknya, semangat keagamaan Abu Bakar Radhiallahu’anhu mendapat penghargaan
yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan
membaiatnya.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu disebut
Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul Allah) yang dalam perkembangan selanjutnya
disebut khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah Nabi
Muhammad SAW wafat, untuk menggantikan Beliau dalam melanjutkan tugas-tugas
sebagai pemimpin agama, dan kepala pemerintahan.
B. RUMUSAN MASALAH
 Sebutkan apa saja prestasi Khulafaur Rasyidin?
 Bagaimanakah ibrah kepemimpinan Khulafaur Rasyidin?
 Sebutkan strategi dan gaya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin?

C. TUJUAN
 Menjelaskan tentang prestasi, ibrah, strategi, dan gaya kepemimpinan Khulafaur
Rasyidin
BAB II

PEMBAHASAN

A. PRESTASI PARA KHULAFAUR RASYIDIN


Prestasi khulafaur rasyidin merupakan hal besar yang sangat bepengaruh pada
perkembangan islam setelah Rosullulah SWA, berikut adalah jabaran pretasi yang di
dapat para khulafaur rasyidin :
 PRESTASI-PRESTASI YANG DICAPAI OLEH KHOLIFAH ABU BAKAR AS-SIDDIQ
- Pemberangkatan Pasukan Usamah bin Zaid
Sesuai dengan Pesan Rasulullah Setelah menjadi khalifah, yang pertama-
tama menjadi perhatian Abu Bakar adalah melaksanakan keinginan Nabi
yang hampir tidak bisa terlaksana, yaitu mengirim suatu ekspedisi di bawah
pimpinan Usamah ke perbatasan Syiria untuk membalas pembunuhan ayah
Usamah, yaitu Zaid, dan kerugian yang di derita umat Islam itu memburuk.
Kabar tentang wafatnya Nabi merupakan isyarat bagi beberapa suku Arab
untuk melepaskan kesetiaan mereka kepada negara-kota Madinah.[13]
Banyak sahabat yang mengusulkan agar Abu Bakar membatalkan
pemberangkatan pasukan Usamah ini. Dalam kekhawatiran itu, ternyata
pasukan ini memetik kemenangan yang sangat gemilang. Kemenangan ini
telah membuat banyak orang kokoh berpegang kepada agama Islam.
- Perang Melawan Orang-Orang Murtad
Setelah Rasulullah wafat, seluruh jazirah Arab murtad dari agama Islam
kecuali Makkah, Madinah, dan Thaif. Sebagian orang murtad ini kembali
kepada kekufuran lamanya dan mengikuti orang-orang yang mengaku
sebagai nabi, sebagian yang lain hanya tidak mau membayar zakat.
Para sahabat menasehati Abu Bakar agar dia tidak memerangi mereka
karena kondisi umat Islam yang sangat sulit dan karena sebagian pasukan
Islam sedang diberangkatkan untuk berperang melawan tentara Romawi
yang dipimpin oleh Usamah bin zaid. Namun, Abu Bakar menolak usulan
mereka. Dia mengatakan sebuah perkataan yang sangat masyhur, ”Demi
Allah, andai mereka tidak mau menyerahkan tali unta yang pernah nereka
serahkan kepada Rasulullah, pasti aku berjihad melawan mereka”.
- Perang Yamamah (11 H/632 M)
Pasukan melanjutkan perjalanan ke Bani Hanifah di Yamamah. Di tempat itu
ada seorang yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang nabi, dia adalah
Musailamah al-Kadzdzab. Terjadi pertempuran sangat sengit yang akhirnya
dimenangkan oleh kaum Muslimin dan Musailamah terbunuh. Akhirnya,
penduduk tempat itu bertobat dan kembali ke dalam pangkuan Islam. Pada
perang ini sejumlah sahabat menemui mati syahid. Diantaranya adalah para
penghafal Al-qur’an. Inilah yang membuat Abu Bakar mengambil inisiatif
untuk menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf.[16]
- Penaklukan Islam
Di wilayah Timur (Persia) Persia mendominasi wilayah yang sangat luas yang
meliputi Irak, bagian barat Syam, bagian utara Jazirah Arab. Di samping itu,
sejumlah besar kabilah-kabilah Arab juga tunduk di bawah kekuasaan
mereka. Kabilah-kabilah ini bekerja dengan dukungan dari Kaisar Persia.
Di wilayah Barat (Romawi)
Abu Bakar memberangkatkan pasukan-pasukan Islam berikut ini.
1) Pasukan di bawah pimpinan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus.
2) Pasukan di bawah pimpinan ’Amr bin Ash ke Palestina.
3) Pasukan di bawah pimpinan Syarahbil bin Hasanah ke Yordania.
4) Pasukan di bawah pimpinan Abu Ubaidah ibnul-Jarrah ke Hims (Dia adalah
komandan umum). Pasukan Islam saat itu berjumlah sekitar 12.000 pasukan.
Sedangkan, pasukan Ikrimah sebagai pasukan cadangan sejumlah sekitar
6.000 orang.
- Perang Yarmuk (13 H/634 M)
Khalifah Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid agar berangkat
bersama-sama pasukannya untuk menuju Syam dan menjadi panglima
perang disana. Ia sampai di Syam setelah melakukan perjalanan panjang
selama 18 hari. Maka, bergabunglah kaum Muslimin hingga mencapai 26.000
personil. Dia kemudian mengatur pasukannya dan membaginya dalam
beberapa devisi. Pertempuran ini terjadi di sebuah pinggiran sungai Yordania
yang disebut Yarmuk.
- Penghimpunan Al-Qur’an (12 H/633 M)
Satu kerja besar yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah
penghimpunan Al-qur’an. Abu Bakar as-shiddiq memerintahkan kepada Zaid
bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an dari pelapah kurma, kulit binatang,
dan dari hafalan kaum Muslimin.
 KEBERHASILAN YANG DICAPAI UMAR BIN KHATTAB
- Perkembangan Politik
Pada masa khalifah Umar bin khatab, kondisi politik islam dalam keadaan
stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang.
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu ‘anhu
segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang
sudah berkembang terutama di Persia. Perluasan penyiaran Islam ke Persia
sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa Khalifah Abu Bakar,
kemudian dilanjutkan oleh Umar.
- Perkembangan Ekonomi
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, dan setelah Khalifah Umar
mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah
berkembang terutama di Persia. Pada masa ini juga mulai diatur dan
ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan
dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif.
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk.
- Perkembangan Pengetahuan
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, sahabat-sahabat yang sangat
berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas izin dari
khalifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi kalau ada diantaa umat Islam
yang ingin belajar hadis harus perdi ke Madinah, ini berarti bahwa
penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan
adalah terpusat di Madinah. Dengan meluasnya wilayah Islam sampai keluar
jazirah Arab, nampaknya khalifah memikirkan pendidikan Islam didaerah-
daerah yang baru ditaklukkan itu.
- Perkembangan Sosial
Pada masa Khalifah Umar ibn Khatthab ahli al-dzimmah yaitu penduduk yang
memeluk agama selain Islam dan berdiam diwilayah kekuasaan Islam. Al-
dzimmah terdiri dari pemeluk Yahudi, Nasrani dan Majusi. Mereka mendapat
perhatian, pelayanan serta perlindungan pada masa Umar. Dengan membuat
perjanjian, yang antara lain berbunyi ; Keharusan orang-orang Nasrani
menyiapkan akomodasi dan konsumsi bagi para tentara Muslim yang
memasuki kota mereka, selama tiga hari berturut-turut. Pada masa umar
sangat memerhatikan keadaan sekitarnya, seperti kaum fakir, miskin dan
anak yatim piatu, juga mendapat perhatian yang besar dari Umar ibn
Khathab.
- Perkembangan Agama
Keadaan agama Islam pada masa Umar bin Khatthab sudah mulai kondusif,
dikarenakan karena kepemimpinannya yang loyal, adil, dan bijaksana. Pada
masa ini Islam mulai merambah ke dunia luar, yaitu dengan menaklukan
negara-negara yang kuat, agar islam dapat tersebar kepenjuru dunia.
 PRESTASI – PRESTASI YANG DIRAIH UTSMAN BIN AFFAN
- Kodifikasi Mushaf al Qur'an
Usaha kodifikasi ( pembukuan ) ayata-ayat Al-Qur'an sudah dimulai sejak
masa kholifah Abu Bakar As Shidiq. Ayat-ayat Al- Qur'an yang terkumpul
pada masa itu disimpan oleh Hafsah binti Umar, salah satu istri Rasulullah
saw. Pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan, wilayah islam
sudah sangat luas. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya
perbedaan pembelajaran Al-Qur'an di beberapa pelosok wilayah. Perbedaan
itu meliputi susunan surahnya atau lafal (dialiknya). Salah seorang sahabat
bernama Huzaifah bin Yaman melihat perselisihan antara tentara islam
ketika menaklukkan Armenia dan Azerbeijan. Masing-masing pihak
menganggap cara membaca Al- Qur'an yang dilakukan adalah paling baik.
- Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi
Muhammad saw. pada saat pertama kali tiba di Madinah dari perjalanan
hijrahnya. Masjid ini pada mulanya hanya kecil dan masih sangat sederhana.
Dengan semakin banyaknya jumlah umat islam, maka Kholifah Umar bin
Khattab mulai memperluas masjid ini. Majid Nabawi telah mulai dibangun
sejak masa Kholifah Umar bin Khattab yang kemudian dilanjutkan
merenovasinya dan diperluas oleh Kholifah Usman bin Affan. selain
diperluas, masjid Nabawi juga dibangun dengan bentuk dan coraknya yang
lebih indah.
- Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Kholifah Usman bin Affan, wilayah islam sudah mencapai Afrika,
Siprus, hingga konstantinopel. Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah
mengusulkan dibentuknya angkatan laut. Usul itu disambut dengan baik oleh
Kholifah Usman bin Affan.
- Perluasan Wilayah Islam
Serangkain penaklukan bangsa Arab dimotivasi oleh semangat keagamaan
untuk menjadikan dunia memeluk dan mengakui islam. Pada masa
pemerintahan Kholifah Usman bin Affan wilayah Islam semakin
meluas.Wilayah Azer Baijan berhasil di taklukkan pasukan muslim dibawah
pimpinan Said bin As dan Huzaifah bin Yaman. Selain itu wilayah islam sudah
mencapai Afrika, Siprus, hingga Konstantinopel.
 KEBERHASILAN KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB
- Mengganti pejabat pemerintahan yang kurang cakap
Khalifah Ali bin Abi Talib banyak mengganti para pejabat yang kurang cakap
dalam bekerja. Ali bin Abi Talib menginginkan bentuk sebuah pemerintahan
yang efektif serta efisien
- Membenahi keuangan negara (Baitul Mal)
Para pejabat yang digantikan oleh Khalifah Ali bin Abi Talib ternyata banyak
mendapatkan harta kekayaannya dengan cara yang tidak benar menurut
agama. Oleh Khalifah Ali bin Abi Talib, harta-harta yang diperoleh para
pejabat pemerintahan yang digantikannya tersebut disita, kemudian
diserahkan kepada Baitul Mal untuk dikelola dengan sebaik-baiknya.
- Memajukan ilmu bahasa
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, mulai dikembangkan ilmu nahwu,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang tata bahasa Arab. Dengan pembelajaran
ilmu nahwu tentunya banyak manfaatnya, diantaranya orang-orang non-
Arab dapat mempelajari Al-Qur’an dan hadis dengan baik dan benar, karena
kedua sumber hukum Islam tersebut menggunakan bahasa Arab.
- Memajukan pembangunan
Fokus pembangunan yang pertama kali dilakukan oleh Khalifah Ali bin Abi
Talib adalah membangun Kota Kufah. Banyak ahli sejarah yang mengatakan
bahwa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah kepemimpinan yang paling
mendekati tipe kepemimpinan Rasulullah saw. dalam memimpin umat Islam
dan pemerintahan Islam.
B. IBRAH KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN
Dari perjalanan kepemimpinan yang dijalankan oleh Khulafaur Rasyidin, kita sebagai
umat Islam dapat mengambil beberapa pelajaran atau ibrah yang sangat berharga untuk
kehidupan umat Islam. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq merupakan sosok pemimpin yang
tegas serta teguh dalam menjalankan kebenaran. Kita dapat pula mencontoh terhadap
Khalifah Umar bin Khattab sebagai peletak dasar-dasar demokrasi dalam Islam.
Usman bin Affan dalam memimpin umat Islam selalu menyelesaikan permasalahn
dengan mengutamakan pendekatan secara persuasif. Khalifah yang terakhir, Ali bin Abi
Talib, dalam kepemimpinannya selalu bersikap tegas, disiplin, serta memiliki watak yang
agak keras ketika harus membela sebuah kebenaran. Dari Khulafaur Rasyidin dengan
berbagai prestasi-prestasinya, kita dapat mengambil suatu hikmah atau ibrah yang
dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kepentingan masa sekarang
dan juga untuk masa yang akan datang, antara lain:
1. Umat Islam hendaknya selalu menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai figur
panutan dalam segala urusan kehidupan.
2. Umat Islam hendaknya dapat menjaga persatuan dan kesatuan.
3. Umat Islam diharapkan selalu memiliki semangat kerja dan etos kerja yang tinggi,
sebagaimana yang ditunjukkan oleh Khulafaur Rasyidin dalam mengemban amanat
untuk menyiarkan ajaran agama Islam.

C. STRATEGI DAN GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN


Strategi serta karakteristik kepemimpinan keempat Khalifah dalam Khulafaur
Rasyidin berbeda satu sama lain. Abu Bakar as-Siddiq lebih mengedepankan
kelembutan dan ketegasan, walaupun suasana pemerintahan sedang kacau. Sikap
yang seperti ini diperlukan ketika mendapatkan permasalahan dalam jalannya
pemerintahan.
Umar bin Khattab selalu bersikap tegas, cerdas, serta harus mementingkan
kepentingan rakyatnya. Untuk membangun dasar-dasar negara yang kuat serta
memiliki corak masyarakat uang Islami, dibutuhkan seorang pemimpin yang
cerdasdalam menjalankan pemerintahannya. Usman bin Affan seorang pemimpin
Islam yang memiliki sifat saleh, penyantun, serta selalu sabar dalam menghadapi
persoalan. Sifat serta karakteristik seperti Usman bin Affan sangat diperlukan dalam
membangun masyarakat yang santun serta saleh sehingga negara dapat
memakmurkan rakyatnya.
Pada masa kepemimpinan Ali bin Abi Talib mengalami kondisi negara yang kacau.
Pada kondisi ini, dibutuhkan pemimpin yang memiliki sikap tegas persoalan serta
selalu mengutamakan kebenaran. Karakter yang seperti itu ada pada diri Khalifah Ali
bin Abi Talib, beliau tegas dalam membela kebenaran seperti apa yang dilakukan
Khalifah Umar bin Khattab.
Karakteristik dari keempat Khulafaur Rasyidin dalam menjalankan kepemimpinannya
berbeda-beda, dipengaruhi oleh situasi dan kondisi negara. Abu Bakar memiliki
karakter yang lemah lembut. Ketika kondisi negara dalam keadaan kacau, dengan
kelembutannya, Abu Bakar as-Siddiq berhasil menyadarkan orang-orang yang
terbujuk untuk berbuat menentang pemerintah.
Umar bin Khattab memimpin ketika negara dalam keadaan lebih aman dan tentram.
Kepemimpinannya dilakukan dengan cerdas, tegas dan mengutamakan kepentingan
rakyatnya. Usman bin Affan, memerintah ketika kondisi negara dalam suasana sudah
aman. Sifat penyantun serta sabar sangat dibutuhkan sekali dalam memimpin
negara besar. Pada masa transisi atau peralihan dari Khalifah Usman kepada Khalifah
Ali bin Abi Talib, negara kembali dalam keadaan kacau. Ketegasan Ali bin Abi Talib
serta sikap yang selalu mengutamakan kebenaran sangat dibutuhkan dalam
menjalankan kepemimpinannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Khulafaur Rasyidin mempunyai arti pemimpin yang bijaksana sesudah Nabi
Muhammad SAW wafat. Mereka itu terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad SAW
yang berkualitas tinggi dan baik yang memunyai sifat, Arif dan bijaksana. Berilmu
yang luas dan mendalam, Berani bertindak dll.
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih berdasarkan
musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah
melalui pertemuan saqifah atas usulan umar. Problem besar yang dihadapi Abu
Bakar ialah munculnya nabi palsu dan kelompok ingkar zakat serta munculnya
kamum murtad Musailimah bin kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar
zakat dan murtad dari islam yang mengakibatkan terjadinya perang Yamamah.
Perang tersebut terjadi pada tahun 12 H.
Umar bin Khattab yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-
Qur’an hingga dia mengusulkan kepada Abu Bakar as-shiddiq agar
membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis pada masa nabi menjadi satu
mushaf Al-Qur’an. Mushaf yang sudah terkumpul disimpan oleh Abu Bakar, ketika
Abu Bakar sakit dia bermusyawarah dengan para sahabat untuk menggantikan
beliau menjadi khalifah pada masa Umar gelombang exspansi pertama terjadi. Umar
membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan meminta salah satu
diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat. Panitia berhasil mengangkat
Utsman menjadi khalifah. Pada masa pemerintahan utsman wilayah islam meluas
sampai ke Tripoli barat, Armenia dan Azar Baijan hingga banyak penghafal Al-Qur’an
yang tersebar dan tarjadi perbedaan dialek, yang menyebabkan masalah serius.
Utsman membentuk tim untuk menyalin Al-Qur’an yang telah dikumpulkan pada
masa Abu Bakar, tim ini menghasilkan 4 mushaf Al-Qur’an dan Utsman
memerintahkan untuk membakar seluruh mushaf selain 4 mushaf induk tersebut.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang mengangkat
pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman wafat umat islam
membaiak Ali menjadi khalifah pengganti utsman, kaum Bani Umayah menuntut Ali
untuk menghukum pembunuh Utsman, karena merasa tuntutannya tidak
dilaksanakan Bani Umayah dibawah pimpinan Mu’awiyah memberontak terhadap
pemerintahan Ali. Perang Sifin mengakibatkan perpecahan pada kelompok Ali.
Dipenghujung pemerintahan Ali umat islam terpecah menjadi tiga golongan, yaitu,
Mu’awiyah, Syi’ah (pengikut Ali), dan Khawarij (orang yang keluar dari barisan Ali).
Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan mengadakan
perundingan damai dengan Mu’awiyah dan umat islam dikuasai oleh Mu’awiyah.
Dengan begitu berakhirlah pemerintahan yang berdasarkan pemilihan (khulafaur
rasyidin) berganti dengan sistem kerajaan).

B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Dalam penulisan makalah ini kami
menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan, maka dari itu kami
mohon kritik dan saran serta masukan-masukan yang bersifat membangun dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://maniailmu.blogspot.com/2015/09/keberhasila-yang-di-raih-khulafaur.html
http://falesta-asvy.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai