OLEH
…….
NIP: ….
PEMERINTAHAN ….
DINAS PENDIDIKAN
….
….
2005
LEMBAR PENGESAHAN
…….. ….
NIP : …. NIP: ….
Mengetahui
Kepala …
….
…..
NIP: ….
Karya Tulis Ilmiah hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya
Pada Siswa Kelas … ini telah disetujui dan disahkan untuk diajukan sebagai
Ketua PGRI
Kabupaten …
……
NPA. ….
Karya Tulis Ilmiah hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya
Pada Siswa Kelas … ini telah disetujui dan disahkan untuk diajukan sebagai
Kabupaten …
……
NPA. ….
KATA PENGANTAR
karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah
dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi
teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-
dalamnya kepada:
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
Penulis
ABSTRAK ABSTRAK
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan,
kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa
kelas ……….. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (64,29%), siklus II
kelompok kerja dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar
Halaman
Abstrak .............................................................................................................
A. Definisi Pembelajaran...............................................................
B. Metode Ceramah.......................................................................
C. Kerja Kelompok........................................................................
B. Pembahasan .............................................................................
A. Simpulan ..................................................................................
B. Saran ........................................................................................
Lampiran Halaman
PENDAHULUAN
tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan
profesional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-
diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk
mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar
hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang
mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evalusi dengan berbagai faktor
tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik
khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik
yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang
(di bawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya
ditinjau kembali.
Dalam perisiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang
akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik
evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar
lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal
maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada
penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.
dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses
ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal
kepada siswa.
………………….”.
B. Perumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
Kelas……………………………?
…………………………………………..
C. Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan
Kelas …………………………………..
D. Manfaat Penelitian
3. Memberikan tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal proses
komunikasi lisan.
2. Metode kerja kelompok adalah:
suatu kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa,
Dorongan dan kemauan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
F. Batasan Masalah
yang meliputi:
…………………………………..
ajaran 2004/2005.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
suatu perbuatan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi
dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung
suatu proses yanbg tidak dapat dilihat dengan nyata prose situ terjadi dalam
diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan
belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara
hubungan baru.
2. Pengertian Prestasi Belajar
ynag telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasul yang
tertentu.
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua
belajar menginginkan hasil yang baik mungkin. Oleh karena itu setiap
degna baik. Sedan pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi
baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau
materi pelajaran.
Oleh Karen itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus
factor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
dalam stimulus tindakan kea rah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak
ada gerakan menuju kea rah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa
atau hadiah. Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses
Suatu prinsip yang mendasari tingkah laku ialah bahwa individu selalu
dirinya kepada penguasaan kurikulum. Akan tetapi para siswa tidak selalu
guru adalah menolong mereka untuk memilihj topic, kegiatan atau tujuan
dalam arti tidak tercapai tujuan atau sukses dalam arti berhasil apa yang
untuk bekerja pada saat itu. Individu yang berprestas akademi tinggi
Menurut teori Eston yang sejalan teori Lewi, bila dalam diskusi para
pengelola selalu membicarakan masa akan yang akan dating, berarti mereka
mempunyai harapan positif dan optimis. Sebaliknya , mereka yang kurang
rendah.
dasar untuk setiap usaha dan berpengaruh terhadap pihak lain. Contohnya
Begitu pula guru harus disukai oleh ynag lain. Motivasi itu sangat penting
dan menentukan kegiatan dalam belajar. Bila remaja tidak punya motivasi
maka guru tidak menjamin penepatan siswa di kelas tertentu, baik kegiatan
dan kekuatan intelegensi yang juga harus dipertimbangkan dalam hal ini.
Motivasi sangat penging karena suatu kelompok yang tidak punya motvasi
(mungkin0 orang yang sudah tua dan orang yang sedang sakit.
4. Dorongan Aktivitas
hal ini dapat kita lihat misalnya anak kecil biasanya suka berlari, meloncat,
berarti bahwa guru harus melihat dan memperhatikan siswa mana yang aktif
dan kreatif sehigga perlu diberi kesempatan untuk aktif. Guru membantu
dorongan ini guru harus memberi semangat kepada mereka, antara lain
dengan cara :
b. Pada masa sekolah anak mempunyai kondisi yang kuat untuk dikenal
oleh teman-temannya.
Hal ini perlu dikembangkan sejak kecil sejak anak masuk sekolah mereka
menyukai setiap orang. Hal ini dapat dijadikan modal guru dalam
D. Prinsip Motivasi
Prinsip ini di susun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka
dilakukan. Oleh karena itu pujial lebih besar nilainya bagi motifasi belajar.
dalam berbagai bentuk yang berbeda. Para siswa yang dapat memenuhi
3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi
yang dipaksakan dari luar. Kepuasan yang didapat oleh individu itu sesuai
mencapai tujuan maka perbuatan itu perlu segera diulang kembali beberapa
menit kemudian sehingga hasilnya lebih mantap. Penguatan ini perlu
5 Motivasi mudah menjalar luar terhadap orang lain. Guru yang berminat
tinggi dan antusias akan mempengaruhi para siswa sehingga mereka juga
berminat tinggi dan antusias. Siswa yang antusias akan mendorong motivasi
7. Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendir akan menimbulkan minat yang
Berkat dorongan orang lain misalnya untuk memperoleh angka yang lebih
tinggi, siswa akan berusaha lebih giat karena minatnya menjadi lebih besar.
10.Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari
hal-hal lainnya. Minat khusus yang telah dimiliki oleh siswa, misalnya
minat bermain bola basket, akan mudah ditransferkan kepada minat dalam
bidang studi atau dihubungkan dengan masalah tertentu dalam bidang studi.
kurang tidak ada artinya bagi para siswa ynag tergolong pandai. Hal ini
kreatif. Motivasi yang telah dimiliki oleh siswa apabila diberi semacam
efektif.
15. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik. Emosi
16. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat
menuju kepada demoralisasi. Karena terlalu sulitnya tugas itu, para siswa
cenderung melakukan hal-hal yang tidak wajar sebaga manifestasi dari
17. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlain-lainan.
Ada siswa yang kegagalannya justru menimbulkan insentif, tetapi ada anak
masing.
interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini akan menimbulkan dua hal :
anak yang mendapat angka baik dan anak yang mendapat angka jelek. Pada
anak yang mendapat angka jelek mungkin akan berkembang rasa rendah diri
inteligensi, status social ekonomi, hubungan dan harapan orang tua. Akan
Oemar, 2000:185)
Dalam hubungan ini guru dapat menggunakan prinsip bahwa tujuan-
tujuna harus dapat dicapai dan para siswa merasa bahwa mereka akan
mampu mencapainya.
4. Pemberian Pujian
diingat bahwa efek pujian itu tergantung pada siapa yang memberi pujian
dan siapa yang menerima pujian itu. Para siswa yang sangat membutuhkan
para orang lain akan responsive terhadap pujian. Pujian dapat ditunjukkan
baik secara verbal maupun secara non verbal. Dalam bentuk nonverbal
dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam kompetisi harus terdapat
semangat persaingan.
kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan dapat lebih banyak dipenuhi
dengan cara kerja sama. Menurut lowry dan Rankin (1969) kerja sama
adalah fungsi utama dan merupakan bentuk yang paling dasar dari
6. Pemberian Harapan
para siswa.
F. Kerja Kelompok
Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar. Ialah suatu cara
Setiap kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa, mereka bekerja
untuk mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan
Agar penggunaannya dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu
Di dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Siswa yang
3. Minat Khusus
mana yang satu pasti bereda dengan yang lain. Tetapi tidak menutup
Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa terlalu besar, dan kita
tahu bahwa jumlah jam pelajaran adalah sangat terbatas, sehingga dalam
jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar sekali untuk guru akan
mengikutsertakan setiap murid dalam kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa
yang ditunjuk guru akan aktif, yang tidak disuruh akan tetap pasif saja.
Karena itulah bila berkelompok, dan diberikan tugas yang sama pada
diberikan. Itu.
6. Kerja sama yang efektif.
Keuntungannya ialah:
keterampilan berdiskusi.
- Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka
yang kurang.
Bentuk ini dapat disebutu pula “rapat kilat” karena hanya mengambil
minat mereka.
Kerja kelompok berjangka panjang dapat dilaksanakan dengan tujuan:
masyarakat sekitarnya.
tidak usah menunggu kelompok yang lain. Kelompok siswa yang agak
orang lain atau guru. Akhirnya guru harus memberi petunjuk yang
jelas, sehingga siswa tahu apa yang harus dilakukan, dan apa yang
memberi saran/pertanyaan.
kerja kelompok.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
(2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung
pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat Kontekstual Model
Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok antara pelaku peneliti dan peneliti dari
luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan
guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk
ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-
praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara
penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran
pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus
ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah
cukup.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
semester genap ….
3. Subyek Penelitian
pada pokok bahasan kisah nabi Ibrahim a.s, dan nabi Ismail a.s.
B. Rancangan Penelitian
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut.
Putar
an 1
Refleksi Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi
Tindakan/
Observasi
berikutnya.
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif di akhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan
akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan
apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai
teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam
D. Analisis Data
maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan
terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas
klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara
individu mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama
dengan 65%.
Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara
klasikal jika siswa yang mendapat nilai 65 lebih dari atau sama dengan 85%,
sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan atau
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
Gabungan Ceramah dan Kerja, dan lembar observasi aktivitas guru dan
siswa.
siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa
Kelompok.
c. Refleksi
d. Refisi
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
catatan.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
mengajar.
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
bertanya.
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
sebesar 82,73 dan dari 22 siswa telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3
kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih
baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
d. Revisi Pelaksanaan
baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
II, dan III) yaitu masing-masing 68,18%, 79,01%, dan 86,36%. Pada siklus
pembelajaran PAI pada pokok bahasan kisah nabi Ibrahim a.s, dan nabi
dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya
A. Simpulan
(86,36%).
pertanyaan.
proses belajar mengajar PAI lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press.
Univesitas Negeri Surabaya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-
PPAI, Universitas Terbuka.
Keterangan Keterangan
No. Urut Skor No. Urut Skor
T TT T TT
1 100 12 80
2 60 13 50
3 80 14 70
4 60 15 70
5 70 16 80
6 80 17 70
7 70 18 50
8 50 19 60
9 70 20 100
10 40 21 70
11 90 22 70
Jumlah 770 7 4 Jumlah 770 8 3
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 15
Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 7
Skor Maksimal Ideal : 2200
Skor Tercapai : 1540
Rata-rata Skor Tercapai : 70,00
Prosentase Ketuntasan : 68,18
Lampiran 3
Keterangan Keterangan
No. Urut Skor No. Urut Skor
T TT T TT
1 100 12 90
2 70 13 70
3 90 14 90
4 80 15 90
5 80 16 90
6 90 17 80
7 90 18 60
8 60 19 80
9 90 20 100
10 60 21 80
11 100 22 80
Jumlah 910 9 2 Jumlah 910 10 1
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 19
Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 3
Skor Maksimal Ideal : 2200
Skor Tercapai : 1820
Rata-rata Skor Tercapai : 82,73
Prosentase Ketuntasan : 86,36