Anda di halaman 1dari 55

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

GEOGRAFI DENGAN PEMBERIAN BALIKAN PADA


SISWA KELAS …………………………………
KABUPATEN ………………………
TAHUN ……………

KARYA ILMIAH

OLEH
………………………………………
NIP: …………………

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ……………………..


………………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN

KARYA ILMIAH
BERJUDUL:

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN


PEMBERIAN BALIKAN PADA SISWA …………………………….
…………………………………………………………
TAHUN ………………..

OLEH:

…………………………………..
NIP: …………………..

TELAH DISETUJUI,

Kepala Dinas Pendidikan Ketua PGRI


Kabupaten ……………….. Kabupaten …………………

……………………… ………………………
NIP: ………………… NPA:…………………
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan karya ilmiah ini
dapat terselesaikan pada waktunya.
Karya ilmiah yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi
Dengan Pemberian Balikan Pada Siswa Kelas …………………………… Tahun
…………….ini, disusun untuk memenuhi persyaratan kenaikan golongan profesi
guru dari IV-b ke IV-c.
Dalam penyusunan dan penyelesaian karya ilmiah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten ………………
2. Yth. Ketua PD II PGRI Kabupaten ………………………
3. Yth. Rekan-rekan Guru …………………………………..
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini
selesai.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti
harapkan demi kesempurnaan penelitian ini dan demi penelitian yang akan datang.

………, Maret, 2007

Peneliti
ABSTRAK

…………., 2004. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi Dengan


Pemberian Balikan Pada Siswa Kelas ………………………………………… Tahun
Pelajaran …………..

Kata : Belajar Geografi, pemberian balikan.

Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam
hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan
pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat
evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran
berlangsung (Combs, 1984: 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan
tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang
tinggi.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian tindakan ini adalah: (a)
Apakah pembelajaran dengan pemberian balikan berpengaruh terhadap hasil
belajar Geografi? (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran dengan pemberian
balikan terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah: (a) Untuk mengungkap
pengaruh pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap hasil belajar Geografi,
(b) Untuk mengungkapkan pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap
motivasi belajar Geografi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas ………
…………………………………. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif,
lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (17,11%), siklus II
(82,22%), siklus III (91,11%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengajaran dengan pemberian
balikan dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa ….
…………………………, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai
salah satu alternative pembelajaran Geografi.
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................


Lembar Pengesahan .........................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Abstrak .............................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................
F. Definisi Operasional Variabel ....................................................
G. Batasan Masalah .........................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................
A. Pemberian Balikan ......................................................................
B. Hasil Belajar Geografi ................................................................
C. Materi Geografi ..........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................
A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .....................................
B. Rancangan Penelitian .................................................................
C. Instrumen Penelitian ...................................................................
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................
E. Teknik Analisis Data ..................................................................
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
A. Analisis Item Butir Soal .............................................................
B. Analisis Data Penelitian Persiklus ..............................................
C. Pembahasan.................................................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................
A. Simpulan .....................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Prestasi belajar salah satu alat pengukur berhasil tidaknya proses belajar
yang dilakukan anak. Jika prestasi belajar yang dicapai anak rendah berarti
proses belajar yang dilakukan anak kurang berhasil. Sebaliknya bila prestasi
belajar yang dicapai anak tinggi bisa dikatakan bahwa anak mencapai
keberhasilan dalam belajarnya.
Kualitas pembelajaran ditentukan oleh interaksi komponen-komponen
dalam sistemnya. Yaitu tujuan, bahan ajar (materi), anak didik, sarana, media,
metode, partisipasi masyarakat, performance sekolah, dan evaluasi
pembelajaran (Moh. Shochib, 1998). Optimalisasi komponen ini, menentukan
kualitas (proses dan produk) pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah melakukan analisis
tentang karakteristik setiap komponen dan mesinkronisasikan sehingga
ditemukan konsistensi dan keserasian diantaranya untuk tercapainya tujuan
pembelajaran. Karena pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya senantiasa merujuk pada tujuan yang diharapkan untuk dikuasai
atau dimiliki oleh anak didik baik instructional effect sesuai dengan tujuan
yang dirancang maupun nutrient effect (dampak pengiring) (Moch. Shochib:
1999).
Realisasi pencapaian tujuan tersebut, terdapat kegiatan interaksi belajar
mengajar terutama yang terjadi di kelas. Dengan demikian, kegiatannya adalah
bagaimana terjadi hubungan antara guru/bahan ajar yang didesain dan dengan
anak didik. Interaksi ini merupakan proses komunikasi penyampaian pesan
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Arief. S. Sadiman
yang menyatakan proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses
interaksi yaitu proses penyampaian pesan melalui saluran media/teknik/metode
ke penerima pesan (Arief. S. Sadiman, dkk, 1996:13).
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya
manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan
dapat dikatakan masa depan bangsa tergantung pada keberadaan pendidikan
yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas
hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, upaya
peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan
pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas
pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan
tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi
apapun.
Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang
meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas,
peneliti, teknik sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana
mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga
pendidik/guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup, dan
terampil dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik
dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah
pelajaran berlangsung (Combs, 1984: 11-13). Untuk memainkan peranan dan
melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan
profesional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-
siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan
diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk
membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan
cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas
yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan
pelajaran, tetapi teaching is primarily and always the stimulation of learner
(Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan
hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan
pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan
pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan
yang konstruktif.
Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dikatakan
bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar
mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan berbagai faktor
yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana
tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik
dan presentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran
khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik
yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang
(dibawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya
ditinjau kembali.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam
rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan.
Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang
akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik
evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar
tentang tujuan mengajar, se cara khusus memilih dan menentukan metode
mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih,
menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan
menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek
tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama
bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan,
sarana dan prasarana pedidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih
lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun
non formal apalagi tingkat Sekolah lanjutan, haruslah berpusat pada kebutuhan
perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial,
dan sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru
senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada
pembelajaran dengan pemberian balikan dalam penyampaian materi dan
mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Geografi, agar siswa dapat memahami
materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran dengan
pemberian balikan, guru akan memulai membuka pelajaran dengan
menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan
diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong
untuk melihat pengaruh pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap
prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Geografi Dengan Menerapkan Metode Pemberian Balikan Pada Siswa
…………………………………… Tahun Pelajaran 2003/2004.

B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang diatas, dapat dikaji ada beberapa
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran dengan pemberian balikan berpengaruh terhadap hasil
belajar Geografi siswa Kelas ……………………………………………
2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap
motivasi belajar siswa Kelas ………………………………………………

C. Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengungkapkan pengaruh pembelajaran dengan pemberian balikan
terhadap hasil belajar Geografi siswa Kelas …………………………………
2. Untuk mengungkap pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap
motivasi belajar Geografi siswa Kelas ………………………………………
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
pembelajaran dengan pemberian balikan dalam pembelajaran Geografi.
2. Guru-guru Geografi perlu dimanfaatkan teknik pembelajaran dengan
pemberian balikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam
hal kualitas proses maupun kualitas hasil.
3. Memberikan tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal proses
pembelajaran dengan tetap berpegang pada suatu pengertian bahwa siswa
memerlukan perhatian guru.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas ……………….,
sedangkan sebagai sampel penelitian adalah siswa ……………. yang
berjumlah 45 siswa.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian


1. Pembelajaran dengan pemberian balikan, adalah suatu bentuk kegiatan
kurikuler sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
pemberian balikan dimulai dengan menyampaikan tujuan dan juga kata
kunci, diteruskan dengan pemberian materi yang sesuai dengan tujuan, dan
pemberian tugas berupa soal-soal yang dikerjakan di rumah.
2. Pemberian Tugas, adalah catatan guru yang dicantumkan dalam lembar
jawaban siswa, setelah guru meneliti jawaban, yang dapat digunakan oleh
siswa di dalam memperdalam materi yang diberikan sesuai dengan materi
soal. Dalam pemberian tugas ini pekerjaan dikembalikan kepada siswa.
3. Hasil Belajar Geografi, adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
mengerjakan soal atau tes dari guru setelah proses mengajar berlangsung
dalam satu pokok bahasan selesai.
G. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang
meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas ………………………….
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari semester genap tahun ajaran
2003/2004.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan …………….
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pemberian Balikan
1. Pengertian
Dengan mengutip beberapa pandangan, Panjaitan (193: 23)
mengemukakan tentang pengertian pemberian balikan sebagai berikut:
a. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang
hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan (Cardelle dan Corno,
1985:162-173).
b. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada peserta didik
sampai sejauh mana ia telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan (Dawdan Gage, 1967:181-188).
c. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa seberapa
jauh ia telah memahami isi pembelajaran sesuai dengan tes dan latihan
yang diberikan guru kepadanya (Kulik dan Kulik, 1988:79-97).
d. Pemberian balikan adalah suatu komunikasi antara guru dan siswa dalam
hal memudahkan siswa memperbaiki kekurangannya dalam proses
belajar (Measn, dkk, 1978:373-387).
e. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang
pemahamannya dalam mengerjakan tes atau latihan setelah
menyelesaikan suatu topik atau satu sub pokok bahasan yang diberikan
guru setelah selang waktu tertentu (Rochim dan Thomson, 1985:368-
372).
f. Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk memudahkan siswa
belajar, yaitu memberi informasi kepada siswa tentang hasil kerjanya
dalam mengerjakan tes atau latihan (Anderson dan Faust, 1973:271-295).
g. Pemberian balikan adalah merupakan interaksi antara guru dan siswa
yang digunakan sebagai koreksi terhadap jawaban siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan agar siswa tahu apakah jawabannya dalam
mengerjakan tes atau latihan menjawab soal-soal itu benar atau salah
(Hill, 1980).
h. Benne, dkk, (1975) menyatakan bahwa dengan pemberian balikan siswa
akan mengetahui kesalahan/kekurangan dan penilaian serta komentar
yang diberikan oleh guru tentang tampilannya dalam mengerjakan tes
atau latihan dengan maksud agar memudahkan siswa dalam
memperbaikinya.
i. Pemberian balikan adalah informasi yang diberikan kepada siswa setelah
ia memberikan respon atas tes atau latihan yang diberikan guru setelah
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan program yang dirancang
oleh guru (Skodmore, dkk. 1979:89).

Berdasarkan makan pengertian pemberian balikan dalam


pembelajaran, secara teoritis seperti yang telah diuraikan diatas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Pemberian balikan adalah informasi atau pemberitahuan guru kepada
siswa baik secara lisan atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban siswa
dari hasil dalam mengerjakan tes atau latihan setelah selesai mengikuti
program pembelajaran yang dirumuskan oleh guru dengan tujuan agar siswa
terangsang atau termotivasi untuk berusaha merespon mencari pembetulan.
2. Langkah Pemberian Balikan
Menurut Panjaitan (1993:24) ada dua cara pemberian balikan, sebagai
berikut:
a. Pemberian Balikan Secara Simbol
Pemberian balikan secara simbol adalah pemberian informasi guru
kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil
kerja siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, dengan memberikan
tanda benar (B) pada jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah
(S) pada jawaban yang salah tanpa memberikan keterangan apapun.
Tanda-tanda tersebut sebagai simbol apakah pekerjaan siswa benar
atau salah.
b. Pemberian Balikan Secara Ekspositorik
Pemberian balikan secara ekspositorik, adalah pemberian informasi
guru kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban
hasil kerja siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, yaitu dengan
memberikan tanda benar (B) pada jawaban yang benar, dan memberikan
tanda salah (S) pada jawaban yang salah dan sekaligus memberi
penjelasan singkat/terperinci atas kesalahannya dan petunjuk perbaikan
serta buku sumber acuannya agar siswa dapat memperbaiki
kekurangannya dan kesalahannya yang telah diperbuatnya.
Catatan yang diberikan oleh guru (pada umumnya untuk jawaban
yang salah) dapat diberikan dengan jelas atau petunjuk lain yang dapat
membantu siswa memperbaiki pekerjaannya yang salah.
Pembelajaran dengan cara memberikan balikan baik secara simbol
maupun secara ekspositorik dari guru kepada siswa agar memudahkan
siswa untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuatnya dan
diprediksi dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan perolehan
hasil belajar.
c. Kebijaksanaan Pemberian Balikan
Pemberian balikan dalam bentuk informasi atau pemberitahuan dari
guru kepada siswa tentang kekurangan-kekurangan atau tentang
kesalahan-kesalahannya terhadap hasil kerjanya dalam menjawab tes atau
latihan setelah selesai mengikuti eksperimen dalam pembelajaran, yang
pengaruhnya dapat menimbulkan reaksi minimal tiga kemungkinan pada
diri siswa.
Kemungkinan yang timbul dalam pemberian balikan dapat
menjadikan siswa apatis, patah semangat, atau patah hati, dan menjadi
pendorong semangat belajar. Hal demikian tergantung kebijaksanaan
atau kepandaian akal budi sang guru dalam memberikan balikan. Cara
pemberi balikan dapat bersifat positif dan dapat negative. (Jarolimek dan
Foster, 1978; Panjaitan, 1993:27).
Pemberian balikan yang bersifat positif dikandung maksud
informasi atau pemberitahuan terhadap kesalahan-kesalahan atau
kekurangan-kekurangan yang diperbuat oleh siswa, baik yang lisan
maupun yang tertulis pada lembar jawaban siswa hasil pengerjaan tes
atau latihan seharusnya balikan yang bersifat membangun, harus
merupakan balikan yang bersifat konstrutkif yaitu informasi atau
pemberitahuan yang disampaikan guru kepada siswa harus mampu
memberikan dorongan atau motivasi berhasil yang dapat membangkitkan
semangat dan kerja keras dalam diri siswa untuk lebih giat berusaha
belajar memperbaiki kekurangan-kekurangannya dan kesalahan-
kesalahannya yang telah diperbuatnya. Karenanya informasi atau
pemberitahuan itu harus dilaksanakan dengan seksama, bersifat pujian,
jelas, cermat, dan spesifik, mudah dipahami siswa, sehingga siswa
tergerak jiwanya untuk berusaha memperbaikinya. Adapun sebaliknya
pemberian balikan yang bersifat negative adalah balikan yang bersifat
destruktif atau balikan yang bersifat merusak yaitu informasi atau
pemberitahuan guru kepada siswa terhadap kesalahan-kesalahan yang
telah diperbuatnya yang disampaikan dengan nada kecaman, cemoohan,
penghinaan, lebih-lebih diikuti dengan rasa emosional guru dengan
marah-marah. Tindakan yang demikian dapat menimbulkan:
- Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa bodoh terhadap
pelajaran yang diberikan oleh guru.
- Rasa patah hati, patah semangat pada diri siswa, sehingga siswa
menjadi tidak mau belajar lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan
oleh guru. Guru yang bijaksana adalah guru yang selalu menggunakan
akal budinya untuk memberikan balikan yang bersifat konstruktif, dan
selalu menghindari pemberian balikan yang bersifat destruktif atau
balikan yang bersifat merusak terhadap hasil pekerjaan siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan. Pemberian balikan harus mampu
mendorong siswa untuk lebih semangat lagi dalam meningkatkan
belajarnya.
B. Hasil Belajar Geografi
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur
hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai
pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(1995:787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai
sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar,
maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pebelajar.
Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan
prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian
prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian
belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih
dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar
berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan
kualitas jangka waktu yang lebih pajang, misalnya satu cawu, satu semester
dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih
pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.
Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai
berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah
pelajaran tertentu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang memberikan
penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh
tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba
(1978: 143) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau
kelompok yang secara langsung dapat diukur”.
Menurut Nawawi (1981:127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Hasil belajar yang merupakan kemampuan keterampilan atau kecepatan di
dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk didalamnya
keterampilan menggunakan alat.
b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
tentang apa yang dikerjakan.
c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.

C. Materi Geografi
Pada saat ini sedikit perhatian yang ditujukan pada pembelajaran
Geografi dengan mengembangkan model-model yang sistematis. Pembelajaran
dengan ceramah dan Tanya jawab merupakan strategi yang paling sering
digunakan dalam pembelajaran Geografi. Guru mendominasi pembicaraan dan
buku-buku konvensional masih merupakan sumber belajar yang primer.
Dengan cara yang seperti ini tidak mengherankan kalau siswa cenderung secara
umum apatis terhadap gejala sosial. Karena yang ditemukan dalam
pembelajaran Geografi hanya fakta-fakta dan bukan ide-ide (Armento: 1986)
sebagaimana dikutip Karwono (1993:61).
Sebagian besar penelitian tentang pembelajaran Geografi telah mengkaji
hubungan antara teknik-teknik pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa. Penelitian banyak dilakukan untuk menjelaskan hubungan-
hubungan yang stabil antara fenomena-fenomena pembelajaran yang dipilih.
Penelitian pada variabel pembelajaran cenderung untuk menggambarkan
perhatian umum di bidang teknik penyelidikan inovatif dan reflektif. Topik-
topik yang lain menggambarkan refleksi sifat dari pembelajaran Geografi dan
kurangnya konsensus pada definisi yang jelas dari tujuan Geografi. Perilaku
siswa dianggap sebagai hasil pembelajaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena


penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997;8) mengelompokkan
penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai
peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegrasi, dan (d)
administrasi sosial eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif
dengan guru bidang studi dan di dalam proses belajar mengajar di kelas yang
bertindak sebagai pengajar adalah guru bidang studi sedangkan peneliti bertindak
sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat
(peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil
pembelajaran di kelas dimana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian
mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi,
kehadiran peneliti sebagai peneliti di kelas sebagai pengamat diberitahukan
kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerjasama dari seluruh siswa
dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang
diperlukan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yaitu penelitian yang mengacu
pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart,
(1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah terbentuk spiral.
Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau
pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika
sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat
di ……………………………… tahun pelajaran 2003/2004.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari semester genap tahun pelajaran 2003/2004.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas …………………………
tahun pelajaran 2003/2004 pada pokok bahasan dinamika perubahan litosfer
dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.

B. Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-
hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung
dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi
2003:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah
adanya partisipasi tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakannya nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif
yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam
prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling
mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip
sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta
dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan
tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah
dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat
terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan
pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi
tantangan sepanjang waktu. (Arikunto, Suharsimi, 2002:82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, Suharismi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus
spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar
berikut:
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi

Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi

Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur diatas adalah:


1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran dengan pemberian
balikan.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3, dimana
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki
sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar,
tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses
pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan metode pemberian
balikan, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Geografi
pokok bahasan dinamika perubahan litosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.
Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya
soal-soal ini berjumlah 44 soal yang telah diuji coba, kemudian penulis
mengadakan analisis butir sosial
Tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada setiap soal. Analisis
ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat yang
digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal
adalah sebagai berikut:
a. Validitas Tes
Validitas butir soal atau validitas item yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat
ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini
dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:
NXY  (X ) (Y )
rxy =
NX 2
  X 
2
NY 2
  Y 
2
 (Arikunto, Suharsimi 2001:72)
Dengan rxy : Koefisien korelasi product moment
N : Jumlah peserta tes
Y : Jumlah skor total
X : Jumlah skor butir soal
X2 : Jumlah kuadrat skor butir soal
XY : Jumlah hasil kali skor butir soal
b. Reliabilitas
Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus
belah dua sebagai berikut:
2r1 / 21 / 2
rII = (Arikunto, Suharsimi, 2001:93)
(1  r1 / 21 / 2 )

Dengan rII : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan


R1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11dari perhitungan lebih besar dari
harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.
c. Taraf kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal
adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf
kesukaran adalah :
B
P: (Arikunto, suharsimi, 2001:208)
Js
Dengan P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar
- soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang
- soal dengan P = 1,000 sampai 1,000 adalah kemudahan
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk
menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:
B A BB
D =  = PA – PB (Arikunto, Suharsimi, 2001:211)
JA JB

Dimana :
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan
benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
B B
PA : = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
JB

dengan benar
BB
PB : = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
JB

dengan benar
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir
soal sebagai berikut:
- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah Jelek
- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup
- Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik
- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

D. Metode Pengumpulan Data


Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan pembelajaran dengan metode pemberian balikan,
observasi aktivitas siswa dan guru, serta tes formatif.

E. Teknik Analisis Data


Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa untuk
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini di hitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X 
X
N
dengan X = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa

Y = Jumlah siswa

2. Untuk Ketuntasan Belajar


Ada kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum
1994 (Depdikbud 1994), yaitu seseorang siswa telah tuntas belajar bila telah
mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas tersebut tuntas belajar bila
dikelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar
digunakan rumus sebagai berikut:

P =
 Siswa yang tuntas belajar
X 100%
 Siswa
3. Untuk lembar observasi
a. Lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan metode pemberian
balikan
Untuk menghitung lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan
metode pemberian balikan digunakan rumus sebagai berikut:
P1  P2
X
2
dimana P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan
rumus sebagai berikut:
X
% = X 100% dengan
X
Jumlah hasil pengama tan P1  P2
X = 
Jumlah pengamat 2

dimana % = Persentase pengamatan


X = Rata-rata

X = Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = pengamat 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
observasi berupa pengamatan pengolahan pembelajaran dengan menggunakan
media charta, model dan LKS dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir
pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes
yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis
tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data
pengamatan pengolahan pembelajaran dengan menggunakan media charta, model
dan LKS yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan belajar dengan
media charta, model dan LKS dalam peningkatan prestasi.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan pembelajaran dengan memberikan balikan.

A. Analisis Item Butir Soal


Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen
penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut
diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian.
Analisis tes yang dilakukan meliputi;
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes
sehingga dapat digunakan sebagai Instrumen dalam penelitian ini. Dari
perhitungan 44 soal diperoleh 14 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan tidak Valid TesFormatif Siswa
Soal valid Soal Tidak Valid
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 19,21, 3,15,16,18,20,22,24,26,31,32,33,34
23,25,17,28,29,30,36,37,38,39,41,42,43,44 35,40

2. Reliabilitas
Soal-soal yang memenuhi syarat validitas diuji reliabitasnya. Dari
hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11sebesar 0, 486. Harga
ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N=45
dengan r (95%)= 0,294. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan
telah memenuhi syarat reliabilitas.
3. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran
soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:
- 20 Soal mudah
- 14 soal sedang
- 10 soal sedang
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah.
Dari analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek
sebanyak 14 soal, berkriteria cukup 22 soal, berkriteria banyak 8 soal.
Dengan demikian soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat-syarat
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
B. Analisis data penelitian persiklus
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini penelitian mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-
alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga mempersiapkan lembar
observasi pengolahan pembelajaran dengan pemberian balikan.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 6 Februari 2004 di kelas 1-2 dengan jumlah siswa 45 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat dengan dibantu oleh
seorang guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengajar adalah guru
bidang studi Geografi. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
siklus I adalah sebagai berikut:
No Keterangan No Keterangan
Nilai Nilai
Absen T TT Absen T TT
1 70  24 70 
2 60  25 70 
3 70  26 60 
4 80  27 60 
5 80  28 60 
6 70  29 70 
7 70  30 80 
8 60  31 80 
9 80  32 80 
10 60  33 80 
11 70  34 70 
12 70  35 70 
13 60  36 70 
14 80  37 60 
15 70  38 50 
16 60  39 70 
17 80  40 70 
18 60  41 70 
19 60  42 80 
20 80  43 70 
21 70  44 70 
22 70  45 80 
23 60 
Jumlah 1540 17 5
Jumlah 1590 15 8
Skor maksimal Ideal 4500
Jumlah skor tercapai 3130
Skor Rata-rata69,55

Keterangan : T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 32
Jumlah siswa yang belum tuntas : 13
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 69,55
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar `32
3 Persentase ketuntasan belajar 71,11

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan


pembelajaran dengan memberikan balikan pada materi pelajaran
diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,55 dan
ketuntasan belajar mencapai 71,11% atau ada 32 siswa dari 45 siswa
sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai  65 hanya sebesar 71,55% lebih kecil dari presentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan
karena siswa banyak yang merasa asing dan bingung dengan metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Tabel 4.4 Pengolahan Pembelajaran Pada Siklus I
Rata-Rata
No Aspek yang diamati Penilaian

Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan 2 2 2
pembelajaran
B. Kegiatan inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah 3 3 3
kegiatan bersama siswa
2 Membimbing siswa melakukan 3 3 3
kegiatan
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan 3 3 3
hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada 3 3 3
siswa untuk memprestasikan hasil
pembelajaran
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat 3 3 3
rangkuman
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengolahan waktu 2 2 2
III Antusiasme kelas
1. Siswa antusias 2 2 2
2. Guru antusias 3 3 3
32 32 32

Keterangan : Nilai : Kriteria


1 : tidak baik
2 : Kurang baik
3 : Cukup baik
4 : Baik
Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria
kurang baik adalah motivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran,
pengolahan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat
penilaian kurang baik diatas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi
pada siklus I. Dan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang
akan dilakukan pada siklus II
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti
pada tabel berikut.
Tabel 4.5. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus I
No Aktivitas Guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 6,0
2 Memotivasi siswa 7,3
3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 8,3
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 7,3
5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan 21,7
LKS/ menemukan konsep
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 10,0
kegiatan
8 Memberikan umpan balik 18,3
9 Membimbing siswa merangakum pelajaran 7,7
No Aktivitas Guru Yang Diamati Persentase
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku siswa/mengerjakan LKS 11,5
3 Bekerja dengan anggota kelompoknya 18,8
4 Diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan pembelajaran 2,9
6 Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ide 5,2
7 Menulis dengan releven dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi/latihan 8,9

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yang paling


dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep yaitu 21,7%. Aktivitas
lain yang persentase cukup besar adalah memberikan umpan
balik/evaluasi/tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu
masing-masing sebesar 18,3% dan 13,3% sedangkan aktivitas siswa
yang paling dominan adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan
guru yaitu 22,5%. Aktivitas lain persentasenya cukup besar adalah
bekerja dengan anggota kelompok, diskusi antar siswa/antara siswa dan
guru, dan mengerjakan LKS yaitu masing-masing 18,8% dan 11,5%.
Pada siklus 1, secara garis besar pembelajaran dengan metode
pengajaran dan pemberian balikan sudah dilaksanakan dengan baik,
walaupun guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan
arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang baik dalam motivasi siswa dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2) Guru kurang baik dalam pengolahan waktu.
3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
30 Guru harus lebih terampil dan semangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bisa lebih antusias.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada
tanggal 13 Februari 2004 di kelas 1-2 dengan jumlah 45 siswa. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai pengamat dengan dibantu oleh seorang
guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengajar adalah guru bidang
studi geografi. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan
atau kekurangan pada siklus I tidak berulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes
formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Nilai Keterangan No Keterangan


Nilai
Absen T TT Absen T TT
1 70  24 80 
2 80  25 100 
3 70  26 80 
4 80  27 70 
5 80  28 50 
6 60  29 80 
7 70  30 80 
8 70  31 90 
9 80  32 90 
10 80  33 60 
11 70  34 80 
12 80  35 80 
13 60  36 70 
14 90  37 60 
15 100  38 60 
16 70  39 90 
17 90  40 90 
18 60  41 80 
19 70  42 80 
20 70  43 80 
21 80  44 80 
22 70  45 70 
23 80  Jumlah 1700 18 4
Jumlah 1730 19 4
Skor Maksimal Ideal 4500
Jumlah Skor Tercapai 3430
Skor Rata-rata 76,22

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 37
Jumlah siswa yang belum tuntas :8
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1 Nilai rata-rata tes Formatif 76,22
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 37
3 Persentase ketuntasan belajar 82,22

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
76,22% dan ketuntasan belajar mencapai 82,22% atau ada 37 siswa dari 45
siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II
ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami perikatan sedikit lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa-
siswa telah mulai mengulang pelajaran yang sudah diterimanya selama ini
sehingga para siswa sebagian sudah mengingat materi yang telah diajarkan
oleh guru.
Tabel 4.8. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 Rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 3
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan 3 3 3
bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
kegiatan dalam kelompok. 4 4 4
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 4 4 4
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan
menemukan konsep.
3 3 3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengolahan Waktu 3 3 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 4 4
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 42 42 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
Dari tabel diatas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar
mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan metode
pengajaran dengan pemberian balikan mendapatkan penilaian yang cukup baik
dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang.
Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal,
untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk
penyempurnaan penerapan pengajaran dengan metode pemberian balikan.
Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa
merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengolahan waktu.
Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam penerapan metode
pembelajaran apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya
sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka
lakukan.
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa
Tabel 4.9. Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus II
No Aktivitas Guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 5,7
2 Memotivasi siswa 7,7
3 Mengaitkan dengan pelajaran berikutnya 6,7
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 10,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengambil siswa dalam mengerjakan
LKS/menentukan konsep 25,0
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 8,2
8 Memberikan umpan balik 16,6
9 Membimbing siswa menerangkan pelajaran 6,7
No Aktivitas Siswa yang diamati Persentase
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku siswa/mengerjakan LKS 12,1
3 Bekerja dengan anggota kelompoknya 21,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,4
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7
8 Menerangkan pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes evaluasi/latihan 10,8

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling


dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan
dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang
mengalami penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab
(16,6%), menjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan
dan menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum
pelajaran (6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II
adalah bekerja dengan anggota kelompoknya yaitu (21%). Jika dibandingkan
dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas siswa yang
mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
(17,7%). Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang
relevan dengan KBM (12,1%), menyajikan hasil pembelajaran (4,6%),
menanggapi/mengajukan pertanyaan tes evaluasi/latihan (10,8%).
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan
sebagai berikut:
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara
lain:
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih
termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapatan atau bertanya.
3) Guru harus lebih sadar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan /
menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat belajar sesuai dengan yang diharapkan.
5. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal
latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar

3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan
pada tanggal 20 Februari 2004 di kelas 1-2 dengan jumlah siswa 45 siswa.
Dalam hal ini penelitian bertindak sebagai pengamat dengan dibantu oleh
seorang guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengajar adalah guru
bidang studi. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan
atau kekurangan pada siklus ii tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa dalam proses belajar mengajar
yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III.
Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut.
Tabel 4.10 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus
III
No No
Nilai Keterangan Nilai Keterangan
Absen Absen
T TT T TT
1 90  24 90 
2 80  25 80 
3 80  26 90 
4 90  27 80 
5 60  28 90 
6 80  29 90 
7 90  30 90 
8 90  30 60 
9 80  32 90 
10 80  33 80 
11 80  34 90 
12 90  35 80 
13 60  36 70 
14 70  37 80 
15 80  38 60 
16 90  39 80 
17 90  40 90 
18 80  41 90 
19 90  42 90 
20 90  43 80 
21 80  44 80 
22 80  45 90 
23 80  Jumlah 1820 20 2
Jumlah 1880 21 2
Skor maksimal ideal 4500
Jumlah skor tercapai 3700
Skor Rata-rata 82,22
Keterangan T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 41
Jumlah siswa yang belum tuntas : 4
Klasikal : Tuntas

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III


1 Nilai rata-rata tes formatif 82,22
2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 41
3. Persentase ketuntasan belajar 91,11

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar


82,22 dan dari 45 siswa yang telah tuntas sebanyak 41 siswa dan 4 siswa
belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar
yang telah tercapai sebelum 91,11% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada
siklus III ini mengalami peningkatan lebih dari siklus II. Adanya
peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya usaha
siswa untuk mempelajari kembali materi ajar yang telah disampaikan oleh
guru.
Tabel 4.12 Pengolahan Pembelajaran Pada Siklus III
Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
1. Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 4
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam 4 4 4
kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 4
mempresentasikan hasil diskusi kelompok
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan 3 3 3
menentukan konsep
C. Penutup
1. Pembimbing siswa membuat rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengolahan waktu 3 3 3
III Antusiasme kelas
1. Siswa Antusias 4 4 4
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 44 44 44

Keterangan : Nilai : Kriteria


1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik

Dari tabel diatas dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan
belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan
menggunakan metode pengajaran dengan pemberian balikan mendapatkan
penilaian cukup baik dari pengamatan adalah motivasi siswa, membimbing
siswa merumuskan kesimpulan /menemukan konsep dan pengelolaan
waktu.
Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menetapkan metode
pengajaran dengan pemberian balikan diharapkan dapat berhasil semaksimal
mungkin.

Tabel 4.13 Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus III


No Aktivitas Guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 6,7
2. Memotivasi siswa 6,7
3. Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 10,7
4. Menyampaikan materi/langkah-langkah /strategi 13,7
5. Menjelaskan materi yang sulit 10,7
6. Membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan 21,0
LKS/menemukan konsep
7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 10,0
kegiatan
8. Memberikan umpan balik 11,7
9. Membimbing siswa merangkum pelajaran 10,0
No Aktivitas murid yang diamati Persentase
1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 20,8
2. Membaca buku siswa/mengerjakan LKS 13,1
3. Bekerja dengan anggota kelompoknya 22,1
4. Diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru 15,0
5. Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6. Mengajukan/menanggapi pertanyaan /ide 4,2
7. Menulis yang releven dengan KBM 6,0
8. Merangkum pembelajaran 7,3
9. Mengajarkan tes evaluasi /latihan 8,5

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling


dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan LKS/menentukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas
menjelaskan materi yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi /tanya
jawab menurun masing-masing sebesar (10%) san (11,7%). Aktivitas lain
yang mengalami peningkatan adalah mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya (10%). Menyampaikan materi/strategi /langkah-langkah
(13,3%), Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan
(10%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun
aktivitas yang tidak mengalami perubahan adalah menyampaikan tujuan
(6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus III
adalah bekerja dengan anggota kelompoknya yaitu (22,1%) dan
mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang
mengalami peningkatan adalah pembaca buku siswa/mengerjakan LKS
(13,1%) dan diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru (15,0%).
Sedangkan aktivitas yang lainnya mengalami penurunan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penetapan pembelajaran. Dari data-data yang telah diperoleh dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek
cukup besar.
2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan
dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran dengan
memberikan balikan pada materi pelajaran dengan baik dan dilihat dari
aktivitas siswa hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar
sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak,
tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah
memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan
agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan
pembelajaran dengan memberikan balikan pada materi pelajaran dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.

C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
memberikan balikan pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru
(ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing
71,11%, 82,22% dan 91,11%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara
klasikal telah tercapai
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan memberikan balikan pada materi pelajaran dalam
setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap
prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan peningkatannya nilai
rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika dengan pembelajaran dengan memberikan balikan
siswa, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa
dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan memberikan balikan
pada materi pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang
muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberikan umpan
balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup
besar.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan pembelajaran dengan memberikan balikan pada
materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa
setiap siklus, yaitu siklus I (71,11%), siklus II (82,22%), Siklus III
(91,11%).
2. Penerapan pembelajaran dengan memberikan balikan pada materi pelajaran
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan
bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran dengan
memberikan balikan pada materi pelajaran sehingga mereka menjadi
termotivasi untuk belajar.
3. Penerapan pembelajaran dengan memberikan balikan pada materi pelajaran
efektif untuk mengingatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa
selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi ujian akhir yang
segera akan dilaksanakan.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar Geografi lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
optimal bagi siswa makan disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan memberikan balikan pada materi
pelajaran memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus
mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan
dengan pembelajaran dengan memberikan balikan pada materi pelajaran
proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang
sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di SMA Negeri I Sugihwaras Kab. Bojonegoro tahun pelajaran
2003/2004.
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Wayan. 1980.Beberapa Metode Statistik Untuk Keperluan Penelitian


Pendidikan. Malang : Swadaya.

Arikunto, Suharsimi. 1993.Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:


Rieksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina


Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1989.Penilaian Program Pendidikan. Proyek


Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.

Arikunto, Suharsimi. 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Bina Aksara.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and


Bacon, Inc. Boston.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasasi. Banjarmasin.

Djamrah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.

Combs. Arthur. W. 1984. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : Bina Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasasi. Banjarmasin

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineksa


Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas


Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung :


Remaja Rosdakarya

Margono. 1997. Meteodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.


Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.

Sardiman. A. M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina


Aksara.

Slameto, 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.

Soekmoto, toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta : Pau-
PPAI, Universitas Terbuka.

Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung :


Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Wetherington. H.C. and W. H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan


Mengajar. (terjemahan) Bandung : Jemmars.

Anda mungkin juga menyukai