A. Kerangka Teori
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
sudut pandang ahli hukum. Tidak satupun batas pengertian itu dapat
1
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279. Untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang
Ketenagakerjaan
[Type here]
tersendiri. Mereka melihat hukum ketenagakerjaan dari berbagai
tentu berbeda antara ahli hukum yang satu dengan yang lainnya.
sebagai berikut :
menerima upah;
[Type here]
upah sebagai balas jasa.
pengusaha/majikan;
III. Adanya orang pekerja pada dan dibawah orang lain, dengan
sebagainya.2
ketenagakerjaan
[Type here]
dilakukan secara terpadu dalam bentuk kerjasama yang saling
mendukung.
[Type here]
b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan
mewujudkan kesejahteraan;
Hubungan yang diatur oleh hukum itu adalah hak dan kewajiban
[Type here]
melakukan hal itu, kemudian disebut dengan subjek hukum, dan
[Type here]
ketentuan perundang-undangan.
berikut:
kuhper).
yang bersangkutan.
[Type here]
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang menyatakan, “Jika
dalam buku III yang mencakup hubungan antara orang dan benda,
tentang hubungan antara orang dan orang diatur dalam buku III
tentang perikatan.
[Type here]
Perikatan adalah terjemahan dari istilah dalam Bahasa belanda
“verbintenis”. Perikatan artinya hal yang mengikat antara orang yang satu
satu pihak kepada pihak yang satu. Tiap-tiap perikatan adalah untuk
sesuatu.5
orang peserorangan atau pihak tertentu yang dapat berwujud salah satu
3
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti 2000),
hlm.198
4
Soedharyo Soimin, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Sinar Grafika, 1999), hlm.313
5
Solahudin, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta : Visimedia,2008)
6
http://digilib.unila.ac.id/3707/12/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 3 Agustus 2019
[Type here]
yang memberi kekuatan hak pada suatu pihak untuk memperoleh prestasi
orang lain atau dapat dikatakan peristiwa dimana dua orang atau lebih
batasnya telah diatur dalam pasal 1313 KUH Perdata yang menyatakan
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.
8
Pada suatu pekerjaan tentunya pasti ada perjanjian kerja yang akan
dibuat oleh para pihak, dimana perjanjian kerja merupakan dasar dari
disebutkan bahwa :
[Type here]
majikan untuk sewaktu-waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan
menerima upah.9
bahwa :
bersungguh-sungguh10.
perjanjian mana ditandai ciri; adanya upah atau gaji tertentu yang
9
R Subekti dan R Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ©, cet. 12, (Jakarta:
Pradnya Paramita, 1979) hal. 327.
10
R. Goenawan Oetomo, Pengantar Hukum Perburuhan & Hukum Perburuhan di Indonesia,
(Jakarta:Grahadhika Binangkit Press, 2004), hal.38
[Type here]
perintah yang harus ditaati oleh pihak yang lain. 11
perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan. Dalam pasal 51 ayat
11
Subekti, Aneka Perjanjian (b), cet. 12, (Bandung: PT Alumni, 1977), hal. 63
12
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279. Untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang
Ketenagakerjaan
13
ibid.
[Type here]
pekerja/buruh dengan pengusaha untuk tetap mengadakan
(PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
pengusaha.
keadaan ini akan membawa dampak terhadap kedua belah pihak, terlebih
[Type here]
psikologis, ekonomis dan finansial sebab:
(PHK)
[Type here]
tetapi pada kenyataannya sering terjadi pemberhentian dengan
pemecatan karena konflik yang tidak dapat diatasi lagi, yang seharusnya
dengan statusnya.
atau dipecat. Permohonan izin PHK dapat diberikan dalam hal buruh
18
Soepomo Imam. Op cit. hlm. 174
19
Maringan Nikodemus, Op cit. hlm. 4
[Type here]
Adapun beberapa cara yang dilakukan dalam proses pemberhantian
karyawan yaitu:
perkara;
Undang Nomor 13 Tahun 2003, pasal 151 ayat (1) ditentukan bahwa
[Type here]
maksud PHK wajib dirundingkan oleh perusahaan dan SP/SB atau
sebagaimana yang tercantum dalam pasal 153 ayat (1) poin ke (3)
menunaikan ibadahnya.20
sulit bagi pekerja dan keluarganya. Oleh karena itu untuk membantu atau
[Type here]
pesangon, uang penghargaan, dan uang penggantian hak.
penggantian hak diatur dalam pasal 156, 160 sampai 169 UU nomor 13
kepemilikan.
B. Kerangka Konseptual
21
Subekti, R, dan R. Tjitrosudibio, ibid
[Type here]
Suatu kerangka konsepsi merupakan kerangka yang
yang lain-lain, seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan
22
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta; UI Press, 1984), hlm.132.
23
Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hlm.307.
24
Pasal 1 Angka 2 UU Nomor 13 Tahun 2003.
[Type here]
2. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
karyawan.28
25
Ibid. Pasal 1 Angka 3.
26
Ibid. Pasal 1 Angka 4.
27
Ibid. Pasal 1 Angka 14.
28
Arti kata kinerja berasal dari kata job performance dan disebut juga actual performance.
Moeherono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2012), hlm. 69.
29
Republik Indonesia, Undang-Undang Ketenagakerjaan, BAB I Ketentuan Umum Pasal 1
Sub Angka 25.
[Type here]
kepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan kerja serta
perusahaan.30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
30
Pasal 1 Angka 22 UU Nomor 13 Tahun 2003.
[Type here]
jenis normatif ini menggunakan analisis kualitatif yakni dengan
dengan angka-angka.
Data yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder
2.
[Type here]