Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pelaksanaan Praktikum
Hari : Kamis Tanggal : 04 Maret 2021 Jam : 9-10
Oleh
Nama: Alma Maxfira Briliana
NIM : 081811733031
Kelompok : B5
Abstrak: Sinyal merupakan suatu besaran dengan nilai yang berubah-ubah. Pada
tubuh manusia terdapat biosinyal yang mengandung informasi dan merupakan
perantara komunikasi dalam sistem tubuh manusia. Salah satu biosinyal yang dapat
diamati adalah sinyal otot yang dapat direkam menggunakan Elektromiogram (EMG).
Keywords: EMG, EMG Caldwell, Electromyogram
I. PENDAHULUAN
Tubuh manusia menghasilkan biosinyal sebagai informasi mengenai kondisi tubuh.
Salah satu sumber biosinyal tersebut dihasilkan oleh otot berupa sinyal non-stasioner.
Untuk mengamati biosinyal tersebut, diperlukan sensor dan alat ukur yang dapat
merekam dan mengukur biosinyal tersebut. Elektromiogram (EMG) merupakan alat
yang digunakan untuk merekam sinyal-sinyal yang dihasilkan kontraksi otot.
III. PEMBAHASAN
EMG atau elktromiogram adalah alat yang digunakan untuk mengamati
biosinya yang ada pada otot, dalam hal ini EMG berguna untuk mendeteksi aktivitas
listrik abnormal dari otot yang dapat terjadi pada banyak penyakit dan kondisi,
termasuk distrofi otot, radang otot, saraf terjepit, kerusakan saraf perifer (kerusakan
saraf di tangan dan kaki), amyotrophic lateral sclerosis (ALS), myasthenia gravis,
herniasi, dan lain-lain.
Umumnya dalam pengukuran sinyal otot menggunakan EMG dilakukan
dengan perantara elektroda yang ditempelkan pada tiga titik disekitar otot yang ingin
diamati, dalam hal ini otot flexor carpi radialis. Elektroda pertama diletakkan pada
muscle belly, elektroda kedua diletakkan pada tendon yang letaknya anterior dari
muscle belly, dan elektrodaketiga diletakkan pada ground. Sinyal hasil sadapan ini
nantinya akan ditampilkan di monitor EMG untuk selanjutnya melalui tahapan image
processing untuk memudahkan proses analisis.
Pada praktikum eksperimen tenik biomedis ini dilakukan pengamatanpada
posedural pengukuran sinyal otot meggunakan EMG pada video praktikum yang telah
disediakan. Didalam video ini kita akan mengamati terkait potensial aksi dari motor
unit dimana akan dianalisis terkait aktivasi normal dan penambahan recruitment.
Pertama pasien diminta untuk mengkontraksikan otot yang diamati secara perlahan,
dimana peningkatan tenaga dipengaruhi oleh 2 hal yaotu recruitment dan aktifasi.
Perbandingan antara jumlah motor unit dan frekuensi penembakan atau perbandingan
antara recuitment dan activation biasanya mendekati 1:5.
Selanjutnya pasien diminta untuk melakukan kontraksi maksimal dan
dilanjutkan dengan relaksasi, apabila kita amati pada sinyal output tampak sinyal yang
rapat atau pola interference, hal ini merupakan overlapping dari motor unit.
Selanjutnya pada tahapan relaksasi tampak sinyal output dengan amplitudo lebih
rendah.
Apabila kita mengamati keseluruhan sinyal keluaran dari EMG terdapat empat
potensial motor unit yang berbeda. Diantaranya sebagai berikut:
Dimana jumlah dari motor unit sebanding dengan jumlah frekuensi tembakan yang
dilakukan.
IV. KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sinyal biopotensial otot dapat direkam dan dianalisis oleh EMG.
2. Pada saat otot konstraksi maksimal diperoleh nilai amplitudo maksimal,
sebaliknya saat mengalami relaksasi diperoleh grafik dengan amplitudo rendah.
3. Jumlah motor unit yang didapatkan dari suatu pengukuran sebanding dengan
firing frequency
V. REFERENSI
[1] Florentinus, Fernando, Budi Setiawan. 2018. Pengukuran Kekuatan Kontraksi
Otot Pada Bagian Torso Tubuh Menggunakan Sensor Elektromiografi. Bndung:
Program Studi Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranata. Seminar
Nasional Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi (SNIKO)
[2] Lestari, Dewi, Elvan Yuniarti. 2019. Analisis Aktifitas Otot dengan Elektroda
Ag/AgCL Menggunakan Labview 2015. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Syarif Hidayatullah. : JURNAL NASIONAL
INFORMATIKADANTEKNOLOGIJARINGAN- VOL. 3 NO. 2
[3] Rokhana, Rika, Kemalasari, Paulus S. Wardhana. Identifikasi Sinyal
Electromyograph (Emg) Pada Gerak Ekstensi-Fleksi Siku Dengan Metode
Konvolusi Dan Jaringan Syaraf Tiruan. Surabaya: Jurusan Teknik Elektronika
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
LAPORAN
PRAKTIKUM EKSPERIMEN TEKNIK BIOMEDIS
NERVE CONDUCTION STUDY (NCS)
Pelaksanaan Praktikum
Hari : Kamis Tanggal : 04 Maret 2021 Jam : 9-10
Oleh
Nama: Alma Maxfira Briliana
NIM : 081811733031
Kelompok : B5
Abstrak: Sinyal merupakan suatu besaran dengan nilai yang berubah-ubah. Pada
tubuh manusia terdapat biosinyal yang mengandung informasi dan merupakan
perantara komunikasi dalam sistem tubuh manusia. Selain sinyal dihasilkan oleh
kontraksi otot terdapat biosinyal lain yaitu konduktivitas dari saraf motorik yang
dapat dideteksi dengan Nerve Conduction Study (NCS), dimana NCS dapat
menunjukkan keadaan sebenarny dari saraf motoik. NCS juga dapat mengetahui dan
mengukur seberapa baik saraf bekerja pada tubuh manusia dan juga mengetahui
masalah atau kelainan pada jaringan syaraf yang ingin diuji.
Keywords: Nerve Conduction Study, Nerve Conduction Velocity, Electromyogram
I. PENDAHULUAN
Sinyal biopotensial merupakan sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas sel-sel yang
ada dalam tubuh sehingga menimbulkan aliran sinyal listrik yang dapat diukur berapa
besarnya. Salah satu contoh sinyal biopotensial adalah sinyal dari kontraksi otot,
dimana otot menghasilkan sinyal dari pergerakan kontraksinya. Sinyal otot ini dapat
diukur dan dideteksi menggunakan Electromiogram (EMG). Gelombang yang
dihasilkan oleh EMG menunjukkan kinerja otot yang diukur saat berkontraksi.
Yang dapat menghasilkan sinyal biopotensial selain kontraksi otot juga
konduktivitas dari saraf motorik yang dapat dideteksi dengan Nerve Conduction Study
(NCS). Gelombang yang ditampilkan menunjukkan keadaan yang sebenarnya dari
saraf motorik naracoba. Selain itu terdapat kecepatan konduktivitas sinyal (NCV)
biologis yang biasanya dipelajari menggunakan metode Nerve Conduction Study
(NCS). NCS dapat mengetahui dan mengukur seberapa baik saraf bekerja pada tubuh
manusia dan juga mengetahui masalah atau kelainan pada jaringan syaraf yang ingin
diuji.
II. DASAR TEORI
Nilai amplitudo dapat menurun pada syaraf yang bermasalah seperti axonal
neuropathy dan demielinasi. Proximal conduction velocity ditentukan oleh kecepatan
konduksi dari fiber otot yang ditentukan dengan membagi jarak antara stimuli dan
titik yang diukur dengan perbedaan waktu (latency) antara 2 stimuli.
III. PEMBAHASAN
Melalui pegamatan video kita dapat menganalisis beberapa fitur pada EMG
Caldwell yang digunakan untuk pengukuran NSV. Apabila kita membuka Software
atau program, kita akan diarahkan pada laman navigator diman nantinya akan
diarahkan untuk mengisi data pasien. Kemudian dlanjutkan dengan memilih jenis
study atau pemeriksaan yang akan dilakukan. Kemudian terdapat trace winow, dimana
berfungsi untuk menampilkan plot sinyal yang diperoleh. Selain itu terdapat study
window untuk menampilkan rangkian test dan jenis test apa yang bisa dilakukan, pada
bagian ini ditampilkan opsi pilihan bagian tubuh mana yag akan diuji. Pada menu
control window menampilkan opsi averager, stimulator, dan amplifier dan menu
lainnya berkaitan dengan tampilan display. Selanjutnya terdapat menu cursor table
window, yang berfungsi untuk menampilkan nila dari trace feature yang terdiri atas
latency dan amplitudo marker. Selain itu dalam pemeriksaan EMG cursor table
window dapat juga mnampilkan muscle scoring.
Selain menu yang terdapat pada layar display, terdapat juga menu pada keypad. F1
- F4 digunakan dalam wave base unit dan fungsi dari masing - masing tombol dapat
berubah sesuai dengan protocol test. F4 juga berfungsi untuk menampilkan tab data
window yang berisi variasi test yan sudah dilakukan oleh pasien. Selajutnya ada
kypad F5-F12 sebagai PC Funcion Key. F5 merefersikan Cursors dan F6 merefersi
position.
IV. KESIMPULAN
Dari pengamatan diatas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Nerve Conduction Study (NCS) adalah prosedur electrodiagnostic untuk
mengukur seberapa baik saraf bekerja dan membantu menentukan letak
kompresi pada saraf dan mendiagnosis gangguan saraf.
2. Dalam pengukuran NCS digunakan EMG Sierra Caldwell, dimana
didalamnya terdapat banyak fitur yang berfungsi untuk memudahkan user
dalam pengukuran.
3. Pada pengukuran NCV menggunakan test NCS, nilai amplitudo dan
kecepatan respon yang diperoleh menggambarkan seberapa baik kerja saraf
dalam menghantarkan impuls dari saraf tepi ke saraf pusat untuk kemudian
diteruskan ke saraf motorik.
V. REFERENSI
[1] Adel S. Sedra dan Kennet C. Smith, Microelectronic Circuits, Oxford University
Press, USA, 1997
[2] Saphiro. Electromyography and Neuromuscular Disorder. New York : Elsevier.
2013