Negara Kita bersyukur bahwa kita telah dapat melalui tahapan tersebut dengan baik. Program
restrukturisasi perbankan yang telah dicanangkan sejak tahun 1998, pada tahun 2003 lalu telah
menunjukkan hasil yang positif. Kondisi kesehatan perbankan pun mulai membaik. Perkembangan
ini terutama dapat kita lihat pada menguatnya struktur permodalan, menurunnya jumlah kredit
bermasalah, dan meningkatnya profitabilitas. Mulai tahun 2004 ini, kita juga telah menyusun
sebuah rencana tindak di bidang restrukturisasi dan reformasi sektor keuangan dan stabilisasi
ekonomi makro yang kita kenal dengan White Paper.
Pentingnya peranan bank dalam perekonomian dan besarnya tingkat kepercayaan masyarakat
yang harus dijaga dalam industri ini menyebabkan perbankan menjadi industri yang paling banyak
dan ketat diatur (heavily regulated). Setiap ketentuan yang dibuat di industri perbankan pada
akhirnya akan bermuara pada satu tujuan, yakni menghasilkan sistem perbankan yang sehat, kuat
dan stabil. Dengan demikian bank dapat menjalankan fungsi financial intermediary dengan
optimal.
Untuk mencapai tujuan ini, disamping melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
perbankan secara konsisten, Bank Indonesiasejak awal tahun ini juga menentukan arah hendak
kemana perbankan kita menuju. Arah itu tertuang dalam apa yang dinamakan Arsitektur
Perbankan Indonesia (API). API adalah suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang
bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk dan tatanan bagi industri perbankan untuk
rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Dengan kata lain, API adalah sebuah direction
bagi perbankan dan juga bagi masyarakat dalam melihat posisi perbankan kita di masa depan.
Untuk mempermudah pencapaian visinya ditetapkan sasaran yang ingin dicapai:
a. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat serta mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
b. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada
standar internasional.
c. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing tinggi serta memiliki
ketahanan dalam menghadapi risiko.
d. Menciptakan tata kelola yang baik (good corporate governance) dalam memperkuat
kondisi internal perbankan nasional.
e. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung industri perbankan yang sehat.
f. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
Enam pilar tersebut diperlukan untuk mewujudkan perbankan Indonesia yang lebih kukuh
dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi beberapa tahun ini. Beberapa tantangan
tersebut antara lain kapasitas pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah. Untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam lima tahun ke depan perlu pertumbuhan kredit
perbankan yang besar.
Perbankan syariah di tahun 2017 memiliki prospek yang baik. Hal tersebut sejalan dengan
proyeksi OJK dan hasil review terhadap RBB yang telah disampaikan oleh perbankan syariah
kepada OJK, dimana pro yeksi rata-rata pertumbuhan aset, DPK dan PYD perbankan syariah tahun
2017 masing-masing sebesar13,68%, 13,01%, dan 13,52%.