DISUSUN OLEH
NAMA : NURFADILLA
KELAS : A2
2. Sendi (artikulasio)
Klasifikasi sendi secara fungsional ada tiga yaitu sendi yang tidak dapat
bergerak (sinartrosis), sendi yang gerakannya minimal (amfiartrosis) dan sendi
yang bergerak bebas (diartrosis).
Klasifikasi sendi secara struktural ada dua yaitu; sendi fibrosa
(dihubungankan dengan jaringan fibrosa) seperti sutura, sindesmosis, gomfosis,
sendi kartilago (sendi yang dihubungkan dengan jaringan kartilago) seperti
sinkondrosis, simfisis, dan 3) sendi sinovial.
Sedangkan berdasarkan tipe gerakkan yang ditimbulkan, sendi sinovial
dapat digolongkan menjadi; sendi datar, sendi engsel, sendi poros, sendi elipsoid,
sendi pelanan, dan sendi peluru.
3. Ligamen, Otot, Fasia dan Tendon
Otot dapat dibedakan berdasarkan lokasi, struktur mikroskopis dan kontrol
persyarafannya. Terdapat tiga jenis otot yaitu : otot skelet, otot jantung dan otot
polos.
Perbedaan ketiga otot tersebut sebagaimana keterangan berikut ;
a. Otot skelet/otot rangka/otot lurik/otot bergaris/otot seran lintang, dengan
karakter:
1) Terdapat pada rangka dan dinamai sesuai dengan tulang yang
berhubungan.
2) Bergaris.
3) Volunter (bekerja dengan pengendalian secara sadar)
b. Otot jantung
1) Membentuk dinding jantung.
2) Bergaris.
c. Involunter (bekerja di luar kesadaran) otot polos.
1) Terdapat pada dinding struktur interna (visera) antara lain: lambung,
kandung kemih, pembuluh darah dll.
2) Involunter (bekerja di luar kesadaran).
Fungsi tendon
Pada otot akan timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai
berikut:
2 Fisiologi tulang
a. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak dan paru-paru) dan
jaringan lunak.
c. Memberikan pergerakan (otot atas berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan).
d. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sum-sum tulang belakang
(hematopoiesis).
e. Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium dan fosfor.
C. Pemeriksaan Fisik
1. PEMERIKSAAN FISIK PADA ARTICULATIO COXAE
Inspeksi
Inspeksi pasien dari depan,belakang, a. Depan
dan dari samping a) Apakah pasien berdiri dengan
lurus?
b. Belakang
a) Apakah lumbar spine dari pasien
lurus atau scoliotic?
c. Samping
a) Jika didapatkan adanya flexion
contracture yang fixed dari hip
joint,biasanya disertai
peningkatan lumbar lordosis.
Kulit a. Perubahan warna,luka.
b. Deformitas
Palpasi
Kontur tulang a. Aspek Anterior: SIAS, crista iliaca,
trochanter major, tuberculum
pubicum –Aspek.
b. Posterior: PSIS, trochanter major
,ischial tuberosity,sacral
-prominence, sacroiliac joint
Range Of Motion
Flexion (120-135°) Supine (lutut ke dada)
Extension (20-30°) Prone : tungkai bawah diangkat dari
meja
Abduction (40-50°) Supine (tungkai bawah ke lateral)
Adduction (20-30°) Supine (tungkai bawah ke medial)
Internal rotation (30) Seated (kaki ke medial) Prone (flexi
lutut tungkai bawah ke dalam
External rotation (50) Seated (kaki ke lateral) Prone (flexi
lutut tungkai bawah ke luar)
Pemeriksaan Khusus (Special Test)
Thomas sign Supine,salah satu lutut kearah dada, jika
paha yang satunya terangkat (positif)
Tredelenburg test Pasien berdiri,angkat satu lutut, jika
pelvis dari yang terangkat naik, normal,
jika kontralateral dari naiknya pelvis
(positif).
D. Pemeriksaan Penunjang
1 Sinar-X
Menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang.
Sinar-X multipel diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang
diperiksa. Sinar-X korteks tulang dapat menunjukkan adanya pelebaran,
penyempitan dan tanda iregularitas. Sinar – X sendi dapat menunjukkan adanya
cairan, iregularitas, penyempitan, dan perubahan struktur sendi.
2 CT Scan (Computed Tomografi Scan)
Menunjukkan rincian bidang tertentu dan dapat memperlihatkan tumor jaringan
lunak atau cedera ligamen atau tendon.
3 MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Teknik pencitraan khusus, non invasif yang menggunakan medan magnet,
gelombang radio, dan komputer untuk memperlihatkan abnormalitas, misal tumor
atau penyempitan jaringan lunak.
1. Angiografi
Pemeriksaan sisitem arteri. Suatu bahan kontras radiopaque diinjeksikan ke dalam
arteri tertentu, dan diambil foto sinar-X serial sistem arteri yang dipasok oleh arteri
tersebut. Pemeriksaan ini sangat baik untuk mengkaji perfusi arteri dan bisa
digunakan untuk indikasi tindakan amputasi yang akan dilaksanakan.
2. Digital Substraction Angiography (DSA)
Menggunakan teknologi komputer untuk menggambarkan sistem arteri melalui
kateter vena. Sedangkan, venogram adalah pemeriksaan sistem vena yang sering
digunakan untuk mendeteksi adanya trombosis vena dalam
3. Mielografi
Suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam rongga
subarakhnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus,
stenosis spinal (penyempitan kanalis spinalis) atau adanya tumor. Sementara,
diskografi adalah pemeriksaan diskus vertebralis dengan menyuntikkan bahan
kontras ke dalam diskus dan dilihat distribusinya.
4. Arthrografi
Penyuntikkan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat
struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran
pergerakannya sementara diambil gambar sinar-X serial.
5. Arthrosentesis (aspirasi sendi)
Dilakukan untuk memperoleh cairan sinovial untuk keperluan pemeriksaan atau
untuk meghilangkan nyeri akibat efusi. Normalnya, cairan sinovial adalah jernih
dan volumenya sedikit. Cairan sinovial lalu diperiksa secara makroskopis terkait
dengan volume, warna, kejernihan, dan adanya bekuan musin.
DAFTAR PUSTAKA
Aggriani Mayang, dkk. 2017. Klasifikasi Kodifikasi Penyakit Dan Masalah Terkait I.
Hadi Purwanto, 2016. Modul Bahan Ajar Cetak KMB II. Kebayaran Baru Jakarta Selatan.