Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

DISUSUN OLEH

NAMA : NURFADILLA

NIM : 046 STYC 18

KELAS : A2

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
RANGKUMAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. Anatomi Sistem Muskuloskeletal


Sistem Muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab
terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat.
Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, fasia, tendon, ligamen, dan jaringan-jaringan
khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
1. Tulang (osteon)
Struktur tulang terdiri atas dua macam yaitu; tulang padat (compact)
biasanya terdapat pada bagian luar semua tulang dan tulang berongga (spongiosa)
biasanya terdapat pada bagian dalam tulang, kecuali bagian yang digantikan oleh
sumsum tulang.
Bila tulang diklasifikasi berdasarkan morfologi (bentuknya), dibagi
menjadi lima jenis yaitu ; tulang panjang/tulang pipa (long bone), tulang pendek
(short bone), Tulang tipis/pipih (flat bone), tulang tidak teratur (irreguler bone)
dan tulang sesamoid.

No Jenis tulang rangka Jumlah


1 Tulang tengkorak 6 buah tulang
2 Tulang wajah 14 buah tulang
3 Tulang telinga dalam 6 buah tulang
4 Tulang lidah 1 buah tulang
5 Tulang belakang (ruas tulang belakang) 26 buah tulang
6 Tulang iga 24 buah tulang
7 Tulang dada 1 buah tulang
8 Tulang gelang bahu 4 buah tulang
9 Tulang anggota gerak/badan atas 60 buah tulang
10 Tulang gelang panggul 2 buah tulang
11 Tulang anggota gerak/badan bawah 60 buah tulang

2. Sendi (artikulasio)
Klasifikasi sendi secara fungsional ada tiga yaitu sendi yang tidak dapat
bergerak (sinartrosis), sendi yang gerakannya minimal (amfiartrosis) dan sendi
yang bergerak bebas (diartrosis).
Klasifikasi sendi secara struktural ada dua yaitu; sendi fibrosa
(dihubungankan dengan jaringan fibrosa) seperti sutura, sindesmosis, gomfosis,
sendi kartilago (sendi yang dihubungkan dengan jaringan kartilago) seperti
sinkondrosis, simfisis, dan 3) sendi sinovial.
Sedangkan berdasarkan tipe gerakkan yang ditimbulkan, sendi sinovial
dapat digolongkan menjadi; sendi datar, sendi engsel, sendi poros, sendi elipsoid,
sendi pelanan, dan sendi peluru.
3. Ligamen, Otot, Fasia dan Tendon
Otot dapat dibedakan berdasarkan lokasi, struktur mikroskopis dan kontrol
persyarafannya. Terdapat tiga jenis otot yaitu : otot skelet, otot jantung dan otot
polos.
Perbedaan ketiga otot tersebut sebagaimana keterangan berikut ;
a. Otot skelet/otot rangka/otot lurik/otot bergaris/otot seran lintang, dengan
karakter:
1) Terdapat pada rangka dan dinamai sesuai dengan tulang yang
berhubungan.
2) Bergaris.
3) Volunter (bekerja dengan pengendalian secara sadar)
b. Otot jantung
1) Membentuk dinding jantung.
2) Bergaris.
c. Involunter (bekerja di luar kesadaran) otot polos.
1) Terdapat pada dinding struktur interna (visera) antara lain: lambung,
kandung kemih, pembuluh darah dll.
2) Involunter (bekerja di luar kesadaran).

Fungsi tendon

Tendon adalah setabut kolagen yang melekatkan otot ke tulang. Tendon


menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh otot yang berkontraksi ke tulang dan
dengan demikian menggerakkan tulang.
B. Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
1 Fisiologi otot
a. Serat otot kerangka dibentuk oleh sejumlah serat yang diameternya 10 - 89
mikrometer. Masing-masing serat terbuat dari rangkaian subunit lebih kecil
dan membentang disepanjang otot , subunit meliputi:
b. Sarkolema: membran sel dari serat otot yang disebut plasma yaitu lapisan
tipis bahan polisakarida yang mengandung serat kolagen tipis ujungnya
bersatu dengan serat tendo yang menyisip pada tulang
c. Miofibril setiap serat otot mengandung beberapa ratus sampai beberapa ribu
miofibril, yang setiap miofibril memiliki 1500 filamen misin dan 3000
filamen aktin.
d. Sarkoplasma: miofibril yang terpendam dalam serat otot terdiri dari unsur
intraseluler mengandung kalium,fosfat dan enzime protein dalam jumlah
besar
e. Retikulum sarkoplasmik mempunyai susunan khusus dalam pengaturan
kontraksi otot.

Mekanisme umum kontraksi otot

Pada otot akan timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai
berikut:

a. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung


serat saraf.
b. Setiap ujung araf menyekresi substansi neurotransmiter yaitu asetilkolin
dalam jumlah sedikit.
c. Asetilkolin berkerja untuk area setempat pada embran serat otot guna
membuka saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam
membran serat otot
d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal
saraf.menimbulkan potensial aksi serat saraf.
e. Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot dengan cara yang
sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.
f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot berjalan
dalam serat otot tempat potensial aksi menyebabkan retikulum saekolema
melepas sejumlah ion kalsium yag disimpan dalam retikulum ke dalam
myofibril.
g. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan
miosin yang menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
h. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam
retikulum sarkoplasma, tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot
yang baru lagi.

2 Fisiologi tulang
a. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak dan paru-paru) dan
jaringan lunak.
c. Memberikan pergerakan (otot atas berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan).
d. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sum-sum tulang belakang
(hematopoiesis).
e. Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium dan fosfor.
C. Pemeriksaan Fisik
1. PEMERIKSAAN FISIK PADA ARTICULATIO COXAE

Inspeksi
Inspeksi pasien dari depan,belakang, a. Depan
dan dari samping a) Apakah pasien berdiri dengan
lurus?
b. Belakang
a) Apakah lumbar spine dari pasien
lurus atau scoliotic?
c. Samping
a) Jika didapatkan adanya flexion
contracture yang fixed dari hip
joint,biasanya disertai
peningkatan lumbar lordosis.
Kulit a. Perubahan warna,luka.
b. Deformitas
Palpasi
Kontur tulang a. Aspek Anterior: SIAS, crista iliaca,
trochanter major, tuberculum
pubicum –Aspek.
b. Posterior: PSIS, trochanter major
,ischial tuberosity,sacral
-prominence, sacroiliac joint
Range Of Motion
Flexion (120-135°) Supine (lutut ke dada)
Extension (20-30°) Prone : tungkai bawah diangkat dari
meja
Abduction (40-50°) Supine (tungkai bawah ke lateral)
Adduction (20-30°) Supine (tungkai bawah ke medial)
Internal rotation (30) Seated (kaki ke medial) Prone (flexi
lutut tungkai bawah ke dalam
External rotation (50) Seated (kaki ke lateral) Prone (flexi
lutut tungkai bawah ke luar)
Pemeriksaan Khusus (Special Test)
Thomas sign Supine,salah satu lutut kearah dada, jika
paha yang satunya terangkat (positif)
Tredelenburg test Pasien berdiri,angkat satu lutut, jika
pelvis dari yang terangkat naik, normal,
jika kontralateral dari naiknya pelvis
(positif).

2. PEMERIKSAAN FISIK ARTICULATIO HUMERI

Inspeksi Arti klinis


a. Bandingkan bahu kanan dan kiri. Dislokasi bahu, atrofi otot, robekan
b. Kulit: perubahan warna, laserasi, articulatio acromioclavicularis.
ekimosis.
Palpasi
a. Palpasi pada lateral clavicula untuk Nyeri merupakan adanya indikasi
mengetahui articulation ketidakstabilan dari distal articulatio
acromioclavicularis acromioclavicular yang terpisah.
Range of Motion
a. Fleksi: 0 – 160/180°
b. Ekstensi: 0 - 60°
c. Abduksi: 0 – 160/180°
d. Adduksi : 0 - 45°
e. Rotasi internal : 0 -90°
f. Rotasi eksternal :0 – 30/45 °
Tes khusus
a. Tanda Impingement : fleksi > 90 ° Nyeri menandakan syndrome
impingement.

3. PEMERIKSAAN FISIK ARTICULATIO CUBITI

Inspeksi Arti klinis


a. Bandingkan siku kiri dan kanan a. Dislokasi, fraktur , bursitis
b. Atrofi otot b. Penjepitan pada saraf ( cubital tunnel
syndrome )
Palpasi
a. Palpasi epicondylus dan olecranon a. Subluksasi siku
yang membentuk segitiga sama sisi.
Range of Motion
a. Fleksi dan ekstensi : ekstensi 0°
,fleksi 140-150 °
b. Pronasi dan supinasi: supinasi 80°-
85°,pronasi 75°-80°
Tes khusus
a. Tennis elbow : membuat kepalan, a. Nyeri pada epicondiyus lateralis
pronasi, kemudian ekstensi sendi menandakan adanya epicondylitis
pergelangan tangan dan jari melawan lateralis
tahanan.

4. PEMERIKSAAN FISIK PADA ARTICULATIO GENU

Inspeksi Palpasi Range of motion Tes khusus


Inspeksi pasien Pemeriksaan lutut
dari depan dan yang sedang
belakang ketika inflamasi adalah
posisi berdiri, mengamati gejala
berjalan dan tidur dan tanda radang
terlentang seperti tumor
(pembengkakan),
rubor (kemerahan),
kalor (panas), dolor
(sakit).

D. Pemeriksaan Penunjang
1 Sinar-X
Menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang.
Sinar-X multipel diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang
diperiksa. Sinar-X korteks tulang dapat menunjukkan adanya pelebaran,
penyempitan dan tanda iregularitas. Sinar – X sendi dapat menunjukkan adanya
cairan, iregularitas, penyempitan, dan perubahan struktur sendi.
2 CT Scan (Computed Tomografi Scan)
Menunjukkan rincian bidang tertentu dan dapat memperlihatkan tumor jaringan
lunak atau cedera ligamen atau tendon.
3 MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Teknik pencitraan khusus, non invasif yang menggunakan medan magnet,
gelombang radio, dan komputer untuk memperlihatkan abnormalitas, misal tumor
atau penyempitan jaringan lunak.
1. Angiografi
Pemeriksaan sisitem arteri. Suatu bahan kontras radiopaque diinjeksikan ke dalam
arteri tertentu, dan diambil foto sinar-X serial sistem arteri yang dipasok oleh arteri
tersebut. Pemeriksaan ini sangat baik untuk mengkaji perfusi arteri dan bisa
digunakan untuk indikasi tindakan amputasi yang akan dilaksanakan.
2. Digital Substraction Angiography (DSA)
Menggunakan teknologi komputer untuk menggambarkan sistem arteri melalui
kateter vena. Sedangkan, venogram adalah pemeriksaan sistem vena yang sering
digunakan untuk mendeteksi adanya trombosis vena dalam
3. Mielografi
Suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam rongga
subarakhnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus,
stenosis spinal (penyempitan kanalis spinalis) atau adanya tumor. Sementara,
diskografi adalah pemeriksaan diskus vertebralis dengan menyuntikkan bahan
kontras ke dalam diskus dan dilihat distribusinya.

4. Arthrografi
Penyuntikkan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat
struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran
pergerakannya sementara diambil gambar sinar-X serial.
5. Arthrosentesis (aspirasi sendi)
Dilakukan untuk memperoleh cairan sinovial untuk keperluan pemeriksaan atau
untuk meghilangkan nyeri akibat efusi. Normalnya, cairan sinovial adalah jernih
dan volumenya sedikit. Cairan sinovial lalu diperiksa secara makroskopis terkait
dengan volume, warna, kejernihan, dan adanya bekuan musin.
DAFTAR PUSTAKA

Aggriani Mayang, dkk. 2017. Klasifikasi Kodifikasi Penyakit Dan Masalah Terkait I.

Hadi Purwanto, 2016. Modul Bahan Ajar Cetak KMB II. Kebayaran Baru Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai