Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Helen Oktaviana1

Abstract : The purpose of this study is to obtain empirical evidence about the effect of
capital structure, company size, and corporate governance on the performance of
manufacturing company which listed on Indonesia Stock Exchange. This study used a sample
of 20 manufacturing companies which listed on Indonesia Stock Exchange from year 2012
until 2014. This study has shown that the capital structure and the size of the company did not
have an influence on the company performance while corporate governance did have an
influence. To get better results, further research/study is expected to be done by comparing
the performance of companies using more sample and not only limited to manufacturing
companies, extending the period of study/research as well as add other variables that come
from external environment that play an important role and have influence on the performance
of companies.

Keywords : company performance, capital structure, company size, corporate governance

PENDAHULUAN

Perusahaan merupakan suatu unit organisasi yang memiliki tujuan tertentu untuk
dicapai. Manajemen perusahaan dinilai dari kemampuan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan. Rasio-rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan yang digunakan untuk menilai keadaan keuangan atau kinerja keuangan
perusahaan (Immanuela, 2014). Kinerja perusahaan juga merupakan faktor yang penting
dalam menentukan suatu keputusan penting baik secara internal maupun eksternal.
Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan
dari aset, ekuitas, maupun hutang. Kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja perusahaan.
Salah satu ukuran kinerja perusahaan adalah Return on Equity. Return on Equity adalah
ukuran profitabilitas perusahaan penting yang mengukur pengembalian untuk pemegang
saham (Jones et al., sebagaimana dikutip dari Fachrudin, 2011). Semakin besar hasil Return
on Equity menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik (Kartikaningsih, 2013).

1
Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara (helen_oktaviana@ymail.com)

254
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

Dalam mengukur kinerja perusahaan, pengukuran dapat didasarkan dari berbagai faktor.
Struktur modal dapat menjadi salah satu faktor untuk menentukan kinerja perusahaan.
Struktur modal merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya
struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan
(Wahyuni, 2012). Modal perusahaan selain dari dalam perusahaan (ekuitas) dapat diperoleh
dari luar perusahaan berupa hutang. Pendanaan menggunakan sumber hutang dapat
digunakan untuk menghemat pajak, karena menimbulkan pembayaran bunga, sedangkan
pendanaan menggunakan ekuitas tidak dapat mengurangi pajak perusahaan (Immanuela,
2014). Komposisi penggunaan hutang dan ekuitas ini tergambar dalam struktur modal
(Fachrudin, 2011).

Struktur modal berkaitan dengan bagaimana cara perusahaan dapat mendanai


operasional perusahaan dan pertumbuhan yang ingin dicapai dengan menggunakan sumber
dana yang berbeda-beda. Pendanaan eksternal atau hutang dalam perusahaan dapat digunakan
untuk memonitor manajer dalam melakukan kepentingan pihak pemegang saham terhadap
pengelolaan perusahaan (Weston dan Copeland, sebagaimana dikutip dari Immanuela, 2014).
Menurut Immanuela (2014) struktur modal memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini bertentangan dengan Fachrudin (2011) yang mengemukakan bahwa struktur modal
tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Kinerja perusahaan juga dapat dilihat berdasarkan ukuran perusahaan. Ukuran


perusahaan menentukan penggunaan dana eksternal yang akan digunakan oleh perusahaan.
Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar akan membutuhkan dana yang besar untuk
dapat menjalankan perusahaan. Pemenuhan dana tersebut dapat tersedia melalui pendanaan
eksternal. Pada umumnya total aset dijadikan suatu dasar untuk mengukur besarnya ukuran
suatu perusahaan karena memiliki sifat yang jangka panjang. Semakin banyak aktiva yang
dimiliki dan semakin lancar tingkat perputaran aktiva maka akan semakin besar laba yang
diperoleh perusahaan (Kartikaningsih, 2013). Menurut Kartikaningsih (2013) ukuran
perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini bertentangan dengan
Fachrudin (2011) yang mengemukakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja perusahaan.

Kinerja perusahaan juga dapat diukur berdasarkan corporate governance. Pada


dasarnya good corporate governance adalah mengenai sistem, proses, dan seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan
komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan (Nofiani dan Nurmayanti,
2010).

255
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284

(Organizational of Economic Cooperation and Development, sebagaimana dikutip


dari Nofiani dan Nurmayanti, 2010) mendefinisikan corporate governance merupakan suatu
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan
antara manajemen perusahaan, dewan direksinya (dewan direksi dan komisaris, untuk negara-
negara yang menganut sistem hukum two-tier, termasuk Indonesia), para pemegang
sahamnya dan stakeholders lainnya. Menurut Nofianti dan Nurmayanti (2010)
corporate governance memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini bertentangan
dengan Meythi dan Devita (2011) yang mengemukakan bahwa corporate governance tidak
memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Adanya ketidakkonsistenan dari hasil penelitian diatas merupakan suatu alasan


penulis ingin meneliti faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan
dengan mengacu pada penelitian Fachrudin (2011). Berdasarkan hal tersebut maka penelitian
ini diberi judul “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

TELAAH KEPUSTAKAAN
Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan
tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada
pelanggan. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan baku
menjadi barang jadi dan kemudian menjual bahan jadi tersebut. Contohnya pabrik sepatu,
pabrik roti, dan lain-lain.

Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Laba
(profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang
dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam
menghasilkan barang atau jasa tersebut. Untuk memaksimalkan laba maka diperlukan alat-
alat untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan adalah alat yang paling bermanfaat untuk menentukan
berbagai aktivitas usaha yang dijalankan. Pengamatan dan analisis yang memadai atas hasil
analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen untuk menemukan kelemahan dan
keunggulan perusahaan (Lukuirman, 1999). Pada dasarnya macam atau jumlah rasio itu
banyak sekali yaitu sesuai dengan kebutuhan penganalisis, namun angka-angka rasio yang
ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan atau kelompok yaitu pertama,
berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio
tersebut. Kedua, berdasarkan tujuan dari penganalisa (Munawir, 2001).
256
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

 Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi (Mendra dan
Widanaputra, 2012). Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu
instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta
mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

Kinerja perusahaan adalah hasil dari semua keputusan yang dilakukan secara terus
menerus, oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu menaikannya dengan kinerja
keuangan dari keputusan-keputusan itu. Analisis kinerja keuangan didasarkan pada data
keuangan yang dipublikasikan, seperti tercemin di dalam laporan keuangan yang dibuat
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Kinerja keuangan perusahaan harus
diukur untuk melihat apakah kinerja keuangan perusahaan mengalami pertumbuhan atau
tidak. Ukuran ini diperlukan untuk menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan
perusahaan yang dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen di
masa yang akan datang (Helfert, 1991).

Kinerja keuangan perusahaan dibagi menjadi empat tahapan. Kinerja pertama dibagi
menjadi tiga tahapan yaitu a. Growth yang merupakan tahapan menghasilkan produk-produk
dengan aspek cukup cerah dengan tolak ukur tingkat pertumbuhan pendapatan atau
penjualan, b. Sustain yang merupakan tahapan mempertahankan pangsa pasar dengan tolak
ukur pendapatan operasional, laba kotor, tingkat pengembalian investasi, tingkat
pengembalian modal dan nilai tambahan ekonomi dan c. Harvest yang merupakan tahapan
dalam hal produk yang dihasilkan mencapai titik jenuh dengan tolak ukur besarnya arus kas
yang masuk dan tingkat penurunan kebutuhan modal kerja. Kinerja yang kedua adalah
pelanggan dengan tolak ukur pangsa pasar, seberapa besar proporsi segman pasar yang
dikuasai, tingkat perolahan pelanggan baru, kemampuan mempertahankan pelanggan lama,
kepuasan pelanggan, tingkat profitabilitas pelanggan dan citra perusahaan di mata pelanggan.
Kinerja yang ketiga adalah proses internal yang terdiri dari inovasi, operasi layanan purna
jual. Kinerja keempat adalah pembelajaran dan pertumbuhan yang terdiri atas kemampuan
pegawai, kemampuan sistem informasi dan motivasi (Kaplan dan Norton, sebagaimana
dikutip dari Soetjipto, 1997).

Menurut Fachrudin (2011) untuk mengukur kinerja perusahaan dapat digunakan


rumus return on equity. Return on equity adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga
dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan (Sartono, 2001). Apabila proporsi hutang
semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Semakin tinggi return on equity maka
257
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284
semakin bagus karena perolahan laba yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut akan semakin
besar, begitupun sebaliknya semakin rendah retun on equity suatu perusahaan atau return on
equity mengarah pada angka negatif maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian.
Menurut (Jones et al., sebagaimana dikutip dari Fachrudin, 2011) rumus return on equity
adalah:
Return on Equity = Laba Bersih
Ekuitas Pemegang Saham
 Struktur Modal
Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan tentu memerlukan modal yang kuat
untuk membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan. Menurut sifatnya ada dua tipe pendanaan
yaitu pendanaan dari dalam dan pendanaan dari luar. Pendanaan dari luar bisa berupa
pinjaman, baik pinjaman jangka pendek maupun pinjaman jangka panjang, dan juga dengan
menjual surat berharga (go public) kepada masyarakat melalui pasar modal (Barclay et al.,
sebagaimana dikutip dari Indriani dan Widyarti, 2013).

Menurut Saidi (sebagaimana dikutip dari Indriani dan Widyarti, 2013) manajer harus
mampu menghimpun dana baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar
perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan
pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan.
Menurut Prabansari dan Kusuma (sebagaimana dikutip dari Attasya, 2012) Biaya modal yang
timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang secara langsung
timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika manajer menggunakan hutang maka
biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur sedangkan jika
manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul opportunity cost dari dana
atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak
cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang
selanjutnya akan berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Berkaitan dengan hal
tersebut maka perusahaan perlu memperhatikan biaya modal yang efisien dalam menentukan
struktur modal yang optimal. Perusahaan harus mencari berbagai alternatif pendanaan yang
efisien dalam memenuhi kebutuhan dananya.

Struktur modal dapat diukur dengan menggunakan rumus debt to equity ratio (Lin,
sebagaimana dikutip dari Fachrudin, 2011). Menurut Dibiyantoro (2011) rasio hutang
terhadap modal (debt to equity ratio) adalah jenis rasio leverage. Rasio ini membandingkan
total hutang dengan total modal pemilik (ekuitas). Rasio ini digunakan untuk mengetahui
berapa bagian setiap rupiah dari modal pemilik yang digunakan untuk menjamin hutang.
Semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur karena jaminan
modal pemilik terhadap modal semakin kecil. Debt to equity ratio berguna untuk mengetahui
jumlah yang akan disediakan kreditor kepada perusahaan. Dari segi kreditor, jika rasio
semakin besar semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang ditanggung
258
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...
atas kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan namun dari segi perusahaan semakin
besar rasio semakin menguntungkan. Menurut Lin (sebagaimana dikutip dari Fachrudin,
2011) rumus debt to equity ratio adalah:

Debt to Equity Ratio = Jumlah Hutang


Jumlah Ekuitas
 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah ukuran perusahaan yang dapat menentukan tingkat kemudahan
perusahaan memperoleh dana dari pasar modal (Agnes Sawir, sebagaimana dikutip dari
Attasya, 2012). Ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang
bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal penjualan lebih besar daripada biaya
variabel dan biaya tetap maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya
jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan
menderita kerugian (Brigham dan Houston, 2001).

Menurut Siregar (2012) ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total asset, log
size, nilai pasar saham dan lain-lain. Berdasarkan total asset ukuran perusahaan terbagi dalam
tiga kategori yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil.

Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) ukuran perusahaan menunjukkan aktivitas


perusahaan yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan berarti semakin
besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh hutang sehingga leverage akan
meningkat. Kepemilikan institusional akan mendorong manajemen untuk meningkatkan
kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan manajerial akan
mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena mereka juga terlibat
dalam kepemilikan perusahaan. Menurut Naiker et al. (sebagaimana dikutip dari Fachrudin,
2011) ukuran perusahaan dapat diukur dengan logaritma natural (natural log) dari jumlah
aset.

 Corporate Governance
Menurut Sulistyanto dan Prapti (sebagaimana dikutip dari Wulandari, 2006)
perkembangan perspektif corporate governance berawal dari adanya agency model atau
agency theory. Agency theory mengindentifikasi potensi konflik kepentingan antara pihak-
pihak (prinsipal dan agen) dalam perusahaan yang mempengaruhi perilaku perusahaan dalam
berbagai cara yang berbeda. Menurut The Cadbury Committee (sebagaimana dikutip dari
Wulandari, 2006) menyatakan bahwa adanya perbedaan kepentingan dalam perusahaan
menimbulkan corporate governance yang dinyatakan sebagai sistem pengelolaan dan
pengendalian perusahaan. Sistem corporate governance terdiri dari: 1. Berbagai peraturan
yang menjelaskan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah dan
259
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284
stakeholders yang lain dan 2. Berbagai mekanisme yang secara langsung ataupun tidak
langsung menegakkan aturan tersebut atau disebut dengan mekanisme corporate governance
internal dan eksternal. Indikator mekanisme internal governance terdiri dari jumlah dewan
direktur, proporsi dewan komisaris independen dan debt to equity sedangkan indikator
mekanisme external governance terdiri dari institusional ownership.

Menurut Baridwan (sebagaimana dikutip dari Wulandari, 2006) implementasi prinsip-


prinsip good corporate governance dalam lingkup pasar modal di Indonesia dapat dijabarkan
melalui upaya-upaya Bapepam mendorong perusahaan publik untuk memperhatikan dan
melaksanakan prinsip-prinsip yang terdiri dari empat prinsip yaitu:
 Transparancy, dengan meningkatkan kualitas keterbukaan informasi tentang
“performance” perusahaan secara tepat waktu, baik yang berupa informasi financial
maupun nonfinancial.
 Fairness, dengan memaksimalkan upaya perlindungan hak dan perlakuan adil kepada
seluruh shareholders tanpa kecuali.
 Responsibility, dengan mendorong optimalisasi peran stakeholders dalam rangka
mendukung program-program perusahaan.
 Accountability, dengan mendorong optimalisasi peran dewan direksi dan dewan komisaris
dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara professional.

Perusahaan yang better governed mempunyai kinerja operasional yang lebih baik (Brown
dan Caylor, sebagaimana dikutip dari Sayidah, 2007). Penerapan corporate governance yang
efektif dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Andreas, 2009). Corporate
governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan
menguntungkan pemegang saham. Peningkatan kinerja perusahaan tersebut tidak hanya
untuk kepentingan pemegang saham namun juga untuk kepentingan publik (Shleifer dan
Vishny, sebagaimana dikutip dari Andreas, 2009). Forum for Corporate Governance in
Indonesia (sebagaimana dikutip dari Trisnantari, 2012) merumuskan corporate governance
sebagai sistem tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan
dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Tujuan corporate
governance adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak berkepentingan
(stakeholders). Corporate governance merupakan alat untuk menjamin direksi dan manajer
(atau insider) bertindak yang terbaik untuk kepentingan investor luar (creditor atau
shareholder) (Nofsinger dan Kim, sebagaimana dikutip dari Sugiarto, 2006). Menurut
Rahmayanti (2012) corporate governance dapat diukur dengan ukuran dewan komisaris.

260
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

PENELITIAN TERDAHULU
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Variabel Alat Hasil Analisis
1. Khaira Amalia Fachrudin Dependen : Analisis Agency cost, DER dan
(2007), Analisis Pengaruh ROE Regresi ukuran perusahaan
Struktur Modal, Ukuran Berganda tidak memiliki
Perusahaan dan Agency Cost Independen : pengaruh terhadap
Terhadap Kinerja Perusahaan Agency cost, ROE.
DER, ukuran
perusahaan.
2. Desi Kartikaningsih (2013), Dependen : Analisis DR, TATO, Size dan
Pengaruh Debt Rasio, Current ROE Regresi NPM memiliki
Rasio, Total Assets Turnover, Berganda pengaruh terhadap
Size Perusahaan, dan Net Profit Independen : ROE sedangkan CR
Margin Terhadap Return on DR, CR, TATO, tidak memiliki
Equity (Studi Kasus Pada Size, NPM pengaruh terhadap
Perusahaan Manufaktur yang ROE.
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada Tahun 2009-
2011)
3. Fifi Nofiani dan Poppy Dependen : Analisis GCG memiliki
Nurmayanti (2010), Pengaruh ROE Regresi pengaruh terhadap
Penerapan Corporate ROE.
Governance Terhadap Kinerja Independen:
Keuangan Perusahaan GCG
4. Intan Immanuela (2014), Dependen : Analisis Kepemilikan
Pengaruh Kepemilikan ROE Regresi Manajerial dan Ukuran
Manajerial, Struktur Modal, Berganda Perusahaan tidak
Ukuran Perusahaan, dan Independen : memiliki pengaruh
Agency Cost Sebagai Variabel Kepemilikan terhadap ROE
Intervening Terhadap Kinerja Manajerial, sedangkan struktur
Perusahaan pada Perusahaan Struktur Modal, modal memiliki
Manufaktur yang Terdaftar di Ukuran pengaruh terhadap
BEI Perusahaan ROE.

261
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284
5. Meythi dan Lusiyana Devita Dependen : Analisis GCG tidak memiliki
(2011), Pengaruh Penerapan ROE Regresi pengaruh terhadap
Good Corporate Governance ROE.
(GCG) Terhadap Kinerja Independen :
Keuangan Perusahaan : Studi GCG
Empirik pada Perusahaan Go
Public yang Termasuk
Kelompok Sepuluh Besar
Menurut Corporate
Governance Perception Index
(CGPI) di Bursa Efek
Indonesia
Sumber: Diolah Penulis

HIPOTESIS PENELITIAN
Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat digambarkan melalui model
penelitian yang dapat dilihat pada gambar .

Gambar 1
Model Penelitian

Ukuran Perusahaan

Struktur Modal Kinerja Perusahaan

Corporate Governance

Sumber: Diolah Penulis


Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.
H2: Struktur Modal memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.
H3: Corporate governance memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

262
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2012-2014. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling. Menurut Cooper dan Schindler (2011) purposive sampling adalah
sebuah sampel non probabilitas yang diambil dari populasi yang sesuai dengan kriteria
tertentu. Kriteria dalam penelitian ini adalah perusahaan tidak mengalami delisting selama
tahun 2012-2014, perusahaan menggunakan mata uang Rupiah dalam penyajian laporan
keuangannya, perusahaan memiliki laba positif selama tahun 2012-2014, perusahaan
memiliki nilai total equity yang positif selama tahun 2012-2014 dan laporan keuangan
perusahaan yang disajikan berakhir pada tanggal 31 Desember.

Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel berdefinisi penjelasan mengenai cara untuk memperoleh data
mengenai setiap variabel penelitian. Dimana setiap variabel harus dioperasionalisasi adalah
penjelasan mengenai tahap-tahap apa saja yang harus dilakukan untuk memperoleh data
mengenai variabel penelitian termasuk rumus-rumus yang digunakan dalam mengukur
variabel penelitian.
Tabel 2
Operasionalisasi variabel
Variabel Penelitian Skala Pengukuran
Kinerja Perusahaan Rasio Return on Equity = Laba Bersih
Ekuitas Pemegang Saham
Struktur Modal Rasio Debt to Equity Ratio = Jumlah Hutang
Jumlah Ekuitas
Ukuran Perusahaan Rasio Ukuran Perusahaan = Log (Total Asset)
Corporate Governance Rasio Ukuran Dewan Komisaris

Sumber : Diolah Penulis

 Metode Analisis
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer
Eviews 9.0. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan
menggunakan regresi panel.
Pemilihan Model Regresi
Tahapan-tahapan model regresi dengan teknik data panel adalah:
 Membuat model Pendekatan Kuadrat Terkecil (Common Effect)

263
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284
Pendekatan kuadrat terkecil adalah teknik yang menggabungkan seluruh data time series
dan data cross section, kemudian mengestimasi model dengan menggunakan metode
ordinary least square (OLS) (Widarjono, 2007).

 Membuat model Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model)


Menurut Usman dan Nachrowi (2006), ada variabel-variabel yang tidak semuanya
masuk dalam persamaan model, sehingga memungkinkan adanya intercept yang tidak
konstan atau berubah untuk setiap individu dan waktu.Oleh karena itu diperlukan
pendekatan efek tetap ini.

 Membuat model Pendekatan Efek Acak (Random Effect Model)


Jika pendekatan efek tetap digunakan karena adanya intercept yang tidak konstan atau
berubah untuk setiap individu dan waktu, maka pendekatan efek acak ini digunakan untuk
mengakomodasi perbedaan setiap individu dan waktu yang disebabkan oleh error terms.

 Memilih model estimasi dalam panel data


 Pemilihan Pooled Least Square (PLS) dengan Fixed Effect Model (FEM)
Untuk melakukan pemilihan model ini, digunakan uji likehood ratio (chow test),
yang digunakan untuk memilih teknik data panel dengan PLS atau FEM. Kemudian
dilakukan uji hipotesis dengan :
H0 : Common Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
H0 ditolak, jika Prob Cross Section-F danCross Section Chi-square < 0.05 pada tingkat
signifikan 5%. Jika H0 ditolak maka FEM akan dipilih untuk proses lebih lanjut.
 Pemilihan Pooled Least Square (PLS) dengan Random Effect Model (REM)
Lagrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah model random effect
atau model common effect yang lebih tepat digunakan. Uji signifikasi random effect ini
dikembangkan oleh Breusch Pagan. Metode Breusch Pagan untuk nilai random effect
didasarkan pada nilai residual dari metode OLS. Adapun nilai statistik LM dihitung
berdasarkan formula sebagai berikut:

264
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

Dimana :
n = Jumlah Individu
T = Jumlah Periode Waktu
e = residual metode common effect (OLS)
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : Model mengikuti common effect
H1 : Model mengikuti random effect
Untuk menentukan keputusan, maka dapat dilihat dari nilai probabilitas Breusch
Pagan. Apabila nilainya berada di atas 0,05 atau tidak signifikan, maka H0 diterima dan
jika berada dibawah 0,05 atau signifikan maka H0 ditolak dan H1 diterima.

 Pemilihan Fixed Effect Model (FEM) dengan Random Effect Model (REM)
Jika hasil uji chow menunjukan bahwa fixed effect lebih baik dari pada common effect,
maka proses selanjutnya adalah melakukan uji Hausman. Uji Hausman dilakukan untuk
membandingkan yang mana yang terbaik antara model FEM atau REM dan dilakukan uji
hipotesis :

H0 : Random Effect Model


H1 : Fixed Effect Model

H0 ditolak, jika Prob Cross Section Random < 0.05 pada tingkat signifikan 5%. Jika H0
ditolak maka FEM akan dipilih untuk proses lebih lanjut. Apabila hasil probabilitas lebih
kecil daripada α maka H0 ditolak. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada α
maka H0 tidak diterima. Maka persamaan analisis regresi panel dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:

Kinerja Perusahaant = α + β1 Struktur Modalit + β2 Ukuran Perusahaanit +


β3 Good Governanceit + µit
Dimana :
i = Perusahaan Bidang Manufaktur
t = periode waktu
α = koefisien intersep
β1= koefisien slope dari Struktur Modal
β2 = koefisien slope dari Ukuran Perusahaan
β3 = koefisien slope dari Corporate Governance
µ= error

265
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284

 Uji t
Pengujian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh dari masing-masing
variabel independent berupa rasio keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

 Uji F
Pengujian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh semua variabel independent
secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent.

 Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variable dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat
dirumuskan sebagai berikut :

KP = R2 X 100%

Nilai Koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan varisasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

ANALISIS DAN BAHASAN TEMUAN


Penelitian ini dilakukan selama tahun 2012-2014, jadi jumlah sampel data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 100 data. Daftar nama perusahaan yang dijadikan
sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.

266
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

Tabel 3
Daftar Nama Perusahaan yang Disajikan Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1. INTP PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk.
2. ARNA PT. ARWANA CITRAMULIA, Tbk.
3. TOTO PT. SURYA TOTO INDONESIA, Tbk.
4. EKAD PT. EKADHARMA INTERNATIONAL, Tbk.
5. GGRM PT. GUDANG GARAM, Tbk.
6. IGAR PT. CHAMPION PACIFIC INDONESIA, Tbk.
7. AISA PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk.
8. ASII PT. ASTRA INTERNATIONAL, Tbk.
9. DLTA PT. DELTA DJAKARTA, Tbk.
10. FAST PT. FAST FOOD INDONESIA, Tbk.
11. INDF PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk.
12. MYOR PT. MAYORA INDAH, Tbk.
13. PTSP PT. PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL, Tbk.
14. TBLA PT. TUNAS BARU LAMPUNG, Tbk.
15. ULTJ PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY, Tbk.
16. DVLA PT. DARYA-VARIA LABORATORIA, Tbk.
17. KLBF PT. KALBE FARMA, Tbk.
18. KAEF PT. KIMIA FARMA (Persero), Tbk.
19. MERK PT. MERCK, Tbk.
20. UNVR PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk.
Sumber: Diolah Penulis

Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian data maka perlu dilakukan pengolahan data statistik
deskriptif untuk menggambarkan data tersebut. Statistik deskriptif menggambarkan nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi dari kinerja perusahaan,
struktur modal, ukuran perusahaan, dan corporate governance. Tabel 4. menunjukkan
statistik deskriptif.

267
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284

Tabel 4
Statistik Deskriptif
Kinerja Struktur Modal Ukuran Corporate
Perusahaan Perusahaan Governance
Mean 0.264833 0.809833 12.58017 4.900000
Median 0.215000 0.590000 12.42000 5.000000
Maximum 1.260000 2.480000 14.37000 11.00000
Minimum 0.050000 0.130000 11.31000 2.000000
Std. Dev. 0.239069 0.606721 0.808448 2.104877
Skewness 3.455046 1.097102 0.443584 1.155550
Kurtosis 14.58686 3.093291 2.359995 4.368071

Jarque-Bera 455.0117 12.05809 2.991687 18.03199


Probability 0.000000 0.002408 0.224060 0.000121

Sum 15.89000 48.59000 754.8100 294.0000


Sum Sq. 3.372098 21.71850 38.56170 261.4000
Dev.

Observations 60 60 60 60
Sumber: Hasil Output Eviews 9

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah data (N) adalah sebanyak 60 dari 20
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data diambil selama tiga
tahun yaitu tahun 2012-2014. Dan dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa :

Varibel Dependen (Y)


Untuk variabel Y Kinerja Perusahaan (ROE) diketahui bahwa jumlah sampel yang
diteliti adalah 60 perusahaan manufaktur. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata-
rata (mean) ROE sebesar 0.264833, nilai minimum sebesar 0.050000 dan nilai maksimum
sebesar 1.260000 dengan standar deviasi sebesar 0.239069.

Variabel Independen Pertama (X1)


Untuk variabel X1 Struktur Modal (DER) diketahui bahwa jumlah sampel yang diteliti
adalah 60 perusahaan manufaktur. Hasil Pengolahan data menunjukkan bahwa rata-rata
(mean) DER sebesar 0.809833, nilai minimum sebesar 0.130000 dan nilai maksimum
sebesar 2.480000 dengan standar deviasi sebesar 0.606721.

268
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

Variabel Independen Kedua (X2)


Untuk variabel X2 Ukuran Perusahaan diketahui bahwa jumlah sampel yang diteliti
adalah 60 perusahaan manufaktur. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata-rata
(mean) ukuran perusahaan sebesar 12.58017, nilai minimum sebesar 11.31000 dan nilai
maksimum sebesar 14.37000 dengan standar deviasi sebesar 0.808448.

Variabel Independen Ketiga (X3)


Untuk variabel X3 Corporate Governance diketahui bahwa jumlah sampel yang diteliti
adalah 60 perusahaan manufaktur. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata-rata
(mean) Corporate Governance sebesar 4.900000, nilai minimum sebesar 2.000000 dan nilai
maksimum sebesar 11.00000 dengan standar deviasi sebesar 2.104877.

Metode Analisis Data Panel


 PooledLeast Square ( Common Effect Model)
Model Common Effect atau Pooled Least Square Model adalah model estimasi yang
menggabungkan data time series dan data cross sectiondengan menggunakan pendekatan
OLS (Ordinary Least Square) untuk mengestimasi parameternya. Berikut adalah hasil
output regresi dengan menggunakan model common effect dalam penelitian ini:

269
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284

Tabel 5.
Model Common Effect

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 05/01/16 Time: 22:11
Sample: 2012 2014
Periods included: 3
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.511087 0.662740 0.771173 0.4438


X1 0.154326 0.055621 2.774620 0.0075
X2 -0.033273 0.060278 -0.551983 0.5832
X3 0.009662 0.021585 0.447609 0.6562

R-squared 0.131203 Mean dependent var 0.264833


Adjusted R-squared 0.084660 S.D. dependent var 0.239069
S.E. of regression 0.228726 Akaike info criterion -0.048245
Sum squared resid 2.929669 Schwarz criterion 0.091378
Log likelihood 5.447345 Hannan-Quinn criter. 0.006369
F-statistic 2.818984 Durbin-Watson stat 0.123834
Prob(F-statistic) 0.047159

Sumber: Hasil Output Eviews 9

 Fixed Effect Model


Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan
variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Berikut adalah hasil output
regresi dengan menggunakan model fixed effect dalam penelitian ini:

270
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

Tabel 6
Model Fixed Effect
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 05/01/16 Time: 22:32
Sample: 2012 2014
Periods included: 3
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.694656 1.228604 1.379334 0.1761


X1 -0.055576 0.035025 -1.586736 0.1211
X2 -0.136237 0.096881 -1.406228 0.1680
X3 0.067156 0.024119 2.784394 0.0084

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.983178 Mean dependent var 0.264833


Adjusted R-squared 0.973175 S.D. dependent var 0.239069
S.E. of regression 0.039156 Akaike info criterion -3.359311
Sum squared resid 0.056727 Schwarz criterion -2.556479
Log likelihood 123.7793 Hannan-Quinn criter. -3.045279
F-statistic 98.29321 Durbin-Watson stat 2.703399
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9


 Random Effect Model
Random Effect Model adalah model estimasi regresi panel dengan asumsi koefesien slope
konstan dan intersep berbeda antara individu dan antar waktu (Random Effect). Berikut
adalah hasil output regresi dengan menggunakan model random effect dalam penelitian ini:

271
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284

Tabel 7
Model Random Effect
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/01/16 Time: 22:57
Sample: 2012 2014
Periods included: 3
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 60
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.245225 0.728622 1.709015 0.0930


X1 -0.031462 0.032732 -0.961193 0.3406
X2 -0.095627 0.060615 -1.577605 0.1203
X3 0.050630 0.018912 2.677091 0.0097

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.239949 0.9741


Idiosyncratic random 0.039156 0.0259

Weighted Statistics

R-squared 0.136634 Mean dependent var 0.024841


Adjusted R-
squared 0.090382 S.D. dependent var 0.043027
S.E. of
regression 0.041037 Sum squared resid 0.094304
F-statistic 2.954125 Durbin-Watson stat 1.689647
Prob(F-
statistic) 0.040214

Unweighted Statistics

R-squared -0.208115 Mean dependent var 0.264833


Sum squared
resid 4.073882 Durbin-Watson stat 0.039113

272
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

Sumber: Hasil Output Eviews 9


Memilih Model Estimasi Dalam Data Panel
Pemilihan Pooled Least Square (PLS) dengan Fixed Effect Model
Untuk melakukan pemilihan model ini, digunakan uji likehood ratio (chow test), yang
digunakan untuk memilih teknik data panel dengan PLS atau FEM. Kemudian dilakukan
uji hipotesis dengan :
H0 : Common Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
H0 ditolak, jika Prob Cross Section-F dan Cross Section Chi-square < 0.05 pada tingkat
signifikan 5%. Jika H0 ditolak maka FEM akan dipilih untuk proses lebih lanjut.
Berikut adalah hasil uji likehood ratio (chow test) yang dilakukan dalam penelitian ini :

273
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284
Tabel 7. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 98.625051 (19,37) 0.0000


Cross-section Chi-square 236.663948 19 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 05/08/16 Time: 19:10
Sample: 2012 2014
Periods included: 3
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.511087 0.662740 0.771173 0.4438


X1 0.154326 0.055621 2.774620 0.0075
X2 -0.033273 0.060278 -0.551983 0.5832
X3 0.009662 0.021585 0.447609 0.6562

R-squared 0.131203 Mean dependent var 0.264833


Adjusted R-
squared 0.084660 S.D. dependent var 0.239069
S.E. of
regression 0.228726 Akaike info criterion -0.048245
Sum squared
resid 2.929669 Schwarz criterion 0.091378
Log
likelihood 5.447345 Hannan-Quinn criter. 0.006369
F-statistic 2.818984 Durbin-Watson stat 0.123834
Prob(F-
statistic) 0.047159

Sumber: Hasil Output Eviews 9


274
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

Dari hasil uji chow yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang tertera pada tabel
di atas menunjukan bahwa nilai Cross Section Chi-square berada dibawah nilai alpha
0.05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa model yang lebih
tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model fixed effect dibandingkan dengan
model common effect.

Pemilihan Fixed Effect Model (FEM) dengan Random Effect Model (REM)
Jika hasil uji chow menunjukan bahwa fixed effect lebih baik dari pada common effect,
maka proses selanjutnya adalah melakukan uji Hausman. Uji Hausman dilakukan untuk
membandingkan yang mana yang terbaik antara model FEM atau REM dan dilakukan uji
hipotesis :
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model

H0 ditolak, jika Prob Cross Section Random < 0.05 pada tingkat signifikan 5%. Jika
H0 ditolak maka FEM akan dipilih untuk proses lebih lanjut. Apabila hasil probabilitas
lebih kecil daripada α maka H0 ditolak. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar
daripada α maka H0 tidak diterima. Berikut adalah hasil uji likehood ratio (chow test)
yang dilakukan dalam penelitian ini :
Tabel 8
Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 8.509950 3 0.0366

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

X1 -0.055576 -0.031462 0.000155 0.0531


X2 -0.136237 -0.095627 0.005712 0.5910
X3 0.067156 0.050630 0.000224 0.2695

275
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 05/08/16 Time: 19:30
Sample: 2012 2014
Periods included: 3
Cross-sections included: 20
Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.694656 1.228604 1.379334 0.1761


X1 -0.055576 0.035025 -1.586736 0.1211
X2 -0.136237 0.096881 -1.406228 0.1680
X3 0.067156 0.024119 2.784394 0.0084

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.983178 Mean dependent var 0.264833


Adjusted R-
squared 0.973175 S.D. dependent var 0.239069
S.E. of
regression 0.039156 Akaike info criterion -3.359311
Sum squared
resid 0.056727 Schwarz criterion -2.556479
Log
likelihood 123.7793 Hannan-Quinn criter. -3.045279
F-statistic 98.29321 Durbin-Watson stat 2.703399
Prob(F-
statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9

Dari hasil uji Husman yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang tertera pada tabel
8. di atas menunjukan bahwa nilai Prob Cross Section Random < 0.05 sebesar 0,0366 yang
berarti lebih kecil dari nilai alpha 0.05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti bahwa model yang lebih tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model fixed
effect dibandingkan dengan model random effect.
276
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

Berdasarkan hasil riset perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan statistik tabel 4.5
model fixed effect di atas maka persamaan regresi linier berganda model regresi sebagai
berikut :
Y = 1,6947 - 0,0556X1 - 0,1362X2 + 0,0506X3
Keterangan :
Y = ROE (Kinerja Perusahaan)
X1 = DER (Struktur Modal)
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Corporate Governance
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dianalisis pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu:
 Konstanta a sebesar 1,6947 menyatakan bahwa jika nilai dari DER, Ukuran
Perusahaan, dan Corporate Governance konstan (0) maka variabel ROE adalah
sebesar 1,6947.
 Nilai koefisien regresi X1 memiliki hubungan negatif -0,0556 untuk variabel DER,
artinya setiap perubahan kenaikan 1% DER, maka ROE akan mengalami
penurunan sebesar 0,0556 satuan. Dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi
ROE dianggap tetap.
 Nilai koefisien regresi X2 memiliki hubungan negatif -0,1362 untuk variabel
Ukuran Perusahaan, artinya setiap perubahan kenaikan 1% Ukuran Perusahaan,
maka ROE akan mengalami penurunan sebesar 0,1362 satuan. Dalam hal ini
faktor lain yang mempengaruhi ROE dianggap tetap.
 Nilai koefisien regresi X3 memiliki hubungan positif 0,0506 untuk variabel
Corporate Governance, artinya setiap perubahan kenaikan 1% Corporate
Governance, maka ROE akan mengalami kenaikan sebesar 0,0506 satuan. Dalam
hal ini faktor lain yang mempengaruhi ROE dianggap tetap.

Uji Hipotesis Statistik


Uji hipotesis statistik dalam penelitian ini terdiri dari uji t, uji F, dan uji koefisien
determinasi. Dan berikut adalah hasil uji hipotesis statistik yang dilakukan dalam
penelitian ini:

Uji t
Uji t yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hasil dari uji Chow dan uji
Hausman yang dilakukan dalam penelitian ini, maka model regresi yang paling tepat
digunakan adalah model fixed effect. Berikut adalah hasil uji t yang dilakukan dalam
penelitian ini berdasarkan model fixed effect.

277
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284

Tabel 9.
Model Fixed Effect
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 05/01/16 Time: 22:32 Sumber:
Sample: 2012 2014 Hasil
Periods included: 3 Output
Cross-sections included: 20 Eviews
Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.694656 1.228604 1.379334 0.1761


X1 -0.055576 0.035025 -1.586736 0.1211
X2 -0.136237 0.096881 -1.406228 0.1680
X3 0.067156 0.024119 2.784394 0.0084

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.983178 Mean dependent var 0.264833


Adjusted R-squared 0.973175 S.D. dependent var 0.239069
S.E. of regression 0.039156 Akaike info criterion -3.359311
Sum squared resid 0.056727 Schwarz criterion -2.556479
Log likelihood 123.7793 Hannan-Quinn criter. -3.045279
F-statistic 98.29321 Durbin-Watson stat 2.703399
Prob(F-statistic) 0.000000

Keterangan :
Y = ROE (Kinerja Perusahaan)
X1 = DER (Struktur Modal)
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Corporate Governance

Dari hasil penghitungan output Eviews 9 model fixed effect di atas, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:

278
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...

 Ha : DER berpengaruh signifikan terhadap ROE


Uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel ROE adalah
sebesar 0,1211 yang berarti lebih besar dibanding nilai alpha 0,05 (0,1211 > 0,05).
Menurut kriteria uji, maka Ha ditolak, yang berarti bahwa variabel DER secara parsial
tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin (2011) namun tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Immanuela (2014).

 Ha : Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ROE


Uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel Ukuran
Perusahaan adalah sebesar 0,1680 yang berarti lebih besar dibanding nilai alpha 0,05
(0,1680 > 0,05). Menurut kriteria uji, maka Ha ditolak, yang berarti bahwa variabel
Ukuran Perusahaan secara parsial tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
variabel ROE. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fachrudin (2011) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kartikaningsih (2013).

 Ha : Coporate Governance berpengaruh signifikan terhadap ROE


Uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel Corporate
Governance adalah sebesar 0,0084 yang berarti lebih kecil dibanding nilai alpha 0,05
(0,00 < 0,05). Menurut kriteria uji,maka Ha diterima, yang berarti bahwa variabel
Corporate Governance secara parsial memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
variabel ROE. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nofiani dan Nurmayanti (2010) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Meythi dan Devita (2011).

 Uji F
Berdasarkan hasil uji statistik F tabel 4.9 model fixed effect di atas, output regresi
menunjukkan nilai signifikansi 0,0000 < 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama variabel DER, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE.
 Uji Koefisien Determinasi
Nilai R-square sebesar 0.9831 artinya secara bersama-sama variabel DER, Ukuran
Perusahaan dan Corporate Governance mempunyai kontribusi menjelaskan ROE sebesar
98,31%, sedangkan sisanya sebesar 1,69% (100%- 98,31%) dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti atau tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

279
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh struktur
modal, ukuran perusahaan, dan corporate governance terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 (dua puluh) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012 sampai dengan tahun
2014.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal tidak memiliki pengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fachrudin (2011) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Immanuela
(2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh


terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fachrudin (2011) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kartikaningsih (2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance memiliki pengaruh terhadap


kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nofiani dan Nurmayanti (2010) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Meythi dan Devita (2011).

Saran
Penelitian ini memberikan batasan kinerja perusahaan hanya dilihat dari return on equity.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menilai kinerja perusahaan dengan memproksikan
kinerja perusahaan dengan rasio lain yang berperan penting dan memiliki pengaruh terhadap
kinerja perusahaan , misalnya dividend payout ratio. Pengambilan sampel dalam penelitian
ini hanya menggunakan 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang disebabkan keterbatasan waktu. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan
sampel yang lebih banyak dan spesifik, misalnya perusahaan manufaktur pada bidang
makanan dan minuman dan memiliki lebih banyak waktu yang lebih panjang sehingga hasil
penelitian dapat memperoleh hasil yang lebih relevan. Penelitian ini hanya menggunakan
variabel yang berasal dari lingkungan internal perusahaan seperti struktur modal, ukuran
perusahaan dan corporate governance. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan
variabel lain yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan yang berperan penting dan

280
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...
memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan seperti kebijakan pemerintah yang dapat
diproksikan dengan tax rate yang dikenakan atas laba yang

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alwi, Syafarudin. (2001). Manfaat Penilaian Kinerja. Retrieved April 30, 2015, from
http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja database.
Andreas. (2009). Pengaruh Tata Kelola Korporasi (Corporate Governance) Terhadap
Manajemen Laba dan Kinerja Korporasi. Eksekutif, 6 (2), 322-333.
Attasya, Amellia. (2012). Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur
Modal ( Studi kasus pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012). Retrieved April 19, 2015, from
http://igedearisuciptayasa.blogspot.com/2013/04/pengaruh-profitabilitas-dan-
ukuran.html database.
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. (2001). Fundamentals of Financial Management.
Ninth Edition, Horcourt College : United States of America.
Brigham, Eugene F. dan Ehrhardt, Michael C. (2008). Financial Management: Theory and
Practice. Twelfth Edition, United States of America : Thompson South-Western.
Cooper, Donald R. dan Schindler, Pamela S. (2011). Business Research Methods. Eleventh
Edition, New York : Mc Graw Hill Companies, Inc.
Dibiyantoro. (2011). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap
Mandatory Disclosure Financial Statement pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, 1 (2),
174-199.
Fachrudin, Khaira Amalia. (2011). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan
dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 13
(1), 36-45.
Griffiths, William E., Judge, George G. dan Hill, R. Carter. (2001). Using EViews for
Undergraduate Econometrics. Second edition, New York : Wiley.
Gujarati, D. (2003). Basic Econometrics. Fourth edition, McGrawHill Inc.
Hadianto, Bram. (2008). Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000-2006: Sebuah
Pengujian Hipotesis Pecking Order, 7 (2). Retrieved May 3, 2015, from
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen /article /view/202 database.
Helfert, Erich A. (1991). Landasan Teori : Kinerja Perusahaan. Retrieved April 30, 2015,
from http://2frameit.blogspot.com/2011/07/landasan-teori-kinerja-perusahaan.html database
Immanuela, Intan. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, dan Agency Cost Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja
Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Widya Warta, 1, 59-
70.

281
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284
Indriani, Astiwi dan Widyarti, Endang Tri. (2013). Penentu-penentu Struktur Modal
Perusahaan yang Sahamnya Masuk Jakarta Islamic Index. Jurnal Dinamika Manajemen,
4 (1), 59-68.
James D. Wilson dan Campbell John. B. (1995). Controllership : The Work of the Managerial
Accountant. Third Edition, Wiley Trans.
Kartikaningsih, Desi. (2013). Pengaruh Debt Rasio, Current Rasio, Total Assets Turnover,
Size Perusahaan, dan Net Profit Margin Terhadap Return on Equity (Studi Kasus pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009-
2011). Jurnal Akuntansi, 1 (2), 74-84.
Kusriyanto, Bambang dan Suwartojo, B. (1983). Teknik Manajemen Keuangan. Jakarta :
Pustaka Binaman Pressindo.
Lukuirman, Niki. (1999). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Padang : Penerbit Adk.
Megginson, William L., Smart, Scott B., dan Graham, John R. (2010). Financial
Management. Third Edition, China : South-Western.
Mendra, Ni Putu Yuria dan Widanaputra, A.A.G.P. (2012). Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi, 17-28.
Meythi dan Devita, Lusiyana. (2011). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance
(GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan: Studi Empirik pada Perusahaan Go
Public yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance
Perception Index (CGPI) di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi,
3 (1), 71-89.
Munawir, S. (2000). Kinerja Keuangan Perusahaan. Retrieved April 19, 2015, from
https://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/kinerja-keuangan-perusahaan/
database.
Munawir, S, (2001). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Liberty.
Nachrowi, Djalal dan Usman, Hardius. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika
untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Nofiani, Fifi dan Nurmayanti, Poppy. (2010). Pengaruh Penerapan Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Pekbis Jurnal, 2 (1), 208-217.
Novianti, Hardi dan Paulus, Sem. (2012). Analisis Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba
Akuntansi dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan
Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Jurusan Akuntansi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Riau.
Rahmayanti, Elvi. (2012). Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap
Earnings Management dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011. Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.

282
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...
Riyanto, Bambang. (1995). Landasan Teori : Kinerja Perusahaan. Retrieved April 30, 2015,
from http://2frameit.blogspot.com/2011/07/landasan-teori-kinerja-perusahaan.html
database.
Riyanto, Bambang. (2001). Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur
Modal ( Studi kasus pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012). Retrieved April 19, 2015, from
http://igedearisuciptayasa.blogspot.com/2013/04/pengaruh-profitabilitas-dan-
ukuran.html database.
Santika, Rista Bagus dan Sudiyatno, Bambang. (2011). Menentukan Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dinamika Keuangan dan Perbankan,
3 (2), 172-182.
Sari, Synthia A. (2006). Analisis Hubungan Struktur Modal Berdasarkan Static Trade off
Theory dan Pecking Order Theory pada Perusahaan Publik di BEJ Periode 2002-2004.
Business and Management Journal Bunda Mulia, 2 (1), 34-47.
Sariningsih, Dwi., Paminto, Ardi., dan Nadir, Maryam. (2012). Analisis Kinerja Keuangan di
Tinjau dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas pada CV Lembu
Mada Nusantara di Samarinda. Retrieved April 7, 2015 from
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=63302&val=4591database.
Sartono, R. Agus. (2001). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi Empat,
Yogyakarta : BPFE.
Sayidah, Nur. (2007). Pengaruh Kualitas Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan Publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004, 2005).
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 11 (1), 1-19.
Seitz, Neil. (1984). Financial Analysis: A Programmed Approach. Englewood Cliffs Third
Edition, New Jersey : A Reston Book Prentice-Hall, Inc.
Shochrul R, Ajija, dkk. (2011). Cara Cerdas Menguasai EVIEWS, Jakarta : Salemba Empat.
Siregar, Rahmat Saleh. (2012). Analysis of Size and of Good Corporate Governance
Influence in Stock Prices (CGPI Study in the Period 2006-2009). Retrieved May 10,
2015, from http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789
/958/1/21207356.pdf database.
Soetjipto, Budi W. (1997). Landasan Teori : Kinerja Perusahaan. Retrieved April 30, 2015,
from http://2frameit.blogspot.com/2011/07/landasan-teori-kinerja-perusahaan.html
database.
Sugiarto. (2006). Good Corporate Governance, Mampukah Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Akuntabilitas, 6 (1), 34-46.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Sebelas, Bandung : Alfabeta.
Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik pada
Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, 9 (1), 41-48.
283
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284
Supranto, J. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi Enam, Jakarta : Erlangga.
Trisnantari, Ayu Novi. (2012). Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan pergantian
Chief Executive Officer dengan Kinerja Perusahaan. Retrieved May 10, 2015, from
http:// ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/jja/article/download 315/270 database.
Wahyuni, Sri. (2012). Efek Struktur Modal Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Management Analysis Journal, 1
(2), 29-33.
Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia Fakultas
Ekonomi UII.
Wulandari, Ndaruningpuri. (2006). Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Pena Fokus, 1 (2), 120-136.
Yudhanti, Ceicilia Bintang Hari dan Shanti, Josepha C. (2011). Intellectual Capital dan
Ukuran Fundamental Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
13 (2), 57-66.
www.idx.co.id

284

Anda mungkin juga menyukai