6969 15172 1 SM
6969 15172 1 SM
TADAO ANDO
Wiwit Setyowati
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Kampus Unnes Gd E4, Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229 email: wsetyowatiarch@gmail.com
Abstract: Theory, method, and application of Tadao Ando studied to comprehending Ando’s
architecture masterpiece. The research method with content analysis to primary archives data.
Tadao Ando introduce ‘Self Enclosed Modernity’ theory. In this theory contain with components, that
is space and shintai, individualism, abstract and representative, nature and architecture, material,
geometry, symmetric and assymmetric, minimalism, and also draw and technology. To apply the
theory need method so that seen in its architecture masterpiece application. From this study seen
continuity in formulate theory, through with method into its masterpiece design.
Abstrak: Teori, metoda, dan aplikasi karya Tadao Ando dikaji untuk memahami karya
arsitekturnya. Pengkajian dilakukan dengan metoda content analisis terhadap data-data arsip
tertulis primer. Tadao Ando memperkenalkan teori ‘Self Enclosed Modernity’ dimana didalamnya
mengandung komponen ruang dan shintai, individualisme, abstract dan representatif, arsitektur
dan alam, material, geometri, simetri dan asimetri, minimalis, serta gambar dan teknologi. Dalam
mengaplikasikan teori tersebut diperlukan metoda sehingga terlihat di dalam aplikasi karya
arsitekturnya. Dari pengkajian ini terlihat kesinambungan dalam menjabarkan teori melalui
metoda kedalam desain karyanya.
Teori, Metoda dan Aplikasi Karya Arsitektur Tadao Ando – Wiwit Setyowati 81
atas "keterampilan arsitekturnya", antara lain: dilakukan Ando untuk mengaplikasikan
Annual Prize, Japanese Cultural Design Prize teorinya tersebut.
(1983), Alvar Aalto Medal (1985), Gold medal 3. Tahap aplikasi karya. Tahap ini untuk
Academie Francaise de I’Architecture (1989), melihat kesinambungan antara teori-
Pritzker Price (1995), Gold medal Royal Institute metoda-aplikasi terhadap karya arsitektur
of British Architects-RIBA (1997), Gold Medal Tadao Ando.
American Institute of Architects-AIA (2002) dll.
Dalam merancang karya bangunan TEORI TADAO ANDO
nya Ando selalu berpegang kepada konsep Penelitian terhadap data-data primer
ruang yang didapatnya dari pengalaman- terlihat bahwa Tadao Ando berusaha
pengalaman ketika merasakan karya arsitektur. memperkenalkan suatu teori modernisme yang
Konsep dan teori Ando dapat dilihat dalam disebutnya sebagai “Self Enclosed Modernity”
buku-buku yang ditulis Ando ataupun dari yang terungkap dalam berbagai tulisan yang
wawancara yang dilakukan terhadap Ando. Teori ditulis sendiri ataupun arsip wawancara yang
tersebut selalu diaplikasikan ke dalam karya- dilakukan terhadapnya. Teori Ando ini berbeda
karya bangunannya dengan suatu metoda dari apa yang dikenal luas di masyarakat
pendekatan tertentu. Sehingga disini perlu dikaji sebagai modernisme. Self Enclosed Modernity
lebih lanjut mengenai kaitan antara teori, Ando berarti segala sesuatu dibangun di antara
metoda, dan aplikasi karya arsitektur Tadao unsur regionalisme yang kritis dan berakar pada
Ando. budaya, dimana segi fungsi dan rasionalisasi
sebagai bagian dari modernisme juga terpenuhi,
METODE serta dalam kesatuan antara tempat tinggal dan
Secara garis besar penelitian mengenai alam yang hilang dalam proses modernisasi
teori, metoda, dan aplikasi karya arsitektur (Tadao Ando, 2002).
Tadao Ando menggunakan metoda analisis isi Teori Self Enclosed Modernity yang
(content analysis). Adapun tahapan-tahapan diperkenalkan oleh Tadao Ando ini mengandung
yang dilakukan meliputi: beberapa komponen, yaitu:
1. Tahap pengumpulan data Primer. Dalam
content analysis, analisa dilakukan terhadap Ruang dan shintai dalam arsitektur
data-data kearsipan primer yang ditulis Hubungan antara jiwa raga seperti yang
sendiri oleh Ando ataupun dari wawancara terdapat dalam shintai juga dijumpai dalam
yang dilakukan terhadap Ando. Hal ini untuk ruang. Suatu tempat bukanlah ruang yang
mengkaji teori esensial yang dipegang absolute tetapi juga sebuah ruang yang
Ando, beserta komponen- komponen yang heterogen, bermakna, memiliki keterkaitan
terkandung di dalam teorinya. dengan keseluruhan sejarah, budaya, iklim,
2. Tahap pembahasan metoda perancangan. topografi dan urbanisme yang membentuk
Setelah teori dan komponen-komponennya kesatuan terutama terhadap manusia sebagai
didapat, kemudian dilakukan pembahasan pengguna ruang.” (Ando, 1995). Ando
bagaimana metoda perancangan yang mengarahkan orang yang datang ke
82 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 11 – Januari 2009, hal: 81 – 92
bangunannya dan merasakan pengalaman Arsitektur dan Alam
ruang di dalamnya. Ando berusaha menciptakan Arsitektur harus memelihara hubungan
suatu ruang yang tidak sekedar fungsional tetapi nyata dengan alam sekitarnya. (Ando, 1995)
juga nyaman dan menyenangkan bagi manusia, Dalam karyanya, alam selalu berperan penting
serta dapat dinikmati keindahannya terutama dalam membangkitkan perasaan
sebagaimana manusia menikmati karya seni mendalam yang seringkali hilang akibat
lain seperti musik maupun puisi. teknologi. Dengan memanfaatkan potensi alam
disekeliling bangunan, Ando berusaha
Individualisme menciptakan suatu bangunan yang mampu
Arsitektur tidak hanya menjadi milik membangkitkan sensitifitas manusia terhadap
peradaban tetapi juga budaya. Arsitektur alam sekitar.
menjadi nyata hanya pada latar belakang
Material
sejarah, tradisi, iklim, dan faktor alam lainnya.
Cahaya yang masuk kedalam ruang
Ando berusaha melawan universalisasi yang
menciptakan perubahan suasana akibat
mengarah ke homogenisasi. (Ando, 1995).
pengaruh yang diberikan cahaya terhadap
Dari sini dapat dilihat bahwa aspek
material tersebut (Ando, 1995). Material asli,
terbaik yang dapat diterapkan dari Post
yaitu material – material pokok seperti beton
Modernisme versi Ando adalah kemampuannya
atau kayu yang belum dicat merupakan salah
dalam melawan universalisasi. Perlu adanya
satu elemen penting dalam karya arsitektur
suatu yang sifatnya lebih individual karena
Ando. Ando tidak hanya mengekspresikan
setiap orang tidaklah sama.
material asli tetapi juga mengolahnya dengan
paduan elemen lain dan finishing yang halus
Abstrak dan Representatif
untuk menghasilkan makna suatu ruang.
Suatu bangunan hendaknya
representatif dengan kondisi lingkungan di Geometri
sekitarnya meskipun dari luar lebih tampak Bentuk geometri murni seperti yang
abstrak. (Ando, 1995) Tadao Ando berusaha ditunjukkan pada Panthenon menurut Ando
mengintegrasikan antara representatif dan adalah rangka dasar dari keberadaan arsitektur.
abstrak, dimana dari luar karyanya tampak Geometri dapat berupa suatu volume seperti
berupa abstraksi geometris, sedangkan platonik solid, namun seringkali berupa rangka
dalamnya lebih representatif dan menyimpan tiga dimensi, yang terakhir ini di rasakan oleh
berbagai hal spesifik yang terkait dengan fungsi Ando sebagai satu bentuk geometri yang paling
bangunan dan aktivitas di dalamnya. Abstrak murni. Suatu bentuk geometri berperan untuk
disini merupakan suatu bentuk estetika yang menampakkan logika alam yang tak tampak.
didasarkan pada kejelasan logika dan Bentuk geometri adalah suatu bentuk arsitektur,
transparansi konsep. Sedangkan representatif dengan menampilkan bentuk geometri pada
adalah sesuatu yang berkaitan dengan sejarah, alam melalui abstraksi, suatu kesadaran akan
budaya, iklim, topografi, kemasyarakatan dan alam ditampakkan. Jadi geometri sebagai
kondisi kehidupan. bagian arsitektur ditampilkan untuk
Teori, Metoda dan Aplikasi Karya Arsitektur Tadao Ando – Wiwit Setyowati 83
menyadarkan menusia akan alam sekitarnya. ditemukannya hubungan antar tiap rencana
yang tidak dapat dipahami secara penuh
Simetri dan Asimetri dengan penggambaran 2 dimensi. Ando
“Semua denah bangunan awalku adalah mencoba menggabungkan secara singkat dan
simetris, seiring dengan berjalannya waktu, mengekspresikan karyanya dalam satu gambar.
kesimetrisan dari denah – denah tersebut Secara serentak menyajikan potongan,
berangsur – angsur melemah”. (Ando, 1995). perspektif, aksonometri dan kadang kala
Pada karya awalnya Ando cenderung memasukkan rencana gambar dalam skala
menerapkan kesimetrisan tetapi selanjutnya ia berbeda untuk menyatakan detail (Ando, 1995).
beralih pada sesuatu yang sifatnya asimetris. Setiap bagian dari ruang arsitektur
Ando merasa sesuatu yang kompleks dalam hanya dapat dipahami ketika metode
penataan yang sederhana akan lebih efektif dan penggambaran yang memiliki kualitas tiga
menjadikannya suatu karya yang menarik dimensi dikombiasikan untuk mendapat
(Ando, 1995). Dalam karyanya, Tadao Ando pemahaman menyeluruh. Berkaitan dengan
berusaha mengelabui anggapan orang yang penggunaan teknologi, Tadao Ando tidak
mengalami ruangnya. Apa yang tampak menyangkal bantuan kreativitas yang diberikan
sederhana, simbolis, atau simetris dari bagian oleh komputer. Arsitek hendaknya tidak hanya
luar namun sebenarnya kompleks di dalamnya. bergantung pada komputer, tetapi ia harus
fleksibel. Teknologi adalah bagian dari
Minimalis
pengetahuan yang mana hendaknya bukan kita
Suatu ketiadaan ornamen diciptakan
dikuasai teknologi tetapi kitalah yang menguasai
dalam ruang sebagai upaya menyadarkan
teknologi.
manusia akan apa yang di dapat dari suatu
ketiadaan ornamen tersebut (Ando, 1995). Ando
METODA PERANCANGAN ANDO
membatasi seminimal mungkin material yang
Teori Self Enclosed Modernity Ando
digunakan, menyederhanakan ekspresi sampai
yang telah ditelaah tersebut diatas, diolah
batas maksimal, menghindari segala bentuk
dengan cara-cara perancangan tertentu,
yang sifatnya non esensial dan mengutamakan
sehingga menghasilkan aplikasi karya arsitektur
jalinan proses dalam ruang terutama bagi
Ando. Metoda perancangan merupakan cara –
kebutuhan manusia.
cara yang dilakukan untuk mengaplikasikan
Gambar dan teknologi teori.
Gambar berarti suatu komunikasi Dalam pemahaman Ando akan ruang
diantara manusia yang menyangkut arsitektur. dan untuk menyatukan antara jiwa dan raga
Maksud dari seorang desainer dapat dilihat dari sebagaimana terwujud dalam konsep shintai,
gambarnya, dimana tanpa itu arsitektur tidak dilakukan dengan metoda:
akan terwujud. Metode konvensional dalam 1. Mengintegrasikan antara ruang dalam
menggambar adalah proyeksi ruang arsitektur 3 arsitektur Barat dan Jepang;
dimensi ke dalam 2 dimensi. Akan tetapi saat ini 2. Memberikan makna pada ruang, dengan
metode tersebut kurang tepat terutama sejak mengaitkan keseluruhan sejarah dan
84 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 11 – Januari 2009, hal: 81 – 92
budaya tradisional Jepang (Nitschke, 1993). 2. Minimalis, terlihat dengan penggunaan
Ando berusaha untuk menyesuaikan diri metode :
dengan alam dan merubah makna alam melalui 3. Membatasi seminimal mungkin material
arsitektur, sehingga alam menjadi bagian yang yang digunakan;
turut membantu dalam penciptaan pengalaman 4. Menghindari segala bentuk yang sifatnya
ruang dalam suatu bangunan. Hal ini Ando non esensial;
lakukan dengan metoda: 5. Mengutamakan jalinan proses dalam ruang
1. Memasukkan unsur cahaya alam dalam terutama bagi kebutuhan manusia;
bangunannya; 6. Menghindari ornamen diciptakan Ando
2. Memberikan unsur air dalam bangunannya dalam ruangnya sebagai upaya
yang dipercaya dapat memberi warna menyadarkan manusia akan apa yang di
dalam kehidupan dan memberikan dapat dari suatu ketiadaan ornamen
kekuatan menstimulasi imajinasi; tersebut.
3. Membuat bukaan jendela dan pintu selebar Metoda Ando untuk menuangkan idenya
bidang untuk memasukkan ruang luar dalam mendesain bangunan ke dalam gambar
(alam) ke dalam bangunannya; dan teknologi adalah dengan menggabungkan
4. Meletakkan massa bangunan sesuai secara singkat dan mengekspresikan karyanya
dengan kontur; dalam satu gambar. Secara serentak
5. Memanfaatkan potensi alam di sekeliling menyajikan potongan, persperktif, aksonometri
bangunan, sehingga bangunan mampu dan kadang kala memasukkan rencana gambar
membangkitkan sensitifitas manusia dalam skala berbeda untuk menyatakan detail.
terhadap alam sekitar.
Metoda yang digunakan dalam APLIKASI KARYA TADAO ANDO
penggunaan material adalah: Tujuan dari analisa aplikasi karya arsitektur
1. Menggunakan material asli yaitu material- adalah untuk melihat penerapan teori dan
material pokok seperti beton atau kayu metoda yang dipakai, sehingga dapat melihat
yang belum dicat; kesinambungan antara teori-metoda-aplikasi
2. Memadukan dengan elemen lain; terhadap karya arsitektur Tadao Ando.
3. Mengolah dengan finishing halus untuk
menghasilkan makna tunggal suatu ruang. Ruang dan Shintai dalam Arsitektur
Metoda dalam pengaplikasian bentuk: Aplikasi dari integrasinya adalah
1. Menggunakan bentuk geometri murni; perpaduan bingkai berupa garis horisontal
2. Melakukan komposisi bentuk geometri dengan material kaca yang membentuk dinding
sebagai simbolisme abstraksi elemen – geser yang berfungsi sebagai pintu (gambar 1).
elemen alam di sekitar bangunan. Material kaca adalah elemen yang
Metoda Simetri dan Asimetri dilakukan diperkenalkan oleh Arsitektur Barat sedangkan
dengan cara: dinding geser merupakan pembatas ruang
1. Mengelabui pengalaman orang yang dalam Arsitektur Tradisional Jepang. Sehingga
memasuki ruangannya. dengan adanya dinding geser ini menciptakan
Teori, Metoda dan Aplikasi Karya Arsitektur Tadao Ando – Wiwit Setyowati 85
suatu kesinambungan ruang dimana Arsitektur dan Alam
mewujudkan konsep shintai dalam ruang Cahaya Bayangan dan Bentuk
dengan memadukan Arsitektur Barat & Jepang, Cahaya merupakan faktor penting untuk
selain itu berfungsi untuk membingkai ruang luar dapat mendramatisir suatu ruang. Dalam
menjadi ruang dalam. Arsitektur Tradisional Jepang, pencahayaan tak
langsung merupakan karakteristik dasar
GALLERIA (akka)
pencahayaan Jepang (Richard Pare, 1996). Hal
Chuo-ku, Osaka
(1985-1988) tersebut juga terlihat mempengaruhi desain
karya Ando. Detail-detail bukaan berupa
penambahan bentuk-bentuk seperti tritisan pada
jendela mampu menghalangi cahaya yang
masuk secara langsung, sehingga dapat
membentuk bayangan yang indah pada
interiornya.
Pemanfaatan cahaya yang jatuh dan
masuk melalui bouvenlight di dekat lantai untuk
menimbulkan kesan tersendiri pada ruang
dalam (gambar 3). Hal itu terlihat pada beberapa
rumah tinggal yang didesainnya, selah satunya
pada Azuma House.
Gambar 1. Material kaca yang membentuk dinding
geser sebagai pintu
86 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 11 – Januari 2009, hal: 81 – 92
dipercaya dapat memberi warna dalam
kehidupan dan memberikan kekuatan
menstimulasi imajinasi.
Air
Cahaya Pantulan
Cahaya Langsung
Unsur air
Gambar 6. Bukaan lebar seluas bidang
Dalam aplikasi karyanya, Tadao Ando juga Children’s Museum)
memasukkan unsur air dalam bangunannya Salah satu karakteristik karya Tadao
(gambar 5). Hal ini dilakukan karena unsur air Ando adalah menyesuaikan diri dengan alam. Di
Teori, Metoda dan Aplikasi Karya Arsitektur Tadao Ando – Wiwit Setyowati 87
dalam meletakkan massa bangunan dibuat Material
sedemikian rupa sehingga menyesuaikan Tadao Ando dalam aplikasi pada karyanya,
keadaan kontur. Ando tidak melakukan cut and menggunakan material asli, yaitu material-
fill tanah. Dengan adanya penyesuaian kontour material pokok. Tadao Ando identik dengan
ini maka tidak jarang terdapat ruang-ruang yang penggunaan material beton pada karya-
‘’terkubur’’ pada karya Ando. Salah satunya karyanya (gambar 9). Karena keidentikannya ini
terlihat pada Onishi House (gambar 7). maka beton pada karya Ando, biasa disebut
sebagai beton Ando.
Ruang terkubur Beton Ando pada Church of Beton Ando pada Museum of
the Light Literature
88 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 11 – Januari 2009, hal: 81 – 92
Ando juga memfinish halus material untuk menggunakan bentuk dasar Geometris Persegi
menghasilkan makna tunggal suatu ruang. Empat. Dengan panjang 5,9 meter dan lebar 1,6
Salah satu contohnya adalah untuk meter. Yang dipotong dinding tegak dengan
O
mempertegas makna ruang pada Water Temple, sudut 15 (gambar 13).
Awajishima. Pemberian finishing warna merah
sebagai warna tradisional Budha diaplikasikan
disini (gambar 12).
Gambar 12. Makna tunggal suatu ruang Komposisi bentuk-bentuk geometris pada
bangunan karya Tadao Ando banyak diwarnai
Geometri dengan bentuk-bentuk persegi empat, bidang-
bidang yang membentuk sudut, serta lingkaran.
Penggunaan bentuk-bentuk geometris murni Hal ini dilakukan baik pada aplikasi denah
menjadi bagian tak terpisahkan dari konsep maupun tampak.
Sebagai contoh, salah satunya pada
dasar Tadao Ando dalam merancang karyanya. Soseikan-Yamaguchi House Komposisi bentuk
Keteraturan itu sering muncul pada olahan murni berupa empat persegi panjang dan
lingkaran terlihat dari tampak (gambar 15).
denah, maupun gubahan tampak (gambar 13 &
14).
Bentuk-bentuk geometris dalam Arsitektur
Jepang merupakan implementrasi dari kesan
hening yang banyak terdapat dalam arsitektur
Jepang. Antara lain dalam bentuk bidang
geometris yang timbul dari garis-garis tegak
datar yang terbentuk oleh rangka, kolom, dan
balok yang menjadi kerangka dari bidang. Dari
geometri dapat diketahui wujud beraturan
adalah lingkaran, dan deretan segi-banyak Gambar 15. Komposisi bentuk Geometris pada
beraturan (yang memiliki sisi-sisi atau sudut Soseikan-Yamaguchi House
Teori, Metoda dan Aplikasi Karya Arsitektur Tadao Ando – Wiwit Setyowati 89
Gambar 16. Komposisi bentuk Geometris Minim material pada Bentuk Esensial Church on
pada Collezione Okusu House the Water
Sketsa konsep
Potongan
Denah
Lantai 2
Minimalis
Dalam aplikasi pada karya-karyanya,
Tadao Ando membatasi seminimal mungkin
material yang digunakan, menghindari segala
bentuk yang sifatnya non esensial, serta Denah lantai 1 dan 2
mengutamakan jalinan proses dalam ruang Gambar 19. Sketsa Konsep Vitra Seminar House,
terutama bagi kebutuhan manusia (gambar 18). German
90 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 11 – Januari 2009, hal: 81 – 92
Dalam rencana Vitra Seminar House German, terdapat komponen-komponen yang
terlihat kesatuan antara Maket serta Gambar mendukung dan memperjelas. Komponen-
Sketsa konsep massa bangunan, serta komponen ini yaitu ruang dan shintai,
potongan. Dari sini dapat kita lihat perencanaan individualisme, abstract dan representatif,
Ando dalam membentuk dan meletakkan massa arsitektur dan alam, material, geometri, simetri
bangunan, garis-garis yang ditarik sehingga dan asimetri, minimalis, serta gambar dan
membentuk sudut untuk perletakan dan teknologi. Dalam proses mengaplikasikan teori,
orientasi bangunan. Ando berusaha Ando melalui suatu cara (metoda) perancangan
mengekspresikan dengan menggabungkan dari yang sesuai dengan teori yang
sketsa, potongan, hingga maket. diperkenalkannya. Sehingga Teori Ando –
Sebagai contoh lain salah satunya terlihat Metoda perancangan Ando – Aplikasi karya
pada perencanaan Church of the Light. bangunan Ando merupakan suatu proses yang
Kesatuan antara Maket, Gambar Sketsa konsep berkesinambungan.
bangunan, dan detail interior terlihat disini. Dari
sini dapat kita lihat perencanaan Ando dalam DAFTAR PUSTAKA
membentuk bangunan, dan dalam Dal Co, Francesco, 1995. Tadao Ando Complete
Works.. China: Phaidon Press Limited,
merencanakan detail pencahayaan pada interior
English Edition.
bangunan.
Nitschke, Gunter, 1993. From Shinto to Ando.
London: Academy Editions.
PENUTUP
Bangunan karya Tadao Ando merupakan
aplikasi dari teori “Self Enclosed Modernity”
yang diperkenalkan Ando. Di dalam teori ini
Teori, Metoda dan Aplikasi Karya Arsitektur Tadao Ando – Wiwit Setyowati 91
92 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 11 – Januari 2009, hal: 81 – 92