Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medical Bedah II (KMB II)

Disusun oleh (Kelompok 8):

Anwar Fuad

Diana Lailatusyiarofah

Fitriani NurFadillah

Raden Aria Rachman

Resti Nurlatifah

Sylvia Anggraini

Veggy Ayu

Prodi : S1 Keperawatan Tingkat II

STIKES AKBID WIJAYA HUSADA BOGOR

Jl, Letjend Ibrahim Adji No. 180, Sindang barang, Bogor Barat, Jawa
Barat
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan
mengenai konsep dasar perilaku kesehatan. Setiap pembahasan dibahas secara sederhana
sehingga mudah dimengerti.

Dalam penyelesaian Makalah ini,kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan


oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu,
sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang
membimbing kami.

kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Bogor, April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi.....................................................................................................................................3
B. Etiologi.....................................................................................................................................3
C. Klasifikasi................................................................................................................................3
D. Manifestasi Klinis...................................................................................................................4
E. Penatalaksanaan......................................................................................................................4
F. Komplikasi...............................................................................................................................7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Patofisiologi dan Pathway......................................................................................................9


B. Fokus Utama..........................................................................................................................11
C. Asuhan keperawatan.............................................................................................................12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................................34
B. Saran.......................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala dan
infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit infeksi HIV dan AIDS hingga kini
masih merupakan masalah global karena penderita penyakit ini dari tahun ke tahun makin
meningkat dan sampai saat ini HIV/AIDS belum ada vaksin maupun obat untuk benar-
benar dapat menyembuhkan penyakit ini.
Penyebab HIV / AIDS sendiri disebabkan diantaranya yaitu selama melakukan
hubungan seks vaginal, anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi yang darah, air
mani atau cairan vagina memasuki tubuh. Kedua transfusi darah, dalam beberapa kasus,
virus dapat ditularkan melalui transfusi darah. Ketiga yaitu berbagi jarum, virus HIV
dapat ditularkan melalui jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi.
Keempat dari ibu ke anak. ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi bayi
selama kehamilan atau persalinan, atau melalui menyusui.
Di Indonesia penderita HIV/AIDS terus meningkat dan dampak yang ditimbulkan dari
HIV/AIDS ini juga semakin memprihatinkan, karena sindrom ini telah menyebabkan
angka kesakitan dan kematian yang sangat tinggi diantara usia produktif. Masalah yang
timbul juga sangat kompleks, bukan saja di bidang kesehatan, tetapi juga ekonomi, sosial
dan lain-lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masalah mendasar yang dihadapi Orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) bukan semata hanya penyakitnya, tetapi juga masih banyak
masyarakat belum bisa menerima keberadaan ODHA. Stigma terhadap ODHA masih
cukup banyak ditambah lagi dengan sikap yang menghakimi, menjauhkan, mengucilkan,
mendiskriminasi, bahkan sampai perlakuan yang tidak hanya melanggar hak asasi
manusia tetapi juga kriminal. Untuk itu diperlukan upaya untuk mencegah stigma dan
diskriminasi tersebut melalui program penyuluhan, dukungan, perawatan,dan pengobatan
yang melibatkan semua pihak yang terkait agar ODHA dapat berfungsi sosial kembali.

1
B. Rumusan Masalah
1. Buatlah patofisiologi / pohon masalah pada kasus!
2. Apa focus utama askep?
3. Buatlah asuhan keperawatan (pengkajian-evaluasi)!

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui patofisiologi / pohon masalah pada kasus
2. Untuk mengetahui focus utama askep
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari mulai pengkajian hingga evaluasi kasus

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang
menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya
sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih
sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika
tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan
penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek
biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS,
melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV
untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.

B. Etiologi
 Berbagi jarum suntik dan peralatan suntik lainnya dengan orang yang terkontaminasi
dengan HIV.
 Menggunakan peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang tidak disterilkan
dan pernah dipakai oleh orang dengan HIV.
 Dari seorang ibu dengan HIV kepada bayinya (sebelum atau selama kelahiran) dan
saat menyusui.
 Memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya, seperti klamidia atau gonore
karena virus HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah.
 Adanya kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang yang memiliki
infeksi HIV pada luka terbuka yang Anda miliki.

C. Klasifikasi
Virus ini terdiri dari 2 subtipe, HIV-1 dan HIV-2.
 HIV-1

3
HIV-1 merupakan jenis virus HIV yang paling umum ditemukan hampir di seluruh
belahan dunia, memiliki progresivitas yang tinggi, lebih cepat dalam meningkatkan nilai
viral-load, dan menurunkan tingkat CD4.
 HIV-2
HIV-2 memiliki predominansi untuk ditemukan pada area Afrika Barat. Subtipe ini tidak
seagresif HIV-1 dan ketika ditemukan, umumnya memiliki tingkatan CD4 yang lebih
tinggi dibanding penderita infeksi HIV-1.

D. Manifestasi Klinis
Menurut WHO:

1. Gejala Mayor
a. Penurunan BB ≥ 10%
b. Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
c. Diare kronis
d. Tuberculosis
2. Gejala minor
a. Koordinasi orofaringeal
b. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
c. Kelemahan tubuh
d. Berkeringat malam
e. Hilang nafsu makan
f. Infeksi kulit generalisata
g. Limfodenopati
h. Herpes zoster
i. Infeksi herpes simplek kronis
j. Pneumonia
k. Sarkoma kaposi

E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan HIV -AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis, Psikologis
dan Aspek Sosial.

1. Aspek Medis meliputi :

4
a. Pengobatan Suportif.
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak terjadi
hal hal yang berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi
yang dapat menyebabkan perburukan keadaan penderita dengan cepat. Penyajian
makanan hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap berselera makan.
Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian
obat Anabolik Steroid. Proses Penyedian makanan sangat perlu diperhatikan agar
pada saat proses tidak terjadi penularan yang fatal tanpa kita sadari. Seperti
misalnya pemakaian alat-alat memasak, pisau untuk memotong daging tidak
boleh digunakan untuk mengupas buah, hal ini di maksudkan untuk mencegah
terjadinya penularan Toksoplasma, begitu juga sebaliknya untuk mencegah
penularan jamur.
b. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik.
Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat pada penderita
infeksi HIV dan AIDS.
1) Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali. Dosis INH 300
mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa satu tahun.
2) Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang
kurang matang. Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.
3) CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaam.
Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat
menyebabkan luka pada usus. Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali
sehari.
4) Jamur
Jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur
Kandida. Obat : Nistatin 500.000 u per hari Flukonazol 100 mg per hari.
c. Pengobatan Antiretroviral (ARV)
1) Jangan gunakan obat tunggal atau 2 obat
2) Selalu gunakan minimal kombinasi 3 ARV disebut “HAART” (Highly
Active Anti Retroviral therapy)

5
3) Kombinasi ARV lini pertama pasien naïve (belum pernah pakai ARV
sebelumnya) yang dianjurkan : 2NRTI + 1 NNRTI.
4) Di Indonesia :
a) Lini pertama : AZT + 3TC + EFV atau NVP
b) Alternatif : d4T + 3TC + EFV atau NVP AZT atau d4T + 3TC
+ 1PI (LPV/r)
5) Terapi seumur hidup, mutlak perlu kepatuhan karena resiko cepat terjadi
resisten bila sering lupa minum obat.
2. Aspek Psikologis, meliputi :
a. Perawatan personal dan dihargai
b. Mempunyai seseorang untuk diajak bicara tentang masalah-masalahnya
c. Jawaban-jawaban yang jujur dari lingkungannya
d. Tindak lanjut medis
e. Mengurangi penghalang untuk pengobatan
f. Pendidikan/penyuluhan tentang kondisi mereka
3. Aspek Sosial.
Seorang penderita HIV AIDS setidaknya membutuhkan bentuk dukungan dari
lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal:
a. Emotional support, miliputi; perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan
diperhatikan
b. Cognitive support, meliputi informasi, pengetahuan dan nasehat
c. Materials support, meliputi bantuan / pelayanan berupa sesuatu barang dalam
mengatasi suatu masalah. (Nursalam, 2007)

Dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau kualitas
hubungan perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial
yang paling penting. House (2006) membedakan empat jenis dimensi dukungan
social:

a. Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap pasien dengan
HIV AIDS yang bersangkutan
b. Dukungan Penghargaan

6
Terjadi lewat ungkapan hormat / penghargaan positif untuk orang lain itu,
dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan
perbandingan positif orang itu dengan orang lain
c. Dukungan Instrumental
Mencakup bantuan langsung misalnya orang memberi pinjaman uang, kepada
penderita HIV AIDS yang membutuhkan untuk pengobatannya
d. Dukungan Informatif
Mencakup pemberian nasehat, petunjuk, sarana.

F. Komplikasi
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis
Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi,
penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
2. Neurologik
a. Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency
Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan
kemampuan motorik, kelemahan, disfasia dan isolasi sosial.
b. Ensolophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis/ensefalitis. Dengan efek: sakit kepala,
malaise, demam, paralise, total/parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler, hipotensi sistemik dan maranik
endokarditis.
d. Neuropati karena imflamasi demilinasi oleh serangan Human Immunodeficiency
Virus.
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan
sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam,
malabsorbsi dan dehidrasi.
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,
alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.

7
c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang
sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-
gatal dan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri, hipoksia,
keletihan, dan gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis,
reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar,
infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
a. Pandangan: Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
b. Pendengaran: Otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran
dengan efek nyeri.

8
BAB III

PEMBAHASAN

Sara Lu, 26th guru SD yang tinggal bersama orang tuanya dan dua saudara
perempuannya. Lu sangat dekat dengan orang tua dan saudara perempuan, mereka berbagi
segala sesuatu dengan yang lain. Selama kegiatan fisik untuk masuk ke sekolah pascasarjana,
Lu mengatakan pada dokter akhir – akhir ini dia merasa lelah, dia juga mengatakan bahwa ia
telah memiliki sakit tenggorokan persisten, serangan diare intermiten dan sesak nafas ringan
selama sekitar 1 bulan. Dia tidak rutin meminum multivitamin setiap hari dan sesekali obat
acetaminiphen tablet untuk sakit kepala. Dia aktif dalam club drama di lingkungannya dan
dia joging 3 km seminggu sekali. Dia bertunangan dan akan menikah, tanggal pernikahannya
adalah 6 bulan lagi. Selama ini Lu dinyatakan sehat sampai sekitar 1 atau 2 bulan lalu dokter
merokemendasikan untuk melakukan test enzymelinked immunosorbent assay (ELISA),
analisis Western Blot, CD4, T-sel, dia telah diminta kembali dalam 1 minggu untuk tindak
lanjut.

A. Patofisiologi dan Pathway


Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah sel-sel yang
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe,
limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lewat
pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu
antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human
Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi
dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu,
dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi. Virus HIV dengan suatu enzim,
reverse transkriptase, yang akan melakukan pemograman ulang materi genetik dari sel
T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA. DNA ini akan disatukan
kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang
permanen. Enzim inilah yang membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV
sebagai antigen. Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh
sel T4 helper. Kebalikannya, virus HIV yang menghancurkan sel T4 helper. Fungsi dari
sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B yang
memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T sitotoksit, memproduksi limfokin, dan

9
mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu,
mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan
untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah secara
progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T
penolong yang menyebabkan resiko tinggi infeksi, infeksi oportunistik yang
mengakibatkan munculnya infeksi pada sistem gastrointestinal, sistem pernafasan dan
menimbulkan efek mudah lelah karena system imun yang sudah menurun, pertukaran
oksigen menjadi tidak teratur dan intoleransi aktivitas.

Pathway

Virus HIV masuk ke dalam tubuh

Menyebar di peredaran darah

Menyerang sel darah putih, limfosit (sel T)

RESIKO INFEKSI Penurunan Sistem Kekebalan tubuh

Infeksi oportunistik Mudah lelah

System pernafasan System gastrointestinal Ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen

Infeksi Infeksi salmonella,


virus/bakteri/jamur costridium INTOLERAN AKTIVITAS

Nyeri tenggorokan Menginvasi sal cerna


Persisten

Peningkatan peristaltik
NYERI KRONIS
10

DIARE
B. Fokus Utana
Menurut kelompok 8 fokus utama dalam asuhan keperawatan dalam kasus diatas
yaitu resiko infeksi, karena menurut kami penderita HIV/AIDS akan mudah terserang
infeksi oportunistik dan berbagai komplikasinya dikarenakan system kekebalan tubuh
yang berangsur-angsur menurun, oleh karena itu kami menempatkan diagnose
keperawatan resiko infeksi pada diagnose satu agar mampu mencegah infeksi oportunistik
beserta komplikasi – komplikasinya.

11
C. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas Klien

Nama : Nn. S Suku : Indonesia


Usia : 26 th Pendidikan : Sarjana
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Guru SD
Alamat : Dramaga, Bogor
No. RM : 201904021
No. Telepon: 081212121212
Status : Belum Menikah Tgl Masuk : 01.04.2019

Agama : Islam Tgl Pengkajian : 01.04.2019


Sumber informasi: Pasien

b) Status Kesehatan Saat Ini :


1) Keluhan utama : Kelelahan
2) Factor pencetus : Aktivitas fisik
3) Factor pemberat : tidak rutin meminum multivitamin
4) Upaya yang telah dilakukan : meemriksakan diri ke dokter
5) Diagnose medis : HIV/AIDS
c) Riwayat Kesehatan Saat Ini
Nn. S datang ke RS mengatakan pada dokter akhir – akhir ini dia merasa lelah,
dia juga mengatakan bahwa ia telah memiliki sakit tenggorokan persisten,
serangan diare intermiten dan sesak nafas ringan selama sekitar 1 bulan. Dia
tidak rutin meminum multivitamin setiap hari dan sesekali obat acetaminiphen
tablet untuk sakit kepala. Dia aktif dalam club drama di lingkungannya dan dia
joging 3 km seminggu sekali. Dia bertunangan dan akan menikah, tanggal
pernikahannya adalah 6 bulan lagi. Selama ini Lu dinyatakan sehat sampai
sekitar 1 atau 2 bulan lalu dokter merokemendasikan untuk melakukan test
enzymelinked immunosorbent assay (ELISA), analisis Western Blot, CD4, T-sel,
dia telah diminta kembali dalam 1 minggu untuk tindak lanjut.
d) Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yg pernah dialami
a. Kecelakaan (jenis dan waktu) : Pasien mengatakan tidak pernah
mengalami kecelakaan
b. Operasi (jenis dan waktu) : Pasien mengatakan pasien belum
pernah di operasi

12
c. Penyakit
 Kronis : Pasien mengatakan tidak megalami penyakit kronis
 Akut : Pasien mengatakan tidak mengalami penyakit akut
d. Terakhir masuk RS : Pasien mengatakan tidak pernah masuk RS
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Pasien mengatakan tidak mempunyai
alergi
3. Imunisasi : Pasien mengatakan imunisasi nya lengkap
4. Kebiasaan
 Merokok : Pasien mengatakan tidak merokok
 Kopi : Pasien mengatakan tidak meminum kopi
 Alkohol : Pasien mengatakan tidak menkonsumsi alkohol
5. Obat – obatan yg digunakan : acetaminiphen tablet
e) Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sedang menderita penyakit
serupa
f) Riwayat Lingkungan

Jenis Rumah Pekerjaan


 Kebersihan Baik Baik
 Bahaya kecelakaan Baik Baik
 Polusi Baik Baik
 Ventilasi Baik Baik
 Pencahayaan Baik Baik

g) Pola Aktivitas – Latihan

Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit


 Makan / minum Mandiri Mandiri
 Mandi Mandiri Mandiri
 Berpakaian / berdandan Mandiri Mandiri
 Toileting Mandiri Mandiri
 Mobilitas di tempat tidur Mandiri Mandiri
 Berpindah Mandiri Mandiri
 Berjalan Mandiri Mandiri
 Naik tangga Mandiri Mandiri

h) Pola Nutrisi Metabolik

Sebelum sakit Saat sakit


 Jenis diit / makan Tidak aa Tidak ada
 Frekuensi / pola 3x/hari 3x/hari
 Porsi yg dihabiskan 1 porsi 1 porsi
 Komposisi menu 4 sehat 5 sempurna 4 sehat 5 sempurna
 Pantangan Tidak ada Tidak ada

13
 Nafsu makan Baik Baik
 Fluktuasi BB 6 bulan 55kg 55kg
terakhir
 Jenis minuman Mineral Mineral
 Frekuensi / pola minum 8x/hari 8x/hari
 Gelas yg dihabiskan 8 gelas 8 gelas
 Sukar menelan (padat / Tidak ada Tidak ada
cair)
 Pemakaian gigi palsu Tidak ada Tidak ada
(area)
 Riwayat masalah Tidak ada Tidak ada
penyembuhan penyakit

i) Pola Eliminasi
 BAB

BAB Sebelum sakit Saat sakit


- Frekuensi / pola 1x/hari 4x/hari
- Konsistensi Lunak Cair
- Warna & bau Khas Khas
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Berobat

 BAK

BAK Sebelum sakit Saat sakit


- Frekuensi / pola 7x/hari 7x/hari
- Konsistensi Cair Cair
- Warna & bau Khas Khas
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

j) Pola Tidur – Istirahat


 Tidur siang

Sebelum sakit Saat sakit


- Jam ..... s/d ..... 1 jam 1 jam
- Kenyamanan setelah Nyaman Nyaman
tidur

 Tidur malam

Sebelum sakit Saat sakit


- Jam ..... s/d ..... 8 jam 8 jam
- Kenyamanan setelah Nyaman Nyaman

14
tidur
- Kebiasaan sebelum Berdoa Berdoa
tidur
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

k) Pola Kebersihan Diri

Sebelum sakit Saat sakit


 Mandi 2x/hari menggunakan 2x/hari menggunakan
- Frekuensi sabun sabun
- Penggunaan sabun
 Keramas 2 hari 1 kali menggunakan 2 hari 1 kali menggunakan
- Frekuensi shampoo shampoo
- Penggunaan shampo
 Gosok gigi 3x/hari menggunakan odol 3x/hari menggunakan odol
- Frekuensi
- Penggunaan odol
 Memotong kuku 1x/minggu 1x/minggu
- Frekuensi
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

l) Pola Toleransi – Koping Stress


1. Pengambilan keputusan : oleh orang tua
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya,
perawatan diri, dll) : tidak ada
3. Yang biasa dilakukan apabila stress / mengalami masalah : mendekatkan diri
kepada tuhan
4. Harapan setelah menjalani perawatan : pasien sembuh
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit : tidak bebas beraktivitas karena mudah
lelah
m) Konsep Diri
1. Gambaran diri : pasien mengatakan dirinya adalah seorang Guru SD
2. Ideal diri : pasien dan keluarga berharap cepat sembuh
3. Harga diri : pasien malu karena merasa meropotkan orang lain
4. Peran : pasien cemas karena takut tidak bias menjalankan perannya
sebagai anak di keluarga dan sebagai guru SD
5. Identitas diri : bernama Ny S, jenis kelamin perempuan, umurnya 26th
n) Pola Peran & Hubungan

15
1. Peran dalam keluarga : seorang anak dan seorang guru SD
2. System Pendukung : keluarga
3. Kesulitan dalam keluarga :
() hub dengan orang tua
() hub dengan pasangan
() hub dengan sanak saudara
() hub dengan anak
() lain-lain
(v) tidak ada
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perwatan di RS:
tidak ada
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: tidak ada
o) 1. Bicara: (v) normal () bahasa utama
() tidak jelas () bahasa daerah
() bicara berputar-putar () rentang perhatian
() mampu mengerti pembicaraan orang lain () afek
p) Tempat tinggal:() sendiri
() kos/asrama
(v) bersama dengan orang tua
q) kehidupan keluarga
a. adat istiadat yang dianut: sunda
b. pantangan dan agama yang dianut: tidak ada
c. penghasilan keluarga: () <Rp. 250.000 () Rp. 1 juta - Rp. 1,5 juta

() Rp. 250.000 - Rp 500.000 () Rp. 1,5 juta – Rp. 2 juta

() Rp. 500.000 - Rp. 1 juta (v) Rp. >2 juta

r) Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit : (v) tidak ada () ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
(v) perhatian
() sentuhan
() lail-lain, seperti…

16
s) Pola Nilai & Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda? Ya
2. Kegiatan agama / kepercayaan yang dilakukan di rumah ? berdo’a
3. Kegiatan agama / kepercayaan yang tidak dapat dilakukan di RS ? pengajian
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya? Agar
memenuhi kewajibannya
t) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
 Kesadaran (GCS) : Composmentis E: 4 M: 5 V: 6
 TTV :
 TD :
 Nadi :
 Suhu :
 RR :
 TB / BB :

2. Kepala & Leher :


 Mata: konjungtiva tidak aneis, sclera tidak ikterik, palpebral tidak
oedema, mata sebelah kiri mengalami gangguan penglihatan
 Hidung: simetris, tidak ada cuping hidung, bersih tidak terdapat
kotoran
 Mulut & tenggorokan: tidak ada peradangan, tidak ada pembesaran
tonsil
 Telinga : simetris, telinga sebelah kiri terdapat gangguan, tidak
terpasang alat bantu pendengaran
 Leher : tidak ada pembesaran KGB
3. Thorax
Cor
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus teraba, tidak terdapat nyeri tekan
 Perkusi : pekak
 Auskultasi : s1 lub, s2 dub
Paru-paru
 Inspeksi : ekspansi dada simetris
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
 Perkusi : terdengar sonor

17
 Auskultasi : suara nafas vesikuler
4. Payudara & ketiak: simetris, tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan
5. Punggung & tulang belakang : tidak ada kelainan seperti scoliosis, lordosis,
dan kiposis, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada lesi.
6. Abdomen
 Inspeksi : simetris, tidak ada lesi dan penonjolan
 Auskultasi : peristaltik 33x/m
 Palpasi : terdapat nyeri tekan
 Perkusi : suara timpani, dan pekak pada kuadran kanan atas karena ada
hepar
7. Genitalia & anus
 Inspeksi : tidak terdapat lesi
 Palpasi : tidak terdapat dan nyeri tekan
8. Ekstremitas : tidak ada pengecilan otot
Skala MRC :
5 5

5 5

Ket :
0 lumpuh sempurna
1 masih terlihat kontraksi
2 gerak aktif tanpa gravitasi
3 bergerak melawan arah
4 bergerak melawan tahanan
5 Kekuatan normal
9. System neurologi
Pemeriksaan 12 Saraf Kranial:
 Nervus olfaktorius : mampu membedakan bau parfum dan minyak
kayu putih
 Nervus optikus : mampu melihat perawat
 Nervus okulomotoris : mampu menggerkan bola mata
 Nervus troklearis : mampu menggerakan bola mata
Trigeminus

18
- Oftalmikus : reflek kornea baik
- Maksilaris : pergerakan rahang atas baik
- Maksibularis : pergerakan rahang bawah baik
 Nervus abdusen : fungsi reflek kedip
 Nervus fasialis : senyum simetris
 Nervus auditorius : fungsi pendengaran telinga baik
 Nervus giossofaringeus : mampu merasakan pahit
 Nervus vagus : bicara jelas
 Nervus assesorius : mampu menggerakan kepala
 Nervus hipoglosus : pergerakan otot lidah baik
10. Kulit & kuku : kulit lembab, tidak kering, tidak ada oedema CRT < 2 detik
u) Hasil pemeriksaan penunjang
ELISA
CD4
Western Blot
v) Terapi
antibiotik
Analgesic
antidiare

19
ANALISA DATA

Nama Pasien : Nn. S


No.Rekam Medik :  201904021

MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DS : pasien mengatakan Immunosupresi Resiko infeksi
merasa lelah
DO : tampak lemah

DS : pasien mengatakan Ketidakseimbangan antara Intoleran aktivitas


merasa lelah dan sesak nafas suplai dan kebutuhan
DO : oksigen

 Tampak lelah

DS : pasien mengatakan Infeksi Gastointestinal Diare


mengalami diare
DO :

 Bising usus
hiperaktif
 Nyeri abdomen

DS : pasien mengatakan Gangguan imun Nyeri kronis


nyeri tenggorokan
DO :

 Ekspresi wajah nyeri


 Anoreksia

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan immunosupresi
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan Antara suplai dan
kebutuhan oksigen

20
3. Diare berhubungan dengan infeksi gastrointestinal
4. Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan imun

21
RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)

Nama Pasien : Nn. S


No.Rekam Medik : 201904021 
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PARA
N TG
KEPERAWATA F
O L TUJUAN INTERVENSI
N
1 01 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan  Control infeksi
Apri berhubungan keperawatan 3x24 jam diharapkan - Pakai sarung
l dengan pasien terbebas dari infeksi tangan
2019 immunosupresi oportunistik dan kompikasinya sebagaimana
dengan kriteria hasil tidak ada tanda – dianjurkan oleh
tanda infeksi baru kebijakan
Indicator : pencegahan
universal
1. Status imunitas
- Ganti alat
perawatan per
1 2 3 4 5
Indikasi pasien sesuai
Imunita
protocol
s saat
 Manajemen
ini
penyakit menuar
Keterangan indikasi:
- Monitor factor
1) Sangat terganggu lingkungan
2) Banyak terganggu yang
3) Cukup terganggu mempengaruhi
4) Sedikit terganggu penyebaran
5) Tidak terganggu penyakit
menular
2. Control risiko

1 2 3 4 5
Indikasi
Mengenal
i factor
risiko

22
individu
terkait
infeksi
Keterangan indikasi :
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang – kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Secara konsisten menunjukkan

2 Intoleran aktivitas Setelah dilakukan tidakan  Terapi aktivitas


berhubungan keperawatan 3x24 jam diharapkan - Bantu klien
dengan pasien mampu berpartisipasi dalam untuk tetap
ketidakseimbangan kegiatan dengan kriteria hasil bebas focus pada
Antara suplai dan dari sesak nafasnya kekuatan (yang
kebutuhan oksigen Indikator: dimilikinya)
dibandingan
1. Tingkat kelelahan
dengan
kelemahan
1 2 3 4 5
Indikasi (yang
kelelahan
dimilikinya)
Keterangan indikasi :
- Bantu klien dan
1) Berat keluarga untuk
2) Cukup berat mengidentifikas
3) Sedang i kelemahan
4) Ringan dalam level
5) Tidak ada aktivitas
tertentu
2. Toleransi terhadap aktivitas  Monitor pernafasan
- Monitor
1 2 3 4 5
kecepatan,
Indikasi
- Frekuensi irama,
pernafasan kedalaman dan
ketika kesulitan

23
beraktivitas
bernafas
- Kemudaha
- Monitor pola
n bernafas
nafas
ketika
- Monitor
beraktivitas
keluhan sesak
Keterangan indikasi : nafas pasien,
1) Sangat terganggu termasuk
2) Banyak terganggu kegiatan yang
3) Cukup terganggu meningkatkan /
4) Sedikit terganggu memperburuk
5) Tidak terganggu sesak nafas
tersebut

3 Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Manajemen diare


dengan infeksi keperawatan 3x24 jam diharapkan - Anjurkan pasien
gastrointestinal pasien dapat mengontrol diare, untuk
komplikasi minimal dengan kriteria menghindari
hasil bising usus kembali normal dan makanan pedas
tidak nyeri abdomen dan yang
Indicator : menimbulkan
gas dalam perut
1. Eiminasi usus
- Monitor bising
usus
1 2 3 4 5
Indikasi  Manajemen
Pola
pengobatan
eliminasi
- Tentukan obat
Suara
apa yang
bising usus
diperlukan
(pemberian obat
Keterangan indikasi :
antidiare)
1) Sangat terganggu
 Manajemen cairan
2) Banyak terganggu
- Timbang berat
3) Cukuo terganggu
badan dan
4) Sedikit terganggu

24
5) Tidak terganggu
monitor status
pasien
2. Tingkat nyeri
- Jaga intake/
1 2 3 4 5 asupan yang
Indikasi
akurat dan catat
Nyeri yang
output
dilaporkan

Keterangan indikasi :
1) Berat
2) Cukup berat
3) Sedang
4) Ringan
5) Tidak ada

25
4 Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan  Pemberian
berhubungan keperawatan 3x24 jam diharapkan analgesic
dengan gangguan pasien tidak mengalami nyari pada - Cek adanya
imun tenggorokannya dengan kriteria hasil alergi obat
sudah tidak terihat nyeri dan nafsu - Pilih analgesic
makan meningkat atau kombinasi
Indicator: analgesic yang
sesuai
1. Tingkat nyeri
 Manajemen nyeri

1 2 3 4 5 - Melakukan
Indikasi pengkajian
Nyeri yang
nyeri berikan
dilaporkan
informasi
mengenai nyeri
(penyebab
Keterangan indikasi : nyeri)
1) Berat  Manajemen nutrisi
2) Cukup berat - Tentukan status
3) Sedang gizi pasien dan
4) Ringan kemampuan
5) Tidak ada pasien untuk
memenuhi
2. Nafsu makan kebutuhan gizi
- Tentukan
1 2 3 4 5
jumlah kalori
Indikasi
Hasrat / dan jenis nutrisi
keinginan yang
untuk makan dibuthukan
untuk
Keterangan indikasi :
memenuhi
1) Sangat terganggu
persyaratan gizi
2) Banyak terganggu
3) Cukuo terganggu
4) Sedikit terganggu

26
5) Tidak terganggu

27
TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)

Nama Pasien         : Nn. S   


No.Rekam Medik : 20190421      
TG DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI (RESPON KLIEN) PARAF
L KEPERAWATAN (TINDAKAN
KEPERAWATAN)
01 Resiko infeksi berhubungan 09.00  Control infeksi S : Pasien mengatakan
Apri dengan immunosupresi WIB - Memakai sarung setuju perawat
l tangan melakukan kebijakan
2019 sebagaimana penggunaan alat
dianjurkan oleh O : pasien tampak
kebijakan menyetujui
pencegahan
universal
09.15 - Mengganti alat
WIB perawatan per
pasien sesuai S : Pasien mau
protocol mendengarkan perawat
 Manajemen O : pasien tampak
penyakit menuar mendengarkan perawat
- Memonitor factor
lingkungan yang
mempengaruhi
penyebaran
penyakit menular

Intoleran aktivitas 09.30  Terapi aktivitas S : Pasien menyetujui


berhubungan dengan WIB - Memantau klien perawat membantu
ketidakseimbangan Antara untuk tetap focus terapi aktivitas
suplai dan kebutuhan pada kekuatan O : pasien tampak
oksigen (yang mendengarkan perawat
dimilikinya)
dibandingan

28
dengan
kelemahan (yang
dimilikinya)
10.00 - Memantu klien
WIB dan keluarga S : pasien mau dikaji
untuk O:
mengidentifikasi
- RR 33x/menit
kelemahan dalam
- Tampak sesak
level aktivitas
tertentu
 Monitor pernafasan
- Memonitor
kecepatan, irama,
kedalaman dan
kesulitan bernafas
- Memonitor pola
nafas
- Memonitor
keluhan sesak
nafas pasien,
termasuk kegiatan
yang
meningkatkan /
memperburuk
sesak nafas

Diare berhubungan dengan  Manajemen diare S : pasien mengatakan


infekasi gastrointestinal - Menganjurkan paham akan anjuran
pasien untuk perawat
menghindari O : pasien tampak
makanan pedas mendengarkan perawat
dan yang
menimbulkan gas

29
dalam perut
- Monitor bising S: pasien mengatakan
usus mau diberi obat
 Manajemen O: pasien tampak mau
pengobatan untuk menkonsumsi obat
- Menentukan obat
apa yang S : pasien mengatakan
diperlukan mau dikaji BB nya
(pemberian obat O : 54kg
antidiare)
 Manajemen cairan
- Menimbang berat
badan dan
monitor status
pasien
- Menjaga intake/
asupan yang
akurat dan catat
output

Nyeri kronis berhubungan  Pemberian analgesic S : pasien mengatakan


dengan gangguan imunitas - Mengecek adanya tidak mempunyai alergi
alergi obat obat
- Memilih analgesic O : pasien mau diberikan
atau kombinasi obat
analgesic yang
sesuai S : pasien mengatakan
 Manajemen nyeri nyeri
- Melakukan O : skala 1-10 (4)
pengkajian nyeri
berikan informasi
mengenai nyeri S : pasien mengatakan
(penyebab nyeri) menyetujui anjuran

30
 Manajemen nutrisi perawat
- Menentukan O : pasien tampak
status gizi pasien mendengarkan perawat
dan kemampuan
pasien untuk
memenuhi
kebutuhan gizi
- menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang
dibuthukan untuk
memenuhi
persyaratan gizi

31
EVALUASI

Nama Pasien         : Nn. S


No.Rekam Medik : 20190421         
DIAGNOSA TANGGAL / EVALUASI NAMA &
KEPERAWATAN WAKTU PARAF
Resiko infeksi 01 April 2019 S : pasien mengatakan masih merasa lelah
berhubungan dengan
(14.00 WIB) O : tampak lemah
immunosupresi
A : resiko infeksi belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan dirumah

1. status imunitas

Awa Hasil Target


Indikasi
l
Imunitas saat 3 3 5
ini

2. control risiko : proses infeksi

Awa Hasil Target


Indikasi
l
Mengenalli 3 3 5
factor risiko
individu
terkait
infeksi

Intoleran aktivitas 01 April 2019 S : pasien mengatakan masih mudah lelah dan
berhubungan dengan sesak nafas
(14.00 WIB)
ketidakseimbangan
O:
Antara suplai dan
kebutuhan oksigen - RR33x/menit
- Kelelahan

32
A : intoleran aktivitas belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan dirumah

1. Tingkat kelelahan

Awa Hasil Target


Indikasi
l
kelelahan 3 3 5

2. Toleransi terhadap aktivitas

Awa Hasil Target


Indikasi
l
Frekuensi 3 3 5
pernafasan
Diare berhubungan 01 April 2019
dengan infeksi - Bising usus hiperaktif
(14.00 WIB)
gastrointestinal A : Diare belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan dirumah

1. Eliminasi usus

Awa Hasil Target


Indikasi
l
Pola 3 3 5
eliminasi
Suara bising
usus

2. Tingkat nyeri

Awa Hasil Target


Indikasi
l

33
Nyeri yang 3 3 5
dilaporkan
Nyeri kronis 01 April 2019 S : Pasien mengatakan masih nyeri tenggorkan
berhubungan dengan
(14.00 WIB) O:
gangguan imun
- Terlihat ekspresi nyeri
- Skala 4 (1-10)

A : nyeri kronis beum teratasi

P : intervensi dilanjutkan dirumah

34
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bukan semata hanya penyakitnya,
tetapi juga masih banyak masyarakat belum bisa menerima keberadaan ODHA.
Stigma terhadap ODHA masih cukup banyak ditambah lagi dengan sikap yang
menghakimi, menjauhkan, mengucilkan, mendiskriminasi, bahkan sampai perlakuan
yang tidak hanya melanggar hak asasi manusia tetapi juga kriminal. Untuk itu
diperlukan upaya untuk mencegah stigma dan diskriminasi tersebut melalui program
penyuluhan, dukungan, perawatan,dan pengobatan yang melibatkan semua pihak
yang terkait agar ODHA dapat berfungsi sosial kembali.

B. Saran
1. Masyarakan membutuhkan edukasi tentang bahayaya penyakit HIV/AIDS dan
bagai mana cara penularannya
2. ODHA butuh mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat dan
pemerintahan

35
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/penyakit/hiv-aids/
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/hiv/etiologi
https://www.academia.edu/36355563/Asuhan_Keperawatan_HIV_AIDS

Anda mungkin juga menyukai