Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medical Bedah II (KMB II)
Anwar Fuad
Diana Lailatusyiarofah
Fitriani NurFadillah
Resti Nurlatifah
Sylvia Anggraini
Veggy Ayu
Jl, Letjend Ibrahim Adji No. 180, Sindang barang, Bogor Barat, Jawa
Barat
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan
mengenai konsep dasar perilaku kesehatan. Setiap pembahasan dibahas secara sederhana
sehingga mudah dimengerti.
kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi.....................................................................................................................................3
B. Etiologi.....................................................................................................................................3
C. Klasifikasi................................................................................................................................3
D. Manifestasi Klinis...................................................................................................................4
E. Penatalaksanaan......................................................................................................................4
F. Komplikasi...............................................................................................................................7
BAB III
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................34
B. Saran.......................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala dan
infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit infeksi HIV dan AIDS hingga kini
masih merupakan masalah global karena penderita penyakit ini dari tahun ke tahun makin
meningkat dan sampai saat ini HIV/AIDS belum ada vaksin maupun obat untuk benar-
benar dapat menyembuhkan penyakit ini.
Penyebab HIV / AIDS sendiri disebabkan diantaranya yaitu selama melakukan
hubungan seks vaginal, anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi yang darah, air
mani atau cairan vagina memasuki tubuh. Kedua transfusi darah, dalam beberapa kasus,
virus dapat ditularkan melalui transfusi darah. Ketiga yaitu berbagi jarum, virus HIV
dapat ditularkan melalui jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi.
Keempat dari ibu ke anak. ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi bayi
selama kehamilan atau persalinan, atau melalui menyusui.
Di Indonesia penderita HIV/AIDS terus meningkat dan dampak yang ditimbulkan dari
HIV/AIDS ini juga semakin memprihatinkan, karena sindrom ini telah menyebabkan
angka kesakitan dan kematian yang sangat tinggi diantara usia produktif. Masalah yang
timbul juga sangat kompleks, bukan saja di bidang kesehatan, tetapi juga ekonomi, sosial
dan lain-lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masalah mendasar yang dihadapi Orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) bukan semata hanya penyakitnya, tetapi juga masih banyak
masyarakat belum bisa menerima keberadaan ODHA. Stigma terhadap ODHA masih
cukup banyak ditambah lagi dengan sikap yang menghakimi, menjauhkan, mengucilkan,
mendiskriminasi, bahkan sampai perlakuan yang tidak hanya melanggar hak asasi
manusia tetapi juga kriminal. Untuk itu diperlukan upaya untuk mencegah stigma dan
diskriminasi tersebut melalui program penyuluhan, dukungan, perawatan,dan pengobatan
yang melibatkan semua pihak yang terkait agar ODHA dapat berfungsi sosial kembali.
1
B. Rumusan Masalah
1. Buatlah patofisiologi / pohon masalah pada kasus!
2. Apa focus utama askep?
3. Buatlah asuhan keperawatan (pengkajian-evaluasi)!
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui patofisiologi / pohon masalah pada kasus
2. Untuk mengetahui focus utama askep
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari mulai pengkajian hingga evaluasi kasus
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang
menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya
sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih
sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika
tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan
penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek
biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS,
melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV
untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
B. Etiologi
Berbagi jarum suntik dan peralatan suntik lainnya dengan orang yang terkontaminasi
dengan HIV.
Menggunakan peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang tidak disterilkan
dan pernah dipakai oleh orang dengan HIV.
Dari seorang ibu dengan HIV kepada bayinya (sebelum atau selama kelahiran) dan
saat menyusui.
Memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya, seperti klamidia atau gonore
karena virus HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah.
Adanya kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang yang memiliki
infeksi HIV pada luka terbuka yang Anda miliki.
C. Klasifikasi
Virus ini terdiri dari 2 subtipe, HIV-1 dan HIV-2.
HIV-1
3
HIV-1 merupakan jenis virus HIV yang paling umum ditemukan hampir di seluruh
belahan dunia, memiliki progresivitas yang tinggi, lebih cepat dalam meningkatkan nilai
viral-load, dan menurunkan tingkat CD4.
HIV-2
HIV-2 memiliki predominansi untuk ditemukan pada area Afrika Barat. Subtipe ini tidak
seagresif HIV-1 dan ketika ditemukan, umumnya memiliki tingkatan CD4 yang lebih
tinggi dibanding penderita infeksi HIV-1.
D. Manifestasi Klinis
Menurut WHO:
1. Gejala Mayor
a. Penurunan BB ≥ 10%
b. Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
c. Diare kronis
d. Tuberculosis
2. Gejala minor
a. Koordinasi orofaringeal
b. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
c. Kelemahan tubuh
d. Berkeringat malam
e. Hilang nafsu makan
f. Infeksi kulit generalisata
g. Limfodenopati
h. Herpes zoster
i. Infeksi herpes simplek kronis
j. Pneumonia
k. Sarkoma kaposi
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan HIV -AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis, Psikologis
dan Aspek Sosial.
4
a. Pengobatan Suportif.
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak terjadi
hal hal yang berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi
yang dapat menyebabkan perburukan keadaan penderita dengan cepat. Penyajian
makanan hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap berselera makan.
Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian
obat Anabolik Steroid. Proses Penyedian makanan sangat perlu diperhatikan agar
pada saat proses tidak terjadi penularan yang fatal tanpa kita sadari. Seperti
misalnya pemakaian alat-alat memasak, pisau untuk memotong daging tidak
boleh digunakan untuk mengupas buah, hal ini di maksudkan untuk mencegah
terjadinya penularan Toksoplasma, begitu juga sebaliknya untuk mencegah
penularan jamur.
b. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik.
Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat pada penderita
infeksi HIV dan AIDS.
1) Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali. Dosis INH 300
mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa satu tahun.
2) Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang
kurang matang. Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.
3) CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaam.
Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat
menyebabkan luka pada usus. Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali
sehari.
4) Jamur
Jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur
Kandida. Obat : Nistatin 500.000 u per hari Flukonazol 100 mg per hari.
c. Pengobatan Antiretroviral (ARV)
1) Jangan gunakan obat tunggal atau 2 obat
2) Selalu gunakan minimal kombinasi 3 ARV disebut “HAART” (Highly
Active Anti Retroviral therapy)
5
3) Kombinasi ARV lini pertama pasien naïve (belum pernah pakai ARV
sebelumnya) yang dianjurkan : 2NRTI + 1 NNRTI.
4) Di Indonesia :
a) Lini pertama : AZT + 3TC + EFV atau NVP
b) Alternatif : d4T + 3TC + EFV atau NVP AZT atau d4T + 3TC
+ 1PI (LPV/r)
5) Terapi seumur hidup, mutlak perlu kepatuhan karena resiko cepat terjadi
resisten bila sering lupa minum obat.
2. Aspek Psikologis, meliputi :
a. Perawatan personal dan dihargai
b. Mempunyai seseorang untuk diajak bicara tentang masalah-masalahnya
c. Jawaban-jawaban yang jujur dari lingkungannya
d. Tindak lanjut medis
e. Mengurangi penghalang untuk pengobatan
f. Pendidikan/penyuluhan tentang kondisi mereka
3. Aspek Sosial.
Seorang penderita HIV AIDS setidaknya membutuhkan bentuk dukungan dari
lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal:
a. Emotional support, miliputi; perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan
diperhatikan
b. Cognitive support, meliputi informasi, pengetahuan dan nasehat
c. Materials support, meliputi bantuan / pelayanan berupa sesuatu barang dalam
mengatasi suatu masalah. (Nursalam, 2007)
Dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau kualitas
hubungan perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial
yang paling penting. House (2006) membedakan empat jenis dimensi dukungan
social:
a. Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap pasien dengan
HIV AIDS yang bersangkutan
b. Dukungan Penghargaan
6
Terjadi lewat ungkapan hormat / penghargaan positif untuk orang lain itu,
dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan
perbandingan positif orang itu dengan orang lain
c. Dukungan Instrumental
Mencakup bantuan langsung misalnya orang memberi pinjaman uang, kepada
penderita HIV AIDS yang membutuhkan untuk pengobatannya
d. Dukungan Informatif
Mencakup pemberian nasehat, petunjuk, sarana.
F. Komplikasi
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis
Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi,
penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
2. Neurologik
a. Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency
Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan
kemampuan motorik, kelemahan, disfasia dan isolasi sosial.
b. Ensolophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis/ensefalitis. Dengan efek: sakit kepala,
malaise, demam, paralise, total/parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler, hipotensi sistemik dan maranik
endokarditis.
d. Neuropati karena imflamasi demilinasi oleh serangan Human Immunodeficiency
Virus.
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan
sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam,
malabsorbsi dan dehidrasi.
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,
alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
7
c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang
sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-
gatal dan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri, hipoksia,
keletihan, dan gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis,
reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar,
infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
a. Pandangan: Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
b. Pendengaran: Otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran
dengan efek nyeri.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Sara Lu, 26th guru SD yang tinggal bersama orang tuanya dan dua saudara
perempuannya. Lu sangat dekat dengan orang tua dan saudara perempuan, mereka berbagi
segala sesuatu dengan yang lain. Selama kegiatan fisik untuk masuk ke sekolah pascasarjana,
Lu mengatakan pada dokter akhir – akhir ini dia merasa lelah, dia juga mengatakan bahwa ia
telah memiliki sakit tenggorokan persisten, serangan diare intermiten dan sesak nafas ringan
selama sekitar 1 bulan. Dia tidak rutin meminum multivitamin setiap hari dan sesekali obat
acetaminiphen tablet untuk sakit kepala. Dia aktif dalam club drama di lingkungannya dan
dia joging 3 km seminggu sekali. Dia bertunangan dan akan menikah, tanggal pernikahannya
adalah 6 bulan lagi. Selama ini Lu dinyatakan sehat sampai sekitar 1 atau 2 bulan lalu dokter
merokemendasikan untuk melakukan test enzymelinked immunosorbent assay (ELISA),
analisis Western Blot, CD4, T-sel, dia telah diminta kembali dalam 1 minggu untuk tindak
lanjut.
9
mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu,
mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan
untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah secara
progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T
penolong yang menyebabkan resiko tinggi infeksi, infeksi oportunistik yang
mengakibatkan munculnya infeksi pada sistem gastrointestinal, sistem pernafasan dan
menimbulkan efek mudah lelah karena system imun yang sudah menurun, pertukaran
oksigen menjadi tidak teratur dan intoleransi aktivitas.
Pathway
Peningkatan peristaltik
NYERI KRONIS
10
DIARE
B. Fokus Utana
Menurut kelompok 8 fokus utama dalam asuhan keperawatan dalam kasus diatas
yaitu resiko infeksi, karena menurut kami penderita HIV/AIDS akan mudah terserang
infeksi oportunistik dan berbagai komplikasinya dikarenakan system kekebalan tubuh
yang berangsur-angsur menurun, oleh karena itu kami menempatkan diagnose
keperawatan resiko infeksi pada diagnose satu agar mampu mencegah infeksi oportunistik
beserta komplikasi – komplikasinya.
11
C. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas Klien
12
c. Penyakit
Kronis : Pasien mengatakan tidak megalami penyakit kronis
Akut : Pasien mengatakan tidak mengalami penyakit akut
d. Terakhir masuk RS : Pasien mengatakan tidak pernah masuk RS
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Pasien mengatakan tidak mempunyai
alergi
3. Imunisasi : Pasien mengatakan imunisasi nya lengkap
4. Kebiasaan
Merokok : Pasien mengatakan tidak merokok
Kopi : Pasien mengatakan tidak meminum kopi
Alkohol : Pasien mengatakan tidak menkonsumsi alkohol
5. Obat – obatan yg digunakan : acetaminiphen tablet
e) Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sedang menderita penyakit
serupa
f) Riwayat Lingkungan
13
Nafsu makan Baik Baik
Fluktuasi BB 6 bulan 55kg 55kg
terakhir
Jenis minuman Mineral Mineral
Frekuensi / pola minum 8x/hari 8x/hari
Gelas yg dihabiskan 8 gelas 8 gelas
Sukar menelan (padat / Tidak ada Tidak ada
cair)
Pemakaian gigi palsu Tidak ada Tidak ada
(area)
Riwayat masalah Tidak ada Tidak ada
penyembuhan penyakit
i) Pola Eliminasi
BAB
BAK
Tidur malam
14
tidur
- Kebiasaan sebelum Berdoa Berdoa
tidur
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
15
1. Peran dalam keluarga : seorang anak dan seorang guru SD
2. System Pendukung : keluarga
3. Kesulitan dalam keluarga :
() hub dengan orang tua
() hub dengan pasangan
() hub dengan sanak saudara
() hub dengan anak
() lain-lain
(v) tidak ada
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perwatan di RS:
tidak ada
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: tidak ada
o) 1. Bicara: (v) normal () bahasa utama
() tidak jelas () bahasa daerah
() bicara berputar-putar () rentang perhatian
() mampu mengerti pembicaraan orang lain () afek
p) Tempat tinggal:() sendiri
() kos/asrama
(v) bersama dengan orang tua
q) kehidupan keluarga
a. adat istiadat yang dianut: sunda
b. pantangan dan agama yang dianut: tidak ada
c. penghasilan keluarga: () <Rp. 250.000 () Rp. 1 juta - Rp. 1,5 juta
r) Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit : (v) tidak ada () ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
(v) perhatian
() sentuhan
() lail-lain, seperti…
16
s) Pola Nilai & Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda? Ya
2. Kegiatan agama / kepercayaan yang dilakukan di rumah ? berdo’a
3. Kegiatan agama / kepercayaan yang tidak dapat dilakukan di RS ? pengajian
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya? Agar
memenuhi kewajibannya
t) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran (GCS) : Composmentis E: 4 M: 5 V: 6
TTV :
TD :
Nadi :
Suhu :
RR :
TB / BB :
17
Auskultasi : suara nafas vesikuler
4. Payudara & ketiak: simetris, tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan
5. Punggung & tulang belakang : tidak ada kelainan seperti scoliosis, lordosis,
dan kiposis, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada lesi.
6. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi dan penonjolan
Auskultasi : peristaltik 33x/m
Palpasi : terdapat nyeri tekan
Perkusi : suara timpani, dan pekak pada kuadran kanan atas karena ada
hepar
7. Genitalia & anus
Inspeksi : tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak terdapat dan nyeri tekan
8. Ekstremitas : tidak ada pengecilan otot
Skala MRC :
5 5
5 5
Ket :
0 lumpuh sempurna
1 masih terlihat kontraksi
2 gerak aktif tanpa gravitasi
3 bergerak melawan arah
4 bergerak melawan tahanan
5 Kekuatan normal
9. System neurologi
Pemeriksaan 12 Saraf Kranial:
Nervus olfaktorius : mampu membedakan bau parfum dan minyak
kayu putih
Nervus optikus : mampu melihat perawat
Nervus okulomotoris : mampu menggerkan bola mata
Nervus troklearis : mampu menggerakan bola mata
Trigeminus
18
- Oftalmikus : reflek kornea baik
- Maksilaris : pergerakan rahang atas baik
- Maksibularis : pergerakan rahang bawah baik
Nervus abdusen : fungsi reflek kedip
Nervus fasialis : senyum simetris
Nervus auditorius : fungsi pendengaran telinga baik
Nervus giossofaringeus : mampu merasakan pahit
Nervus vagus : bicara jelas
Nervus assesorius : mampu menggerakan kepala
Nervus hipoglosus : pergerakan otot lidah baik
10. Kulit & kuku : kulit lembab, tidak kering, tidak ada oedema CRT < 2 detik
u) Hasil pemeriksaan penunjang
ELISA
CD4
Western Blot
v) Terapi
antibiotik
Analgesic
antidiare
19
ANALISA DATA
MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DS : pasien mengatakan Immunosupresi Resiko infeksi
merasa lelah
DO : tampak lemah
Tampak lelah
Bising usus
hiperaktif
Nyeri abdomen
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan immunosupresi
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan Antara suplai dan
kebutuhan oksigen
20
3. Diare berhubungan dengan infeksi gastrointestinal
4. Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan imun
21
RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)
1 2 3 4 5
Indikasi
Mengenal
i factor
risiko
22
individu
terkait
infeksi
Keterangan indikasi :
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang – kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Secara konsisten menunjukkan
23
beraktivitas
bernafas
- Kemudaha
- Monitor pola
n bernafas
nafas
ketika
- Monitor
beraktivitas
keluhan sesak
Keterangan indikasi : nafas pasien,
1) Sangat terganggu termasuk
2) Banyak terganggu kegiatan yang
3) Cukup terganggu meningkatkan /
4) Sedikit terganggu memperburuk
5) Tidak terganggu sesak nafas
tersebut
24
5) Tidak terganggu
monitor status
pasien
2. Tingkat nyeri
- Jaga intake/
1 2 3 4 5 asupan yang
Indikasi
akurat dan catat
Nyeri yang
output
dilaporkan
Keterangan indikasi :
1) Berat
2) Cukup berat
3) Sedang
4) Ringan
5) Tidak ada
25
4 Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan Pemberian
berhubungan keperawatan 3x24 jam diharapkan analgesic
dengan gangguan pasien tidak mengalami nyari pada - Cek adanya
imun tenggorokannya dengan kriteria hasil alergi obat
sudah tidak terihat nyeri dan nafsu - Pilih analgesic
makan meningkat atau kombinasi
Indicator: analgesic yang
sesuai
1. Tingkat nyeri
Manajemen nyeri
1 2 3 4 5 - Melakukan
Indikasi pengkajian
Nyeri yang
nyeri berikan
dilaporkan
informasi
mengenai nyeri
(penyebab
Keterangan indikasi : nyeri)
1) Berat Manajemen nutrisi
2) Cukup berat - Tentukan status
3) Sedang gizi pasien dan
4) Ringan kemampuan
5) Tidak ada pasien untuk
memenuhi
2. Nafsu makan kebutuhan gizi
- Tentukan
1 2 3 4 5
jumlah kalori
Indikasi
Hasrat / dan jenis nutrisi
keinginan yang
untuk makan dibuthukan
untuk
Keterangan indikasi :
memenuhi
1) Sangat terganggu
persyaratan gizi
2) Banyak terganggu
3) Cukuo terganggu
4) Sedikit terganggu
26
5) Tidak terganggu
27
TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)
28
dengan
kelemahan (yang
dimilikinya)
10.00 - Memantu klien
WIB dan keluarga S : pasien mau dikaji
untuk O:
mengidentifikasi
- RR 33x/menit
kelemahan dalam
- Tampak sesak
level aktivitas
tertentu
Monitor pernafasan
- Memonitor
kecepatan, irama,
kedalaman dan
kesulitan bernafas
- Memonitor pola
nafas
- Memonitor
keluhan sesak
nafas pasien,
termasuk kegiatan
yang
meningkatkan /
memperburuk
sesak nafas
29
dalam perut
- Monitor bising S: pasien mengatakan
usus mau diberi obat
Manajemen O: pasien tampak mau
pengobatan untuk menkonsumsi obat
- Menentukan obat
apa yang S : pasien mengatakan
diperlukan mau dikaji BB nya
(pemberian obat O : 54kg
antidiare)
Manajemen cairan
- Menimbang berat
badan dan
monitor status
pasien
- Menjaga intake/
asupan yang
akurat dan catat
output
30
Manajemen nutrisi perawat
- Menentukan O : pasien tampak
status gizi pasien mendengarkan perawat
dan kemampuan
pasien untuk
memenuhi
kebutuhan gizi
- menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang
dibuthukan untuk
memenuhi
persyaratan gizi
31
EVALUASI
1. status imunitas
Intoleran aktivitas 01 April 2019 S : pasien mengatakan masih mudah lelah dan
berhubungan dengan sesak nafas
(14.00 WIB)
ketidakseimbangan
O:
Antara suplai dan
kebutuhan oksigen - RR33x/menit
- Kelelahan
32
A : intoleran aktivitas belum teratasi
1. Tingkat kelelahan
1. Eliminasi usus
2. Tingkat nyeri
33
Nyeri yang 3 3 5
dilaporkan
Nyeri kronis 01 April 2019 S : Pasien mengatakan masih nyeri tenggorkan
berhubungan dengan
(14.00 WIB) O:
gangguan imun
- Terlihat ekspresi nyeri
- Skala 4 (1-10)
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bukan semata hanya penyakitnya,
tetapi juga masih banyak masyarakat belum bisa menerima keberadaan ODHA.
Stigma terhadap ODHA masih cukup banyak ditambah lagi dengan sikap yang
menghakimi, menjauhkan, mengucilkan, mendiskriminasi, bahkan sampai perlakuan
yang tidak hanya melanggar hak asasi manusia tetapi juga kriminal. Untuk itu
diperlukan upaya untuk mencegah stigma dan diskriminasi tersebut melalui program
penyuluhan, dukungan, perawatan,dan pengobatan yang melibatkan semua pihak
yang terkait agar ODHA dapat berfungsi sosial kembali.
B. Saran
1. Masyarakan membutuhkan edukasi tentang bahayaya penyakit HIV/AIDS dan
bagai mana cara penularannya
2. ODHA butuh mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat dan
pemerintahan
35
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/penyakit/hiv-aids/
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/hiv/etiologi
https://www.academia.edu/36355563/Asuhan_Keperawatan_HIV_AIDS