Anda di halaman 1dari 13

STEM SEL DAN PROSPEK REGENERATIF

Semua organisme hidup, termasuk manusia, terdiri dari sejumlah tipe sel khusus yang
berasal dari sel primal yang sama, stem sel embrionik. Stem sel dapat berkembang menjadi
beberapa tipe sel melalui proses regulasi diferensiasi selular. Selama diferensiasi, gen yang
spesifik di switched on sementara gen yang lain di switched off. Gen yang teraktifasi selama
diferensiasi menentukan menja- di tipe sel apa stem sel jadinya. Sel-sel spesifik untuk organ
tertentu. Stem sel merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi untuk dapat
berdiferensiasi menjadi jenis sel lain. Kemampuan tersebut memungkinkan sel induk menjadi
sistem perbaikan tubuh dengan menyediakan sel-sel baru selama organisme bersangkutan hidup.
Berdasarkan asalnya, stem sel dibagi menjadi stem sel embrionik dan stem sel dewasa.
Tubuh manusia memiliki kemampuan regenerasi. Sel pada jaringan seperti darah dan
epitelial membelah secara cepat dan teregenerasi secara berkelan jutan sepanjang hidup, yang
mana sel pada sebagian besar jaringan mengala mi pergantian lebih lambat dan merespon hanya
pada sinyal biologis spesifik. Pengembangan potensi selanjutnya mengenai isolasi, potensi alami
dan difer ensiasi stem sel akan memiliki pengaruh positif pada pengertian perkembangan dan
pengobatan regenerasi. Sel unik stem sel adalah sel yang luar biasa yang mempunyai kapasitas
self-renewal dan dapat menjadi satu bahkan menjadi be berapa jenis sel. Pada jaringan dewasa,
stem sel dewasa memegang peranan pada homeostasis dan perbaikan jaringan. Walaupun
beberapa stem sel telah dipelajari selama dekade ini, penemuan terbaru menemukan bahwa stem
sel de wasa memiliki kapasitas mencengangkan dan tidak terantisipasi untuk berkem bang
menjadi jaringan yang berbeda. Bahkan luar biasa melebihi dari kapasitas perkembangan stem
sel embrionik. Stem sel embrionik secara teori dapat menjadi semua jenis jaringan dan
memberikan pemahaman perkembangan manusia un tuk pengobatan regeneratif.

STEM SEL

1. Definisi stem sel


Stem sel atau dikenal juga sebagai sel induk merupakan sel yang be lum berdiferensiasi dan
mempunyai potensi untuk berdiferensiasi menjadi sel jenis lain. Kemampuan tersebut
memungkinkan stem sel berperan pada sistem perbaikan tubuh dengan menyediakan sel-sel baru
selama organ isme hidup. Stem sel dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel
tersebut maupun berdasarkan asalnya.
Berdasarkan potensistem sel dibagi menjadi stem sel totipotent yaitu stem sel yang
memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Stem sel yang totipotent
diperoleh dari sel induk embrio, yaitu sel hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma pada fase
morula. Stem sel pluripo tent berasal dari sel lapisan dalam embrio fase blastosit (inner cell
mass) dan memiliki potensi menjadi beberapa jenis sel. Stem sel unipotent adalah stem sel yang
berasal dari jaringan pascanatal , yaitu stem sel yang han ya dapat menghasilkan satu jenis sel
tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan
stem sel.

2. Sifat-sifat stem sel


 Suatu sel dapat disebut sebagai stem sel bila memiliki dua sifat yai tu self-renewal dan
belum berdiferensiasi.
 Self-renewal yaitu kemampuan stem sel memperbarui diri sendiri dengan melakukan
pembelahan sel tak terbatas dalam waktu yang lebih singkat dari sel primer.
 Pada pembelahan, stem sel berpo tensi membentuk dua jenis sel, satu sel merupakan
cetak biru sel induk melalui self-renewal dan satunya lagi membentuk sel khusus melalui
tahap diferensiasi.
 Proses ini untuk memelihara kromosom dan metoda ini mem inimalkan mutasi sel induk.
Kontrol pembelahan selular oleh stem sel dan diferensiasinya adalah kunci untuk
memelihara keseimbangan yang tepat dari sel dalam organ.
 Stem sel merupakan sel luar biasa yang mempunyai kemampuan self-renewal dan dapat
menjadi satu bahkan men jadi beberapa jenis sel.
 Pada jaringan dewasa, stem sel dewasa meme gang peranan pada homeostasis dan
perbaikan jaringan.
 Stem sel embrionik secara teori dapat menjadi semua jenis jaringan dan memberikan
pemahaman perkem bangan manusia untuk pengobatan regeneratif.
 Sifat yang kedua dari stem sel adalah undifferentiated diperlihatkan pada Gambar 2.3,
yaitu kemampuan tidak terbatas untuk berdiferensiasi menjadi tipe sel yang matang.

 Dalam hal keplastisitasan stem sel, pada kondisi tertentu stem sel dewasa dapat menjadi
berbagai spektrum tipe sel bahkan mampu melinta si germ layers.
 Fenomena ini disebut sebagai kemampuan stem sel untuk transdiferensiasi atau plastisitas
stem sel.

3. Sumber Stem Sel


Berdasarkan asalnya stem sel dibagi menjadi dua yaitu stem sel em brional (embryonal stem
cells) dan stem sel dewasa (adult stem cells). Stem sel embrional adalah stem sel yang diambil
dari embrio pada fase blastosit, yaitu 5-7 hari setelah pembuahan. Stem sel embrional dapat
diarahkan menjadi sel apa saja yang dikehendaki, seperti sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati,
sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.1. Stem sel embrional
telah diketahui dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis tipe sel.

a. Stem sel embrionik


Pada awal perkembangan, totipotensi telur yang telah mengalami fertilisasi mengalami
beberapa kali pembelahan sel secara cepat sebelum sel mengalami pengkhususan.

b. Stem sel dewasa


Stem sel dewasa (adult stem cells) yaitu sel yang dapat berproliferasi dalam periode yang
panjang untuk memperbarui diri, serta dapat berdifer ensiasi untuk menghasilkan sel-sel
khusus yang mempunyai morfologi dan fungsi yang spesifik. Stem sel dewasa memiliki
ciri yang unik, yaitu memiliki sifat belum berdif erensiasi, dan memelihara sifat ini
dengan lingkungan dan populasi sel seki tar sampai mereka terekspos dan berespon
terhadap sinyal.
4. Sumber stem sel di rongga mulut
a. Stem sel pulpa gigi
Sel pulpa berisi stem sel yang memiliki kemampuan berdiferensiasi dalam respon
terhadap jejas. Pulpa gigi pascanatal berisi sel yang dapat diklon, sangat proliferatif, dan
mampu meregenerasi jaringan yang membuat mereka mempunyai sifat seperti stem sel.
Stem sel pulpa gigi (dental pulp stem cells/DPSC) mampu membentuk kompleks dentin
pulpa seperti dentin pulpa yang tersusun atas matrikss termineralisasi dengan struktur
tubuli yang dilapisi odontoblas dan jaringan fibrous yang berisi pembuluh darah pada
susunan yang mirip dengan kompleks dentin pulpa pada gigi manusia. Stem sel pulpa
gigi merupakan populasi minor dalam pulpa. Stem sel pulpa gigi dapat diinduksi untuk
berdiferensiasi menjadi sel seperti odonto blast dan menghasilkan struktur mineral mirip
dentin secara in vitro maupun in vitro.
Stem sel pulpa gigi mampu berespon kepada sinyal lingkungan yang spesifik dan
juga mampu menghasilkan stem sel baru untuk selanjutnya berdiferensiasi. Stem sel
pulpa gigi juga mengekspresi otot halus dan marker endotel. Pulpa gigi juga berisi
serabut saraf utama yang berpenetrasi ke tubuli dentin dan pulpa mampu menghasilkan
berbagai neurotrophins. Stem sel pulpa gigi masih membawa informasi morfogenetik
yang be rasal dari sel papila dental dan lingkungan biologisnya mungkin masih spe sifik
pada tahap awal odontogenesis. Namun stem sel pulpa gigi tidak dapat sendirian dalam
membentuk ciri kompleks dentin-pulpa tetapi menghasilkan struktur seperti osteodentin
secara in vitro.
b. Stem sel dari sel sementum
Sel berasal dari sementum menunjukkan tingkat yang rendah atau ti dak ada
aktivitas alkalin fosfatase dan mineralisasi secara in vitro derajatnya lebih rendah
dibanding kultur stem sel sumsum tulang. Sel pada matriks yang berasal dari sementum
manusia positif terhadap fibomodulin dan lumican, sementara os teosit pada matriks stem
sel sumsum tulang matriksnya negatif. Transplantasi sel yang berasal dari sumsum tulang
manusia juga tidak ditemukan sumsum hematopoietik.
c. Stem sel dari papilla apical gigi dan jaringan periodontal manusia
Stem sel yang diisolasi dari akar papila apikal gigi manusia (SCAP/sel punca dari
papila apikal). Penelitian Byoung-Moo Soo, dkk. (2004) melaporkan bahwa pada
ligamen peri odontal berisistem sel yang mempunyai potensi untuk menghasilkan struktur
cementum like atau struktur periodontal ligament like secara in vitro. Stem sel dari
ligamen periodontal mudah didapat, dan dapat dikembangkan secara ex vivo.
d. Stem Sel dari Papilla Apikal Gigi Manusia yang Diisolasi dari Gigi Bungsu dan Gigi
Susu yang Diekstraksi
Papila apikal akar dapat berisi populasi sel induk/progenitor. Untuk men
gidentifikasi sel induk putatif, suspensi sel tunggal dihasilkan dari papila api kal akar
manusia yang dikumpulkan dari molar ketiga yang diekstraksi.

DASAR BIOLOGIK REGENERASI JARINGAN PADA BIDANG KEDOKTERAN GIGI


1. Regenerasi dentin
Dentinogenesis adalah proses pembentukan dentin. Selodontoblas be rasal dari dorsal cranial
neural crest (CNC) pada lengkung brankial pertama, merupakan sel yang berperan paling penting
dalam proses odontogenesis. Odontogenesis dimulai pada akhir tahap lonceng pada proses
pembentu kan gigi. Sel odontoblas adalah sel yang terdiferensiasi dari sel-sel papila dental
mesenkim. Sel ini menyekresi matriks organik yang mengandung serat kolagen yang kemudian
akan membentuk prosesus odontoblastik. Pada tahap ini odontogenesis berjalan menuju bagian
dalam gigi. Prosesus odontoblastik selanjutnya akan menginduksi pembentukan hidroksiapatit
dan matriks mineralisasi.
Jaringan dentin yang dibentuk pertama adalah mantel dentin yang melapi si lapisan
superfisial dentino enamel junction (DEJ) yang tipis. Deposit mineral dimulai pada matriks
mantel dan bertambah di sepanjang DEJ pada pertumbu han email. Di bawah mantel dentin,
dentin intertubular membentuk bagian dentin koronal dan radikular sedangkan dentin peritubular
(intratubular) terbentuk pada dinding bagian dalam dentin intertubular.
2. Stuktur biologis gigi
Untuk memahami proses perbaikan dan regenerasi dentin diperlukan pen getahuan mengenai
struktur biologis gigi. Dentin dan pulpa asal embrioniknya sama yaitu papila dental dan
keduanya berkaitan dengan vitalitas gigi. Hubungan ini disebut komplek dentin pulpa.

a. Dentin
Dentin adalah bagian terbesar dari gigi dan telah mengalami kalsifikasi yang terletak di
sekitar pulpa. Dentin akan mengalami penambahan massa sepanjang hidup gigi, sehingga
menghasilkan pengurangan kamar pulpa dengan bertambahnya usia. Struktur dentin meliputi
serat kolagen yang padat dan berbagai protein non kolagen. Serat kolagen berjalan perpendiku
lar ke tubuli sebagai substrat mineral kristal. Mineralisasi pada dentin relatif kurang dibanding
email. Proporsi komponen dentin terdiri dari 70% mineral hidroksiapatit, 20% matriks organik
yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas dan 10% air. Berbeda dengan tulang, dentin
tidak mengalami remodeling dan tidak berperan pada homeostasis kalsium organisme. Dentin
ditutupi secara perifer oleh email pada mahkota dan oleh sementum pada akar, seperti terlihat
pada Gambar 4.1.
Bagian organik dentin terutama terisi kolagen yang termineralisasi oleh hidroksiapatit.
Matriks ini berpenetrasi ke saluran paralel panjang yang dise but tubuli dentin dengan diameter
antara 1-3 μm dan berisi cairan dentin. Tubuli dentin di bagian lateral merupakan jaringan yang
sangat permeabel dengan porusitas yang dapat diinvasi mikroorganisme. Odontoblas men galami
pemanjangan ke dalam tubuli dentin disebut prosesus odontoblastik.

b. Pulpa
Pulpa berisi fibroblas, pembuluh darah, limfe dan saraf serta cairan interstisial. Pulpa tidak
hanya berfungsi memberi nutrisi dan sistem sensori ke dentin tetapi juga memiliki kemampuan
memperbaiki. Pulpa dewasa berisi sel yang bertanggung jawab pada pembentukan dan
penggantian kompleks matriks ekstraseluler. Pulpa gigi mampu merespon jejas untuk menginisia
si perbaikan. Pulpa dapat merespon kerusakan dengan menginduksi odon toblas primer untuk
membentuk dentin baru atau jika tidak memungkinkan maka akan diaktifkan populasi sekunder
sel odontoblas sekretori. Kemam puan ini penting untuk dipakai dalam perawatan gigi.
Seperti pada dentin, sel pulpa berdiferensiasi dari ektomesenkim dari sel neural crest selama
perkembangan gigi. Zona bebas sel adalah bagian pulpa yang berada di bawah lapisan sel
odontoblas. Zona bebas sel ini berisi serabut saraf dan pembuluh darah yang membentuk
hubungan yang dekat dengan badan odontoblas. Beberapa serabut saraf meluas ke dalam tubuli
dentin yang memberi sensitifitas dentin dan rasa nyeri apabila terjadi pergera kan cairan dalam
tubuli dentin yang merangsang serabut saraf di bawahnya. Zona kaya sel berada langsung
dibawah zona bebas sel dan berisi sel dendri tik dan fibroblas. Sel-sel pada zona bebas dan kaya
sel tersebut menyerupai stem sel mesenkimal yang belum berdiferensiasi.
Ruang pulpa akan berkurang secara bertahap seiring dengan sekresi lambat berkelanjutan
dentin sekunder fisiologis dengan mengekspresikan protein, transkrip dan reseptor tipe I, II bone
morphogenetic proteins (BMPs).
 Perbaikan pada pulpa
Setelah gigi erupsi, dentin sekunder didepositkan dengan kecepa tan yang lebih
lambat. Sepanjang hidup, rangsang dari luar terhadap den tin sekunder seperti yang
disebabkan atrisi, karies atau restorasi gigi yang menginduksi pembentukan dentin
tertier yang disebut juga dentin reaksioner, dentin reparatif, atau dentin iritasi.Ruang
pulpa gigi berisi jaringan fibrosa dan diinfiltrasi oleh jaringan mikrovaskular yang
ditutupi oleh dentin. Setelah matang, pulpa gigi menjadi statik dan hanya beraksi
reparatif jika ada karies atau trauma mekanis. Vitalitas dentin dan kemampuan
reparasi pulpa ter gantung pada odontoblas yang mampu bertahan. Jumlah odontoblas
mer upakan faktor penting pada perbaikan dentin, respon terhadap karies, trauma
maupun restorasi gigi.
o Dentin reaksioner
Dentin tertier yang dibentuk dengan adanya odontoblas yang menerima
rangsang ringan seperti atrisi disebut dentin reaksioner. Pada kasus karies, gigi
fraktur atau resesi gingival, dentin terbuka dan menjadi sensitif. Pada
perawatan karies dentin, odontoblas membentuk dentin reaksioner. Respon
pulpa pada pulp capping adalah pembentukan jembatan dentin dihasilkan dari
perekrutan dan proliferasi sel yang belum berdiferensiasi, baik stem sel atau
sel matang yang berasal dari sel pulpa. Ketika berdiferensiasi, sel pulpa
menghasilkan matriks termineralisasi. Molekul matriks ekstraselular
merangsang pembentukan jembatan dentin atau daerah termineralisasi di
pulpa koronal. Pada sel pulpa ditemukan molekul yang sama seperti matriks
ekstraselular dentin yang merupakan agen bioaktif untuk perbaikan atau
rekayasa jaringan.
o Dentin reparatif
Dentin tertier yang strukturnya tidak beraturan dan tidak tubular disebut
dentin reparatif. Sel pembentuk dentin reparatif berasal dari odontoblas yang
baru berdiferensiasi yang berasal dari progenitor mesenkimal sel induk atau
stem sel yang berada pada pulpa. Setelah pulpa terekspos pada lokasi je jas,
semua odontoblas primer mengalami jejas ireversibel yang akan meng
hasilkan jembatan dentin. Odontoblas pasca mitosis (odontoblas sekunder) ini
berdiferensiasi untuk menggantikan odontoblas primer yang mengalami jejas
ireversibel sekitarnya. Odontoblas sekunder berproliferasi dari dalam populasi
sel pulpa dengan proses diferensiasi dan migrasi ke lokasi pulpa terkena jejas,
dimana dentin reparatif diekspresikan. Populasi stem sel ada dan berguna
untuk membentuk odontoblas baru ada di sekitar sel lapisan subodontoblas
atau fibroblas pulpa. Sel subodontoblas termasuk didalamnya yaitu sel
fibroblas, sel mesenkimal yang belum berdiferensiasi dari inti pulpa dan sel
perisit yang berasal dari vaskular. Diferensiasi kembali dan transdife rensiasi
sel matang pada proses perbaikan pada pulpa memperlihatkan sifat stem sel.
Sel perisit dan sel miofibroblas pada jaringan pulpa bermigrasi ke lokasi pulpa
yang terkena jejas dan mengekspresidentin reparatif. Sel fibroblas pulpa juga
mampu bermigrasi merespon pensinyalan molekul sitokin.
 Sinyal Molekul Untuk Perbaikan Pulpa, Regulasi Gen Dan Faktor Transkripsi Sel
Odontoblast-like
Setelah terjadi jejas pada gigi, maka terbentuk derivasi sel induk yang disebut sel
odontoblas-like yang mendepositkan matrikss mineralisasi. Molekul yang berperan
pada pensinyalan diferensiasi selodontoblast-like ada lah proto-oncogenes, c-jun dan
jun-B sebagai pengontrol transkripsi melalui activator protein-1 (AP-1) yang
distimulasi BMP, TNF dan insulin- like growth factor.

METODA IN VITRO DAN IN VIVO PADA PENELITIAN PENGEMBANGAN STEM


SEL PADA BIDANG KEDOKTERAN GIGI
1. Marker Diferensiasi Stem Sel Pulpa Menjadi Odontoblast Like Cells
Sel pulpa mengekspresikan kolagen tipe I and III, osteonektin, osteo pontin, fibronektin.
Klon tertentu mengekspresidentin sialoprotein DSP dan molekul lain yang merupakan marker
odontoblas spesisfik. Dua produk gen spesifik odontoblas yaitu dentin sialoprotein (DSP) dan
dentin posfopro tein (DPP) yang dikodekan oleh satu gen yang dikenal sebagai DSPP, ek
spresinya terjadi setelah pembentukan matriks kolagen predentin. Ekspresi dentin sialoprotein
(DSP) merupakan tanda terjadinya sintesis dentin pada transplantasi stem sel dental pulpa. DPP,
DSP dan DMP dapat dianggap sebagai molekul khusus pada dentin. Pengekspresian DSP, DMP,
DPP dan osteokalsin merupakan tanda termineralisasinya odontoblas.
a. Fosfatase alkali
Enzim fosfatase alkali adalah marker selama diferensiasi odontoblas baik secara in vitro
maupun in vitro pada lapisan odontoblas dan preodon toblas. Peningkatan aktivitas fosfatase
alkali menandakan diferensiasi odontoblas. ALP adalah marker awal baik osteoblas maupun
odontoblas. Enzim ini berperan penting dalam pembentukan jaringan kalsifikasi den gan
meregulasi transpor fosfat osteokalsin. ALP diproduksi oleh osteoblas matang dan
odontoblas selama mineralisasi dan meningkat selama prolif erasi dan diferensiasi.
b. Kolagen tipe 1
Pada tahap perkembangan awal matriks tidak termineralisasi dentin, dentin terutama
berisi kolagen. Kolagen tipe I adalah komponen organik utama matriks ekstraseluler
termineralisasi dan memberikan template pada mineral yang didepositkan pada jaringan
seperti tulang dan dentin tipe I ditemukan pada saat perkembangan gigi, diferensiasi
odontoblas dari predentin. Serat kolagen menjadi termineralisasi dalam perubahan dentin
menjadi predentin terutama kolagen tipe I. Pembentukan matriks ekstraselu ler berperan pada
regenerasi jaringan prosesnya yaitu sel pulpa menyintesis matriks penyusun dentin, selama
pembentukan serat kolagen. Selanjutnya serat kolagen dikonversi dari matriks
nonmineralisasi menjadi termineral isasi pada bagian dalam maupun sekitar serat kolagen.
c. Protein non-kolagen
Protein non kolagen berfungsi sebagai nuklea tor, inhibitor atau penentu jumlah kristal
mineralisasi, terjadi melalui interaksi kelompok liganding-calcium pada permukaan
makromolekular. Protein non kolagen dapat dibagi menjadi molekul yang ditemukan pada
jaringan termineralisasi (tulang dan gigi) dan selebihnya adalah molekul ubiquitin. Dentin
phosphoprotein 4 molekul keluarga Small Integrin-Binding Ligand N-linked Glycoproteins
(SIBLINGs), meliputi DSPP, DPP dan DSP, DMP-1, bonesialoprotein (BSP), osteokalsin
dan osteopontin (OPN). DPP dan dentin sialoprotein (DSP) adalah protein yang hanya ada
pada dentin. BSP dan OPN serta osteokalsin (OC) biasa ditemukan ditulang namun juga ada
pada dentin dan odontoblas.
d. Dentin sialoprotein
Dentin sialoprotein adalah 95-kDa glikoprotein dalam matriks ek straseluler dentin. DSP
bersama DPP yang juga dikenal sebagai fosofoforin dikodekan oleh satu gen yaitu gen DSPP
yang dipetakan pada kromosom 4. Ekspresi DSPP yang mengkode DPP dan DSP
dihubungkan dengan protein spesifik dentin yang ditemukan pada sel dentin yang
berdiferensiasi. DSP dan DPP merupakan protein non kolagen yang spesifik pada dentin.
DSP dan DPP penting untuk menginisiasi dentinogenesis dan mineralisasi den tin.
Peningkatan ekspresi DSPP merupakan tanda diferensiasi odontoblast like-cells.

e. Dentin fosfopreotein
Dentin fosfoprotein protein yang sangat asidik dan merupakan kom ponen non kolagen
utama dentin diekspresikan ekto mesenkhimal dari sel odontoblas gigi. DPP adalah matriks
ekstraseluler non kolagen dentin.36 Dentin fosfoprotein disekresi odontoblas dan hadir saat
awal mineralisasi dan disekresi melalui prosesus odontoblastik. DPP berikatan dengan ko
lagen dan mengawali pembentukan kristal apatit. Fungsi DPP yang kedua yaitu DPP
berikatan dengan seratus permukaan kristal apatit yang tumbuh atau mempengaruhi
pertumbuhan kristal. Dentin fosfoprotein berisi 45 50% fosfoserin, 35-38% asam aspartat,
karena tingginya fosfoserin dan asam aspartat maka makromolekulnya menjadi polianionik.
f. Dentin matriks protein (DMP)
Dentin matriks protein diekspresikan pada saat perkembangan odon toblas. Dentin
matriks protein berperan untuk mengawali pembentukan h idroksi apatit dan DMP
berinteraksi dengan molekul matriks ekstraseluler lain seperti kolagen tipe I. Dentin matriks
protein-1 (DMP-1) diekspresi pada dentin maupun pada tulang. Penelitian in vitro
memperlihatkan bahwa protein fosforilasi ini dapat menjadi nukleator dan berpengaruh pada
per tumbuhan kristal selama dentinogenesis. Fungsi biokimia pasti DMP1 pada dentin dan
tulang tidak diketahui, namun secara fungsional merupakan motif untuk fosforilasi.
g. Osteokalsin
Osteokalsin merupakan protein non kolagen khusus jaringan termin eralisasi seperti
tulang dan dentin. OC disebut juga bone gla protein (BGP) yang merupakan protein kecil
karena hanya berisi 50 asam amino den gan 3γkarboksiglutamat(Gla) dan 2 ikatan disulfida.
Osteokalsin berikatan kuat dengan hidroksi apatit yang berperan pada pertumbuhan kristal
apatit dan diregulasi oleh 1,25 dihidroksivitamin D3. Osteokalsin ditemukan pada matriks
ekstraseluler dentin, disintesis dan disekresi oleh odontoblas. Genn ya pada kromosom 1
berisi 4 ekson yang mengkode 26 asam amino protein sinyal.

BIOMATERIAL SCAFFOLD PADA REKAYASA JARINGAN GIGI DAN MULUT


1. Scaffold Bahan Alam
Regenerasi jaringan dengan cara rekayasa jaringan sangat dipen garuhi oleh komponen
scaffold. Scaffold adalah template sel yang digu nakan untuk pertumbuhan jaringan baru.
Scaffold memberikan lingkungan fisikokimia dan biologis tiga dimensi untuk pertumbuhan sel
dan diferen siasi, merangsang adhesi dan migrasi sel. Selain itu scaffold juga dapat meregulasi
fenotip dari sel. Fungsi penting scaffold adalah penghantaran rangsangan faktor pertumbuhan.
Scaffold harus efektif untuk transport nutri si, oksigen dan sampah metabolik. Scaffold juga
harus secara bertahap ter degradasi digantikan dengan jaringan regeneratif dan selanjutnya
memper tahankan struktur akhir jaringan. Selanjutnya fungsi scaffold ini akan diambil alih oleh
matriks ekstraseluler yang dihasilkan oleh komponen sel. Scaffold harus biokompatibel, tidak
toksik, serta memberikan kekuatan mekanik dan fisik kepada stem sel.
 Coral Goniopora
Coral adalah spesies invertebrata laut yang digunakan untuk kegunaan medis yaitu
keluarga porites dan goniopora. Coral terbentuk dari berjuta-juta karnivora kecil yang
dinamakan polip.
 Chitosan
Chitosan adalah polimer alami yang telah banyak digunakan pada bidang industri dan
medis. Chitosan merupakan polisakarida alami yang berasal dari chitin. Chitosan
berasal dari deasetilasi chitin. Chitin adalah bahan struktural penyusun cangkang dari
krustacea dan serangga. Salah satu krustacea yang banyak di daerah Aceh yang
merupakan daerah pe sisir pantai adalah udang. Chitosan merupakan polimer alami
kedua ter besar didunia setelah selulosa oleh karena itu chitosan biokompatibel dan
biodegradable.

PROSPEK PENGGUNAAN STEM SEL DALAM REKAYASA JARINGAN BIDANG


KEDOKTERAN GIGI
 Rekayasa jaringan bertujuan memperbaiki struktur jaringan rusak akibat penyakit
atau trauma dengan tetap memelihara lingkungan alami. Pendekatan rekayasa
jaringan menggunakan stem sel diharapkan dapat secara simultan meningkatkan
proliferasi dan menginduksi diferensiasi stem sel pulpa gigi untuk menjadi sel
odontoblast-like yang hasil akhinya dapat membentuk dentin.
 Untuk pendekatan rekayasa jaringan dentin, di gunakan prinsip regeneratif
endodontik, yaitu terbentuknya jembatan dentin reparatif yang akan secara langsung
berikatan dengan dentin primer sekitar lokasi pulpa yang berfungsi lebih melindungi
pulpa dari iritasi fisikokimia maupun bakteri dibanding material restoratif.
 Tiga faktor yang diperlukan untuk rekayasa jaringan yaitu sinyal morfogenesis, stem
sel untuk mere spon terhadap morfogen dan scaffold dari matriks ekstraseluler.
 Transplantasi populasi stem sel dapat memberikan alternatif pendeka tan yang
menjanjikan untuk regenerasi jaringan pada bidang kedokteran gigi.

1. Stem Sel untuk Regenerasi Gigi


Rekayasa jaringan bertujuan merestorasi struktur jaringan rusak akibat penyakit atau trauma
dengan tetap memelihara lingkungan alami. Dengan menggunakan stem sel diharapkan dapat
secara simultan meningkatkan proliferasi dan menginduksi diferensiasistem sel pulpa gigi
menjadi sel sep erti odontoblast untuk diarahkan pada akhirnya dapat membentuk dentin.
Regenerasi jaringan dengan cara rekayasa jaringan juga sangat dipen garuhi oleh komponen
scaffold. Scaffold adalah template sel yang digu nakan untuk pertumbuhan jaringan baru.
Scaffold memberikan lingkungan fisikokimia dan biologis tiga dimensi untuk pertumbuhan sel
dan diferensi asi, merangsang adhesi sel dan migrasi sel.
2. Stem sel untuk regenerasi tulang
Transplantasi stem sel skeletal dan dental satu hari nanti dapat digu nakan untuk
memperbaiki tulang kraniofasial atau meregenerasi gigi dan juga untuk mengatasi defek akibat
tersering pembedahan ablative post kanker, defisiensi tulang kraniofasial yang penyebabnya dari
infeksi, trau ma, malformasi kongenital, dan penyakit skeletal deforming progresif. Teknik yang
biasa digunakan memperbaiki defek skeletal kraniofasial sejalan den gan penerimaan terapi
pembedahan untuk kehilangan tulang sekeleton dan penggunaan tulang autogenous dan bahan
alloplastik.

3. Stem sel untuk regenerasi jaringan lunak


Stem sel juga dapat digunakan untuk rekonstruksi jaringan lunak, pe nelitian Alhadlaq dkk.
(2005) menggunakan stem sel berasal dari sumsum tulang manusia dewasa untuk rekonstruksi
jaringan lunak. Dalam penelitian ini sumsum tulang manusia selama satu minggu diberi
suplemen un tuk menjadi adipogenik pada hidrogel poli (ethilen glikol) diakrilat dengan bentuk
dan dimensi tertentu. Peneliti ini menemukan bahwa rekayasa jarin gan adiposa dari stem sel
sumsum tulang manusia dewasa dapat menahan bentuk dan dimensi jaringan lunak untuk
menambah atau merekonstruksi jaringan lunak.

Anda mungkin juga menyukai