1 PB
1 PB
ABSTRAK
Materi larutan penyangga banyak mengandung konsep abstrak dan berkaitan erat
dengan kehidupan sehari-hari sehingga memerlukan penjelasan dalam berbagai bentuk
representasi yang dapat memvisualisasikan materi larutan penyangga sehingga diharapkan
siswa dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dan menganalisis serta menarik kesimpulan
yang lebih komprehensif. Pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran tersebut adalah
pembelajaran multiple representasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi larutan
penyangga di kelas XI MIPA SMA Negeri 12 Semarang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan subyek penelitian kelas XI MIPA SMA
Negeri 12 Semarang sebanyak 76 siswa. Data penelitian diperoleh dari tes pemahaman konsep
berbentuk three-tier multiple choice yang telah divalidasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa pemahaman konsep siswa pada materi larutan penyangga menunjukkan indikator
pemahaman konsep belum semua terpenuhi secara maksimal oleh seluruh siswa. Hal tersebut
karena indikator penelitian mengklasifikasikan masih tergolong kriteria sedang pada materi
larutan penyangga yaitu sebesar 45,53% paham, 31,05% kurang paham, 12,96% miskonsepsi,
dan 10,46% tidak paham.
ABSTRACT
Buffer solution material contains many abstract concepts and is closely related to
everyday life so it requires explanation in various forms of representation that can visualize of
the buffer solution material so that students can observe the symptoms that occur and analyze
and draw a more comprehensive conclusion. Learning that can support such learning is the
learning of multiple representations. This study aims to determine and describe the ability level
of concepts understanding of student in the learning material of buffer solution from an eleven-
grade of natural science class (XI MIPA), state senior high school 12 (SMA Negeri 12)
Semarang. This study used a quantitative approach with descriptive methods, and research
subjects were natural science class (XI MIPA), state senior high school 12 (SMA Negeri 1)
Semarang as many as 76 students. The research data was obtained from a validated three-tier
multiple-choice concept understanding test. Based on the result of the research, it is found that
the concept understanding from eleven grade of natural science class (XI MIPA), state senior
high school 12 (SMA Negeri 12) Semarang on buffer solution material is 45.53% understood,
31.05% less understood, 12,96% misconception, and 10,46% do not understand.
pemahaman konsep yang baik. Siswa yang mengingat (remember) yang berarti
pemahaman konsepnya telah tertanam mengambil pengetahuan tertentu yang
dengan baik tentunya akan mengakibatkan sudah tertanam dalam ingatan (long term
hasil belajar yang baik pula (Irwandani dan memory); (2) memahami (understand)
Rofiah, 2015). adalah mengkonstruksi makna dari materi
Pemahaman konsep diperoleh siswa atau pesan pembelajaran meliputi ucapan,
dari hasil belajar yang dialami selama tulisan, dan komunikasi grafik atau gambar;
proses pembelajaran. Pemahaman konsep (3) mengaplikasikan (apply) yaitu
merupakan kemampuan siswa yang melibatkan penggunaan prosedur-prosedur
menunjukkan siswa mampu menjelaskan tertentu untuk memecahkan suatu
materi yang dipelajari baik sebagian materi permasalahan; (4) menganalisis (analyze)
maupun materi secara keseluruhan dengan berarti membagi materi-materi menjadi
menggunakan bahasanya sendiri. Siswa bagian-bagian penyusunnya dan
dikatakan telah memahami konsep jika menentukan bagaimana bagian-bagian
siswa memiliki kemampuan untuk tersebut berhubungan satu dengan lainnya
menjelaskan materi dengan bahasanya dan terhadap keseluruhan struktur atau
sendiri tanpa terpaku pada buku. Konsep- tujuan; (5) menilai (evaluate) merupakan
konsep dasar harus dipahami dengan suatu proses untuk membuat keputusan
benar sebelum memahami konsep yang yang didasarkan pada kriteria-kriteria dan
lebih kompleks (Maghfiroh, et al., 2016). standar-standar; dan (6) mencipta (create)
Pemahaman konsep benar menjadi merupakan memadukan elemen-elemen
landasan terbentuknya pemahaman yang secara bersama menjadi sesuatu yang
benar terhadap konsep-konsep lain yang baru, koheren atau membuat suatu produk
lebih kompleks (Jannah, et al., 2016). yang orisinil (baru).
Siswa yang tidak memahami konsep Kemampuan pemahaman konsep
dengan benar maka akan membentuk berperan besar dalam menentukan hasil
konsep sukar, sehingga pemahaman belajar siswa dalam pembelajaran kimia.
konsep menjadi landasan dalam Salah satu materi kimia yang membutuhkan
pembelajaran. pemahaman konsep yang benar karena
Pengukuran ketercapaian banyak mengandung konsep abstrak yang
pemahaman konsep setelah pembelajaran kompleks adalah materi larutan penyangga.
menggunakan ketercapaian hasil belajar Pembelajaran materi larutan penyangga
ranah kognitif yang diusulkan oleh memerlukan penjelasan dalam berbagai
Benjamin S. Bloom. Namun, untuk bentuk representasi yang dapat
mengikuti perkembangan penilaian ranah memvisualisasikan materi larutan
kognitif digunakan taksonomi Bloom yang penyangga sehingga diharapkan siswa
telah direvisi oleh Krathwohl (2002). dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi
Taksonomi Bloom ranah kognitif yang dan menganalisis serta menarik kesimpulan
direvisi oleh Krathwohl meliputi: (1) yang lebih komprehensif. Pembelajaran
2194 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2192 – 2200
100
90
80
Persentase (%)
70
60
50
40
30
20
10
0
58 55 Keterangan:
60 PK : Paham Konsep
50 KP : Kurang Paham
Jumlah Siswa
M : Miskonsepsi
40
TP : Tidak Paham
30
12 15
20
6 3 3
10 0
0
PK KP M TP
Kategori Pemahaman Konsep
45
45
39 40
40 38
34
35
30 28
26
Jumlah Siswa
25
25 21 21 PK
19 19
20 16 16 1616 16 KP
14 14
15 12 M
9 10
10 7 8 8
6 6 TP
5 3
0
1 2 4 6 13 15 19
Butir Soal
60 54
48
50
41
38 37 36 38
Jumlah Siswa
40 32 33 32
28 26 28
30 25 24
20 21 21
17 19 19 17 18
20 14 16 12 14
9 11 10 10 10 9
6 7 6 8
10 45 4 5
2
11
0
5 7 9 10 11 12 14 16 17 18 20
Butir Soal
PK KP M TP
Butir soal 20 memiliki pemahaman mewakili soal level simbolik dengan tingkat
terendah sebanyak 17 dari 76 siswa yang pemahaman konsep terendah. Perhitungan
paham. Butir soal ini menuntut siswa pH larutan penyangga tersebut
mampu menentukan pH larutan penyangga menggunakan rumus yang berupa simbolik.
yang sebelumnya dilakukan titrasi antara Berdasarkan hasil penelitian Marsita et al.
asam sulfat (H2SO4) dengan natrium (2010), sebagian siswa mampu
hidroksida (NaOH). Siswa menuliskan menyelesaikan perhitungan pH dan pOH
reaksi antara H2SO4 dan NaOH dengan larutan penyangga dengan menggunakan
benar, tetapi persamaan reaksi tidak prinsip kesetimbangan. Distribusi Soal
disetarakan. Hal ini menyebabkan Multiple Representasi Pada Tes
perhitungan konsentrasi larutan NaOH dan Pemahaman Konsep ditunjukkan pada
perhitungan pH larutan penyangga tidak Tabel 4.
tepat. Berdasarkan Gambar 4, butir soal 20