PENDAHULUAN
pangan.Kebersihan produk pangan merupakan saah satu acuan sebagai bahwa suatu produk
pangan telah memenuhi mutu. Mutu produk yang dihasilkan dapat dijaga jika perusahaan
mempunyai suatu sistem yang dapat menjaga agar produk tersebut memenuhi standar yang
diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan RI sejak tahun 1978 melalui Surat Keputusan
Makanan yang Baik (CPMB). Di Indonesia GMP ini dikenal dengan istilah Cara Produksi
Makanan yang Baik (CPMB) yang diwujudkan dalam Peraturan Pemerintah. Penerapan GMP
akan dapat membantu jajaran manajemen untuk membangun suatu sistem jaminan mutu yang
baik. Jaminan mutu sendiri tidak hanya berkaitan dengan masalah pemeriksaan (inspection)
dan pengendalian (control) namun juga menetapkan standar mutu produk yang sudah harus
dilaksanakan sejak tahap perancagan produk (product design) sampai produk tersebut
Penerapan standar mutu untuk produk pangan dan mutu di dalam proses produksi
telah menjadi suatu kewajiban (mandatory) yang harus dijalankan oleh para produsen pangan.
Hal ini menjadi penting karena akan berdampak pada keselamatan konsumen pribadi dan
keselamatan masyarakat umum dan juga penting bagi produsen, terutama untuk melindungi
ingin dicapai. Jaminan mutu bukan hanya menyangkut masalah metode tetapi juga
merupakan sikap tindakan pencegahan terjadinya kesalahan dengan cara bertindak tepat
sedini mungkin oleh setiap orang baik yang berada di dalam maupun di luar bidang produksi.
Penerapan jaminan mutu pangan harus di dukung oleh penerapan GMP dan HACCP sebagai
sistem pengganti prosedur inspeksi tradisional yang mendeteksi adanya cacat dan bahaya
dalam suatu produk pangan setelah produk selesai diproses. Oleh karena itu, perlu dilakukan
kunjungan secara langsung untuk mengetahui penerapan GMP dan SSOP pada Laboratorium
Dietetik dan Kuliner di Politeknik Negeri Jember dan pada industry rumah tangga yang ada
di jember, pada industri rumah tangga dilakukan juga Hygiene."
"Tujuan
1.4. Manfaat
"BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengolahannya yang diperlukan untuk memastikan diproduksinya pangan yang aman dan
sehat. GMP menjadi salah satu pre-requisite program atau program persyaratan dasar dalam
penerapan sistem HACCP, yang menjamin praktek pencegahan terhadap kontaminasi yang
menyebabkan produk menjadi tidak aman. GMP dibagi menjadi beberapa sub bagian,
masing-masing memiliki kebutuhan yang terperinci dan berhubungan dengan kegiatan pada
fasilitas pemrosesan pangan. Sub bagian GMP tersebut adalah personel, bangunan, distribusi,
GMP yang direvisi pada tahun 1986 diumumkan secara resmi oleh FDA untuk
memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Federal Food, Drug, and Cosmetic Act (FD&C Act)
untuk mencapai pangan yang bebas dari kontaminasi (Katsuyama dan Jantschke, 1999).
Good Manufacturing Practices (GMP) atau Cara Produksi Makanan yang Baik
(CPMB) merupakan suatu pedoman cara memproduksi makanan dengan tujuan agar
produk makanan bermutu sesuai dengan tuntutan konsumen. Pedoman GMP atau Cara
KES/SK/1978 mencakup lokasi pabrik, bangunan, produk akhir, peralatan produksi, bahan,
persyaratan minimum dan pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan
pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk
akhir. Adanya penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dalam industri pangan yang
dapat memberikan jaminanproduk pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi yang nantinya
akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan dan unit usaha tersebut
berikut:
global melalui produk/kemasan yang bebas bahan beracun (kimia, fisika dan
biologi.
2.2.1 Pengertian
berbeda bagi setiap orang, tergantung dari kriteria dan konteksnya. Berikut adalah
Procedure atau yang diterjemahkan menjadi (PSO) Prosedur Standar Operasiadalah sistem
yang di susun untuk memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan kita oleh Ekotama
(2015:41)
keracunan bahkan kematian. Sumber kontaminan dapat berasal antara lain dari bahan baku
yang digunakan seperti air, peralatan, ruang pengolahan, dan pekerja. Kegiatan sanitasi
berupa SSOP (sanitation standard operational procedure) digunakan sebagai alat bantu
untuk menerapkan GMP dan merupakan sistem pendukung HACCP atau hazard analysis
critical control point dalam penanganan keamanan pangan (Katsuyama dan Jantschke, 1999).
Kunci 2. Kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dgn bahan pangan
"kontaminasi
3.2.1. Pelaksanaan
Waktu : 1300-14.00
Waktu : 13.00-14.00
Waktu : 13.00-14.00
1. GMP
Pengamatan GMP
"SSOP
3. Hiegeny Sanitasi
Pengamatan SSOP
"BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum pengawasan mutu makanan kali ini kami melakukan praktikum
tentang penilain GMP, SSOP,dan HCCP pada indutri pangan atau makanan. Industri makan
yang kami kunjungi untuk melakukan penialain tersebut adalah sebuah rumah makan “ Bebas
"Penilaian GMMP yang kami lakukan di rumah makan “Bebas Adrian” terdiri dari
berbagai aspek yang kami nilai sesua dengan pedoman GMMP. Aspek penilaiannya sebagai
berikut:
yang pertama adalah kategori lokasi bangunan berada pada tempat, pada kategori ini
kami mengati lokasi bagunana tersebuat bebas dari semak belukar dan genangan air,
bebas dari sarang hama, khususnya serangga dan binatang pengerat, berada ditempat
yang jauh dari pembuanagan sampah atau penumpukan barang bekas dan daerah
kotor lainnya, lokasi bangunan nya tidak berda di tempat pemukian penduduk yang
kumuh, karena bangunan tersebut berda di pinggir jalan raya serta samping kiri
kanannya ada bangunan yang lain dan lokasinya mudah dijangkau. Yang kedua
adalah kategori kebersihan lingkungan, pada kategri ini kami mengamati bahwa
lingkungan produksi tersebut sampahnya selalu dibuang dan tidak ditumpuk, tetepi
tempat sampahnya terbuka tidak tertutup dikarenakan tempat sampah yang dipakek
hanya kerancang sampah biasa, selokannya berfungsi dengan baik tidak tersumbat.
Bangunan
Pada aspek bangunan ada 3 pengamatan yang kami amati, yang pertama
adalah kategori desain tata letak, pada kategori ini pertama kami melihat bagian
desain dan tata letak bahwa luas ruangan produksi dan ukuran alat serta jumlah "karyawan sesui
dengan penilaian dari GMP, tata letak/pengaturan ruangannya rapi,
ruang produksi mudah dibersihkan dan kebesihannya selalu terpelihara. Kedua kami
melihat bagian lantai, rumah makna tersebuat lantai nya tebuat dari tegel atau
kearah got atau selokan, permukaan lantainya kedap air dan tahan terhadap air
garam,basa atau bahan lainnya, permukaan lantainya rata. Halus dan tidak licin,
muadah untuk dibersihkan dan selalu dalam keadaan bersih, pertemuan lantai dan
dindingnya berbentuk konus. Ketiga adalah bagian dinding, dinding rumah makan
tersebut terbuat dari beton yang tahan dari kedap air, rata, halus, berwarna terang
karenaa dicat dengan warna putih, tahan lama dan tidak mudah mengelupas, didnding
bangunananya kedap air > 2 m serta mudah dibersihkan dan selalu dalam bersih dari
langitnya terbuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah mengelupas serta
mudah untuk dibersihkan, selalu bersih dari debu, sarang laba-laba dan kotoran
lainnya, tinggi langit-langit dari lanta > 3m. Kelima bagian pintu, jendela dan
ventilasi, pintu dan jendela terbuat dari bahan yang than lama dan tidak mudah pecah,
didesaian tebuka keluar tetapi tebuaka dari tengah, pintunya dapat ditutup dengan
untuk peneranagan diruang produksi tesebut cukup tersedia 2 lampu, yang pertama
bola dan yang kedua lapu panjang, tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi sabu
bahannya terpisah dengan produk akhir, tersedia tempat khusus untuk bahan yang
bukan pangan, tempat penyimpanannya mudah dibersihkan dan bebas dari hma serta
Peralatan
konstruksi yaitu untuk perlatan produksi terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat,
mudah untuk dibongkar pasang dan mudah untuk dibersihkan, dan permukaaan
peralatan yang kontak langsung dengan pangan terbuat dari bahan yang halus, tidak
bercelah, tidak mengelupas, dan tidak menyerap air. Yang kedua tata letak, peralatan "produksi
ditata sesuai urutan proses produksi yang mudah dibersihkan. Yang ketiga
Suplai air
Sumplai air yang digunakan pada rumah makan bebas adrian menggunakan air
yang berasal dari sumur, untuk kualitas airnya baik, dan kuantitasnya cukup, serta air
Pada aspek ini kami ada 3 pengamatan yang kami lakukan. Yang pertama
kategori tentang alat kebersihan, alat cuci/ pembersih tersedia dengan jumlah yang
cukup, menggunakan alat cuci yang cair, tetapi untuk pens=cucian peralatan
makannya tidak menggunakan air panas. Yang kedua kategori fasilitas higiene
karyawan, untuk fasilitas tempat cuci tangan yang lengkap dengan sabu dan lap bersih
untuk karyawan tidak tersedia ,tidak ada loker karyawan dan toilet yang khusus untuk
kraywan, karena pada tempat makan tersebut tidak ada karyawan yang banyak etapi
hanya ada 2 karyawan dengan pemiliknya, karyawanya selalu dalam keadaan bersih,
pintu toilet nya selalu tertutup, untuk pakai kerja karyawan juga tidak ada. Yang
ketiga kategori kegiatan higeine dan sanitasi, pemebrsih ruangan dilakukan dengan
Pengendalian hama
Pada aspek pengendalian hama kami mengamati tidak ada hewan peliharaan,
lubang dan selokan selalu dalam keaadaan tertutup, tidak tersedia alat atau bahan
Pada aspek ini ada 3 kategori yang kami amati. Yang pertama kesehatan
karyawan, karyawan yang berkarja di ruang produksi dalam keadadan sehat, tiadak
ada karyawaan yang menunjukkkan gejela sakit, untuk pemeriksaan kesehatannya
dilakukan dengan secara rutin. Yang kedua kebersihan karyawan, karywaan yang
bekerja selalu menjaga kebersihan badan, pakain yang digunakan dlam keadaan
menggunkan alas kaki dengan baik dan benar, kukunya pendek dan rapi tidak
menggunakan kutek, lukanya dalam keaadaan tertutup, sebelum berkegiatan "mengolah makanan,
sesudah menanganai bahan mentah dan sesuadah keluar toilet
masak karyawaan tidak menggunakan sarung tangan dan penutup mulut, tetapi
tidak ada karyawan yang batuk dan bersin tanpa menutup mult, tidak ada yang
menggaruk, memegang kapala dan hidung pad saat mengolah makanan, tidak ada
karyawan yang mengguanka perhiasan, cincin, gelang, atau kalung yang berlebihan,
tidak ada karyawan yang merokok dan melodah sembarangan pada saat mengolah
maknan, tetapi ada karyawan yang mencicipi makanan tanpa menggunakan 2 sendok
yang berbeda.
Pengendalian proses.
pengontrolan suhu, untuk lat pengukur tidak tersedia, suhu dalam proses pengolahn
makan tidak dikontrol. Yang kedua penyimpanan bahan makanan , bahan maknan
disimpan pada suhu< 7℃, tidak ada suhu penyimpan panas, untuk penyimpanan
bahan makanan mentah selalu terpisah dengan bahan makanan yang telah diolah.
Yang ketiga pencucian bahan maknanan, bahan makanan selalu dicuci sebelum
diolah, iar yang digunakan untuk mencuci adalah air mengalir, tetapi makanan yang
diamkan mentah tidak ada. Yang keempat pemilihan bahan makanan, bhan makann
yang diterima diperiksa dengan spesifikasinya, bahan makanan terhindar dari bahan-
bahan asing. Yang kelima bahan kemasan, bahan kemasan menggunakan plastik,
kertas, dan aman. Yang katujuh untuk catatan atau protab nya tidak ada.
Penyimpanan.
Pada aspek ini kami mangamati bahwa penyimpanan bahan pangan dan
produk akhir disimpan ditempat yang bersih dan terpisah, tata cara penyimpanan
produk rapi dan bersih, penyimpanan bahan berbayha diberi label dan mendapatkan
pengawasan penggunaanya.
Pelatihan karyawan
Dari hasil pengamtan yang kami lakukan tentang penilain GMP secar garis
Pada praktikum kali ini kami melakukan penialain SSOP (Sanitation Standart
Operating Procedures) Industri Makanan yang kami lakukan pada rumah makan Bebas r.
Pengamatan SSOP yang kami lakukan meliputi meliputi 8 kunci persyaratan yaitu kunci 1
tentang Keamanan Air, kunci ke 2 tentang Kondisi dan Kebersihan Permukaan yang Kontak
tentang Menjaga Fasilitas Pencuci Tangan, Sanitasi dan Toilet, kunci ke 5 tentang Poteksi
Bahan Toksin yang bernar, kunci ke 7 tentang Pengawasan kondisi kesehatan personil yang
Pengolahan.
Kunci 1
Pada kunci1 panialain yang kami lakukan tentang keamanan air, pada rumah
makan yang kami datangi menggunakan air sumur sebagai sumber penggunaan
kebutuhan untuk produksi di rumah makan tersebut. Dengan monitoring air sumur
yaitu :dilakukan sebelum usaha bisnis dimulai, pengujian kualitas air dari
penggunaanair sumur lebih hemat dan lebih efisien dalam pembiayaan. Kedalaman
sumur 20M (semakin tinggi kedalaman sumur maka semakin bagus dan jernih
kualitas airnya.
Kunci 2
Pada kunci kedua tentang kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak
dengan bahan pangan dengan 4 monitoring yaitu: monitoring yang pertama tentang
Kondisi permukaan yang kontak dengan pangan, dengan evaluasi yang kami berikan
adalah dilakukan pembersihan terhadap pangan yang jatuh permukaan lantai dan meja
agar bersih. Monitoring yang kedua tentang Kebersihan dan sanitasi permukaan yang
kontak dengan pangan terpelihara dengan evaluasi yang kami berikan adalah
penyajian pangan bertujuan untuk tetap menjaga kebersihan agar tidak terjadi
evaluasi yang kami berikan adalah lakukanlah pengujian mikrobial permukaan agar
tangan dan pakaian pekerja dalam kondisi baik dengan evaluasi yang kami berrikan "adalah
kebersihan pakaian pekerja, penggunaan apron, clemek, sarung tangan agar
makanan tetap higienis dikarenakan pada rumah makan tersebut para pekerja tidak
Kunci 3
7 monitoring yaitu : monitorng yang pertama mengenai Pemisahan yang cukup antara
aktivitas penangan dan pengolahan bahan baku dengan produk jadi, evaluasi yang
dalam dapur, sedangkan pada produk jadi ditempatkan di depan penyajian, dirumaha
makan tersebut suadh memisahkan produk bahan baku dengan produk yang sudah
penyimpanan, dengan evalusi Produk disimpan dalam lemari es dan dipisahkan antara
Pembersihan dan sanitasi area, alat penangan dan pengolahan pangan, dengan
evaluasi yang kami berikan adalah Pembersihan tempat, alat yang digunakan
pengolahan masih kurang bersih dan sampah tidak dibuang pada tempat sampah yang
ada tutupnya. Montoring yang ke 4 mengenai Praktek higiene pekerja, pakaian, dan
pencucian tangan, denagn evalusi yang dapat kami berikan adalah Higiene pekerja,
pakaian, dan pencucian tangan kurang kurang terjaga karena pekarja tidak sering
akan menggunakan dan sehabis menggunakan, lap untuk meja dan mengangkat
masakan panas tidak dibedakan dan kotor. Monitonring yang ke 6 mengenai Arus
pergerakan pekerja dalam pabrik dan unit usaha perlu diatur alirannya baik, dengan
evaluasinya adalah Dilakukan pengaturan kerja dalam industri makanan agar arus
Kunci 4
pencuci tangan, sanitasi dan toilet, pada kunci ke 4 ini kami melakukan tentang
dengan evaluasinya adalah Tidak terdapat tempat pencuci tangan khusus untuk
pemebli, namun terdapat tempat pencuci bahan dan pencucian pada alat yang berbeda "yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya penyebaran kotoran dan mikroorganisme
pathogen
Kunci 5
Pada kunci kelima kami melakukan penilaian tentang Proteksi dari bahan-
bahan kontaminan, pada kunci ke 5 ini kami melakukan monitoring tentang Bahan-
bahan yang berpotensi toksin dan air yang tidak saniter dilakukan dalam frekuensi
cukup saat dimulai produksi dan setiap 4 jam, dengan evaluasinya adalah pada rumah
makan tersebut melakukan pembuangan dan pemilihan pada bahan yang sudah tidak
Kunci 6
benar untuk proteksi produk dari kontaminasi, dengan evaluasinya adalah tidak
dilakukannya pelabelan dan penyimpanan pada bahan tertentu serta tata cara
Kunci 7
Pada kunci ketujuh kami malakukan penilaian tentang pengawasan kondisi
kontaminasi pada mikrobiologi pada pangan, bahan pengemas dan permukaan kontak
dengan pangan, dengan evaluasinya adalah karyawan terlihat sehat, apabila karyawan
telah sakit, maka disarankan untuk beristirahat hingga sembuh. Karena jika sakit akan
Kunci 8
hama dari unit pengolahan, dengan melakukan monitorng tentang Dilakukan dengan
inspeksi visual, tempat persembunyian tikus, alat perangkap tikus, alat menjaga
serangga, seperti : lalat.Pada koreksi : dilakukannya lilin-lilin yang nyala pada sekitar
"BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
GMP merupakan suatu pedoman bagi industri makanan terutama industri yang
terkait dengan pangan, kosmetik, farmasi dan peralatan medis untuk meningkatkan mutu
hasil produksinya terutama terkait dengan keamanan dan keselamatan konsumen yang
Prosedured) adalah Prosedur Pelaksanaan Sanitasi Standar yang harus dipenuhi oleh suatu
UPI (Unit Pengolahan Ikan) untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang
diolah.
Praktikum kali ini kami melakukan pengamatan GMP di Laboratorium Gizi Kuliner
Politeknik Negeri Jember pada hari Selasa tanggal 24 April 2018. Pengamatan GMP yang
kami lakukan meliputi beberapa aspek yaitu lokasi atau lingkungan produksi, bangunan,
peralatan, suplai air, fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi, pengendalian hama,
kesehatan dan higiene karyawan, pengendalian proses, penyimpanan dan pelatihan karyawan.
"Dalam praktikum yang telah dilakukan dalam penilaian uji sistem GMP, SSOP dan
Higiene Sanitasi pada industri makanan Rumah Makan “Bebas Adrian” yang kami amati
adalah secara umum telah layak dan sesuai dengan standar persyaratan minimum dan
pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan. Namun juga perlu
adanya peningkatan higienitas yang awal untuk mecegah terjadinya pencemaran dini atau
"5.2. Saran
Sebaiknya penerapan sistem GMP, SSOP maupun Higienitas pada industry pangan baik
industry pangan dalam skala kecil maupun skala besar perlu ditingkatkan agar dalam
melakukan pengolahan pangan di dapatkan hasil mutu pangan yang baik dan terjamin
higienitasnya. Dan sebelum dilakukan pengolahan pada bahan pangan harus disterilkan
"DAFTAR PUSTAKA
Perdana, Yongki Wahyu. 2008. “Kajian Penerapan GMP, GTP, dan SSOP Serta Penyusunan
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/10858/2/D08ywp.pdfyang
Naim K, Afifah. Desy Retno Wulan. Ega Sulistyoningrum. 2011. “Makalah Good
:http://www.academia.edu/15785422/MAKALAH_Good_Manufacturing_Practices_
GMP_Dalam_Industri_Pangan_Afifah_Naim_K_H3113016_Desy_Retno_Wulan_H
:https://rafel896.wordpress.com/2011/10/16/standard-sanitation-operating-
2012.
Procedures).http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195109191
980032-SUSIWI/SUSIWI-30%29._Dokumentasi_SSOP.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195109191980032-
SUSIWI/SUSIWI-29%29._GMP.pdf."