Bab 2 Tinjauan Pustaka 1. Konsep ASI 1.1 Definisi ASI: Universitas Sumatera Utara
Bab 2 Tinjauan Pustaka 1. Konsep ASI 1.1 Definisi ASI: Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep ASI
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI
ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat
terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih
muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
2007).
Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu
formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu
yang menyusui.
terutama DHA dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama
dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak dari casein (protein utama dari susu
dari ibunya melalui plasenta. Tapi, segera setelah bayi lahir kadar zat ini akan
turun cepat sekali. Tubuh bayi baru memproduksi immunoglobulin dalam jumlah
yang cukup pada usia 3 - 4 bulan. Saat kadar immunoglubolin bawaan menurun,
kekebalan tubuh yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
bakteri, virus, dan jamur. Colostrum (cairan pertama yang mendahului ASI)
2007).
cerdas bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan pertama
bayi di antaranya taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur khusus, laktosa atau
hidrat arang utama dari ASI, dan asam lemak ikatan panjang - antara lain DHA dan
secara bermakna yaitu 8,3 poin lebih tinggi dibanding bayi premature yang tidak
diberi ASI. Pada penelitian Dr. Riva dkk. menunjukkan anak-anak usia 9,5 tahun
yang ketika bayi mendapat ASI eksklusif, ditemukan memiliki IQ mencapai 12,9
poin lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang ketika bayi tidak mendapatkan ASI
(Albert, 2007)
Jalinan kasih sayang yang baik adalah landasan terciptanya keadaan yang
disebut secure attachment. Anak yang tumbuh dalam suasana aman akan menjadi
anak yang berkepribadian tangguh, percaya diri, mandiri, peduli lingkungan dan
pandai menempatkan diri. Bayi yang mendapat ASI secara eksklusif. akan sering
dalam dekapan ibu saat menyusu, mendengar detak jantung ibu, dan gerakan
pernapasan ibu yang telah dikenalnya dan juga akan sering merasakan situasi
terhadap kanker payudara sesuai dengan lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui
dari 30 negara pada 50.000 ibu menyusui dan 97.000 tidak menyusui
kemungkinan kejadian kanker payudara lebih rendah pada ibu menyusui. Jika
menyusui lebih dari 2 tahun ibu akan lebih jarang menderita kanker payudara
Jarak kelahiran anak lebih panjang pada ibu yang menyusui secara eklusif daripada
ASI dapat segera diberikan pada bayi, segar, siap pakai dan mudah
4. Ekonomis
1997).
bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti
proses kerja menyusui sehingga dapat menyusui secara eklusif (Roesli, 2007)
ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ketika
bayi mulai mengisap ASI, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI
keluar. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin yang
dirangsang oleh hormon prolaktin dan refleks pengeluaran ASI atau disebut juga
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang ada yang berada di
dasar otak. Bila bayi mengisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari gudang ASI
yang disebut sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung saraf
payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan refleks
tersebut dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang oleh isapan.
merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI
keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat
dikeluarkan oleh bayi atau ibunya. Oksitosin dibentuk lebih cepat dibandingkan
prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk diisap.
Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi
dari hari pertama sampai hari ke empat yang berbeda karakteristik fisik dan
komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150 – 300 ml/hari. Kolostrum
berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-
membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera
bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI
pada minggu pertama sering defekasi dan feses berwarna hitam (Hubertin, 2003).
ASI ini diproduksi pada hari ke empat sampai hari ke sepuluh. Komposisi
protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi dan
aktifitas bayi yang semakin aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap
ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh sampai seterusnya. ASI matur
bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan
makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan yang lunak, kemudian padat,
Volume ASI
mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak
bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dan jumlah akan terus
kedua. Dalam keadaan produksi ASI telah normal volume susu terbanyak yang
3. Jika ASI cukup, setelah bayi menyusu bayi akan tertidur\tenang selama 3-
4 jam.
7. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI.
menyusu.
Pengukuran volume ASI dapat juga dilakukan dengan cara lain yaitu:
Cara menabung atau mengukur ASI yang paling baik dan efektif dengan
menggunakan alat pompa ASI elektrik. Harganya relatif mahal. Ada cara lain
yang lebih terjangkau yaitu piston atau pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja
alat ini memang seperti suntikan, hingga memiliki keunggulan, yaitu setiap
berbentuk squeeze and bulb. Bentuk squeeze and bulb tidak dianjurkan banyak
ahli ASI. Karena pompa seperti ini sulit dibersihkan bagian bulb-nya (bagian
belakang yang bentuknya menyerupai bohlam) karena terbuat dari karet hingga
tak bisa disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak bisa diatur, hingga tak bisa sama/
Memerah ASI dengan tangan disebut juga dengan teknik Marmet. Dengan
pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar dan membutuhkan waktu sekitar
masing-masing payudara 15 menit. Cara ini sering disebut juga dengan back to
nature karna caranya sederhana dan tidak membutuhkan biaya (Rahayu, 2008)
Caranya, tempatkan tangan ibu di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola.
Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk. Tekan tangan ke arah
dada, lalu dengan lembut tekan ibu jari dan telunjuk bersamaan. Pertahankan agar
untuk memulai aliran susu. Putar perlahan jari di sekeliling payudara agar seluruh
saluran susu dapat tertekan. Ulangi pada sisi payudara lain, dan jika diperlukan,
kemudian lakukan lagi pada payudara kedua. Letakan cangkir bermulut lebar yang
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5 %, oleh karena itu bayi
yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada
ditempat yang suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna
bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang
dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula
a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah
satu sumber untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hamper dua kali
lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu formula. Kadar karbohidrat
dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa
pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Setelah melewati masa ini maka
b. Protein
protein yang terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu formula
terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari
protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi., sedangkan susu formula
lebih banyakmengandung protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi.
Jumlah casein yang terdapat di dalam ASI hanya 30% dibanding susu
formulayang mengandung protein ini dalam jumlah yang tinggi (80%). (Badriul,
2008).
c. Lemak
Jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi
secara otomatis. Komposisi lemak pada 5 menit pertama isapan akan berbeda
dengan 10 menit kemudian. Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari
kedua dan akan berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang
Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lamak yang ada dalam ASI
mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan
otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi.
ada di dalam ASI dalam jumlah yang cukup tinggi. Lemak ASI mudah dicerna
dan diserap oleh bayi karena ASI juga mengandung enzim lipase yang mencerna
lemak trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit lemak yang tidak diserap
tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam ASI
merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diit
ibu. Garam organik yang terdapat di dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium,
sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan untuk pembuat darah
relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam
e. Vitamin
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai
dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk mengalami
perdarahan, walaupun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada
bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan
(Badriul, 2008).
Vitamin D
ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka
Sehingga pemberian ASI eklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada
sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena
Vitamin E
tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal (Badriul, 2008).
Vitamin A
mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A, tetapi juga bahan bakunya
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat,
terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi
dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folatmungkin rendah pada ibu
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung dari stimulasi pada
Dalam penelitian Arifin (2006) mengatakan ibu yang kekurangan gizi akan
menyebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak
akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi
selama menyusui.
susu (alveoli) untuk memproduksi ASI. Isapan bayi tidak sempurna atau puting
susu ibu yang sangat kecil akan membuat produksi hormon oksitosin dan hormon
prolaktin akan terus menurun dan ASI akan terhenti (Hubertin, 2003)
3. Frekuensi penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi premature disimpulkan bahwa produksi ASI
akan optimal dengan pemompaan 5 kali per hari selama bulan pertama setelah
melahirkan. Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukan bhwa frekuensi penyusuan 10 lebih kurang 3 kali per hari selama 2
4. Riwayat penyakit
Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses
5. Faktor psikologis
Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu
berhasilnya seorang ibu untuk menyusui. Perasaan ibu yang bahagia, senang,
Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI.
Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama
penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia
mengakibatkan perbedaan inti yang besar dibanding bayi yang mendapat formula.
frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi berat
lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah
dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI
yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah
dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon
7. Perawatan payudara
peranan penting dalam menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi
yang baik, maka putting tidak akan lecet sewaktu diisap bayi (Soetjiningsih, 1999)
dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar (Arifin,
2004).
8. Jenis persalinan
Pada persalinan normal proses menyusui dapat segera dilakukan setelah bayi
lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari pertama persalinan (saifudin, 2001).
bayinya segera setelah lahir, terutama jika ibu diberikan anestesi umum. Ibu
relatif tidak dapat bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka operasi
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu)
sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI
lebih rendah dari pada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan
mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan
(Arifin, 2004).
Menurut Matheson (1989), meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi
dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran
ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi
rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol
0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari
normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal
(Elly, 2007).
dengan benar yang akhirnya akan menurunkan produksi ASI (Hubertin, 2003).
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan
frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami,
dimana bayi mendapatkan nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu,
dengan menyusui, maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu
proses fisiologis involusi rahim. Di samping itu akan timbul refleks prolaktin yang
dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal,
1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin
maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO Task Force on Oral
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia seperti
juga bayi mamalia lain yang mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri.
Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu
jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan menyusu dini ini dinamakan the
Menurut Gupta (2007) Inisiasi Menyusu Dini disebut sebagai tahap keempat
meletakkan bayi baru lahir dengan menengkurapkan bayi yang sudah dikeringkan
tubuhnya namun belum dibersihkan dan tidak dibungkus di dada ibunya segera
setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dini dengan
ASI keluar.
pada kebijakan PP-ASI, salah satu diantaranya adalah membantu ibu menyususi
sebab bayi baru lahir biasanya sudah dibungkus sebelum diletakan di dada ibunya,
akibatnya tidak terjadi skin to skin contact, bayi bukan menyusu tetapi disusui
oleh ibunya dan memaksakan bayi untuk menyusu sebelum siap untuk disusukan
Menurut Gupta (2007) refleks menghisap bayi timbul setelah 20-30 menit
setelah lahir, sedangkan menurut Roesli (2007) bayi menunjukan kesiapan untuk
mulai menyusu setelah 30-40 menit setelah lahir. Tanda-tanda kesiapan bayi
rooting, menggerakan kepala dan menangis sebagai isyarat menyusu dini. Dengan
indra peraba, penghidu, penglihatan, pendengaran, refleks bayi baru lahir bisa
menemukan dan menyentuh payudara tanpa bantuan. Hal ini dapat merevitalisasi
Menyusu pada bayi baru lahir merupakan keterpaduan antara tiga refleks
dengan saraf otak nervus ke-5, ke-7 dan ke-12. Gerakan menelan berkaitan
dengan nervus ke-9 dan ke-10. Gerakan tersebut salah satu upaya terpenting bagi
ini sudah cukup sempurna, sehingga bayi dapat menerima makanan secara oral,
32-43 minggu, mampu untuk melakukan dalam waktu yang lama (Markum,1991).
Menurut hasil penelitian Dr. Lenard bayi baru lahir setelah dikeringkan
tanpa dibersihkan terlebih dahulu, diletakan di dekat putting susu ibunya segera
setelah lahir, memiliki respon menyusu lebih baik. Apabila dilakukan tindakan
terlebih dahulu seperti ditimbang, diukur atau dimandikan, refleks menyusu akan
hilang 50%, apalagi setelah dilahirkan dilakukan tindakan dan dipisahkan, maka
refleks menyusu akan hilang 100% (Roesli, 2007). Bayi yang tidak segera diberi
kesempatan untuk menyusu refleksnya akan berkurang dengan cepat dan akan
muncul kembali dalam kadar secukupnya dalam 40 jam kemudian (Gupta, 2007).
Dengan inisiasi menyusu dini akan mencegah terlewatnya refleks menyusu dan
Luas permukaan tubuh bayi ± 3 kali luas permukaan tubuh orang dewasa.
Lapisan insulasi jaringan lemak di bawah kulit tipis, kecepatan kehilangan panas
pada tubuh bayi baru lahir ± 4 kali pada orang dewasa. Pada ruang bersalin
dengan suhu 20-25° celcius, suhu kulit tubuh bayi akan turun 0,3° celcius, suhu
tubuh bagian dalam turun 0,1° celcius / menit. Selama periode dini setelah bayi
panas ini terjadi melalui konveksi, konduksi, radiasi dan evavorasi (Nelson, 2000)
incubator, karena kulit ibu merupakan thermoregulator bagi bayi. Suhu kulit ibu
1° celcius lebih tinggi dari ibu yang tidak bersalin. Apabila pada saat lahir bayi
mengalami hipothermi, dengan terjadi skin to skin contact secara otomatis suhu
hiperthermi, suhu kulit ibu akan turun 1° celcius (Roesli, 2008). Ini berarti,
dengan IMD resiko hipothermi pada bayi baru lahir yang dapat menimbulkan
Dengan inisiasi menyusu dini, ibu dan bayi menjadi lebih tenang. Hal ini
akan membantu pernapasan dan bunyi jantung lebih stabil (WBW, 2007).
membuktikan bahwa bayi yang melakukan IMD memiliki tingkat gula darah yang
lebih baik daripada bayi baru lahir yang dipisahkan dari ibunya (www.
mediasehat.com, 2008)
Melalui sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada putting susu ibu akan
pengeluaran hormon oksitosin yang penting. Selain itu gerakan kaki bayi pada
saat merangkak di perut ibu akan membantu melakukan massage uterus untuk
post partum. Oksitosin akan merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi
tenang, rileks, euphoria, meningkatkan ambang rasa nyeri, dan mencintai bayinya.
bayi pada saat awal kelahiran. Sebagai individu, orang tua akan mengembangkan
hubungan kasih sayang dengan bayi menurut gaya dan cara mereka. Jam pertama
merupakan saat peka dimana kontak pertama akan mempermudah jalinan batin.
Sifat dan tingkah laku jalinan saling berhubungan yang tercipta antara ibu dan
bayi sering berupa sentuhan halus ibu dengan ujung jarinya pada anggota gerak
dan wajah bayi serta membelai dengan penuh kasih sayang. Sentuhan pada pipi
dan menjilat putting susu selanjutnya menghisap payudara. Kontak pertama ini
harus berlangsung pada jam pertama setelah kelahirannya (Nelson, 2007). Bayi
baru lahir matanya terbuka lebih lama daripada hari-hari selanjutnya, sehingga
paling baik untuk memulai perlekatan dan kontak mata antara ibu dan bayi
(Ladewig, 2006).
dibiarkan. Bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu. Biarkan kulit bayi
melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan
minimum satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti, jika
perlu gunakan topi bayi. Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam
satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil
menyusu pertama. Bayi dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur, dan
dicap setelah satu jam menyusu awal. Ibu dan bayi dirawat gabung dalam satu