TINJAUNAN TEORI
BAB 3
PEMBAHASAN
a) Ciri-ciri Sehat
Suhu normal 36,5℃ - 37,5℃
Tubuhya sehat bugar dan tidak lemas
Wajahnya berseri, tidak nyeri, emosi stabil
Tidak ada gangguan fisik, psikis, maupun sosial
Selalu berfikir positif dan tidak merasa ada gangguan
Mampu melaksanakan segala aktivitas dengan semangat
b) Ciri-ciri Sakit
Suhu abnormal >38℃
Tubuhnya lemas, lunglai, letih, dan tidak semangat dalam melakukan segala
aktifitas
Wajahnya pucat dan tubuh terasa nyeri
Adanya gangguan fisik, psikis, maupun social
Selalu berfikir bahwa dirinya sakit (sugesti dalam dirinya sendiri)
Hubungan antara sehat sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan keadaan sehat
sakit, yaitu :
Sehat sakit berada pada sesuatu dimana setiap orang bergerak sepanjang
kehidupannya.
a. Suatu sekala ukur secara relative dapat mengukur kedalam sehat atau kesehatan
seseorang
b. Kedudukannya : Dinamis, dan bersifal individual
c. Jarak dalam sekala ukur : keadaan sehat secara optimal pada suatu titik kemauan
pada titik yang lain.
Perubahan tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat
secara drastis dan berlangsung lama. Individu / keluarga lebih mudah
beradaftasi dengan perubahan yang berlangsung singkat dan tidak terlihat.
Jenis Perubahan
Kapasitas adaptasi
Kecepatan perubahan
Dukungan yang tersedia.
d. Terhadap Konsep Diri
Konsep Diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup
bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh aspek
kepribadiannya. Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan
peran yang dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual
diri.
Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang bisa
terobservasi dibandingkan perubahan peran. Konsep diri berperan penting dalam
hubungan seseorang dengan anggota keluarganya yang lain. Klien yang
mengalami perubahan konsep diri karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi
memenuhi harapan keluarganya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan
konflik. Akibatnya anggiota keluarga akan merubah interaksi mereka dengan
klien.
Misal: Klien tidak lagi terlibat dalam proses pengambilan keputusan dikeluarga
atau tidak akan merasa mampu memberi dukungan emosi pada anggota
keluarganya yang lain atau kepada teman-temannya à klien akan merasa
kehilangan fungsi sosialnya. Bidan seharusnya mampu mengobservasi perubahan
konsep diri klien, dengan mengembangkan rencana kebidanan yang membantu
mereka menyesuaikan diri dengan akibat dan kondisi yang dialami klien.
Misal: anak kecil akan mengalami rasa kehilangan yang besar jika salah satu
orang tuanya tidak mampu memberikan kasih sayang dan rasa aman pada
mereka. Atau jika anaknya sudah dewasa maka seringkali ia harus menggantikan
peran mereka sebagai mereka termasuk kalau perlu sebagai pencari nafkah.
Dampak Dirawat
a. Privasi
Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang
dan bersifat pribadi. Bisa dikatakan, privasi adalah suatu hal yang sifatnya
pribadi. Sewaktu dirawat di rumah sakit, klien kehilangan sebagai privasinya.
Kondisi ini disebabkan oleh beberpa hal :
Selama dirawat di rumah sakit, klien berulang kali diperiksa oleh petugas
kesehatan. Bagian tubuh yang biasanya dijaga agar tidak dilihat, tiba-tiba
dilihat fdan disentuh oleh orang lain. Hal ini tentu akan membuat klien
merasa tidak nyaman.
Klien adalah orang yang berada dalam keadaan lemah dan bergantung
pada orang lain. Kondisi ini cendurung membuat klien “pasrah” dan
menerima apapun tindakan petugas kesehatan kepada dirinya asal ia
cepat sembuh.
b. Gaya Hidup
Klien yang dirawat di rumah sakit sering kali mengalami perubahan pola gaya
hidup. Hal ini disebabkan oleh perubahan kondisi antara rumah sakit dengan
rumah tempat tinggal klien, juga oleh perubahan kondisi keehatan klien.
Aktivitas hidup yang klien jalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan aktivitas
yang dialaminya selama di rumah sakit. Perubahan gaya hidup akibat
hospitalisasi inilah yang harus menjadi perhatian setiap perawat. Asuhan
kebidanan yang diberikan harus diupayakan sedemikian rupa agar dapat
menghilangkan atau setidaknya meminimalkan perubahan yang terjadi.
c. Otonomi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa individu yang sakit da dirawat di
rumah sakit berada dalam posisi ketergantungan. Artinya, ia akan pasrah
terhadap tindakan apapun yang dilakukan oleh petugas kesehatan demi
mencapai keadaan sehat. Ini meniunjukkan bahwa klien yang dirawat di rumah
sakit akan mengalami perubahan otonomi. Untuk mengatasi perubahan ini,
bidan harus selalu memberitahu klien sebelum melakukan intervensi apapun dan
melibatkan klien dalam intervensi, baik secara aktif maupun pasif.
d. Peran
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan individu
sesuai dengan status sosialnya Jika ia seorang perawat, peran yang diharapkan
adalah peran sebagi perawat bukan sebagai dokter.Selain itu, peran yang dijalani
seseorang adalah sesuai dengan status kesehatannya. Peran yang dijalani
sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang dijalani saat sakit.Tidak
mengherankan jika klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan
peran. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada diri pasien, tetapi juga pada
keluarga. Perubahan tersebut antara lain :
Perubahan peran. Jika salah seorang anggota keluarga sakit, akan terjadi
perubahan pera dalam keluarga. Sebagai contoh, jiak ayah sakit maka peran
jepala keluarga akan digantikan oleh ibu. Tentunya perubahan peran ini
mengharuskan dilaksanakannya tugas tertentu sesuai dengan peran
tersebut.
Masalah keuangan. Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi.
Keuangan yang sedianya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga akhirnya digunakan untukj keperluan klien yang dirawat.
Akibatnya, keuangan ini sangat riskan, terutama pada keluarga yang miskin.
Dengan semakin mahalnya biaya kesehatan, beban keuangan keluarga
semakin bertambah.
Kesepian. Suasana rumah akan berubah jika ada seorang anggota keluarga
yang dirawat. Keseharian keluarga yang biasanya dihiasi kegembiraan,
keceriaan, dan senda-gurau anggotaanya tiba-iba diliputi oleh kesedihan.
Suasana keluarga pun menjadi sepi karena perhatian keluarga terpusat pada
penanganan anggota keluarganya yang sedang dirawat.
Perubahan kebiasan sosial. Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat. Karenanya, keluarga pun mempunyai kebiasaan dalam
lingkungan sosialnya. Sewaktu seha, keluarga mampu berperan serta dalam
kegiata sosial. Akan tetapi, saat salah seorang anggota keluarga sakit,
keterlibatan keluarga dalam aktivitas sosial di masyarakatpun mengalami
perubahan.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dirawat adalah sebagai
berikut :
a. Upaya meminimalkan stresor :
Upaya meminimalkan stresor dapat dilakukan dengan cara mencegah atau
mengurangi dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan kontrol dan
mengurangi/ meminimalkan rasa takut terhadap pelukaan tubuh dan rasa
nyeri.
b. Untuk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dapat dilakukan
dengan cara:
Melibatkan keluarga berperan aktif dalam merawat pasien dengan cara
membolehkan mereka tinggal bersama pasien selama 24 jam (rooming in).
Jika tidak mungkin untuk rooming in, beri kesempatan keluarga untuk
melihat pasien setiap saat dengan maksud mempertahankan kontak antar
mereka.
Modifikasi ruangan perawatan dengan cara membuat situasi ruangan
rawat perawatan seperti di rumah dengan cara membuat dekorasi ruangan.