BAB I
PENDAHULUAN
menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang diharapkan. Secara
garis besar pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik kehidupan itu
pendidikan sebagai berikut “ Pendidikan adalah usaha sadar dan tercantum untuk
mengujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara’’.
kehidupan masyarakat”.
1
2
belajar siswa akan membuahkan hasil belajar yang maksimal. Perubahan perilaku
yang disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang
diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui perubahan atau hasil belajar
yang maksimal siswa dapat dilihat dari aspek kognitif, aktif, psikomotorik anak
tersebut.
pencapaian nilai hasil belajar anak atau siswa, baik berasal dari diri siswa
(internal) maupun dari lingkungan luar (eksternal). Faktor internal terkait dengan
disiplin, respon, dan motivasi siswa. Sementara itu faktor eksternal adalah
tepat metode, media, model, dan strategi pembelajaran dimasa mendatang agar
siswa bukan hanya mendapat nilai yang lebih baik tetapi juga dapat memahami
kenyataanya dalam proses belajar mengajar masih banyak yang tidak mampu dan
kesulitan menggunakan metode yang tepat, efektif dan kreatif dalam pelajaran
sains.
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sains, diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari
sendiri dan alam sekitar, serta mengembangkan lebih lanjut dalam kehidupan
ilmiah.
psikomotorik siswa. Dalam hal ini diperlukan kecermatan guru untuk memilih
metode yang tepat yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Sehingga dengan
menggunakan metode pembelajaran secara efektif siswa akan menjadi lebih cepat
memahami konsep dasar dengan baik serta meningkatnya hasil belajar siswa.
siswa dalam belajar sains terutama dalam pokok bahasan gerak benda masih
berupa ceramah, keaktifan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) masih belum optimal, sehingga siswa kurang
termotivasi untuk belajar dan siswa kurang menguasai materi yang diajarkan. Hal
ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan standar
4
ketuntasan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tabel rata-rata sains yang
Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN 026793 Negeri
050701 Hinai Tahun Ajaran 2017/2018
KKM Jumlah Siswa Persentase (%)
70 20 40%
70 15 60%
Jumlah 35 100%
Sumber: SDN Negeri 050701 Hinai
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai rata-rata yang diperoleh siswa
tidak mencapai ketuntasan minimum (KKM) yang ditentukan yaitu 70. Dari 35
siswa yang tuntas hanya 60% dan yang tidak tuntas 40%. Dari fakta tabel tersebut
dapat diketahui bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar sains. Hasil
belajar siswa yang kurang maksimal dalam pelajaran sains merupakan salah satu
masalah yang perlu diperhatikan guru. Oleh karena itu guru harus dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan membantu siswa berfikir kreatif. Masalah
tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan hasil belajar siswa, salah satunya adalah
hasil belajar siswa dikarenakan kurangnyaminat siswa dalam belajar sains, guru
belum mencapai KKM yang sudah ada. Solusi yang akandilakukan guru agar nilai
hasil belajar siswa tidak rendsah ialah dengan upaya dalam menerapkan metode
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu
5
yang sedang di pelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai
akan berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan beik dan
sempurna, dan juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang
Ajaran 2017/2018”.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
6
Pada Mata Pelajaran Sains Dengan Pokok bahasan gerak benda di kelas III SDN
D. Rumusan Masalah
Sains Dengan pokok bahasan gerak benda di kelas III Negeri 050701 Hinai
Benda Di Kelas III SDN Negeri 050701 Hinai Tahun Ajaran 2017/2018.
E. Tujuan Penelitian
sains dengan pokok bahasan gerak benda di kelas III SDN Negeri 050701
metode demonstrasi pada mata pelajaran sains dengan pokok bahasan gerak
F. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian belajar
manusia, Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa secara individu untuk dapat
mengubah tingkah laku, sikap yang diharapkan, dan siswa juga akan dapat
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dapat berhasil. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah
2. Pengertian Mengajar
9
Didalam mengajar guru harus dapat mendidik siswa dan memberikan motivasi
untuk membangkitkan semangat untuk lebih giat lagi dalam proses belajar dan
mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau
dalam interaksi, dan hasil keputusan guru adalah jawaban siswa atau sekelompok
3. Pengertian Pembelajaran
interaksi antara guru, siswa dimana keduanya terjadi komunikasi yang terarah
10
adalah suatu komunikasi dua arah yaitu antara pendidik (guru) dengan yang
memahami dua kata yang membentuknya yaitu “hasil” dan “ belajar”. Pengertian
sikap dan tingkah lakunya”. Untuk mencapai hasil yang baik, maka guru sebagai
belajar siswa, baik dalam diri siswa (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
11
Dalam proses belajar-mengajar, hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa
adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa maupun
berupa perbuatan atau tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
seseorang. Faktor yang mempengaruhi tersebut bisa datang dari dalam diri
6. Metode Pembelajaran
tujuan belajar yang dicapai. Tujuannya untuk mendidik siswa agar sanggup
Nana Sudjana (2009:22) menyatakan bahwa “ Metode dan alat adalah cara atau
teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan”. Maka dapat disimpulkan bahwa
metode belajar adalah suatu cara atau upaya yang digunakan oleh para pendidik
untuk mewujudkan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan pembelajaran agar
7. Metode Demonstrasi
Pemakaiannya ditentukan oleh tujuan dan isi materi yang akan di ajarkan. Dalam
visual dan menyediakan peralatan yang diperlukan. Salah satu tujuan penerapan
metode demonstrasi ini adalah mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses,
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
“metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seseorang instruktur/ atau tim
siswa untuk lebih aktif lagi dalam proses belajar mengajar. Dengan proses
masuk ke pikiran siswa lebih bertahan lama untuk diingat karena secara langsung
yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas
demonstrasi yakni:
pertemuan itu.
akan didemonstrasikan.
dikelas. Dalam hal ini berarti dengn melakukan PTK, mendidik dapat
oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa
bahwa “ Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang lebih dekat dengan
penelitian kualitatif naturalistic secara kolaboratif, dimana penelitian ini lebih baik
bahwa “Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan
pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula”.
2) Tujuan PTk
Menurut Sukardi (2013:21) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas
mempunyai tujuan penting sebagai berikut:
17
alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk
18
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri
dan alam sekitar”. IPA adalah suatu singkatan dari kata “Ilmu Pengetahuan Alam”
merupakan terjemahan dari kata “Natural Science” secara singkat sering disebut
Alam (IPA) secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA adalah ilmu yang telah
diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Dengan kata lain, metode ilmiah
merupakan ciri khusus yang menjadi identitas IPA. Pengenalan IPA melalui
metodologi atau cara memperoleh pengetahuan itu. IPA adalah penyelidikan yang
terorganisir untuk mencari pola keteraturan dalam alam. Oleh karena itu, Ilmu
Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai
IPA untuk anak Sekolah Dasar harus dimodifikasi agar anak didik dapat
Dari uraian di atas dapat di pahami bahwa pembelajaran IPA merupakan interaksi
untuk itu guru berkewajiban menyediakan sarana agar siswa dapat memahami dan
mengamati objek IPA secara langsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
http://save4your.blogspot.com/2011/06/pengertian-ilmu-pengetahuan-alam-
dan.html
Gerak benda adalah suatu benda yang berpindah ketempat lain. Dalam
adanya gaya pada benda itu. Gaya dapat berupa tarikan atau dorongan. Gerak
benda dapat dipengaruhi oleh ukuran benda tersebut, bentuk permukaan benda,
dan kekasaran permukaan benda. Untuk lebih mengetahui gerak benda dan
a. Gerak Menggelinding
lambat laun akan berhenti, keadaan tersebut dapat terjadi karena adanya pengaruh
b. Gerak Jatuh
Benda yang jatuh berarti melakukan gerak turun ke bawah. Tenyata setiap
benda yang dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah hal ini terjadi karena bumi
mempunyai kekuatan untuk menarik benda yang disebut gaya gravitasi bumi.
c. Gerak Memantul
Benda yang dapat memantul biasanya memiliki sifat lentur. Bola tenis,
kerikil, dan karet penghapus, juga bisa memantul. Akan tetapi gerak benda-benda
tersebut berbeda.
Sumber: http://harfumim.blogspot.com/2015/02
d. Gerak Berputar
Pada gerak berputar, kedudukuan suatu titik pada benda akan berubah
Gerak mengalir yang mudah diamati adalah air. Air mengalir dari tempat
Gerak suatu benda dapat di pengaruhi oleh berat ringannya benda, bentuk
a. Berat-ringan Benda
Berat ringan benda dapat dilihat/ dibandingkan dua buah benda yang
berbentuk segi empat. Benda yang berbentuk lingkaran ternyata lebih cepat
bergerak dibandingkan benda segi empat. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
dibawah:
Selain berat ringan benda dan bentuk benda, kekasaran benda juda dapat
mempengaruhi gerak suatu benda. Makin kasar permukaan benda, makin besar
gesekan yang terjadi antara dua permukaan yang saling bersentuhan. Untuk
kedua benda itu atau melicinkan permukaan dengan menggunakan pelumas (Oli,
B. Kerangka berfikir
Belajar sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara
prisip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains diarahkan
untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk
sains, maka diperlukakan suatu metode yang untuk dapat mengaktifkan dan
melibatkan siswa secara langsung dalam belajar, termasuk materi pokok Gerak
Benda.
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses , situasi atau benda tertentu yang
demonstrasi pada materi pokok Gerak Benda, maka proses penerimaan siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, siswa dapat lebih mudah
dapat membentuk pengertian dengan baik dan sempurna yang pada akhirnya
pembelajaran.
Proses dan hasil diperagaakn menjadi bahan ajar utama dalam kegiatan
juga oleh peserta didik yang berperan aktif dalam melakukan proses sampai
diketahui sejauh mana hasilnya. Dengan demikian peserta didik akan memiliki
menentukan prestasi belajar siswa memuaskan atau tidak. Sikap yang dimaksud
adalah minat, keterbukaan pikiran, prasangka dan kesetiaan. Sikap yang positif
menolak suatu objek sebagai sesuatu yang berguna. Sikap merupakan sesuatu
yang sangat rumit yang mengandung komponen yaitu aspek kognitif, afektif dan
fisikomotor.
C. Hipotesis Tindakan
25
demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran Sains
pada materi pokok gerak benda di kelas III SD N 050701 Hinai T.A 2017/2018.
D. Defenisi Operasional
keterampilan.
optimal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
memilih lokasi ini karena penelitian yang sejenis ini belum pernah
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD
Negeri Negeri 050701 Hinai. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan
sains pada pokok bahasan gerak benda di kelas III SD Negeri Negeri 050701
C. Jenis penelitian
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
D. Desain Penelitian
model yang dikemukakan oleh Arikunto (2012:16) yang setiap siklusnya terdiri
Perencanaan
27
Refleksi Siklus 1
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
28
Pengamatan
?
Gambar 3.1 Model kemmis dan tagart (Arikunto, 2010:16)
E. Prosedur penelitian
hasil belajar siswa yang dicapai, jika siklus pertama hasil belajar tidak sesuai yang
diharapkan, maka dilakukan siklus berikutnya tetapi jika dalam satu siklus hasil
belajar sudah meningkat maka tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. Prosedur
refleksi.
Siklus 1
1. Perencanaan
akan dibahas.
c. Menyusun lembar kerja siswa dan bahan ajar yang akan dikerjakan oleh
d. Menyediakan kartu soal dan jawaban, alat dan bahan yang digunakan
2. Pelaksanaan.
sesuai dengan yang telah direncanakan, berupa proses pembelajaran sesuai dengan
a. Kegiatan awal
demonstrasi.
b. Kegiatan inti.
3. Membagi buku bahan ajar dan lembar kerja siswa (LKS) yang akan
dipahami.
c. Kegiatan akhir
bagus.
3. Observasi
kemampuan siswa dengan lembar observasi yang disediakan dan aktivitas guru
4. Refleksi
yang diinginkan dalam pembelajaran sains. Pada tahap ini mencakup analisis nilai
dan penyimpulan terhadap hasil pengamatan yang dilakukan untuk peneliti. Hasil
tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila hasil yang diharapkan belum tercapai
1. Lembar Observasi
juga oleh observasi yaitu guru kelas III di sekolah tersebut. Adapun manfaat
obsevasi dalam kegiatan ini adalah untuk memperoleh informasi didalam kegiatan
belajar mengajar.
siswa. Adapun kisi-kisi lembar observasi guru dan siswa seperti di bawah ini:
pernyataan
1 Persiapan belajar 1
2 Aktivitas selama pembelajaran 3
3 Keterampilan mengerjakan soal 2
Jumlah 9
2. Tes
Webster Collegiate dalam Purwanto (2011:64) menyatakan bahwa “Tes
adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau atau alat lain yang digunakan
yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes yang diberikan berupa tes tertulis
Tes yang diberikan sesuai dengan indikator yang hendak dicapai dan
instrumen dalam penelitian ini adalah evaluasi belajar dan aspek kognitifnya
hanya dibatasi pada aspek Pengetahuan (C1) dan Pemahaman (C2). Seperti yang
Keterangan:
C1= Pengetahuan
C2= Pemahaman
Pada peneliitian ini analisis data yang dilakukan yaitu untuk mengetahui
1. Pelaksanaan pembelajaran
HP =
B = 61-80%...........................................Baik
C = 41-60%...........................................Cukup
D = 21-40%..........................................Kurang
E = 0-20%.............................................Sangat Kurang
Dengan criteria pencapaian siswa menurut Asep Jihad dan Abdul Haris
Hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa secara individual,
a. Ketuntasan Individual
KB = x 100%
b. Ketuntasan Klasikal
f
P x 100%
N (Zainal Aqib,dkk 2011:41)
Keterrangan
belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat siswa yang
rata yaitu:
= (Sudjana,2009:70)
Keterangan : Rata-rata
36
f : Frekuensi
x : Nilai tengah
: Jumlah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
metode demonstrasi dengan pokok bahasan gerak benda mulai dari awal
37
Adapun hasil observasi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I yang
Dengan rumus :
585
HP =
10
= 58,5 % (cukup)
37
Hasil dan observasi kegiatan peneliti dianalisis dengan pedoman kriteria
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa setiap aspek yang diamati untuk
kegiatan guru pada siklus I memperoleh jumlah sebanyak 585 dengan persentase
58,5 % disesuaikan dengan kriteria penilaian hasil observasi dalam kegiatan guru
mengajar dapat dilihat melalui lembar observasi kegiatan siswa pada tabel 4.2
sebagai berikut :
Dengan rumus :
Skor perolehan
Nilai Siswa = x 100
Skor maksimum
28
Nilai Siswa = x 100
45
= 62,2 (cukup)
10 – 29 Sangat Kurang
30 – 49 Kurang
50 – 69 Cukup
70 – 89 Baik
90 – 100 Baik Sekali
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa setiap aspek yang diamati untuk
62,2 yang mana 62,2 sesuai dengan kriteria penilaian hasil observasi dalam
tindakan kelas siklus I, maka dapat diperoleh ketuntasan yaitu ketuntasan belajar
siswa secara individu yang diuraikan pada tabel 4.5 di bawah ini:
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas
sebanyak 20 siswa dan 10 siswa yang tidak tuntas belajar dan jumlah keseluruhan
41
siswa yang ada sebanyak 30 siswa pada materi gerak benda untuk lebih jelasnya
Siklus I
25
20
20
15
10
10
0
siswa yang tuntas siswa yang belum
tuntas
Gambar 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Scara Individual Pada Siklus I
selanjutnya data dari tabel tersebut dirangkumkan secara klasikal seperti dalam
80,00%
70,00% 66,70%
60,00%
50,00%
40,00% 33,30%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas
Gambar 4.2 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal Siklus I
Dengan rumus:
P=
Siswa yang tuntas × 100%
Siswa
20
= × 100%
30
P=
Siswa yang tidak tuntas × 100%
Siswa
10
= × 100%
30
Dari tabel 4.4 dapat diperoleh bahwa 66,70 % siswa yang tuntas belajar
dan 33,30% siswa yang belum tuntas belajar. Dari hasil yang diperoleh, siswa
belum dapat dikatakan tuntas secara klasikal, karena suatu kelas dikatakan tuntas
belajar jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa tuntas belajar.
43
Dari hasil diatas, maka dapat diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebagai
berikut :
a. Range ( R )
= 93-35
= 58
b. Jumlah kelas ( K )
K= 1+(3,3) log n
= 1+(3,3) log 30
= 1+(3,3) 1,477
= 1 + 4,874
P=
75 – 84 7 79,5 556,5
85 – 94 3 89,5 268,5
Jumlah 30 - 2045
Dari tabel 4.5 maka dapat di hitung nilai rata-rata siswa pada siklus I
X
Fi . Xi
Fi
2045
=
30
= 68,16
10
3. Refleski siklus I
45
Dari hasil yang diperoleh pada penelitian tindakan kelas (PTK) siklus I,
menggunakan metode demonstrasi terlihat hasil belajar siswa dalam gerak benda
menyelesaikan soal, dan ketenangan kelas saat belajar, dan kekurangan guru
guru nilai yang diperoleh adalah 58,5% dan termasuk kategori cukup sedangkan
diperoleh adalah 62,2% dan termasuk kategori cukup. Dalam hasil pengamatan
terhadap nilai tes memperlihatkan nilai rata-rata siswa adalah 68,2 dengan nilai
tertinggi 93 dan terrendah 35. Ada 20 (66,6%) siswa yang telah mencapai nilai
KKM dan 10 (33,3%) siswa yang memiliki nilai di bawah KKM. Berdasarkan
46
suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika dalam kelas tersebut
terdapat 85% siswa yang tuntas belajar. Berdasarkan perolehan hasil belajar siswa
yang masih rendah dan belum mencapai ketuntasan belajar, maka tindakan perlu
Hinai di kelas III SD pada siklus I hasil nilai belajar siswa kurang maksimal.
Sehingga hasil belajar siswa juga belum mencapai tujuan yang diharapkan, maka
peneliti melakukan siklus II. Hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)
pada siklus II dapat dilihat dari lembar observasi guru pada tabel 4.8 sebagai
berikut :
Dengan rumus :
723
HP =
10
= 72,3 % (baik)
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa setiap aspek yang diamati untuk
kegiatan guru pada siklus II memperoleh jumlah sebanayk 723 dengan persentase
72,3%, maka 72,3% disesuaikan dengan kriteria penilaian hasil observasi dalam
kegiatan siswa menunjukkan kategori baik.
Selanjutnya untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar dapat dilihat melalui lembar observasi kegiatan siswa pada tabel 4.10
sebagai berikut :
Tabel 4.10 Kegiatan Siswa Pada Siklus II
Dengan rumus :
Skor perolehan
Nilai Siswa = x 100
Skor maksimal
35
Nilai Siswa = x 100
45
= 77,7 (Baik)
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa setiap aspek yang diamati untuk
77,7 yang mana 77,7 sesuai dengan kriteria penilaian hasil observasi dalam
siklus II, maka diperoleh ketuntasan belajar secara individu yang diuraikan pada
Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas
sebanyak 26 siswa dan 4 siswa yang tidak tuntas belajar dan jumlah keseluruhan
siswa yang ada sebanyak 30 siswa pada materi gerak benda untuk lebih jelasnya
Siklus II
30
26
25
20
15
10
5 4
0
siswa yang tuntas siswa yang belum
tuntas
Gambar 4.3 ketuntasan hasil belajar siswa secara individual pada siklus II
Setelah dirangkum dari hasil ketuntasan belajar siswa secara individual, maka
selanjutnya data dari tabel tersebut dirangkum dan diperoleh hasil belajar siswa
Dengan rumus :
P=
Siswa yang tuntas × 100%
Siswa
26
= × 100%
30
P=
Siswa yang tuntas × 100%
Siswa
4
= × 100%
30
Dapat diperoleh bahwa 86,7% siswa yang tuntas belajar dan 13,30% siswa
yang belum tuntas belajar. Dari hasil yang diperoleh, siswa dapat dikatakan tuntas
secara klasikal, karena suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika dalam kelas
Dari hasil di atas, maka dapat diperoleh rata-rata hasil belajar siswa
sebagai berikut :
= 95 – 48
= 47
K = 1+ 3,33 Log 30
= 1+ 3,33 1,477
= 1 + 4,874
= 5,8471
=6
= 47
6
= 7,8
=8
72 – 79 10 75,5 755
80 – 87 7 83,5 584,5
88 – 95 4 91,5 366
Jumlah 30 - 2273
Dengan rumus:
X
Fi . Xi
Fi
2273
=
30
=75,76
10
3. Refleksi Siklus II
Dari hasil pengamatan dan analisis data diatas, dapat dikatakan bahwa
pada siklus II persentase ketuntasan klasikal semakin meningkat dan telah tuntas
54
secara klasikal karena siswa yang tuntas hasil belajarnya sudah mencapai 85%,
hasil ketuntasan belajar siswa dan dari lembar observasi yang diisi oleh
pengamatan sendiri sebagai observer yaitu guru kelas III yang telah berkatagori
baik. Dengan demikian, pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik dan
telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dan juga rata-rata hasil belajar
siswa telah meningkat dan telah mencapai KKM yang ditentukan sekolah,
dengan materi yang dipelajari. Pada penelitian ini, diketahui nilai KKM yang
berlaku di sekolah adalah 70. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tindakan
hasil belajar siswa adalah 68,2 dengan jumlah siswa yang tuntas 20 orang siswa
dan yang tidak tuntas adalah 10 orang yakni belum memenuhi KKM yang
refleksi pada siklus I peneliti akan lebih memperbaiki cara mengajar di siklus
berikutnya. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa semakin meningkat
dari siklus sebelumnya yakni 75,76 dengan jumlah yang tuntas 26 orang dan yang
peneliti, maka terjadi perubahan peningkatan hasil belajar siswa yang terlihat
dalam pembelajaran siklus I dan siklus II. Pada siklus I mendapat nilai 58,5%
dengan katagori cukup dan siklus II mendapat nilai 72,3% dengan katagori baik.
Secara matematis selisih hasil observasi guru pada siklus I dan II adalah 23,58%.
media gambar dengan baik, pada siklus I aktivitas siswa adalah 62,2 dengan
katagori cukup menjadi 77,7 pada siklus II dengan penilaian baik, Secara
matematis selisih hasil observasi siswa pada siklus I dan II adalah 24,91.
100,0%
90,0%
80,0% 72,3%
70,0% 58,5%
60,0%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
10,0%
0,0%
Aktivitas guru Aktivitas guru
siklus I siklus II
100
90
77,7
80
70 62,2
60
50
40
30
20
10
0
Aktivitas siswa Aktivitas siswa
siklus I siklus II
Gambar 4.6 Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Siswa
siswa. dengan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan II, maka tidak
Dari data tersebut, disajikan nilai, rata-rata serta ketuntasan belajar siswa
mulai dari siklus I dan siklus II. Sehingga berdasarkan data di atas terbukti bahwa
siswa. Dengan demikian pembelajaran sains di kelas III materi gerak benda
100
90
80 75,76
68,2
70
60
Siswa yang tuntas
50
Siswa yang tidak tuntas
40
30 26 Rata-rata
20
20
10
10 4
0
Siklus I Siklus II
Gambar 4.7 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
Pada saat siklus I sebanyak 20 orang siswa dengan persentase 66,7% siswa
yang tuntas dan sebanyak 10 orang siswa dengan persentase 33,3% tidak tuntas
dengan rata-rata 68,2. Sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil
tindakan pada siklus II diperoleh bahwa pada siklus II terdapat sebanyak 26 orang
siswa yang tuntas dengan persentase 86,7% dan 4 orang siswa tidak tuntas dengan
persentase 13,3% dengan rata-rata 75,76 secara sistematis selisih hasil nilai rata-
rata pada siklus I dan II adalah 11,08%. Artinya hasil belajar siswa telah tercapai
sesuai dengan kriteria ketuntasan dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
materi gerak benda di kelas III SD N 050701 Hinai Tahun Ajaran 2017/2018”.
BAB V
59
A. Simpulan
demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak benda di
kelas III SD Negeri 026793 Tahun Ajaran 2017/2018, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
III SD N 050701 Hinai untuk mata pelajaran sains dalam Materi gerak benda
di kelas III SD N 050701 Hinai Tahun Ajaran 2017/2018 telah tecapai dengan
kategori baik.
pelajaran SAINS dalam Materi gerak benda di kelas III SD N 050701 Hinai
Tahun Ajaran Pelajaran 2017/2018 telah meningkat dengan nilai rata-rata 68,2
pada siklus I meningkat menjadi 75,76 pada siklus II atau meningkat menjadi
11,08%
B. Saran
59
60
3. Kepada siswa diharapkan lebih membangun pola interaksi dan kerjasama yang
4. Bagi peneliti untuk dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta
DAFTAR PUSTAKA
61