Kelompok 2
Kelas D
Fasilitator: Lukas Kusparmanto, drg., MARS
Disusun Oleh:
1. M. Rayhan Mulyaharja (2019-11- 6. Nabila Maharani Putri Husen
101) (2019-11-106)
2. Muhasanah Ayu Nurfitria (2019-11- 7. Nabilah Khairunnisa Sudrajat
102) (2019-11-107)
3. Muniarti Yulia Tasliani (2019-11- 8. Nada Rizky Fetiastuti
103) (2019-11-108)
4. Mutia Syaharani Irawan (2019-11- 9. Nadhira Rivazka
104) (2019-11-109)
5. Nabila Dafa Nur Adiba (2019-11- 10. Nadila Puspita Sari
105) (2019-11-110)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya sehingga terbentuklah makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai Manajemen Pelayanan Kedokteran Gigi.Kami juga menyadari bahwa dalam tugas
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Manajemen Pelayanan Kedokteran Gigi
ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Manajemen Pelayanan Kedokteran Gigi
2.2 Fungsi Manajemen Pelayanan Kesehatan Gigi Berdasarkan POAC
2.3 Manajemen Praktik yang Efektif, Efisien, Rasional serta Sistem
Kendali Biaya dan Mutu
2.4 Sistem Pelayanan Kesehatan
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 Pengertian
● Menganalisa situasi.
● Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya.
● Menentukan tujuan program.
● Mengkaji hambatan dan kelemahan program.
● Menyusun rencana kerja operasional.
Dengan adanya perencanaan, tujuan yang ingin dicapai menjadi lebih jelas.
Selain itu, dapat diketahui struktur organisasi yang dibutuhkan, jumlah staf yang
dibutuhkan, sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan,
serta bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
5. Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi program merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melihat
lebih dekat dan seksama sebuah program. Dalam evaluasi program, terdapat metode
penelitian yang memiliki sifat lebih detail. Evaluasi bertujuan untuk melihat seberapa
banyak perubahan yang dapat dilakukan program terhadap outcomes kesehatan secara
luas. Umumnya, kegiatan evaluasi meliputi pengukuran pada saat awal dan akhir
program. Berikut merupakan hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjalankan
evaluasi:
● Mengurangi jumlah isu yang dapat diukur.
● Membentuk dua tim evaluasi yang berlawanan dan
memberikan kesempatan untuk berargumen.
● Melakukan sebuah dengar pendapat yang formal
(musyawarah).
Kewajiban Rumah Sakit dalam membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien dilaksanakan
dengan:
Manajemen waktu yang tepat akan menghasilkan pelayanan yang efektif dan
efisien. Finkbeiner pun menyatakan bahwa dengan adanya manajemen waktu yang
adekuat dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut akan diperoleh penggunaan waktu
secara efisien. Pengertian lain manajemen waktu adalah proses perencanaan dan
pengorganisasian berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk kegiatan tertentu guna
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
Permenkes RI No. 19 Tahun 2014 Tentang Pengguna dana Kapitas Jaminan Kesehatan
dan Dukungan Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar “Buku saku Gatekeeper Dalam Pelaksaan
SJSN” Kementrian Kesehatan RI. 2012.
Permenkes RI No. 19 Tahun 2014 Tentang Pengguna dana Kapitas Jaminan Kesehatan
dan Dukungan Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Kendali mutu dan kendali biaya di tingkat fasilitas kesehatan akan dilakukan oleh
fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan. Untuk kendali mutu dan biaya oleh BPJS Kesehatan
dilakukan melalui (1) Pemenuhan standar mutu fasilitas kesehatan, (2) Pemenuhan standar
proses pelayanan kesehatan, dan (3) Pemantauan terhadap luaran kesehatan peserta. Dalam
penyelenggaraannya, BPJS Kesehatan membentuk tim kendali mutu dan biaya yang terdiri
dari unsur organisasi profesi, akademisi dan pakar klinis.
Permenkes RI No. 19 Tahun 2014 Tentang Pengguna dana Kapitas Jaminan Kesehatan
dan Dukungan Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Tim kendali mutu dan biaya dari BPJS Kesehatan akan melakukan (1) sosialisasi
kewenangan tenaga kesehatan dalam nmenjalankan praktik profesi sesuai kompetensi, (2)
utilization review dan audit medis, (3) pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga
kesehatan. Untuk kasus tertentu, tim kendali mutu dan biaya dapat meminta informasi tentang
identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan peserta
dalam bentuk salinan/fotokopi rekam medis ke fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan.
Permenkes RI No. 19 Tahun 2014 Tentang Pengguna dana Kapitas Jaminan Kesehatan
dan Dukungan Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA