Anda di halaman 1dari 21

Materi Perkuliahan Genetika

VI. PEWARISAN KUANTITATIF


Hampir semua pengamatan terhadap hukum genetik pada awalnya didasari atas
ketidakjelasan penampilan fenotip seperti ditemukan diantara tanaman tinggi dan rendah,
warna biji hijau dan kuning dan lain-lainnya. Variasi kuantitatif ini jelas sulit untuk dianalisa
secara genetik, namun sejak penampilan fenotip dapat diurutkan menjadi berurutan
(continously), tanpa batasan maka gen-gen berbeda dapat dihitung. Kenyataanya banyak
karakter yang dapat diukur mengikuti kurva distribusi normal dari nilai terendah sampai
tertinggi tanpa pemisahan yang tajam dalam nilai diantaranya banyak kelas dalam
batasannya.
Karakter-karakter tersebut seperti contoh dibawah ini:
- Kacang (Phaseolus vulgaris) : tinggi x pendek
- Kacang (Phaseolus vulgaris) : warna bunga merah x putih
- Tikus (Mus musculus) ekor pendek x panjang
Karakter-karakter tersebut merupakan karakter tunggal yang dikontrol oleh faktor tunggal
(gen). Namun dapat juga oleh beberapa gen dimana modifikasi lingkungan sangat rendah.
Penghambatan dari gen-gen (alel) akan memberi efek yang besar sekali terhadap fenotip.
Karakter kualitatif bersifat diskontiniu sedangkan karakter kuantitatif bersifat
kontiniu (sifat dapat diukur). Misal: tinggi badan manusia, berat biji yang dihasilkan
tanaman kacang, umur menetasnya telur ayam (merupakan variabilitas berkelanjutan).

Pengontrolan variasi ??
E (lingkungan)
G ------------------------------------> P
(Genotip) (Phenotip)

1. Variasi fenotip (berat, tinggi, umur menetas).


2. Apakah variasi ini disebabkan oleh genotip yang berbeda atau oleh variasi lingkungan
atau karena kedua-duanya.

1
Materi Perkuliahan Genetika

2
Materi Perkuliahan Genetika

Sifat-Sifat Kualitatif Sifat-Sifat Kuantitatif


Dasar : Biasanya ditentukan oleh banyak gen-gen (10 s/d 100 atau lebih).
Jumlah gen yang terlibat dalam kontribusi Masing-masingnya mengkontribusikan sejumlah kecil efek terhadap
variabilitas fenotip fenotip dan efek-efeknya secara individual tidak dapat dideteksi dengan
Derajat dimana fenotip dapat dimodifikasi oleh metode Mendel. Gen-gen tersebut polygene (kebanyakan efek poligen
lingkungan bersifat additive)
Variabilitas fenotip yang diekspresikan mempunyai efek komponen
lingkungan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan komponen
genetik.

Variasi Diskontinyu Variasi Kontinyu (berlanjut)


Tiap kelompok fenotip mempunyai ciri sendiri Pengukuran fenotip membentuk suatu spektrum (pola tersendiri)
Efek gen tunggal dapat dilihat Pengontrolan polygen – efek gen tunggal sukar dideteksi
Menyangkut perkawinan individual dan anak- Menyangkut populasi organisme yang terdiri dari semua kemungkinan
anaknya perkawinan
Analisa dibuat dengan membuat hitungan dan Analisa statistik memberikan estimasi parameter populasi seperti nilai
rasio-rasio rata-rata (mean) dan standar deviasi (sd):
Distribusi normal :
 Pengukuran rata-rata
 Variabilitas pengukuran
 Koefisien variasi
 Variant

1
Materi Perkuliahan Genetika

Johansen (1903) : variasi pewarisan sifat pada biji kacang Phaseolus vulgaris. Berat biji pada
kebanyakan biji dapat dipasarkan bervariasi dari biji ringan (0.15 gram) s/d biji berat (0.90
gram).

1 2 3 4 5 6 7 8 9
be r a t bi j i

Variasi kontinyu

Kacang spesies ini melakukan fertilisasi sendiri yang mengakibatkan homozigositas dalam
produksi dari hasil persilangan galur murni. Ada 19 perbedaan galur inbreed (homozygot)
pada berat biji.

Tabel berat biji rata-rata dalam centigram (0.01 gram)


No.Galur Berat Parental dari galur murni
murni 20x 20 30x30 40x40 50x50 60x60 70x70 Rata2
1 - - - - 63.1 64.4 64.2
3 - - 52.7 54.4 56.5 55.5 55.8
5 - - 52.8 49.2 - 50.2 51.2
10 - 42.1 46.7 46.9 - - 46.5
15 46.9 - - 44.6 45.0 - 45.0
19 - 35.8 34.8 - - - 35.1

Rata-rata (mean) dari 19 galur 47.9

Strain berbeda satu sama lain


Dari data G E (variable lingkungan) P
(variable genetik) (berat biji)

E : Variasi dalam strain/galur


G : Variasi antar strain/galur
Ada variable lingkungan dan genetik yang berperan dalam penentuan akhir berat biji.
Yule (1906) : bahwa karakter kuantitatif diturunkan oleh beberapa gen yang mana masing-
masingnya mempunyai efek sangat kecil terhadap karakter yang diukur (sifat multiple gen).

2
Materi Perkuliahan Genetika

Nilsson –Ehler : Persilangan gandum → Warna pada gandum adalah sifat yang diturunkan
secara kuantitatif.
Strain 1 (merah tua) x Strain 2 (putih)
(AABBCC) (aabbcc)
AaBbCc
(merah muda)
selfing
????
Jika gen-gen ini berlaku sebagai pola pewarisan kualitatif dengan dominansi :
¾ A – merah ¾ B – merah ¾ C - merah
¼ aa putih ¼ bb putih ¼ cc putih
Untuk menjadi putih sempurna harus aabbcc, rasio menjadi 63 merah : 1 putih

merah putih

yang teramati sebenarnya adalah suatu bentuk kontinyu dari merah tua ke putih murni.
AaBbCc x AaBbCc
Gamet-gametnya :
(½ merah + ½ putih)3 (½ merah + ½ putih)3
Distribusi gen-gen merah dan putih diantara gamet :
1
1 2 1
1 3 3 1
3 merah (1/8) : 2 merah 1 putih (3/8) : 1 merah 2 putih (3/8) : 3 putih (1/8)
ABC ABc Ab c a b c
AbC a B c
a BC a b C

3
Materi Perkuliahan Genetika

Distribusi gen-gen merah dan putih diantara zigot


(½ merah + ½ putih )3 x (½ merah + ½ putih)3
(½ merah + ½ putih )6*
* : menggambarkan distribusi genotip
Gunakan segitiga pascal !!!
1
1 2 1
1 3 3 1
dst ..................................
1 6 15 20 15 6 1
6 merah 5m1p 4m2p 3m 3p 2m 4p 1m 5p 6p
AABBCC AABBCc 2 AABBcc 1 AaBbCc AaBbcc Aabbcc aabbcc
(1 cara) AABbCC 2 AAbbCC 1 (20 cara) (15 cara) (6 cara) (1 cara)
AaBBCC 2 aaBBCC 1
(6 Cara) AABbCc 4
AaBbCC 4
aBBCc 4
(15 cara)
Kontinu dalam warna dari merah tua ke putih

4
Materi Perkuliahan Genetika

Ada peningkatan dalam variasi warna


 Peningkatan diantara fenotip sedikit berbeda sehingga distribusi kontinu. Jika ada 10
pasang gen yang mengontrol karakter tertentu (misal warna) dengan masing-masing
gen membuat kontribusi terhadap warna keseluruhan, maka akan ada 15 variasi
fenotip dari merah tua hingga putih, sebagai variasi kontinu. Sejumlah gen yang
terlibat dalam penentuan jenis karakter kuantitatif → faktor multiple (paralel dengan
faktor tunggal Mendel)

5
Materi Perkuliahan Genetika

 Banyak faktor-faktor multiple yang tidak dapat diisolasi secara individual karena
efeknya sangat kecil.
 Karena sukar diisolasi dan untuk membedakannya dengan karakter faktor tunggal,
maka dinamakan polygen.
 Polygen : banyak gen yang menyebabkan karakter tunggal (seperti berat, tinggi dll)
yang masing-masingnya mempunyai efek yang kecil terhadap karakter tersebut.
 Kebanyakan efek polygen adalah additive karena efek individual masing-masing lokus
adalah menambahkan.

Bagaimana dengan efek lingkungan ??


 Misal ada lokus tunggal dengan 2 alel (yang mempunyai efek aditif). Bagaimana
distribusi fenotipnya dengan bervariasinya modifikasi lingkungan?

6
Materi Perkuliahan Genetika

Aa x Aa
Aa

AA aa tidak ada efek lingkungan


frekuensi

fenotip
dengan sedikit efek lingkungan

efek lingkungan semakin besar

Normal, continuos curve :


50% lingkungan , 50 % genetik
(1 lokus, 2 alel nyata menambahkan)

 Lokus gen tunggal (dengan efek aditif) dengan adanya efek lingkungan yang besar
dapat menghasilkan variable sifat yang kontinu

7
Materi Perkuliahan Genetika

 Banyak gen-gen aditif dengan tanpa efek lingkungan dapat menghasilkan distribusi
sifat secara kontinu
 Jadi ada 2 faktor penting :
1. Jumlah lokus gen yang terlibat
2. Ukuran dari efek lingkungan

G E P
Untuk menentukan kaitan masing-masing faktor ini adalah dengan membuat percobaan
breeding.

Contoh lain :
Panjang corola dari Nicotiana longiflora

strain murni
P : rata-rata 40.5 mm x rata-rata 43.3 mm

F1 63 mm
semua heterozygot

F2 65 mm

Catatan : variabilitas pada P dan F1 sama, secara genetik semua sama → variabilitas
environtment. Variabilitas pada F2 lebih besar dari P dan F1 → segregasi dari genotip yang
berbeda.

Jika diperhatikan gen-gen aditif, frekuensi fenotip yang ekstrim adalah :


Aa x Aa → 1/ 4
AaBb x AaBb → 1/16
AaBbCc x AaBbCc → 1/64
Untuk n lokus → frekuensi ekstrim = (1/4)n. East menguji 444 progeni pada F2 tanpa 1 tipe
parental yang muncul → ini berarti bahwa sifat panjang corola mungkin dikontrol oleh lebih
dari 4 polygen dengan efek aditif.

Bagaimana efek gen-gen dominan dengan efek kuantitatif ?


a. Efeknya → distribusi condong

8
Materi Perkuliahan Genetika

27 27
9
3

A dominan
thd 6

9
1 1

1
1 2 3

skewed
1 ps 2 ps 3 ps

108

no efect
81
env.
54

12
1

4 ps 10 ps

b. Meskipun dengan dominan, dalam sejumlah lokus yang besar (20) distribusi menjadi kurva
normal (not skewed). Beberapa gen kuantitatif mempunyai efek multifikasi dibanding efek aditif.
Ini cenderung untuk meningkatkan variabilitas secara besar. Dengan demikian, untuk
menganalisa 2 perbedaan jenis aktifitas gen :
a. Aditif efek → skala linier.
b. Multiple efek → skala logaritma → transformasi data menjadi deret ukur →
poligen menghasilkan karakter kontinu.

9
Materi Perkuliahan Genetika

kontinu membawahi distribusi genotip


(poligen)

ambang fisiologis

Threshold inheritance
fenotip B fenotip A
fenotip diskontinu

Contoh : Guinea pigs (marmot)


Strain 2 normal Strain D polydactylous (ratio 3 : 1)
P1 : 3 jari x 4 jari

F1 : 3 jari
F2 : 188 = 3 jari
45 = 4 jari
Ratio 3 : 1 ??
O E (O-E)2/ E
188 174,75 1.00
45 58,25 3.01
233 233 X2 hit = 4,01

X2 tab = 3, 84  X hit > X tab ----- Ho ditolak

Jadi, kemungkinan oleh single gen dengan 3 jari yang dominan


T (3 jari) dominan terhadap t (4 jari)
T/t x T/t

¾ T/- X2 = 4.01
¼ t/t
Ho ditolak, tetapi mendekati level penerimaan untuk gen dengan dominansi

10
Materi Perkuliahan Genetika

Uji (Jika betul) !!

Backcross dengan strain D


Ho → 1 gen
F1 3 jari x 4 jari
T/t tt
1:1
(3 jari) (4 jari) → disebut 1 lokus
Tt tt
Hasil Wright : (3 jari x 4 jari)
77% (4 jari) rasio ini tidak tepat untuk hipotesa gen tunggal
23% (3 jari) (harusnya 1 : 1)

Untuk menjelaskan data ini, Wright membuat model treshold sbb :


1. 4 lokus --- 8 alel (efek aditif)
2. Jika marmot punya 5 atau lebih gen-gen polidactyli, dia akan melebihi ambang batas
(4 jari)
P1 : AABBCCDD x aabbccdd
3 jari 4 jari
F1 : AaBbCcDd x AaBbCcDd
3 jari 3 jari
(½ 3 jari + ½ 4 jari )8 (binomial untuk zygote)
3 jari 3 jari
4 jari 4 jari
threshold
8:0 7:1 6:2 5:3 4:4 3 : 5 2 : 6 1: 7 0 : 8
1 8 28 56 70 56 28 8 1
163/256 93/256
4 jari : 93/256 = 0,36328
0,36328 x 233 = 84.6
37/256 = 0,14453
0,14453 x 233 = 33.7

11
Materi Perkuliahan Genetika

O E (O-E)2/ E O E (O-E)2/ E
188 199.3 0.64 188 148.4 10.51
45 33.7 3.79 45 84.6 18.54
233 233 4.43 233 233 29.08

2 : 6 3:5
Treshold muncul antara 5 dan 6 gen 4 jari. Jika digunakan 5 : 3 atau kelas 3 : 5 maka
AABBCCDD aabbccdd
strain 2 strain D

3 jari 4 jari

F1

3 jari

F2

188----- 3 jari 45 ----- 4 jari

12
Materi Perkuliahan Genetika

F1 x D

4 jari

D 3 jari

77% 4 jari
23 % 3 jari

treshold

Kesimpulan :
Ada 3 jenis karakter quantitative
1. Additive dengan atau tanpa dominansi
2. Multiple
3. Treshold
Semuanya mempunyai variasi genetik kontinu
Nelsson – Ehle :
P AABB x aabb
merah putih
F1 AaBb
medium red
Gamet-gametnya : (1/2 merah + ½ putih)2
1:2:1
Jadi, distribusi gen-gen merah dan putih diantara gamet-gamet :
2 merah (1/4) : 1 merah 1 putih (2/4) : 2 putih (1/4)
AB Ab dan aB ab

AaBb x AaBb

F2 : (½ merah + ½ putih) 2 x (½ merah + ½ putih) 2


(½ merah + ½ putih) 4

13
Materi Perkuliahan Genetika

Sehingga distribusi gen-gen merah dan putih diantara zigot-zigot :


4 merah : 3 m, 1 p : 2 m, 2 p : 1 m, 3 p : 4 putih
1/16 4/16 6/16 4/16 1/16
AABB AABb aaBB aaBb aabb
AaBB AaBb

F1

F2

merah tua
merah
pink
merah muda
putih

Setiap alel aktif A atau B akan menambah fenotip merah sehingga untuk putih harus tanpa A
atau B. Distribusi pada F2 mengikuti distribusi normal.

14
Materi Perkuliahan Genetika

 Kerja gen-gen additive : menghasilkan nilai – nilai fenotip menurut deret hitung 2, 4, 6,
8 (menggambarkan kontribusi 1, 2, 3, 4 alel). Cenderung menghasilkan distribusi
fenotip normal dengan rata-rata F1 merupakan antara rata-rata kedua populasi
parental.
 Kerja gen-gen multiple : menghasilkan nilai-nilai fenotip menurut deret ukur 2, 4, 8, 16
(menggambarkan kontribusi 1, 2, 3 4 alel). Cenderung menghasilkan kurva condong.
Rata-rata F1 dan F2 mendekati salah satu parental karena rata-rata ukur dari dua
anggota selalu merupakan akar penjumlahan.

Contoh :
a. Rata-rata ukur 2 dan 8 dalam deret 2, 4, 8 (yang bertambah dengan pengalian 2) akar
(2x8) = √16= 4.
b. Rata-rata hitung 2 dan 8 = (2 + 8 ): 2 = 5.
c. Rata-rata ukur antara 1, 2 dan 2, 7 = akar (1.2 x 2.7) = 1. 8 → membentuk deret ukur
1, 2; 1, 8 ; 2, 7 dst yang meningkat dengan pengaliran 0,5.
d. Rata-rata hitung 1,2 dan 2, 7 = (1,2 + 2, 7) : 2 = 1. 45.
e. Rata-rata panjang internodus suatu tanaman A = 3.20 mm, panjang rata-rata tanaman
B = 2.10 mm. Persilangannya menghsilkan F1 dan F2 dengan rata-rata internodus
2.65 mm. Kurang lebih 6% F2 mempunyai panjang internodus 3.2 mm dan 6% lainnya
punya panjang internodus 2.1 mm. tentukan jumlah gen yang mungkin terlibat dalam
penentuan panjang internodus dan perkiraan kontribusi masing-masing gen dalam
penentuan fenotip.

15
Materi Perkuliahan Genetika

Dengan 1 pasang gen diharapkan ¼ atau 25% F2 akan ekstrim seperti salah satu induk.
Dengan 2 pasang gen diharapkan 1/16 atau 6.25% F2 akan ekstrim seperti salah satu induk.
Jadi dari soal, akan ditetapkan bahwa terlibat 2 pasang gen

Misal : A dan B = faktor tumbuh


a dan b = gen-gen nol
P: AABB x aabb
tanaman A tanaman B
4 gen tumbuh = 3.2 mm tidak ada gen tumbuh = 2.1 mm
AaBb
2 gen tumbuh = 2.65 mm
Perbedaan 2.65 – 2.10 = 0.55 mm merupakan hasil dari 2 gen tumbuh
sehingga masing-masing gen tumbuh mengkontribusikan 0.55/2 = 0. 275 mm untuk fenotip

F2 :
jumlah rata-rata frekuensi genotip
gen tumbuh pjg internodus
4 3.200 1/16 AABB
3 2.925 4/16 AaBB, AABb
2 2.650 6/16 AAbb, AaBb, aaBB
1 2.375 4/16 aaBb, Aabb
0 2.100 1/16 aabb

Contoh 2 :
Ayam besar x ayam kecil → F1 : intermediate size. Rata-rata ukuran F2 tidak sama dengan
F1, tetapi variabilitas pada F2 sangat tinggi sehingga beberapa individu tampak melebihi
ukuran tipe parental (variasi transgresive). Jika semua alel mengkontribusikan pada ukuran
bekerja sama dan efek kumulatif dan jika parentalnya homozygot, bagaimana cara
menjelaskan hasil-hasil ini ?

Alel aktif (gen-gen tumbuh) dilambangkan sebagai huruf besar


Alel yang tidak memberi kontribusi dilambangkan huruf kecil
Misal 4 lokus :

16
Materi Perkuliahan Genetika

P : aaBBCCDD x AAbbccdd
6 alel aktif 2 alel aktif
F1 : AaBbCcDd
4 alel aktif
F2 :
beberapa F2 melebihi ukuran parental
AABBCCDD → 8 alel aktif
AaBBCCDD → 7 alel aktif
lebih besar dari parental besar
Aabbccdd → 1 alel aktif
aabbccdd → 0 alel aktif
kecil dari ayam parental kecil.

17
Materi Perkuliahan Genetika

Latihan Soal-soal:

Soal 10-1
Silang antara dua tanaman dengan berat biji 20 cg dan 40 cg menghasilkan tanaman F1
dengan berat biji 30 cg. Silang antara F1 X F1 menghasilkan sejumlah biji, dari biji-biji itu
tumbuh 1000 tanaman F2. Ternyata 4 batang dari tanaman F2 menghasilkan biji buah seberat
20 cg dan 4 batang tanaman lain berat biji buahnya 40 cg, sedangkan tanaman lainnya
menghasilkan berat biji buah bervariasi diantara kedua berat biji yang ekstrim itu. Berapa
pasang gen yang terlibat dalam mengontrol berat biji buah tanaman tersebut ?.

Soal 10-2
Disilangkan dua strain galur homozigot yang dibedakan dalam 5 (lima) pasang gen bersifat
aditif guna mendapatkan F1. Ditanya : proporsi F2 (hasil silang F1 X F1) yang diharapkan mirip
dengan salah satu galur homozigot di atas ?

Soal 10-3
Ada dua gen yang masing-masingnya mempunyai dua alel seperti : A, a dan B, b. Tinggi
tanaman ditentukan secara aditif dalam populasi. Tanaman homozigot AA BB = 50 cm
tingginya dan tanaman homozigot aa bb = 30 cm. Ditanyakan :
a) Tinggi F1 hasil silang kedua homozigot itu ?
b) Setelah silang F1 X F1 apa genotip F2 yang tingginya 40 cm ?
c) Berapa proporsi tanaman F2 yang tingginya 40 cm ?

Soal 10-4
Disilang dua ras Potentilla glandulosa, satu dari populasi coastal tumbuh sepanjang tahun dan
satu lagi dari populasi alpine, dorman selama winter (dingin). Lalu.diukur tingkat aktifitas
tumbuh pada winter bagi F1 dan F2 hasil persilangan ini. Datanya diperlihatkan pada tabel
dibawah ini.

Tingkat pertumbuhan pada winter


aktif penuh aktif sedang intermediate dorm.sedang dorm.penuh
P.coastal +
P.alpine +
F1 (Pc x Pa) +
F2 43 139 601 178 14
Ditanya :
a) Tipe efek gen yang terjadi pada penentuan aktifitas tumbuhan di winter ?
b) Berapa pasang yang tersegregasi untuk sifat ini ?

Soal 10-5
Bila warna kulit disebabkan oleh gen-gen bersifat additif, berikan jawaban yang jelas terhadap
pertanyaan-pertanyaan berikut :
a) Dapatkah persilangan antara individu berwarna intermediate mempunyai anak
berwarna kulit lebih terang ?
b) Dapatkah silang di atas mempunyai anak berwarna kulit lebih gelap ?
c) Dapatkah silang antara individu berwarna terang mempunyai anak berwarna gelap ?

18
Materi Perkuliahan Genetika

Soal 10- 6
Data di bawah ini dikumpulkan dari hasil silang antara ayam strain Hamburgh dan Sebright,
lalu F2-nya secara individu ditimbang (dalam gram).
Berat ayam dalam gram
500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400
Sebright 1
Hamburgh 1
F1 jantan 5 2 1
F2 jantan 1 4 7 15 26 19 29 9 2
Berikan penjelasan untuk data ini mengenai jumlah pasangan gen. Apakah semua gen itu
mempengaruhi berat ayam secara aditif, kenapa iya atau kenapa tidak ? .

Soal 10- 7
Masing-masing gen bersimbol huruf besar memberi tambahan tinggi tanaman satu inchi (1 in)
dari tanaman bergenotip aabbccddee yang hanya mencapai tinggi 12 in. Jika semua pasangan
gen tersegregasi secara bebas dalam persilangan antara AABBccDDEe dengan Aa
bbCcddEE. Ditanyakan :
a) Tinggi masing-masing tetua ?
b) Tinggi anaknya (F1) yang paling tinggi dan persentasenya ?
c) Tinggi anaknya (F1) yang terpendek ?
d) Silang diantara F1 mana yang akan menghasilkan anak anak terpendek (12 in) ?

Soal 10-8
Tiga pasang gen, A a, B b dan C c, tersegregasi secara bebas. Simbol huruf besar dar
pasangan gen : A, a; B, b dan C, c bersifat dominan sempurna. Tinggi dasar tanaman 2 cm
genotipnya aabbcc dan tinggi 8 cm untuk A-B-C-. Tulislah genotip induk yang mungkin dari
silang dibawah ini !
Induk Rasio fenotip anak
8 cm X 6 cm 9 (8 cm), 15 (6 cm), 7 (4 cm), 1 (2 cm)
6 cm X 6 cm 3 (8 cm), 7 (6 cm), 5 (4 cm), 1 (2 cm)
8 cm X 8 cm 9 (8cm), 6(6 cm), 1 (4 cm)
8 cm X 8 cm 3 (8 m), 4 (6 cm), 1 (4 cm)
6 cm X 6 cm 1 (8 cm), 2 (6 cm), 1 (4 cm)

Soal 10-9
Tiga pasang gen (A a, B b, C c) tersegregasi secara bebas dalam menentukan tinggi tanaman.
Masing-masing simbol huruf besar memberi tambahan tinggi tanaman 2cm. Tentukan :
a) Tinggi F1 dari silang : AABBCC (14 cm) X aabbcc (2 cm) !
b) Tinggi tanaman hasil silang F1 x F1 (fenotip dan proporsi) !
c) Proporsi dari F2 yang tingginya sama dengan tinggi tetua !
d) Proporsi F2 yang tingginya sama dengan tinggi F1 !
a)

Soal 10- 10
Tiga pasang gen tersegregasi secara bebas dalam menentukan tinggi tanaman. Masing-
masing simbol huruf besar memberi tambahan tinggi, pakai perbanyakan 2(dua), seperti
Aabbcc = 4 cm, AAbbcc = 8 cm, AABbcc =16 cm dan seterusnya. Tentukan jawaban
pertanyaan a, b, c dan d seperti soal (10-9) di atas.

19

Anda mungkin juga menyukai