Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISA SINTESA

POSISI TREDELENBURG

Disusun oleh
DESTA PAMUNGKAS
SN202003

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN ANALISA SINTESA
POSISI TREDELENBURG

A. Keluhan utama
Badan lemas

B. Diagnosis medis
Dengue haemorraghic fever (DHF)

C. Diagnosis keperawatan
Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan d.d turgor kulit menurun

D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan


DS : Pasien mengatakan merasa badannya lemas
DO :
- Turgor kulit menurun
- Mukosa bibir kering
Hasil lab.
- Ht = 31,6 %
- Hb = 10,4 g/dl
- Et = 3,34 juta/ul
TTV
- TD = 100/70 mmHg
- S = 36, 8 OC
- N = 80 x/menit
RR = 24x/menit

E. Dasar pemikiran
Posisi trendelenburg adalah intervensi umum digunakan untuk menstabilkan
pasien syok hemodinamik, memiliki diasumsikan bahwa posisi kepala di bawah
\akan membuat gradient hidrostatik untuk meningkatakan aliran balik vena dan
meningkatkan output jantung. (Clark AP, 2007). Posisi trendelenburg tersebut
kadang- kadang diubah dengan menekukkan lutut dan mematahkan bagian bawah
tempat tidur. Penyangga bahu sebaiknya tidak digunakan pada posisi ini karena
dapat menimbulkan kerusakan pada pleksus brakialis. Namun, apabila keadaan
mendesak, penyangga tersebut harus diberi bantalan yang cukup dan diletakkan
diatas prosesus akromialis scapula, dan bukan di jaringan lunak diatas pleksusu
brakialias (Gruendemann, 2006).
F. Prinsip tindakan keperawatan
A. Persiapan Alat :
1. Tempat tidur khusus (fungsional)
2. Selimut
3. Sarung tangan (jika perlu)
B. Langkah-langkah :
1. Cek program terapi
2. Cuci tangan
3. Identifikasi pasien dengan tepat
4. Ucapkan salam,menyapa nama pasien (identifikasi ulang pasien)
5. Memperkenalkan diri
6. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
7. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
8. Jaga privacy pasien dengan menutup tirai/mengunci pintu kamar pasien
9. Pakai handscoon (jika perlu)
10. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur tanpa bantal
11. Atur posisi tempat tidur (tempat tidur fungsional) dengan menaikan posisi
kaki lebih tinggi
12. Pada bagian bawah kaki di ganjal dengan bantal sehingga posisi kaki
tegak lurus lebih tinggi di banding kepala

C. Analisis tindakan
Berdasarkan pada jurnal posisi trendelenburg yang dilakukan bahwa setiap posisi
trendelenburg memperbaiki aliran darah serebral, efek posisi trendelenburg yang
paling nyata pada system respirasi adalah interfensi mekanik pada gerakan dada
dan pembatasan ekspansi paru. Dengan kepala dan dada yang berada pada tingkat
yang lebih rendah dari abdomen. Clark AP, (2007) menjelaskan, posisi
trendelenburg sangat dianjurkan untuk pengobatan syok hipovolemik karena
kemampuannya untuk peningkatan aliran balik vena dan akan meningkatkan
curah jantung.

D. Bahaya dilakukannya tindakan


Posisi Trendelenburg adalah modifikasi posisi telentang dengan kepala
diturunkan dan kaki diangkat. Posisi ini kadang – kadang diubah dengan
menekukkan lutut dan mematahkan bagian bawah tempat tidur. Penyangga bahu
sebaiknya tidak digunakan pada posisi ini, karena dapat menimbulkan kerusakan
pada pleksus brakialis. Namun, apabila mendesak, penyangga tersebut harus
diberi bantalan yang cukup dan diletakkan diatas prosesus akromialis skapula, dan
bukan dijaringan lunak diatas pleksus brankialis. Posisi Trendelenburg terbalik
(kepala diatas, kaki dibawah). Disarankan agar kak ditunjang oleh penyangga
kaki berbantalan. Upaya ini penting terutama untuk mencegah fleksi plantar
(footdrop), selain menjaga agar klien tidak merosot dari meja (Gruendemann J,
2006).

E. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


Manajemen hipovolemia (I.03116)
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia
- Berikan asupan cairan oral
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
- Kolaborasikan pemberian cairan IV isotonis
- Kolaborasikan pemberian cairan IV hipotonis
F. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S = pasien mengatakan akan rutin melakukan posisi tredelenburg
O = tampak kooperatif
A = masalah hipovolemia belum teratasi
P = intervensi dilanjutkan

G. Daftar Pustaka/referensi
Clark.. 2007. Molecular Biology Understanding The Genetic Revolution. San
Diego, California: Elsevier Inc.

Gruendeman & Fernsebner. (2006). Buku Ajar Keperawatan Perioperatif.,


Vol. 2 Praktik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai