Anda di halaman 1dari 19

Menguji Komponen dan Menggunakan Alat Ukur

Roviani Amelia – 2006470615, Muhammad Atharsyah Sidqi Aliya – 2006572352


Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat 16436
Roviani.amelia@ui.ac.id

Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat menggunakan alat ukur multimeter dan osiloskop dengan benar dan
mampu menguji kondisi suatu komponen elektronika. Kedua hal tersebut penting agar praktikan dapat memahami
bagaimana suatu rangkaian elektronika dapat bekerja. Dalam praktikum ini, praktikan diminta untuk membuat
rangkaian elektronika sederhana yang terdiri dari sumber tegangan DC dan AC, dioda, dan resistor. Nantinya
praktikan akan menggunakan multimeter untuk menghitung besar tegangan dan kuat arus di beberapa titik yang
berbeda, kemudian praktikan akan menggunakan osiloskop untuk melihat bagaimana bentuk gelombang AC dan
DC, serta praktikan diminta untuk membuat rangkaian Thevenin dan mengukur berapa kuat arus dan tegangannya.

PENDAHULUAN TEORI DASAR


Rangkaian elektronika merupakan aplikasi dari ilmu
fisika yang paling sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Saat mempelajari elektronika praktikan
perlu mengenal tiga besaran yang sangat penting, yaitu
arus, tegangan, dan hambatan. Praktikan diharapkan
mampu merangkai komponen elektronika sederhana
yang terdiri dari sumber tegangan DC/AC, dioda, dan
beberapa resistor.
Sebelum mempelajari lebih jauh terkait elektronika,
praktikan perlu memahami bagaimana menggunakan
alat ukur dengan baik dan menguji kondisi suatu
komponen elektronika. Rangkaian elektronika mampu
bekerja dengan optimal apabila kondisi komponennya
berfungsi dengan baik. Untuk itulah, diperlukan
pemahaman yang benar terkait pengoperasian alat
ukur elektronika.
Gambar 1.1 Multimeter
Alat ukur elektronika ada dua, yaitu multimeter dan
osiloskop. Multimeter adalah alat ukur elektronika Menggunakan Multimeter
yang digunakan untuk mengukur dan menguji suatu Multimeter adalah alat ukur elektronika yang dipakai
komponen. Sesuai dengan namanya, multimeter dapat untuk menguji atau mengukur suatu komponen,
digunakan untuk mengukur banyak besaran, yaitu mengetahui kedudukan kaki-kaki komponen, dan
tegangan AC, tegangan DC, kuat arus DC, dan besar nilai komponen yang diukur. Multimeter
hambatan. Sedangkan, osiloskop digunakan untuk memiliki bagian-bagian penting, di antaranya adalah:
mengukur tegangan AC dan DC yang dapat
memperlihatkan bentuk gelombangnya. Keberadaan 1. Papan skala
alat ukur sangat penting karena menjadi tolak ukur
antara teori yang ada dengan praktikum yang 2. Jarum penunjuk skala
dilakukan. Terdapat pula rangkaian Thevenin yang
3. Pengatur jarum skala
berguna untuk mengubah rangkaian yang rumit
menjadi lebih sederhana. 4. Tomnol pengatur nol Ohm
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana 5. Batas ukur ohm meter
cara mengukur kuat arus, tegangan, dan hambatan
dengan menggunakan alat ukur multimeter dan 6. Batas ukur DC Volt (DCV)
osiloskop. Selain itu, praktikan akan diminta untuk
membandingkan hasil pengukuran pada praktikum ini 7. Batas ukur AC Volt (ACV)
dengan teori yang ada. 8. Batas ukur amperemeter DC (DCmA)
9. Lubang positif (+) transistor dalam keadaan baik. Sedangkan apabila
pada salah satu pengukuran jarum tidak bergerak,
10. Lubang negatif (-) maka transistor dalam keadaan rusak.
11. Saklar pemilih
5. Menguji Resistor
Berikut ini beberapa ketentuan untuk menggunakan
multimeter. Resistor atau tahanan dapat putus akibat pemakaian
ataupun umur pakai. Apabila resistor putus maka
1. Voltmeter rangkaian elektronika yang kita buat tidak dapat
- Penggunaannya dipasang secara paralel dengan bekerja atau mengalamai cacat. Berikut adalah
komponen yang akan diukur tegangannya. langkah-langkah untuk menguji resistor:
- Memperhatikan jenis tegangannya (AC atau DC)
sebelum melakukan pengukuran. a. Memutar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
- Apabila tidak diketahui daerah tegangan yang b. Menempelkan masing-masing probe pada ujung-
akan diukur, dapat menggunakan batas ukuran ujung resistor, dengan catatan tangan praktikan
yang terbesar dan menggunakan voltmeter yang tidak menyentuh kedua ujung kawat resistor
memiliki impedansi input tinggi. secara bersamaan.
c. Jika jarum bergerak maka resistor dalam keadaan
2. Amperemeter baik, jika jarum penunjuk tidak bergerak maka
- Penggunaannya dipasang secara seri pada jalur resistor telah putus.
yang akan diukur arusnya.
- Apabila tidak diketahui daerah kerja arus yang 6. Menguji Kondensator Elco
akan mengalir, dapat menggunakan daerah Sebelum dipasang pada rangkaian, kapasitor harus
pengukuran yang terbesar dari amperemeter yang diuji dahulu keadaannya atau ketika membeli di toko
digunakan. perlu dipastikan bahwa elco tersebut dalam keadaan
baik yang dapat diuji dengan langkah berikut.
3. Ohmmeter
a) Memutar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
Untuk mengukur nilai hambatan, titik awal b) Memperhatikan tanda negatif dan positif yang
pengukuran dinol kan terlebih dahulu dengan cara ada pada badan elco dan lurus pada salah satu
menghubungkan probe kutub (+) dan (–) lalu kaki.
mengatur jarum penunjuk agar tepat di titik nol. 1 2 3 c) Menempelkan probe negatif pada kaki positif (+)
5 4 6 7 8 10 9 11 dan probe positif pada kaki negatif.
4. Menguji Transistor d) Memperhatikan gerakan jarum penunjuk. Jika
jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke
Pada transistor biasanya letak kaki kolektor berada di kiri berarti kondensator elco dalam keadaan baik.
pinggir dan diberi tanda titik atau lingkaran kecil. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian ke kiri
Sedangkan kaki basis biasanya terletak di antara namun tidak penuh berarti kondensator elco
kolektor emitor. dalam keadaan rusak. Jika jarum bergerak ke
kanan kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti)
• Transistor PNP berarti kondensator dalam keadaan bocor. Jika
a. Memastikan saklar pada multimeter jarum tidak bergerak sama sekali berarti
menunjuk pada ohmmeter. kondensator elco putus.
b. Menentukan kaki kolektor, basis, dan
emitornya.
c. Menempelkan probe (pencolok) positif pada
7. Menguji Dioda
basis dan probe negatif pada kolektor. Jika
a) Memutar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
pada kedua pengukuran pada poin a dan b
b) Menempelkan probe positif pada kutub katoda
jarum bergerak, maka transistor dalam
dan probe negatif pada kutub anoda. Perhatikan
keadaan baik. Sebaliknya, apabila pada salah
jarum penunjuk, jika jarum bergerak berarti
satu pengukuran jarum tidak bergerak maka
dioda dalam keadaan baik sedangkan jika
transistor dalam keadaan rusak.
jarum diam berarti dioda telah putus.
c) Selanjutnya, membalik pemasangan probe
• Transistor NPN
kemudian memperhatikan jarum penunjuk.
Menempelkan probe negatif pada basis dan probe
Jika jarum diam berarti dioda dalam keadaan
positif pada kolektor. Jika jarum bergerak, maka
baik sedangkan jika jarum bergerak berarti Menggunakan Signal Generator
dioda dalam keadaan rusak.
Signal generator dapat menghasilkan yang berupa
tegangan DC ataupun tegangan AC yang frekuensi
Menggunakan Osiloskop dan amplitudonya dapat kita atur. Bagian yang
menghasilkan tegangan DC dinamakan DC Power.
Osiloskop dapat mengukur tegangan AC dan DC serta Keluarannya terdiri dari +5 V, -5 V, 0 ~ +15 V dan 0
memperlihatkan bentuk gelombangnya. Sebelum ~ -15 V.
menggunakan osiloskop adalah penting untuk
mengkalibrasi osiloskop. Pada bagian yang menghasilkan sinyal AC dinamakan
Function Generator. Pada bagian ini tombol frequency
Cara mengkalibrasikan osiloskop sebagai berikut: berguna untuk mengatur frekuensi sinyal keluaran,
- Menghidupkan osiloskop. sedangkan tombol amplitude berguna untuk mengatur
- Mengatur fokus dan tingkat kecerahan gambar amplitudo sinyal keluaran. Bentuk sinyal keluaran
pada osiloskop. dapat diatur menjadi sinyal kotak, segitiga, atau
- Memasang kabel pengukur pada osiloskop (bisa sinusoidal melalui tombol function.
pada channel X atau Y). TEORI TAMBAHAN
- Mengatur coupling pada posisi AC.
- Menempelkan kabel pengukur negatif/ground Arus listrik didefinisikan sebagai aliran muatan listrik.
(berwarna hitam pada ground yang terdapat di Arus listrik mengukur banyaknya muatan listrik yang
osiloskop. mengalir dalam satuan waktu. Muatan listrik dapat
- Menempelkan kabel pengukur positif (biasanya mengalir karena adanya beda potensial. Arus listrik
berwarna merah) pada tempat untuk mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
mengkalibrasi yang ada pada osiloskop.
- Memutar saklar pemilih variable Volt/Div pada ∆𝑄
𝐼=
0,5 V. ∆𝑡
- Memutar skalar pemilih variable Sweep
Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang
Time/Div pada 0,5 ms.
terkandung dalam suatu benda. Sedangkan, beda
- Mengatur agar gelombang yang muncul di
potendial listrik (tegangan) timbul karena dua benda
monitor sama dengan garis-garis kotak yang ada
memiliki potensial listrik yang berbeda lalu
pada layar monitor osiloskop dengan menggerak-
dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial
gerakan tombol merah atau kuning yang ada pada
didefinisikan sebagai besarnya energi yang diperlukan
saklar pemilih variabel Volt/Div dan Sweep
untuk memindahkan muatan listrik tiap satuan muatan.
Time/Div sehingga gelombangn kotak yang ada
sebesar 0,5Vp-p 𝑊
𝑉=
𝑄
Hambatan listrik diartikan sebagai penghambat aliran
muatan listrik. Makin besar hambatan maka arus listrik
makin sulit mengalir. Semua material memiliki
hambatan listrik. Makin panjang suatu material maka
semakin besar hambatan listriknya, sedangkan makin
besar luas penampang material maka makin kecil
hambatan listriknya.
𝐿
𝑅=⍴
𝐴
Hukum ohm mengatakan bahwa besarnya arus listrik
yang mengalir sebanding dengan beda potensial dan
berbanding terbalik dengan hambatan.
Gambar 1.2 Osiloskop
𝑉
𝐼=
𝑅

Rangkaian listrik dapat disusun seri dan paralel.


Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang b. Memberi tegangan baterai E (DC) sebesar 4 V, 6
komponennya disusun sejajar. Pada rangkaian seri, V, 10 V dan 12 V.
Tegangan total rangkaian adalah penjumlahan dari c. Mengukur VA, VB, VC, VAB, VBC, IAB, IBC-
tegangan seluruh resistor. Kuat arus listrik di seluruh R1, dan IBC-R2 dengan menggunakan
bagian rangkaian sama. Tahanan resistor pengganti multimeter.
rangkaian sama dengan penjumlahan daari nilai d. Mengganti sumber tegangan dengan sumber
tahanan resistor. Jika salah satu komponen diputus, gelombang (generator fungsi) bentuk gelombang
maka arus listrik akan terhenti. sinus dengan tegangan 6 VPP dan 12 VPP.
e. Mengkur VA, VB, VC,VAB, danVBC dengan
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang menggunakan osiloskop dan menggambar
komponennya disusun bertingkat. Pada rangkaian hasilnya.
paralel berlaku, Tegangan di seluruh resistor adalah
sama. Kuat arus total rangkaian adalah penjumlahan 2. Percobaan Thevenin
dari arus listrik yang mengalir pada masing-masing
resistor seluruh resistor. Kebalikan tahanan resistor a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 1.4
pengganti rangkaian sama dengan penjumlahan b. Memberi tegangan baterai E sesuai yang telah
kebalikan nilai tahanan seluruh resistor. Jika salah satu ditentukan.
komponen diputus, maka arus listrik masih dapat c. Mengukur tegangan output. R 1 R 2 E Dioda
mengalir ke bagian yang tidak terputus. 1N4001 A B C R 1 R 2 R 3 E Vout Universitas
Indonesia.
Tegangan listrik terdiri dari dua jenis, yaitu tegangan d. Memberi resistor beban pada output sebesar
DC dan AC. Tegangan DC adalah tegangan yang 10KΩ.
dihasilkan sumber tegangan DC (misalnya aki,baterai) e. Mengukur arus yang mengalir melalui R1, R2,
dan arus listrik mengalir searah. Tegangan AC adalah hingga Rload.
tegangan yang dihasilkan sumber tegangan AC dan f. Menghitung R thevenin dan V thevenin
arus listrik mengalir bolak-balik secara bolak-balik. berdasarkan rangkaian 1.5.
Tegangan AC biasanya digunakan pada alat listrik
besar, seperti mesin cuci dan lemari es. Tegangan AC
dan DC dapat dibedakan menggunakan osiloskop
Pada teorema Thevenin berlaku bahwa:
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan
hanya terdiri dari satu buah sumber tegangan yang
dihubungkan secara seri dengan tahanan
ekuivalennya pada dua terminal yang diamati.
Sebuah rangkaian elektronika yang rumit Ketika
dipisahkan dari beban (RL) dapat disederhanakan
Gambar 1.4
menjadi satu sumber tegangan dan satu resistor yang
dipasang secara seri.

CARA KERJA
Mengukur arus dan tegangan pada rangkaian
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 1.3
dibawah ini.

Gambar 1.5

Gambar 1.3
HASIL percobaan, yaitu mengukur arus dan tegangan pada
rangkaian dan membuat rangkaian Thevenin.
Pada percobaan pertama praktikan diminta untuk
menyusun rangkaian sederhana yang terdiri dari
sumber tegangan DC, dioda, dan dua resistor yang
dihubungkan paralel. Pada percobaan ini, praktikan
menggunakan dioda 1N4001 dan resistor yangmasing-
masing besarnya 330Ω dan 100Ω Praktikan diminta
untuk mengukur tegangan di titik A, B, C, AB, BC dan
arus listrik di R1 dan R2 menggunakan multimeter.
Untuk mengukur tegangan, multimeter dipasang
paralel dan untuk mengukur arus, multimeter dipasang
seri. Praktikan diminta untuk memvariasikan sumber
Gambar 1.6 Rangkaian Percobaan 1 dengan sumber tegangan DC, yaitu 4V, 6V, 10V, dan 12V.
tegangan 4V DC Berdasarkan percobaan ini, didapatkan hasil sebagai
berikut.
V dititik B = V dititik BC
V dititik A = V dititik AC
V dititik C = 0
V dititik AB nilainya mendekati 0,7
Setelah selesai mengukur arus dan tegangan DC,
berikutnya praktikan mengganti sumber tegangan DC
tadi dengan generator fungsi dengan tegangan 6Vpp
Gambar 1.7 Rangkaian Thevenin pada Percobaan 2
dan 12Vpp, lalu mengukur tegangan di titik A, B, C,
Pada percobaan 1, praktikan diminta untuk membuat AB, BC, dan AC. Ketika rangkaian sudah tersambung
rangkaian seperti gambar 1.3. Kemudian, praktikan semua dan siap disimulasikan, nantinya akan terlihat
memasangkan multimeter di beberapa titik yang gelombang dari titik-titik yang berbeda tadi.
berbeda untuk mengukur kuat arus dan tegangan. Pada percobaan kedua, praktikan diminta untuk
Multimeter yang dipasang secara seri digunakan untuk membuat rangkaian Thevenin. Praktikan akan
mengukur besar arus listrik yang mengalir, sedangkan membuat rangkaian Thevenin yang terdiri dari sumber
multimeter yang dipasang secara paralel digunakan baterai 3V, hambatan R1 sebesar 330Ω, hambatan R2
untuk mengukur besar tegangan pada suatu titik. Pada sebesar 100Ω, dan hambatan R3 sebesar 100Ω. Dalam
percobaan 1 ini praktikan diminta untuk membuat rangkaian Thevenin, langkah awal yang
memvariasikan sumber tegangan, yaitu 4V, 6V, 10V, perlu dilakukan adalah memasang multimeter di Voutput
dan 12V. untuk mengukur nilai tegangan Thevenin, dan
Pada percobaan 2, praktikan diminta mencari VTH dan didapatkan nilai tegangan Thevenin sebesar 0,698V.
RTH untuk membuat rangkaian Thevenin. Berdasarkan Nilai tegangan Thevenin tersebut sesuai dengan
gambar 1.7 dapat terlihat bahwa rangkaian Thevenin perhitungan secara teori yaitu:
dapat membuat suatu rangkaian yang rumit seperti 𝐸.𝑅2
gambar 1.4 menjadi rangkaian yang lebih ringkas dan 𝑉𝑇𝐻 =
sederhana. 𝑅1 +𝑅2

PEMBAHASAN Selanjutnya, praktikan harus membuat rangkaian yang


terdiri dari tegangan Thevenin dan hambatan beban
Praktikum modul 1 ini bertujuan agar praktikan sebesar 10kΩ. Setelah itu, kuat arus di R1, R2, R3, dan
mampu menggunakan alat ukur multimeter dan Rload diukur menggunakan multimeter, dan
osiloskop dengan baik serta dapat menguji kondisi didapatkan nilai arus di R1 sebesar 6,993mA , R2
suatu komponen elektronika. Komponen elektronika sebesar 6,924mA, R3 dan Rload besarnya sama yaitu
yang digunakan dalam praktikum ini, diantaranya sebesar 68,556µA. Setelah itu, praktikan dapat
multimeter, osiloskop, signal generator, transistor, menghitung nilai hambatan Thevenin dengan rumus
resistor, dan dioda. Praktikan melakukan dua
𝑅1 .𝑅2 Rangkaian Thevenin adalah rangkaian yang fungsinya
𝑅𝑇𝐻 = 𝑅3 + untuk menyederhanakan rangkaian elektronika yang
𝑅1 +𝑅2
rumit menjadi sederhana dengan terlebih dahulu
Setelah semua data didapatkan, praktikan dapat mencari R Thevenin dan V Thevenin.
membuat rangkaian Thevenin

KESIMPULAN Referensi
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, 1. Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar 2. Bandung: Institut
praktikan dapat menarik kesimpulan bahwa: Teknologi Bandung.
2. Malvino, A., & Bates, D. J. (2016). Electronic Principle 8th
Multimeter adalah alat ukur komponen elektronika Edition. Newyork: McGraw-Hill Education.
yang dapat mengukur dua besaran, yaitu arus listrik 3. Pranata, K.B., & Sundaygara, C. (2018). Buku Ajar Mata
Kuliah Elektronika 1. Malang: Universitas Kanjuruhan
dan tegangan. Multimeter dipasang seri untuk mencari Malang.
kuat arus, dan multimeter dipasang paralel untuk 4. Serway, R. A., & Jawett, J. W. (2014). Physics for Scientist
mencari nilai tegangan. and Engineers with Modern Physics. Boston: Brooks/Cole.

Osiloskop adalah alat ukur yang dapat mengukur arus


listrik dan tegangan disertai pencitraan bentuk
gelombangnya.
LAMPIRAN

Tugas Pendahuluan dan Tugas Akhir

1. Perhatikan Gambar 1.4. dengan menggunakan analisis teori rangkaian, lengkapi table berikut
ini! Sertakan pula penurunannya

Ebaterai VA VB VC VAB VBC VAC IA IR1 IR2

4 VDC 4V 3,284V 0V 0,716V 3,284V 4V 0,043A 9,95mA 3,3mA

6 VDC 6V 5,26V 0V 0,74V 5,26V 6V 0,069A 0,016A 0,053A

10 VDC 10V 9,231V 0V 0,769V 9,231V 10V 0,12A 0,028A 0,092A

12 VDC 12V 11,221V 0V 0,779V 11.221V 12V 0,146A 0,034A 0,112A

6 VPP 4,233V 2,527V 0V 3,035V 2,527V 4,233V

12 VPP 8,474V 5,497V 0V 6,015V 5,497V 8,474V

2. Perhatikan Gambar 1.5. Dengan menggunakan analisis teori rangkaian, lengkapi table berikut
ini! Sertakan pula penurunannya!

Arus (mA)
Ebaterai
R1 R2 R3 RLoad
3V 6,993mA 6,924mA 68,556µA 68,556µA

Ebaterai Vthevenin R1 R2 R3 Rthevenin


3V 0,698 330 100 100 175
Penurunan Rumus Percobaan 1

Rangkaian DC

𝑉𝑑𝑖𝑜𝑑𝑎 = 𝑉𝐴𝐵
(1) 𝐸 − 𝑉𝐴𝐵 − 𝐼𝑅1 . 𝑅1 = 0
𝐸−𝑉𝐴𝐵
𝐼𝑅1 =
𝑅1
(2) 𝐸 − 𝑉𝐴𝐵 − 𝐼𝑅2 . 𝑅2 = 0
𝐸−𝑉𝐴𝐵
𝐼𝑅2 =
𝑅2
(3) 𝐼𝐴 = 𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2
Subtitusikan persamaan (1) dan (2) ke (3)
𝐸−𝑉𝐴𝐵 𝐸−𝑉𝐴𝐵
𝐼𝐴 = +
𝑅1 𝑅2
1 1
𝐼𝐴 = 𝐸 − 𝑉𝐴𝐵 ( + )
𝑅1 𝑅2
𝐼𝐴 = 𝐼𝐴𝐵
𝑅1 .𝑅2
𝑅𝑃 =
𝑅1 +𝑅2
𝑉𝐵𝐶 = 𝐼𝐵𝐶 . 𝑅𝑃 =𝐼𝐴𝐵 . 𝑅𝑃 = 𝐼𝐴 . 𝑅𝑃
1 1 𝑅 .𝑅
𝑉𝐵𝐶 = (𝐸 − 𝑉𝐴𝐵 ) (
𝑅1
+
𝑅2
) (𝑅 1+𝑅2 )
1 2
𝑅1 +𝑅2 𝑅1 .𝑅2
𝑉𝐵𝐶 = (𝐸 − 𝑉𝐴𝐵 ) ( ) (𝑅 )
𝑅1 .𝑅2 1 +𝑅2
𝑉𝐵𝐶 = 𝐸 − 𝑉𝐴𝐵
𝑉𝐵𝐶 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐶
𝐸 − 𝑉𝐴𝐵 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐶
𝑉𝐵 = 𝐸 − 𝑉𝐴𝐵 − 𝑉𝐶 ,
𝑉𝐶 = 0
𝑉𝐵 = 𝐸 − 𝑉𝐴𝐵
𝑉𝐵𝐶 = 𝑉𝐵 = 𝐸 − 𝑉𝐴𝐵
𝑉𝐴𝐵 = 𝐸 − 𝑉𝐵
𝑉𝐴𝐵 = 𝐸 − 𝑉𝐵𝐶
𝑉𝐴𝐶 = 𝑉𝐴 − 𝑉𝐶
𝑉𝐴 = 𝑉𝐴𝐶
Rangkaian AC
𝐸𝑝𝑝 = 𝑉𝑝𝑝
𝐸𝑝𝑝 𝑉𝑝𝑝
𝐸𝑝 = → 𝑉𝑝 =
2 2

𝑉𝑝𝑝 𝐴𝐶 = 𝑉𝑝𝑝

𝑉𝑝𝑝 𝐴𝐶 = 𝑉𝑝𝑝 𝐴 − 𝑉𝑝𝑝 𝐶

𝑉𝑝𝑝 𝐶 = 0

𝑉𝑝𝑝 𝐴𝐶 = 𝑉𝑝𝑝 𝐴 = 𝑉𝑝𝑝

𝐸 > 0,7
𝑉𝑝𝑝
𝑉𝑝𝑝 𝐴𝐵 = + 0,7
2
𝑉𝑝𝑝
𝑉𝑝𝑝 𝐵𝐶 = − 0,7
2

𝑉𝑝𝑝 𝐵𝐶 = 𝑉𝑝𝑝 𝐵 − 𝑉𝑝𝑝 𝐶

𝑉𝑝𝑝 𝐵𝐶 = 𝑉𝑝𝑝 𝐵
𝑉𝑝𝑝
𝑉𝑝𝑝 𝐵𝐶 = − 0,7
2

PENURUNAN PERCOBAAN 2
Rangkaian Thevenin
𝐸
𝐼=
𝑅1 +𝑅1

𝐸.𝑅2
𝑉𝑇𝐻 =
𝑅1 +𝑅2

𝑅𝑇𝐻 = 𝑅𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝑅1 .𝑅2
𝑅𝑇𝐻 = 𝑅3 +
𝑅1 +𝑅2

𝐸 − 𝐼1 . 𝑅1 − 𝐼2 . 𝑅2 = 0 (1)
𝐸 − 𝐼1 . 𝑅1 − 𝐼3 . 𝑅3 − 𝐼3 . 𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑 = 0 (2)
Subtitusi persamaan (1) dan (2)
𝐸 − 𝐼1 . 𝑅1 − 𝐼2 . 𝑅2 = 𝐸 − 𝐼1 . 𝑅1 − 𝐼3 (𝑅3 + 𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑 )
𝐼2 . 𝑅2 = 𝐼3 (𝑅3 + 𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑 )
𝐼2 𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑
= (3)
𝐼3 𝑅2

𝐼1 = 𝐼2 + 𝐼3 (4)
𝐸 − 𝐼1 . 𝑅1 − 𝐼3 (𝑅3 + 𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑 ) = 0
𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑
𝐸 = ((𝐼3 + 𝐼3 )
𝑅2
) 𝑅1 + 𝐼3 (𝑅3 + 𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑 )

𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑
𝐸 = 𝐼3 ((𝑅1 + 𝑅1
𝑅2
) + (𝑅3 + 𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑 ))

𝐸
𝐼3 = 𝑅 +𝑅
(𝑅1 +𝑅1 3 𝑙𝑜𝑢𝑑 )+(𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑢𝑑 )
𝑅2

𝐸 = 𝐼1 . 𝑅1 − (𝐼1 − 𝐼3 )𝑅2
1 𝐼
𝐸 = 𝐼1 . 𝑅1 − (𝐼1 − 𝑅3+𝑅𝑙𝑜𝑎𝑑 ) 𝑅2
+1
𝑅2
𝐼1 .𝑅2
𝐸 = 𝐼1 . 𝑅1 − (𝐼1 − ) 𝑅2
𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑎𝑑 +1

𝑅2 2
𝐸 = 𝐼1 (𝑅1 + 𝑅2 − )
𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑎𝑑 +1
𝐸
𝐼1 = 𝑅2 2
(𝑅1 +𝑅2 − )
𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑎𝑑 +1

𝐸 − 𝐼1 . 𝑅1 − 𝐼2 . 𝑅2 = 0
𝑅2
𝐸 = (𝐼2 + 𝐼2 ) 𝑅1 + 𝐼2 . 𝑅2
𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑎𝑑

𝑅1 𝑅2
𝐸 = 𝐼2 (𝑅1 + ) + 𝑅2
𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑎𝑑

𝐸
𝐼2 = 𝑅1 𝑅2
(𝑅1 + )+𝑅2
𝑅3 +𝑅𝑙𝑜𝑎𝑑
POST TEST MODUL 1

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1 A.T.A. 2020-2021

1. Di bawah ini adalah gambar dari multimeter. Berdasarkan arah jarum jam yang ditunjukkan
berapakah nilai tegangan dari DC Power?

Jawab:

angka yang ditunjuk jarum


Nilai tegangan = × batas ukur
skala maksimum

16 V
Nilai tegangan = ×5V
24V

Nilai tegangan = 3,33 V

2. Dengan menerapkan percobaan Thevenin hitunglah arus yang mengalir di titik A, sertakan
penurunan rumusnya

C
C
Jawab:

Ketika nilai VTH dan RTH sudah diketahui maka kita dapat menghitung nilai arus di titik A.

Pertama, kita cari terlebih dahulu nilai VTH

Untuk mengetahui nilai VTH, kita perlu perhatikan bahwa sumber tegangan ke titik A tidak
melewati beban, sehingga VTH = 56V

Selanjutnya, kita cari nilai RTH

Untuk menghitung nilai RTH, kita perlu memutus sumber tegangan dan membuka sumber arus,
sehingga,

1 1 1 1
= 1𝑘Ω + 4𝑘Ω + 3𝑘Ω
𝑅𝑃

1 19
= 12 𝑘Ω
𝑅𝑃

12
𝑅𝑃 = 19 𝑘Ω

𝑅𝑇𝐻 = 𝑅𝑝 + 8 𝑘Ω + 4𝑘Ω

12
𝑅𝑇𝐻 = 19 𝑘Ω + 8 𝑘Ω + 4𝑘Ω

240
𝑅𝑇𝐻 = 𝑘Ω
19

240
𝑅𝑇𝐻 = 𝑘Ω
19

240
𝑅𝑇𝐻 = × 103 Ω
19

Setelah kita mendapatkan nilai VTH dan RTH, barulah kita bisa menghitung nilai arus di titik A

V
𝐼𝐴 = 𝑅𝑇𝐻
𝑇𝐻

56 𝑉
𝐼𝐴 = 240
×103 Ω
19

𝐼𝐴 ≈ 4,43 × 10−3 𝐴
Simulasi

Simulasi Percobaan 1

Simulasi
Rangkaian DC 4V

Rangkaian DC 6V
Rangkaian DC 10V

Rangkaian DC 12V
Rangkaian AC 6Vpp titik A

Rangkaian AC 6Vpp titik B

Rangkaian AC 6Vpp titik C


Rangkaian AC 6Vpp titik AB

Rangkaian AC 6Vpp titik BC

Rangkaian AC 6Vpp titik AC


Rangkaian AC 12Vpp titik A

Rangkaian AC 12Vpp titik B

Rangkaian AC 12Vpp titik C


Rangkaian AC 12Vpp titik AB

Rangkaian AC 12Vpp titik AC

Rangkaian AC 12Vpp titik BC

Simulasi Percobaan 2
Rangkaian Mencari Tegangan Thevenin

Rangkaian Mencari Arus Listrik

Rangkaian Thevenin

Anda mungkin juga menyukai