Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 . LATAR BELAKANG


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memudahkan manusia untuk
memperoleh suatu informasi dengan cepat. Perkembangan tersebut secara tidak langsung
menuntut masyarakat yang gemar mencari informasi berupaya agar tidak ketinggalan zaman. Salah
satu proses mencari informasi yang efektif dan paling mudah di lakukan melalui kegiatan membaca.
Menurut Ase S. Muchyidin (1980) membaca adalah proses penafsiran lambang dan pemberian
makna terhadapnya. Kegiatan membaca tersebut merupakan kemampuan pokok bagi setiap
individu, karena dengan membaca dapat membuka wawasan dan pengetahuan. Memang tidak ada
sangsi bagi individu yang malas membaca, akan tetapi salah satu dampak bagi individu yang malas
membaca maka akan tertinggal dari peradaban modern atau dengan kata lain akan ketinggalan
zaman, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang masih perlu wawasan
yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Untuk memperoleh kemampuan membaca
yang baik, seseorang diharapkan sering melakukan kegiatan membaca sehingga dibutuhkan minat
baca.
Menurut Pawit M. Yusuf (1990:56) minat adalah kesenangan dan perhatian yang terus menerus
terhadap suatu objek karena adanya pengharapan akan memperoleh kemanfaatannya. Menurut
survey minat  baca masyarakat Indonesia tergolong masih rendah, situasi tersebut dapat dilihat dari
laporan penelitian.
Data dalam dokumen UNDP dalam  Human Development Report 2000, bahwa angka melek
huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen. Sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4
persen, dan negara-negara maju seperti Australia, Jepang, Inggris, Jerman, dan AS umumnya
sudah mencapai 99,0 persen. Dengan kondisi seperti itu, maka tidak heran bila kualitas pendidikan
di Indonesia juga buruk. Dalam hal pendidikan, survei The Political and Economic Risk
Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001, menempatkan
Indonesia di urutan ke-12 dari 12 negara di Asia yang diteliti. Berdasarkan survei UNESCO pada
tahun 2011. Hasil survey lembaga UNESCO (United Nation Education  Society and Cultural
Organization) ada tahun 2011, juga menemukan fakta bahwa indeks membaca masyarakat
Indonesia betul-betul rendah yaitu baru sekitar 0,001. Artinya dari seribu penduduk, hanya ada satu
orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Angka ini masih sangat jauh dibandingkan dengan
angka minat baca di Amerika dan Singapura, apalagi Jepang. Amerika memiliki indeks membaca
0,45 dan Singapura memiliki indeks 0,55. Jepang memiliki indeks 17 koma sekian. Bahkan budaya
baca masyarakat Indonesia berada di urutan ke-38 dari 39 negara dan merupakan yang paling
rendah di kawasan ASEAN.
Menurut Andy F. Noya, host acara Kick &Andy yang juga duta baca 2011, “Potensi bangsa
Indonesia sangat tinggi secara kuantitas. Namun, fakta membuktikan bahwa kondisi minat baca di
Indonesia berdasarkan temuan UNDP tahun 2010, Human Development Indeks, masih sangat
rendah, berada di peringkat 112 dari 175 negara. Menurut data yang dikeluarkan Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak tertarik dan memilih untuk
menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).
Harian Kompas, terbitan 12 Juni 2009. Minat mahasiswa untuk membaca berbeda dengan
mahasiswa sebelum era modern. Harian tersebut berisi tentang banyaknya literatur dan penerbit
buku tidak mempengaruhi minat membaca mahasiswa. Sebelum era modern, saat fasilitas masih
terbatas para mahasiswa mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk membaca.
Pembangunan perpustakaan dan pembelian referensi yang banyak nampaknya kurang menyentuh
minat mahasiswa untuk membaca literatur yang berkaitan dengan mata kuliah yang diambil.
Salah satu karateristik kampus sebagai institusi akademik adalah aktivitas civitas akademik yang
didalamnya terus-menerus menggali dan mengasah ilmu pengetahuannya dengan membaca.
Membaca buku merupakan salah satu aktivitas belajar yang efektif untuk mendapatkan ilmu dan
pengetahuan. Dengan membaca mahasiswa ataupun dosen dapat memperoleh pengetahuan
dengan cepat dan  mudah karena tinggal memilih buku yang akan dibaca, membukanya dan mulai
membaca kata-perkata. Oleh karena itulah membaca semestinya menjadi aktivitas pokok civitas
akademika khususnya mahasiswa.
Mahasiswa adalah salah komponen civitas akademik yang sedang menuntut ilmu pengetahuan,
sehingga membaca semestinya menjadi agenda pokok mahasiswa. Sehingga akan menjadikan
sumber inspirasi, sumber pengetahun dan mengasah kekritisan mahasiswa. Kenyataannya saat ini
muncul permasalahan dimana minat mahasiswa dalam membaca sangat rendah. Gejala enggan
membaca telah menggerogoti para mahasiswa saat ini, Kepala Perpustakaan Nasional, Dady P
Rachmananta (2003) pada konferensi pers dalam rangka Hari Aksara Nasional (HAN)
mengungkapkan Kalangan berpendidikan tinggi seperti mahasiswa memiliki minat membaca yang
relatif rendah.  Masih banyak mahasiswa yang bisa lulus tanpa sekali pun pernah ke
perpustakaan.  Gejala mahasiswa yang malas untuk membaca merupakan gejala umum yang
menghinggapi, membaca buku merupakan salah satu aktivitas belajar yang efektif untuk
memperoleh  ilmu dan pengetahuan, namun Gejala malas membaca telah ada pada para
mahasiswa saat ini. 
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan, yaitu:
1.    Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat membaca mahasiswa?
2.    Apa saja yang dilakukan mahasiswa untuk mengisi waktu luang?
3.    Apa saja yang harus dilakukan untuk  mempengaruhi minat baca mahasiswa?
4.    Buku apa saja yang sering dibaca oleh mahasiswa?
5.    Bagaimana minat membaca mahasiswa di perpustakaan?

1.3. BATASAN MASALAH


Berdasaran pemaparan peneliti pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah di
atas, maka peneliti membatasi permasalahan pada minat membaca mahasiswa FIP UNJ yang
dibagikan untuk mahasiswa jurusan BK, MP, TP, PAUD, dan PLS.
1.4. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah
sebagai berikut:
1.    Minat membaca mahasiswa masih rendah
2.    Pemanfaatan perpustakan kampus yang kurang optimal dalam kegiatan kampu

 Salah satu aspek intelektual adalah minat. Seseorang yang mempunyai minat dan perhatian yang
tinggi terhadap bacaan tertentu dapat dipastikan akan memperoleh pemahaman yang lebih baik
terhadap minat tersebut dibandingkan dengan orang yang kurang berminat terhadap topik tersebut.
            Selain itu, membaca merupakan suatu bentuk komunikasi antara pembaca dan media cetak
yang dibacanya sebagai wakil dari penulisnya. Suatu komunikasi yang baik menuntut suatu
pengalaman linguistik yang erat hubungannya dengan segi-segi ekspresi. Karena itulah membaca
merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang
positif. Oleh karena itu, Sunindyo (1976: 2) mengatakan, bahwa membaca sangat bermanfaat,
karena:
a.  dapat mengisi waktu luang dengan kesibukan yang berguna;

b.  dapat menambah pengetahuan;

c.   dapat meningkatkan keterampilan yang berhubungan dengan hobi, olahraga, dan seni yang sesuai
dengan keperluannya sendiri;

d.  dapat mengembangkan watak dan perilaku yang baik;

e.  dapat memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang ada dalam masyarakat.

            Mudjito (1993) menyebutkan bahwa dengan membaca seseorang antara lain dapat:
a.  mengisi waktu luang;

b.  mengetahui hal-hal yang aktual yang terjadi di lingkungannya;

c.   memuaskan pribadi yang bersangkutan;

d.  memenuhi tuntutan praktis kehidupan sehari-hari;

e.  meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut;

f.    meningkatkan pengembangan diri sendiri;

g.  memuaskan tuntutan intelektual

h.  memuaskan tuntutan spiritual, dan lain-lain.

            Membaca adalah aktivitas yang kompl


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. TujuanPenelitian
Penelitian ini dibuat dengan tujuan menggali informasi lebih jauh tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya minat baca mahasiswa dalam aktivitasnya di kampus. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi dosen, mahasiswa dan pihak perpustakaan di UNJ untuk
membantu meningkat kan minat membaca mahasiswanya.

3.2. WaktudanTempatPenelitian
3.2.1. WaktuPelaksanaan
Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah 18 Februari 2014
3.2.2. TempatPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gd. Daksinapati Ll.3 Fakultas Ilmu Pendidikan Kampus
A  Universitas Negeri Jakarta.

3.3. Populasi, Sample, danTeknik Sampling


3.3.1. PopulasiPenelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian (Arikunto, 2002). Populasi dapat
berupa manusia, bendan gejala-gejala, pola hidup, tingkah laku, dan sebagainya. Ada dua macam
populasi dalam penelitian yaitu; populasi terhingga terdiri dari elemen yang sukar dicari batasannya.
Peneliti menentukan populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta dalam minat membaca buku.

3.3.2. Sample Penelitian


Menurut Arikunto, “sampel adalah sebagian atau merupakan wakil dari populasi yang
diteliti”. Sample dari penelitian ini adalah Mahasiswa laki-laki dan perempuan mahasiswa Fakultas
Ilmu Pendidikan dari angkatan 2011 dan 2012. Peneliti membagi sebanyak 25 angket masing-
masing 5 angket untuk jurusan yang ada di Fakultas ilmu Pendidikan, yaitu BK, MP, PAUD, TP,
PLS.

3.3.3. Teknik Sampling


Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan
sampel acak sederhana (simple random sampling). Menurut Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono,
Simple random sampling merupkan salah satu bentuk dari sampel kesempatan (probability
sampling), dimana populasi memiliki peluang spesifik dan bukan nol untuk terpilih sebagai sampel
(2004, 84).

3.4. Jenis Penelitian


Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan, maka penelitian yang tepat untuk digunakan
adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian diskriptif adalah penelitian
yang memberikan gambaran tentang suatu permasalahan. Dalam penelitian ini variabel yang
digunakan adalah satu variabel yaitu minat mahasiswa terhadap membaca.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang minat mahasiswa untuk membaca di
Fakultas Ilmu Pendidikan.  Adapun langkah-langkah dalam pengambilan data kuesioner yaitu:
1. Tahap persiapan
Peneliti mengurus surat izin untuk melakukan penelitian di Universitas Negeri Jakarta 
2. Tahap pelaksanaan meliputi:
a. Menyebarkan angket secara random kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan yang terbagi
kedalam 5 jurusan yaitu BK, MP, TP, PAUD, dan PLS. Peneliti juga melakukan wawancara dengan
Petugas Perpustakaan FIP UNJ Kampus A.
b. Setelah pengisian angket, maka peneliti memeriksa jumlah kuesioner dan memeriksa kelengkapan
jawaban responden.
1) Melakukan tabulasi data yang telah diperoleh
2) Melakukan analisis data
3) Menyimpulkan hasil yang telah diperoleh dari hasil analisis data.
3. Tahap pelaporan
Hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk proposal penelitian deskriptif.

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventori Minat Siswa
Model Safran (Safran Students Interest).
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Minat


            Aktifitas membaca akan dilakukan oleh atau tidak sangat ditentukan oleh minat individu
terghadap aktivitas tersebut. Di sini tampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk
melakukan suatu aktifitas.
            Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan
seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.
Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada juga yang
mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu
aktivitas disertai rasa senang. Meichati (1972) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat,
intensif, dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.
            Minat mengandung arti keinginan memperhatikan atau melakukan sesuatu. Minat juga
berarti sesuatu yang disenangi tanpa terkait atau terpaksa. Menurut Pawit M. Yusuf (1990: 56) minat
adalah kesenangan atau perhatian yang terus menerus terhadap suatu objek karena adanya
pengharapan akan memperoleh kemanfaatannya. Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek
afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu objek dan berpusat pada manfaat dari
objek tersebut. Aspek afektif nampak dalam rasa suka, tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap
objek tersebut.
Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan sesuatu yang
dianggapnya memberikan kesenangan dan kebahagiaan. Dari perasaan senang tersebut timbul
keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan apa yang telah membuatnya senang dan
bahagia. Slameto (1987: 57) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati sesorang diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan
dari situ diperoleh kepuasan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari karena minat
menambah dorongan untuk belajar.

Menurut Hurlock (1999: 114), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang
untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat
sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal ini akan mendatangkan kepuasan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu sikap batin dari dalam diri seseorang
yang merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh
kemauan dan perasaan senang yang timbul dari dorongan batin seseorang. Minat dapat dikatakan
sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan
pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

2.2. Pengertian Membaca


            Dalam mencari informasi dan memperluas cakrawala pengetahuan, membaca mempunyai
arti penting. Dalam studi ilmu pengetahuan, hampir semuanya diperoleh dengan membaca. Apabila
seseorang bisa membaca dia akan dapat mengenal kata-kata, gambar-gambar, mengetahui,
mengerti dan menghayati ide yang dikemukakan oleh pengarang yang terdapat dalam suatu
bacaan. Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan
kata. Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan
memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Sedangkan  menurut Ase S. Muchyidin
(1980: 12) membaca adalah proses penafsiran lambang dan pemberian makna terhadapnya.

Anda mungkin juga menyukai