Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS Callosum Neurology Journal, Volume 2, Nomor 3: 128-133, 2019

ISSN 2614-0278 | E-ISSN 2614-0204

SINDROMA STOKES-ADAMS: SINKOP KARDIAK YANG MIRIP


BANGKITAN
Putu Lohita Rahmawati1, I Wayan Widyantara1, I Made Putra Swi Antara2

1
Departemen Neurologi, FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia
2
Departemen Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah, FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali,
Indonesia

Diterima 1 Agustus 2019 Cara merujuk artikel ini: Lohita (et al). 2019. Sindroma
Disetujui 31 Agustus 2019 Stokes-Adams: Sinkop Kardiak Yang Mirip Bangkitan.
Publikasi 1 September 2019 Callosum Neurology Journal 2(3): 128-133. DOI:
Korespondensi: putulohita@gmail.com https://doi.org/10.29342/cnj.v2i3.90

ABSTRAK
Latar Belakang: Kesalahan dalam mengidentifikasi suatu Diskusi: Aktivitas tonik klonik seperti bangkitan
sinkop sebagai bangkitan epileptik merupakan hal yang epileptik dapat terjadi pada pasien dengan sinkop
sering terjadi. Masalah kardiovaskular harus akibat AV blok. Penurunan kesadaran mendadak
dipertimbangkan karena keterlambatan identifikasi sesaat disertai aktivitas seperti bangkitan akibat
meningkatkan mortalitas. aritmia yang menyebabkan penurunan perfusi
Kasus: Pasien dengan bangkitan umum motorik tonik serebral disebut sindroma Stokes-Adams.
klonik lebih dari 20 kali dalam waktu 18 jam dengan Aktivitas tonik klonik pada keadaan ini tidak
durasi 3-5 menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan responsif terhadap antikonvulsan.
bradikardia, kardiomegali dengan bising sistolik mitral Simpulan: Laporan kasus ini penting untuk
dan tidak didapatkan defisit neurologis lainnya. membedakan sinkop kardiak dengan bangkitan
Gambaran EKG menunjukkan AV blok derajat 3 dengan epileptik. Kesalahan identifikasi menyebabkan
gambaran ekokardiografi dilatasi ventrikel kiri dengan keterlambatan penanganan dan meningkatkan
regurgitasi moderat katup mitral. Dilakukan pemasangan mortalitas.
alat pacu jantung sementara dan setelahnya pasien tidak Kata Kunci: Sindroma Stokes-Adams, sinkop
mengalami bangkitan. kardiak, AV blok

128 | Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Lohita (et al) 2019 LAPORAN KASUS

Latar Belakang Pasien tidak merasakan pusing berputar atau


Epilepsi merupakan permasalahan neurologi kepala terasa ringan, dada berdebar maupun
dengan prevalensi yang tinggi yaitu 7.06 per 1000 keluar keringat dingin sebelum ia kehilangan
orang di seluruh dunia. Prevalensi ini lebih tinggi kesadaran. Tidak ada tanda-tanda lidah tergigit
pada negara miskin dan berkembang, yaitu lebih saat pasien tersebut mengalami kejang. Kesadaran
dari 10 per 1000 orang.1 Masalah kesehatan ini pasien kembali secara cepat tanpa ada periode
sangat berhubungan dengan stigma serta berbagai bingung setelah penurunan kesadaran dan pasien
permasalahan psikososial bagi para penderitanya. mengatakan bahwa ia bisa mengingat semua
Oleh karena itu, diagnosis epilepsi harus aktivitasnya sesaat sebelum kehilangan kesadaran.
ditegakkan dengan teliti.2 Oleh karena pasien datang ke RSUD dengan
Adanya bangkitan merupakan salah satu penyebab keluhan kejang, pasien ditangani sebagai pasien
terbanyak seseorang dibawa ke unit gawat kejang dan diberikan obat anti konvulsan
darurat.3 Namun, tidak semua aktivitas yang mirip diazepam 10 mg bolus intravena setiap kali kejang
bangkitan merupakan bangkitan epileptik. terjadi. Pasien mendapatkan 4 kali suntikan obat
Beberapa kelainan sistem kardiovaskular tersebut namun kejang terus muncul berulang kali.
dilaporkan menyebabkan penderita mengalami Setelah dilakukan pemeriksaan EKG, diketahui
penurunan kesadaran mendadak disertai dengan bahwa pasien menderita gangguan irama jantung
gerakan abnormal yang mirip dengan bangkitan sehingga kemudian di rujuk ke RSUP Sanglah
epileptik.4 Keadaan ini sangat mirip dengan dengan diagnosis sementara total AV block dan
bangkitan epileptik sehingga menyebabkan observasi konvulsi.
kesalahan dalam menegakkan diagnosis epilepsi.5 Kejang seperti ini dialami oleh pasien pertama kali
Kesalahan dalam menegakkan diagnosis epilepsi pada 2 bulan yang lalu. Dalam kurun waktu
tidak hanya akan membawa konsekuensi klinis tersebut, keadaan ini berulang sebanyak 5 kali.
bagi pasien namun juga beban sosial ekonomi.5,6 Serangan penurunan kesadaran dengan kejang ini
Sementara itu, kegagalan dalam mengidentifikasi dikatakan terjadi secara acak. Terkadang terjadi
gangguan kardiovaskular sebagai penyebab dasar saat pasien sedang beraktivitas, sedang duduk
pada keadaan tersebut berpotensi membawa beristirahat maupun saat pasien baru bangun dari
konsekuensi yang fatal bagi pasien oleh karena tidur. Pasien sempat berobat ke Puskesmas dan
meningkatkan resiko mortalitas.6 Pada laporan dikatakan menderita darah tinggi serta diberi obat
kasus ini, kami melaporkan pasien dengan sinkop anti hipertensi yang pasien tidak bisa mengingat
kardiak akibat blok total atrioventrikular (AV blok) nama obatnya. Pasien tidak pernah kontrol lagi
dengan gambaran klinis mirip bangkitan. ataupun melanjutkan minum obat setelah obat
yang didapat dari puskesmas habis.
Ilustrasi Kasus Saat dilakukan pemeriksaan secara umum tampak
Seorang pasien laki-laki, suku Bali, 26 tahun, yang pasien lemah namun sadar baik. Tekanan darah
bekerja sebagai buruh bangunan, dirujuk ke IGD pasien 136/33 mmHg dengan nadi 33 kali permenit
kardiologi RSUP Sanglah dari RSUD karena dengan irama yang ireguler. Dari pemeriksaan
didiagnosa mengalami blok atrioventrikuler (AV dada didapatkan kesan kardiomegali dengan bising
block). Pasien kemudian dikonsultasikan ke sistolik mitral. Tidak didapatkan defisit neurologis
neurologi karena dilaporkan mengalami kejang selain adanya riwayat bangkitan umum motorik
berulang-ulang. tonik klonik.
Dari hasil anamnesis terhadap pasien dan
keluarga, didapatkan informasi bahwa dalam
rentang waktu 18 jam sebelum di bawa ke RSUP,
pasien mengalami serangan seperti kejang lebih
dari 20 kali. Sebelum kejang terjadi, dikatakan
kesadaran pasien baik. Kemudian tiba-tiba pasien
tidak sadar diikuti dengan kedua tangan dan kedua
kaki kelojotan. Selama kejang pasien tidak sadar, Gambar 1. Gambaran EKG menunjukkan adanya
dan setelah kejang berhenti pasien langsung sadar AV block derajat 3
baik. Setiap kejang berlangsung selama kurang
lebih 3-5 menit. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan
leukositosis (17,67 x 103/µL). Pemeriksaan kimia

Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 129


LAPORAN KASUS Lohita (et al) 2019
darah, analisis gas darah dan elektrolit dalam batas
normal. Hasil elektrokardiografi menunjukkan
adanya AV block derajat 3 (Gambar 1). Gambaran
X-foto thorax menunjukkan adanya kardiomegali
memperkuat temuan yang didapatkan pada
pemeriksaan fisik (Gambar 2). Pemeriksaan
ekokardiografi menunjukkan bahwa terdapat
dilatasi ventrikel kiri yang eksentrik dengan fraksi
ejeksi 74% serta terdapat gangguan katup berupa
regurgitasi katup aorta derajat berat, regurgitasi
mitral sedang dan regurgitasi pulmonal serta
trikuspidalis ringan. Gambar 3. Hasil pemeriksaan EEG normal

Diskusi
Pada kasus ini, episode serangan dengan
penurunan kesadaran disertai dengan gerakan
tonik klonik sangat mirip dengan bangkitan
epileptik. Pada pasien ini, episode tersebut
didasari oleh adanya gangguan irama jantung.
Akibatnya, terjadi hipoperfusi serebral yang
bersifat sementara yang menyebabkan
terjadinya hipoksia global pada serebral yang
bermanifestasi sebagai sebuah sinkop. Sinkop
didefinisikan sebagai penurunan kesadaran yang
bersifat sementara oleh karena hipoperfusi
serebral, ditandai dengan onset yang cepat,
durasi singkat dan kembalinya kesadaran secara
spontan.7
Gambar 2. X-foto thoraks menunjukkan Sinkop yang disertai dengan gerakan involunter
kardiomegali mirip suatu bangkitan seperti yang dialami
pasien ini pertama kali dideskripsikan oleh
Pasien diberikan terapi dengan sulfas atropin Robert Adams dan William Stokes sehingga
sebelum kemudian mejalani pemasangan alat dinamakan Sindroma Stokes-Adams. Sindroma
pacu jantung sementara dan mendapatkan ini merupakan suatu sinkop kardiak yang
perawatan di ruang rawat ICCU. Setelah didefinisikan sebagai penurunan kesadaran yang
pemasangan alat pacu jantung sementara terjadi mendadak dan sementara dengan
keadaan umum pasien membaik dengan gambaran kejang oleh karena gangguan perfusi
tekanan darah 130/60 mmHg dan nadi 72 kali serebral yang disebabkan oleh aritmia seperti
per menit. Setelah hemodinamik pasien stabil, blok jantung total, fibrilasi ventrikel dan
pasien tidak mengalami lagi serangan takikardia ventrikular dengan denyut lambat.8
penurunan kesadaran dengan kejang. Kemudian Berbagai studi telah melaporkan banyak pasien
dilakukan elektroensefalografi (EEG) dalam dengan sinkop kardiak ini telah salah didiagnosis
rangka mengevaluasi kemungkinan adanya sebagai epilepsi refrakter dan mendapatkan
potensial epileptogenik pada pasien. Hasil terapi OAE dengan segala resiko efek
pemeriksaan EEG didapatkan EEG dengan sampingnya.5,9 Sebuah studi terhadap pasien
klasifikasi normal (bangun dan tidur stadium II). yang mendapatkan terapi epilepsi di klinik
Pasien kemudian menjalani pemasangan alat spesialis melaporkan tingkat kesalahan diagnosis
pacu jantung permanen 3 bulan kemudian. sebesar 26%.10 Studi lain dengan pendekatan
komunitas melaporkan bahwa kesalahan
diagnosis terjadi sebesar 23%.11 Pada kedua
studi tersebut, didapatkan bahwa sinkop
kardiovaskular merupakan keadaan yang paling

130 | Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Lohita (et al) 2019 LAPORAN KASUS
sering secara salah didiagnosis sebagai berulang-ulang dimana setiap episode
epilepsi.10,11 Di Indonesia sendiri belum ada studi berlangsung dengan singkat mengindikasikan
mengenai hal ini. suatu sinkop kardiak.4 Pada beberapa kasus
Gambaran klinis sindroma ini sangat mirip klasik dari sindroma Stokes-Adams, penurunan
dengan bangkitan epileptik. Pasien datang ke kesadaran berlangsung sangat singkat sehingga
unit gawat darurat dengan keluhan utama pasien langsung melanjutkan aktivitasnya tanpa
kejang sebagai suatu manifestasi klinis yang menyadari adanya episode penurunan
13
mudah diidentifikasi dan merupakan kejadian kesadaran tersebut.
yang menakutkan bagi orang awam. Bagi klinisi Informasi dari proses anamnesis ini digunakan
di pelayanan gawat darurat, sangat diperlukan untuk menghitung skor Sheldon yang pada
pemahaman untuk dapat membedakan antara praktik klinis secara luas dipergunakan sebagai
sinkop dan kejang sehingga dapat melakukan kriteria diagnostik untuk membedakan
penanganan tepat dalam proses penegakan bangkitan dengan sinkop.12 Skor lebih dari sama
diagnosis dan selanjutnya menentukan terapi dengan 1 mengarahkan diagnosis ke bangkitan.
yang sesuai. Namun, untuk sinkop kardiogenik, penggunaan
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam skor ini cenderung menyebabkan adanya
menghadapi pasien dengan kejang pertama kali penilaian yang false positive. Seperti pada
adalah memastikan terlebih dahulu apakah pasien di kasus ini, jika dihitung skor Sheldonnya
episode serangan yang diinterpretasikan sebagai pasien adalah 1, mendukung ke arah suatu
kejang oleh pasien dan keluarga tersebut benar- bangkitan. Pada sinkop kardiak, penurunan
benar merupakan suatu kejang atau bangkitan. keasadaran yang terjadi sangat mendadak tanpa
Laporan mengenai adanya gerakan involunter didahului oleh gejala prodormal oleh karena
tonik klonik selama pasien mengalami hipoperfusi dan anoxia serebral yang terjadi
penurunan kesadaran mengindikasikan suatu secara tiba-tiba. Gejala seperti kepala ringan
bangkitan. Namun, anamnesis yang seksama atau dizziness, diaporesis, nausea dan
harus dilakukan pada saksi mata untuk penurunan kesadaran berhubungan dengan
mendapatkan informasi yang lengkap mengenai posisi berdiri yang lama lebih merupakan
episode serangan tersebut. Apabila kesadaran karakteristik dari sinkop vasovagal.9
pasien baik dan kooperatif, perlu ditanyakan Kecurigaan ke arah sinkop juga diperkuat
beberapa informasi subjektif yang dapat apabila pasien tidak memiliki riwayat kejang
membantu membedakan bangkitan dengan sebelumnya atau bangkitan seperti ini baru
beberapa kondisi klinis mirip bangkitan.3 pertama kali dialami pada pasien dewasa atau
Perasaan kepala ringan, mual, dada berdebar- usia tua.6,8,9 Secara epidemiologi, bangkitan
debar atau keluar keringat dingin sebelum epileptik dengan onset usia dewasa pada
serangan mengarahkan pada sinkop. Penurunan umumnya merupakan epilepsi simtomatik
kesadaran sementara dengan bangkitan yang dengan dasar patologi otak yang jelas seperti
diikuti dengan kembalinya kesadaran secara stroke, trauma atau tumor. Pada seting
spontan tanpa adanya fase bingung atau konfusi pelayanan gawat darurat, data ini harus
post iktal lebih cenderung ke arah sinkop menuntun klinisi untuk melakukan evaluasi
daripada kejang.12 Penurunan kesadaran dengan secara menyeluruh terhadap fungsi
bangkitan tanpa provokasi yang terjadi
kardiovaskular sehingga dapat menyingkirkan terjadinya gangguan kesadaran sementara yang
kemungkinan sinkop sebelum sempat disertai gerakan seperti bangkitan pada pasien.8
mempertimbangkan pemeriksaan imaging untuk AV blok derajat 3 atau yang sering disebut
mencari proses patologis di otak.9 sebagai total AV blok merupakan penyebab
Pemeriksaan EKG 12 lead merupakan utama dari sindroma Stokes-Adams seperti yang
pemeriksaan penunjang awal yang esensial pada terjadi pada kasus ini.13 Pada keadaan ini,
pasien dengan bangkitan dan dicurigai sinkop gangguan transmisi impuls atrioventrikular
kardiak.7 Gangguan irama yang teridentifikasi dapat menyebabkan periode asistol sebelum
pada pemeriksaan EKG memperkuat patologi pacemaker ventrikular mulai bekerja sebagai
kardiak sebagai salah satu faktor pencetus mekanisme kompensasi. Periode asistol

Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 131


LAPORAN KASUS Lohita (et al) 2019
menyebabkan penurunan perfusi serebral dan berupa munculnya gelombang lambat dengan
terjadi sinkop.4 ritme theta atau delta. Pada kasus sinkop
Pemeriksaan EEG pasien sinkop kardiak kardiak dengan episode serangan yang bersifat
menunjukkan karakteristik anoksia serebral sementara, gambaran EEG abnormal ini
didapatkan saat otak mengalami hipoperfusi berupa pemasangan alat pacu jantung. Satu
akibat aritmia tersebut. Gangguan irama yang serangan sinkop Stokes-Adams pada pasien
menimbulkan periode asistol menyebabkan dengan AV block derajat 3 merupakan indikasi
aktivitas EEG hilang secara total pada periode yang kuat untuk pemasangan alat pacu
tersebut. Koreksi terhadap keadaan ini sesegera jantung.13
mungkin sebelum menjadi ireversibel akan
mengembalikan gambaran EEG yang normal.5 Simpulan
Manajemen yang adekuat di pelayanan gawat Membedakan antara bangkitan epileptik dengan
darurat akan mengarahkan klinisi untuk dapat sinkop kardiak bukan merupakan pekerjaan
mengidentifikasi adanya gangguan jantung pada yang mudah terutama pada seting pelayanan
pasien dengan gejala klinis mirip bangkitan. gawat darurat. Adanya informasi mengenai
Sehingga, penggunaan OAE secara salah dapat gerakan involunter seperti bangkitan seringkali
dihindari dan penatalaksanaan yang tepat dapat membawa klinisi pada prosedur penegakan
diberikan untuk mencegah mortalitas pada diagnosis yang mengarah kepada bangkitan
pasien. Pemberian OAE pada pasien dengan epileptik. Perhatian yang lebih kepada profil
kardiak sinkop dapat memperburuk keadaan pasien serta anamnesis yang detil terkait
pasien. Pasien dengan sinkop kardiak yang serangan yang bisa membantu menghindari
secara salah diidentifikasi sebagai bangkitan keasalahan dalam manajemen pasien yang
epileptik akan mendapatkan diazepam sebagai berujung pada kesalahan diagnosis dan terapi
manajemen awal sesuai pedoman serta meningkatkan mortalitas. Adanya
penatalaksanaan. Diazepam sebagai suatu agen permasalahan kardiovaskular harus tetap
antikonvulsi memiliki efek dromotropik negatif menjadi bahan pertimbangan dalam kasus
yang dapat memperburuk gangguan konduksi seperti ini. Pemeriksaan EKG 12 lead harus
nodus AV.14 menjadi bagian integral dan esensial dari
Penanganan awal pada pasien dengan sinkop manajemen awal pasien dewasa yang datang
kardiak adalah dengan pemberian agen vagalitik dengan onset pertama penurunan kesadaran
sulfas atropin. Regimen ini diberikan untuk mendadak dan sementara disertai bangkitan.
sementara sambil menunggu terapi definitif

Daftar Rujukan
1. Fiest, K. M., Sauro, K.M., Wiebe, S., paroxysmal ventricular standstill
Patten, S.B., Kwon, C.S., Dykeman, J., masquerading as epilepsy: a Stokes-
Pringsheim, T., Lorenzetti, D.L., and Jette, Adams attack. Epileptic Disord.
N. Prevalence and incidence of Epilepsy: A 2007;9(2):179-81.
systematic review and meta-analysis of 5. Zaidi, A., Clough, P., Cooper, P., Scheepers,
international studies. Neurology. B., Fitzpatrick, A.P. Misdiagnosis of
2017;88(3):296-303. Epilepsy: Many Seizure-Like Attacks Have
2. Sinardja, A.M.G. dan Hawari, I. Aspek a Cardiovascular Cause. Journal of the
Psikososial Epilepsi. In Kusumastuti, K., American College of Cardiology.
Gunadharma, S. Dan Kustiowati, E., eds. 2000;36(1):181-184.
Pedoman Tatalaksana Epilepsi. 5th ed. 6. Gambardella, A., Curcio, A., Labate, A.,
Surabaya:Airlangga University Press;2014: Mumoli, L., Indolfi, C., and Quattrone, A.
77-80. Blocking out the real diagnosis. Lancet.
3. Bank, A. B., dan Bazil, C.W. Emergency 2011;377(9766):690.
Management of Epilepsy and Seizure. 7. Task Force for the diagnosis and
Seminars in Neurology. 2019;39(1):73-81. management of syncope of the European
4. You, C.F., Chong, C.F., Wang, T.L., Hung, T. Society of Cardiology. 2018 ESC Guidelines
Y., and Chen, C.C. Unrecognized for the diagnosis and management of

132 | Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Lohita (et al) 2019 LAPORAN KASUS
syncope. Europeam Heart Journal/ sepcialist clinic. QJ Med. 1999:92:15-23.
2018;39:1883-1948. 11. Scheepers, B., Clough, P., and Pickels, C.
8. Seth, R., Mishra, D.G., and Chhabra, S. The misdiagnosis of epilepsy: findings of a
Misdiagnosing Epilepsy: A Case Report on population study. Seizure. 1998:5:403-6.
Stokes-Adams Syndrome. Clinical Case 12. Sheldon, R.. Rose, S., Ritchie, D., Connoly,
Reports International-Emergency S.J., Koshman, M., Lee, M.A., Frenneaux,
Medicine. 2018;2:1-4. M., Fisher, M., and Murphy, W. Historical
9. Labate. A., Mumoli, L., Curcio, A., Tripepi, Criteria That Distingusih Syncope From
G., D’arrigo, G., Ferlazzo, E., Aguglia, U., Seizure. Journal of the American College
Indolfi, C., Quattrone, A., and of Cardiology. 2002:40(1): 142-148.
Gambardella, A. Vallue of clinical features 13. O’Rourke, R.A. The Stokes-Adams
to differentiate refractory epilepsy from Syndrome. The Western Journal of
mimics: a prospective longitudinal cohort Medicine. 1972;17(1):96-99.
study. European Journal of Neurology. 14. Anand, K., and Kumar, M. Benzodiazepine
2018;0:1-7. overdose associated atrioventricular
10. Smith, D; Defalla, B.A., and Chadwick, block. Anesthesia: Essay and Reasearches.
D.W. The misdiagnosis of epilepsy and the 2013;7(3): 419-420.
management of refractory epilepsy in a

Callosum Neurology Journal – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 133

Anda mungkin juga menyukai