Anda di halaman 1dari 9

MUHAMMAD WAFIQ

1810531052
MANAJEMEN RISIKO
TUGAS 3 – Manajemen Risiko Lini di PT Pyridam

Organisasi Manajemen Risiko


Organisasi Manajemen Risiko Dalam rangka pelaksanaan Program Penerapan
Manajemen Risiko yang efektif, perusahaan telah membentuk unit kerja Manajemen Risiko
yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan proses pengelolaan risiko yang dilaksanakan
oleh seluruh jajaran manajemen perusahaan.

Ketua : M. Handoko Boedi Soetrisno

Anggota : Indrawati Kosasih

M. Syamsul Arifin

Lianny Suraja

Kuntoro W. Nurtanio

dr. Paulus W. Brotosaputro

Wewenang dan tanggung jawab


Penerapan menajemen risiko, melibatkan seluruh
organ perusahaan mulaidari Dewan Komisaris, Direksi, jajaran manajemen perusahaan, seluruh
karyawan, Audit Internal dan Manajemen Risikoitu sendiri. Adapun wewenang dan tanggung
jawab masing-masing sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris
a. Struktur
Presiden Komisaris : Indrawati Kosasih
Komisaris : Lindia Kosasih
Komisaris Independen : M. Syamsul Arifin
Komisaris Independen : Lianny Suraja

b. Wewenang :
• Meminta pertanggung-jawaban dari Direksi atas pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko secara berkala;
• Melakukan penilaian dan memberikan rekomendasi atas penerapan manajemen
risiko yang dilaksanakan oleh Direksi serta menilai kriteria risiko yang dapat
diambil oleh perusahaan.
c. Tanggung jawab :
• Menyetujui kebijakan menajemen risio yang diusulkan oleh Direksi;
• Memastikan penerapan kebijakan manajemen risiko oleh Direksi.

2. Direksi
a. Struktur
Presiden Direktur : M. Handoko Boedi Soetrisno
Direktur Independen : Kuntoro W. Nurtanio
Direktur Independen : dr. Paulus W. Brotosaputro

b. Wewenang :
• Menetapkan Kebijakan Pedoman dan Prosedur Penerapan Manajemen Risiko
secara tertulis dan komprehensif;
• Menetapkan batasanrisikodan batas toleransi risiko yang digunakan sebagai
ukuran kriteria level risiko, profil risiko korporasi, action plan (rencana
penanganan risiko);
• Meminta laporan hasil pemantauan risiko kepada Satuan Kerja Manajemen
Risiko.
c. Tanggung Jawab :
• Terlaksananya kebijakan manajemen risiko Perusahaan secara keseluruhan;
• Menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko kepada Dewan
Komisaris;
• Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang manajemen;
• Memastikan peningkatan kompetensi sumberdaya manusiaterkait dengan
penerapan manajemen risiko;
• Penyempurnaan secara berkesinambungan atas penerapan manajemen risiko.

3. Unit Kerja Operasional


a. Wewenang :
• Menunjuk Petugas Manajemen Risiko untuk melakukan tugas administrasi dalam
rangka pengelolaan risiko;
• Meminta bantuan pengembangan manajemen risiko dari unit Kerja Manajemen
Risiko.

b. Tanggung Jawab :
• Melaksanakan proses manajemen risiko secara periodik pada unit kerja yang
dipimpinnya;
• Mengintegrasikanmanajemen risiko dalam praktek opera-sionaldi unit kerjanya;
• Menyampaikan profil risiko unit kerjanya kepada Satuan Kerja Manajemen Risko
secara periodik dan tepat waktu;
• Menindaklanjuti masukan/rekomendasi dari Audit Internalmaupun dari Direksi
mengenai penerapan manajemen risiko di unit kerjanya.

4. Seluruh Kayawan Perusahaan


a. Wewenang : Mendapatkan pelatihan manajemen risiko
b. Tanggung Jawab : Melaksanakan proses manajemen risiko sesuai dengan lingkup
tugasnya

5. Komite Audit
a. Struktur
Komisaris Independen Bpk. M. Syamsul Arifin
Anggota : Lianny Suraja
Dominique Razafindrambinina
Ridwan Aksama

b. Wewenang : Meminta data base risiko perusahaan kepada UnitKerjaManajemen


Risiko sebagai dasar pemeriksaan.

c. Tanggung Jawab :
• Menyediakan jasa konsultatifdibidang manajemen risiko kepadaDireksi;
• Memberikan konsultasi kepada manajemen operasionalantara lain:
o Penyediaan saranadan teknik yangdigunakanoleh Audit Internal untuk
menganalisa risiko dan pengendalian;
o Membagi pengalaman dalam manajemen risiko & pengendalian internal dan
pengetahuan secara menyeluruh mengenai perusahaan;
o Memberikan rekomendasi perbaikan proses manajemen risiko yang
berkesinambungan.

6. Unit Kerja Manajemen Risiko Kantor Pusat


a. Wewenang :
• Meminta laporan profil risiko masing--masing unit kerja baik secara periodik
maupun pada saat kejadian luar biasa;
• Merencanakan pegembangan SDM di bidang Manajemen Risiko.
b. Tanggung Jawab :
• Mengusulkan perbaikan kebijakanmanajemen risiko, batasan risiko yang dapat
diterima dan batas toleransi risiko yang dapat diterima perusahaan;
• Mengusulkan perbaikan /penyempurnan usahadan proses untuk
bahan/carapertimbangan dalam penetapan kebijakan Direksi sehingga dapat
meminimalkan risiko yang terjadi;
• Mengkoordinasikan, memeliharadan mengembangkan catatan dan data risiko
perusahaan dan persyaratan pelaporan;
• Memfasilitasi aktivitas pengembangan profil risiko perusa-haanmelalui aktivitas
workshop risk assessment pada level perusahaan/direktorat;
• Membantu pelaksanaan proses manajemen risiko di Unit Kerja Operasional;
• Menyusun dan menyampaikan laporan rencana dan realisasi kegiatan
manajemen risiko kepada Direksi secara berkala;
• Menyusun rencana dan melaporkan realisasi kegiatan Tim Kerja Manajemen
Risiko Kantor Pusat kepada Direksi.
• Memberikan masukan kepada Direksi atas tingkatan risikodari kegiatan-kegiatan
material/signifikan yang akan dilakukan oleh Direksi

Kerangka Proses Manajemen Risiko, Profil Risiko dan Mitigasi Risiko


Penerapan manajemen risiko berlangung secara terus menerus dalam tahapan–tahapan
yang dikelola dengan baik. Proses tersebut harus menjamin bawha seluruh risko yang
teridentifikasi telah dikelola dengan sebaik-baiknya. Tahapan yang dimaksud meliputi:

1. Penetapankonteks;
2. Identifikasii risiko;
3. Analisarisiko;
4. Evaluasirisiko;
5. Penangananrisiko;
6. Pemantauan& penelaahan, serta pengkomunikasian & pengkonsultasian.
Tahapan diatas dimaksudkan untuk membantu perusahaan dalam mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga perusahaan dapat tetap bertahan dan
berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi serta menjadikan perusahaan memiliki struktur
usahayang kuat dalam menghadapi setiap tantangan yang ada.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Manajemen Risiko mengelompokkan risiko perseroan kedalam


4 profil risiko.

1. Risiko Strategis
Risiko yang terkait dengan potensi kerugian yang timbul akibat ketetapan dan
penerapan strategi yang kurang tepat, pengambilan keputusan usaha yang tidak sesuai
atau kegagalan dalam menanggapi perubahan-perubahan di pasar farmasi.

Mitigasi Risiko Strategis :

- Melibatkan seluruh perangkat organisasi Perseroan yang mempunyai peran


strategis, termasuk didalamnya, Direksi, Dewan Komisaris, Komite-komite
Perseroan selain Tim Manajemen Risiko itu sendiri untuk membahas strategi dari
berbagai aspek, sebelum keputusan diambil dan diterapkan;
- Mengevaluasi dalam interval waktu bulanan, triwulanan dan tengahtahunan setelah
strategi diterapkan dan mengadakan koreksi dan perubahan-perubahan yang
dianggap tepat untuk diambil dan dilaksanakan.

2. Risiko Operasional
Risiko yang dapat berakibat kegagalan dan kekurangefisienan operasional
Perseroan, termasuk di dalamnya, risiko kegagalan produksi akibat formulasi produk
yang kurang tepat, mesin produksi yang tidak lancar beroperasi dan sumber daya
manusia yang kurang memadai. Disamping itu, masih terdapat risiko pemasaran dan
penjualan.

Mitigasi Risiko Operasional :


- Senantiasa mengupayakan R&D yang kuat dengan peralatan yang memadai
untuk memastikan produk yang diformulasikan dapat diproduksi dengan lancar,
bermutu baik dan mendapatkan hasil produk jadi dengan persentasi maksimal;
- Mengadakan perawatan mesin-mesin, penggantian suku cadang dengan tepat
waktu dan peremajaan mesin-mesin secara berkesinambungan;
- Penerimaan karyawan melalui seleksi yang ketat untuk mendapatkan Sumber
Daya Manusia yang tepat untuk bidang-bidang pekerjaan yang sesuai;
- Perseroan senantiasa mengembangkan jaringan pemasaran dengan jangkauan
secara nasional dengan penetrasi pasar yang maksimal. Untuk menunjang
kegiatan pemasaran dan penjualan, Perseroan senantiasa memperkenalkan
produk-produk baru sesuai kebutuhan pasar farmasi dan menyiapkan tenaga-
tenaga yang terampil dan profesional melalui pelatihan yang intensif dan
berkesinambungan.

3. Risiko Keuangan
Risiko yang menimbulkan kerugian akibat fluktuasi nilai tukar US Dollar dan mata
uang asing yang kuat lainnya terhadap Rupiah. Risiko keuangan lainnya adalah struktur
permodalan yang tidak seimbang, dimana pinjaman bank berlebih atau kekurangan.

Mitigasi Risiko Keuangan :


- Hampir seluruh bahan baku yang diperlukan Perseroan, dimana bahan baku
masih sangat tergantung importasi, melalui agen-agen di Indonesia sehingga
dampak fluktuasi nilai tukar Rupiah tidak langsung berpengaruh, karena transaksi
dilakukan dalam mata uang Rupiah.
- Dalam segi permodalan, Perseroan senantiasa menerapkan kehati-hatian dalam
melakukan pinjaman bank dengan memperhatikan kebutuhan dana yang telah
dipertimbangkan secara matang dan kemampuan untuk membayar kembali
pinjaman tersebut.
4. Risiko Hukum
Adalah risiko yang terkait dengan undang-undang, peraturan Pemerintah dan
tuntutan dari pihak ketiga.

Mitigasi Risiko Hukum :


- Perseroan menjalankan usahanya dengan sangat patuh terhadap undang-undang
yang berlaku dan terhadap peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas
yang berwenang, yakni Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) serta otoritas lainnya: Departemen Keuangan, Departemen
Perdagangan dan Departemen Ketenagakerjaan. Kepatuhan senantiasa diawasi
dengan ketat oleh bagian terkait dibawah koordinasi oleh Sekretaris Perseroan.
- Perseroan senantiasa menerapkan kehati-hatian untuk dapat menghindari
tuntutan dari pihak ketiga, terutama terhadap Hak Kekayaan Intelektual pihak
ketiga dengan cara berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Dirjen Haki.

Komite Audit PT Pyridam Farma Tbk. beranggotakan 4 (empat) orang dan


Komisaris Independen menjabat sebagai Ketua Komite (lihat hal. 37 tentang
profil Komite Audit Perseroan)
Tatakelola Perseroan yang baik telah menjadi landasan pada semua lini operasi PT Pyridam
Farma Tbk. Perseroan berkomitmen tinggi untuk mencapai jenjang tertinggi tata kelola Perseroan.
Berkaitan dengan hal tersebut, yakni untuk mewujudkan nilai dan prinsip usaha dalam seluruh kegiatan
dengan cara memperlakukan semua pemangku kepentingan termasuk pemegang saham, karyawan,
mitra usaha, masyarakat dan pihak ketiga lainnya dengan penuh rasa hormat. Dalam pelaksanaannya,
Perseroan selalu menerapkan sistim tata kelola yang memadai dan senantiasa diperbaharui secara
berkala. Akuntabilitas, pengawasan dan independensi memiliki peranan utama dalam memastikan
tatakelola Perseroan yang baik. Untuk mewujudkan nilai tersebut, PT Pyridam Farma Tbk. Telah
mengimplementasikan garis pelaporan dan pengawasan yang jelas dan didukung oleh Audit Internal dan
Manajemen Risiko yang membantu Direksi serta Komite Audit yang membantu Dewan Komisaris, serta
Akuntan Publik. PT Pyridam Farma Tbk. mempunyai tujuan untuk beroperasi dengan integritas dan rasa
hormat terhadap masyarakat dan organisasi yang berhubungan dengan usaha Perseroan dan yang
senantiasa menjadi inti dari tanggung jawab Perseroan. Perseroan selalu berupaya untuk membuat
dampak positif dengan berbagai cara, diantaranya melalui merk dagang terpercaya, operasi komersial
yang jujur dan santun, hubungan dagang yang saling menghargai, kontribusi suka rela dan beragam
upaya lainnya, dimana Perseroan terlibat dengan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai