Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA

PENGAMATAN ALAT DAN ORGAN PENCERNAAN TERNAK NON RUMINANSIA

OLEH :

NAMA : MUHAMAD TAFSIRUDIN

NIM : B1D0190170

KELAS : 4B2

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan taufik ,hidayah,
inayah, serta nikmat yang tak mampu untuk kita hitung jumlahnya, sehingga laporan tatap
praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Non Ruminansia ini dapat diselesaikan dengan baik, lancar, dan
tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW. Yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.

Laporan praktikum Ilmu Nitrisi Ternak Non Ruminansia ini disusun berdasarkan hasil
pengamatan pada praktikum serta dilengkapi dengan referensi dari buku-buku , jurnal-jurnal dan
hasil penelitian sebelumnya. Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas pada mata kuliah Ilmu
Nutrisi Ternak Non Ruminansia di Fakultas Peteernakan Universitas Mataram.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu saya
mulai dari pelaksanaan praktikum sampai proses penyusunan laporan ini.

Saya menyadari bahan laporan praktikum Ilmu Nutrisi Non Ruminansia ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif kesempurnaan dari penulisan laporan ini.

Terara, 3 Juni 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ternak ungags merupakan salah satu jenis ternak yang tergolong kedalam aves (burung)
yang seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu. Secara umum ternak ungags memiliki perbedaan
morfologi yang mencolok dengan jenis ternak lainnya. Secara umum, ungags memiliki dua buah
sayap yang terdapat pada tubuhnya, jumlah kaki dua dan pada mulut terdapat paruh.

Ayam adalah jenis unggas yang dipelihara atau dibudidayakan untuk tujuan penghasil
pangan sumber protein hewani bagi masyarakat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi bagi
manusia yang memeliharanya. Beberapa jenis unggas memberikan keuntungan bagi peternak
antara lain adalah ayam, itik, puyuh. Unggas merupakan spesies burung yang dapat memberikan
keuntungan bagi manusia yang memeliharanya.

Pengetahuan tentang sistem pencernaan unggas ini diperlukan untuk dapat memahami
berbagai proses yang mungkin terjadi dalam konversi pakan menjadi produksi telur atau daging
pada unggas. Efisiensi konversi pakan untuk produksi telur atau daging tergantung pada efisiensi
proses-proses pencernaan dan absorbsinya. Sistem pencernaan pada unggas berkembang sangat
sederhana namun dengan efektivitas tinggi. Hal ini sangat penting terkait dengan kemampuan
terbang tetap ringan. Secara anatomis, organ pencernaan pada bangsa unggas sama seperti dengan
yang dimiliki mamalia, terkecuali bahwa bangsa unggas memiliki Gizzard (Ampela) dan Crop
(tembolok).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan praktikum ini untuk mengamati letak,
susunan, dan fungsi-fungsi dari alat serta organ pencernaan ternak non ruminansia yaitu ayam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui letak, susunan dan fungsi alat pencernaan ternak non
ruminansia?
2. Bagaimana cara mengetahuiletak, susunan, dan fungsi organ pencernaan ternak non
ruminansia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui letak, susunan dan fungsi alat pencernaan ternak non ruminansia.
2. Untuk mengetahui letak, susunan dan fungsi organ pencernaan ternak non ruminansia.
D. Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui letak, susunan, dan fungsi alat serta organ ternak non ruminansia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Unggas

Unggas adalah jenis ternak bersayap dari kelas Aves yang telah didomestikasikan dengan
cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk
barang (daging dan telur) dan pendapatan. Termasuk kelompok unggas adalah ayam. Itik, kalkun,
burung puyuh, burung merpati dan angsa. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung
yang dimanfaatkan untuk daging dan telurnya. Unggas umumnya merrupakan bagian dari ordo
Galliformas dan Anseriformens. Berdasarkan phylo genetiknya, unggas terletak setingkat setelah
reptile yang ditandai dengan adanya sisik yang dijumpai pada bagian unggas. Sistem lokomasi
ditandai dengan yang berbeda pada unggaas sangat besar pengaruhnya pada Anatomi. Morfologi
dan fisiologi unggas sehingga analisa mengenai mekanisme tentang Flight akan mempermudah
dalam memahami anatomi dan fisiologi pada unggas (Yuwanta, 2014).

Ayam peliharaan (gallus-gallus domesticus) adalah unggas yang biasa dipelihara orang
untuk dimanfaatkan sebagai ayam hutan merah (gallus-gallus) atau ayam bangkiwa (Bankiva
Fowl). Kawin silang antar ras ayam telah menghasilkan ratusan galur murni dengan bermacam-
macam fungsi; yang paling umum adalah ayam potong (untuk dipotong) dan ayam petelur (untuk
diambil telurnya). Ayam biasa dapat pula dikawin silang dengan kerabat dekatnya, ayam hutan
hijau, yang menghasilkan hibrida mandul yang jantannya dikenal sebagai ayam bekisar. Ayam
memasok dua sumber protein dalam pangan: daging ayam dan telur (Suprijatna, 2010).

B. Organ

Organ tubuh pada dasarnya merupakan gabungan dari berbagai jaringan yang
menghasilkan satu fungsi atau lebih. Berdasarkan letaknya, organ pada tubuh dibedakan menjadi
dua macam, yaitu organ dalam dan organ luar. Contoh organ luar adalah hidun, telinga, mata.
Sedangkan organ yang terletak didalam tubuh disebut organ dalam, contohnya lambung, jantung,
paru-paru, dan ginjal (William, 2010).

Didalam tubuh sekelompok organ akan melaksanakan suatu fungsi dalam koordinasi
tertentu sebagai satu bagian dari sebuah sistem. Pada dasarnya setiap sistem organ memiliki fungsi
tertentu, misalnya sistem pencernaan. Sistem pencernaan tersebut berperan dalam mencerna dan
menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Kerusakan pada salah satu anggota
dari suatu sistem (Widya, 2012).

C. System Organ
Sistem pencernaan (Digestive System), secara garis besar alat pencernaan pada unggas
dapat dibagi atas tractus allimentarius dan organa accessories. Tractus Allimentarius yaitu saluran
pencernaan dapat dipandang sebagai tabung memanjang yang dimulai dari mulut sampai anus dan
pada bagian dalam dilapisi oleh mukosa. Dari cranial ke kaudal tersusun atas ; rongga mulut
(cavum oris), pharynx, eshopagus, crop, ventriculus muscularis (gizzard,) intestinum tinue (usu
halus ; duodenum, jejunum, ilium), intestinum crassum (usus besar), caeca dan cloaca/anus.
Panjang dari masing-masing bagian saluran pencernaan bervariasi tergantung pada besar tubuh,
tipe makanan, dan berbagai faktor lainnya (Yasin, 2010).

D. Fisiologi Sistem Pencernaan Unggas

Sistem pencernaan bekerja dalam menyerap nutrisi dalam pakan sehingga mampu
memenuhi kebutuhan ayam (Jacob dan Pescatore, 2013), terdiri atas saluran cerna utama, yaitu
mulut, esophagus, ingluvies, proventrikulus, ventrikulus, intestinum tenue (duodenum, jejunum,
ileum), coecum, intestinum crassum, dan cloaca, dilengkapi dengan kelenjar tambahan, yaitu hati,
pancreas dan kantung empedu (Zainuddin et al., 2015).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Non Ruminansia ini dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Mei 2021,
pukul 9:00 WITA – selesai, bertempat di Embung Raja, Kecamatan Terara , Kabupaten Lombok
Timur.

B. Alat dan Bahan

- ALAT

1. Pisau/cutter

2. Nampan

3. Alat tulis

4. Handphone

- BAHAN

1. Satu ekor ayam kampung

C. Metode Praktikum

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Membedah ayam.

3. Mengamati bagian-bagian alat dan organ pencernaan pada ayam.

4. Menyusun alat dan organ pencernaan ayam sesuai dengan literature.

5. Menimbang berat dan mengukur panjang alat dan organ pencernaan ayam.

6. Menuliskan hasil pengukuran dan timbangan bagian-bagian alat serta organ pencernaan
ayam.

7. Mengambil gambar.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Parameter Bagian Saluran Pencernaan

Lidah Esophagus Lambung Usus Cacum Usus Hati Pancreas Limpa

halus besar

1 Bentuk Segitig Memanjang seperti Agak bulat Bulat Bulat Berbentu Seperti Pankreas Terletak
a pipa memanja buntu k sama bentuk menemp dibelaka
ng dengan daun el pada ng
usu halus kelokan lambung
tetapi duodenu
lebih m
besar

2 Berat kotor 2-3 gr 7 gr 50 gr 100 gr 150 gr 120 gr 35 gr 8 gr 45 gr

3 Panjang 2 cm 19 cm 6-8 cm 160 cm 10 -17 10 cm 6 cm 9 cm 7 cm


cm

4 Berat bersih 2 gr 5 gr 30 gr 30 gr 100 gr 90 gr 39 gr 7 gr 45 gr

5 Isi bagian - Crop serta penghubung Terdapat Duodenu Terdapat Feses - Getah -
antara mulut dengan enzim , mikroorg pankreas
proventrikulus pencernaan jejenum, anisme
ileum
6 Tekstur isi Pakan yang ada masih Pakan Pakan Lunak Agak Lembu Menemp -
utuh mulai sudah lunak t el pada
hancur halus kelokan
duodenu
m

Sumber: Literatur Hasil Pengamatan


B. Pembahasan

1. Mulut

Mulut/paruh merupakan bagian ungags yang terdiri dari rahang bawah dan rahang atas yang
menanduk. Paruh berfungsi untuk makan dan minum pada unggas, paruh menghasilkan air liur
(saliva). Paruh yang langsung mengambil makanan untuk dicerna lebih lanjut. Setelah makanan
masuk ke dalam paruh kemudian lidah akan mendorong makanan masuk ke esofagus, lidah juga
berperan membantu menelan makanan, kemudian dengan adanya saliva (air liur) mempermudah
makanan masuk ke dalam esophagus.

2. Esofagus

Esophagus merupakan saluran pencernaan yang menghasilkan mukosa berlendir yang


berfungsi membantu melicinkan pakan menuju tembolok. esophagus merupakan saluran lunak
dan elastis yang mudah mengalami pemekaran apabila ada bolus yang
masuk. Esophagus memanjang dari pharynk hingga proventrikulus melewati tembolok (crop).
Organ ini menghasilkan mukosa yang berfungsi membantu melicinkan pakan menuju tembolok

3. Tembolok (crop)

Tembolok adalah modifikasi dari oesophagus, setelah melewati oesophagus, pakan akan
menuju ke tembolok dengan bantuan gerakan peristaltik yang ada di oesophagus dan dengan
bantuan gaya gravitasi. Tembolok berfungsi untuk menyimpan pakan sementara. fungsi utama
tembolok adalah untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan dalam
jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama 2 jam. Jenis makanan atau benda lain yang
mempunyai ukuran besar dapat menyumbat saluran tembolok. Jika hal ini terjadi maka makanan
yang ada dalam tembolok tidak dapat lewat dan akan terjadi fermentasi. Kapasitas tembolok
mampu menampung 250 gram pakan. Pada tembolok terdapat saraf yang berhubungan dengan
pusat kenyang-lapar di Hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam
tembolok akan memberikan respon dalam saraf untuk makan atau menghentikan makan.

4. Gizzard

Sering kali juga disebut muscular stomach (perut otot). Lokasinya berada di antara
ventrikulus dan bagian atas usus halus. Fungsi utama empedal adalah memecah atau melumatkan
pakan dan mencampurnya dengan air menjadi pasta yang dinamakn chymne.

5. Duodenum
Duodenum merupakan tempat sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati.
Getah empedu mengandung garam empedu dan lemak dalam bentuk kholesitokinin-
pankreosimin berisi kolesterol dan fosfolipid duodenum berbentuk loop melingkari pankreas
berakhir di saluran dari hati dan pankreas masuk ke usus halus.

6. Jejenum

Jejenum merupakan kelanjutan dari duodenum yang berfungsi untuk menyerap lemak
dan protein. Pada bagian ini proses pencernaan dan penyerapan zat makanan yang belum
diselesaikan pada duodenum dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak dapat
tercerna, Diantara jejenum dan ileum terdapat suatu pembatas yang berbentuk seperti kutil yang
disebut dengan micele divertikum. pembatas antara Jejunum dan ileum disebut micele
divertikum yang ditandai dengan adanya bintil pada permukaan. persimpangan antara jejenum
dan ileum nampak kurang jelas, namun dapat dilihat dengan adanya diventrikulum yang nampak
di permukaan. Ileum memanjang dari diventrikulum sampai persimpangan ileo-caecal, dimana
dua seka bersatu dengan usus.

7. Ileum

Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorbsi. Sepanjang
permukaan ileum terdapat banyak vili. Permukaan vili terdapat mikrovili yang berfungsi untuk
mengabsorbsi hasil pencernaan, pembatas antara Jejunum dan ileum disebut micele
divertikum yang ditandai dengan adanya bintil pada permukaan

8. Sekum

Pakan yang telah diserap dalam usus halus masuk ke dalam sekum. sekm pada unggas
ada 2, yaitu pada bagian kiri dan kanan. Di dalam terjadi pencernaan secara mikrobiologik
karena dalam sekum terdapat mikrobia-mikrobia yang mampu membantu pencernaan terutama
pencernaan serat kasar.

9. Usus Besar

Usus besar atau disebut juga intestinum crassum merupakan tempat untuk absorbsi air
kembali sebelum feses dikeluarkan dari tubuh agar feses menjadi tidak terlalu lembek ataupun
tidak terlalu keras sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi. usus besar berfungsi sebagai
tempat absorbsi air dari sisa-sisa makanan atau sebagai tempat menyerap air dan pembentukan
feses.

10. Kloaka

Rerata waktu yang diperlukan untuk lintas pakan di dalam saluran pencernaan unggas
kurang lebih 4 jam. Muara ureter dinamakan urodeum, muara sperma pada ayam jantan disebut
proktodeum, dan muara feses dinamakan koprodeum. Kloaka merupakan tempat keluarnya
ekskreta karena urodeum dan koprodeum terletak berhimpitan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa Organ
pencernaan unggas (ayam) terdiri dari mulut, esofagus, lambung, caecum, tembolok (crop),
gizzard, duodenum, jejenum, ileum, secum, usus besar, kloaka dan organ saluran pencernaan
tambahan seperti pankreas, liver (hati) dan Kantong empedu (gallblader).

B. Saran

Saran saya kepada pihak pengajar ialah agar mengadakan kelas asistensi sebelum praktikum
dilaksanakan, dan apabila kondisi memungkinkan maka lebih baik diadakan praktikum secara
offline agar praktikum lebih terorganisir. Sedangkan kepada teman-teman mahasiswa dan
saya sendiri, saran saya agar selalu mempelajari apa yang sudah di praktikkan agar mampu
menguasai materi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Suprijatna, E., Atmomarsono, Dan R. Kartasudjana. 2010. Ilmu Dasar Ternak Unggas.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Widya, Kusuma. 2012. Dasar-dasar Unggas. Erlangga. Jakarta.

William, 2010. Ternak Unggas. Gadjah Mada University. Yogyakarta.

Yasin, Ismail. 2010. Pencemaran Serat Kasar pada Ternak Unggas, Jurnal Ilmiah Inkoma,
Volume 21, Nomor 3. Fakultas Peternakan Undaris Ungaran. Semarang.

Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.


DOKUMENTASI

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai