KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkah dan Rahmat-Nya penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Kritis tepat pada waktunya. Dalam penyusunan tugas atau materi
ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan
bimbingan rekan-rekan kami, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi bisa
teratasi. Dalam penyusunan makalah ini, penulis merasa masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada rekan-
rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Besar
harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan profesi
perawat pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
C. Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PENCEGAHAN PADA KASUS KRITIS...............................................................3
SISTEM ENDOKRIN (DM)...................................................................................3
A. Pencegahan Primer.......................................................................................3
B. Pencegahan sekunder....................................................................................3
C. Pencegahan tersier.........................................................................................4
BAB III....................................................................................................................6
KESIMPULAN........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin mengatur dan mempertahankan fungsi tubuh dan
metabolisme tubuh, jika terjadi ganguan endokrin akan menimbulkan
masalah yang komplek terutama metabolisme fungsi tubuh terganggu
salah satu gangguan endokrin adalah Diabetes Melitus yang disebabkan
karena defisiensi absolute atau relatif yang disebabkan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
Gangguan pada sistem endokrin akan mempengaruhi semua aspek
dalam kehidupan pasien. Sistem endokrin menghasilkan substansi kimia
bernama hormon. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin,
dituangkan dalam darah, mengikuti aliran darah, terikat pada reseptor di
organ target menyebabkan efek perubahan metabolisme atau fungsi organ
tersebut. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang
disebabkan gangguan sekresi hormon insulin. Diabetes mellitus
merupakan penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan namun dapat
dikontrol supaya glukosa darah tetap dalam rentang normal.
Para penderita diabetes mellitus, sebenarnya masih memiliki
harapan untuk hidup dan produktif tidak kalah dengan orang sehat. Maka
dari itu diperlukan keseriusan dalam program pengobatan. Pengenalan
penyakit DM meliputi perjalanan penyakit, gejala, komplikasi, tata cara
penatalaksanaan yang benar, sangat diperlukan untuk mendorong para
penderita diabetes untuk mematuhi program pengobatan.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas di dapat beberapa tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pecegahan primer
dalam kasus diabetes melitus
1
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pencegahan sekunder
dalam kasus diabetes melitus
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pencegahan tersier
dalam kasus diabetes melitus
C. Manfaat Penulisan
Berdasarkan latar tujuan diatas dapat ditentukan beberapa manfaat sebagai
berikut :
1. Menambah pengetahuan tentang pencegahan primer dalam kasus
diabetes melitus
2. Menambah pengetahuan tentang pencegahan sekunder dalam kasus
diabetes melitus
3. Menambah pengetahuan tentang pencegahan tersier dalam kasus
diabetes melitus
2
BAB II
PENCEGAHAN PADA KASUS KRITIS
SISTEM ENDOKRIN (DM)
A. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah suatu upaya pencegahan yang ditujukan
pada kelompok yang memiliki faktor resiko, yaitu kelompok yang belum
mengalami DM namun berpotensi untuk mengalami DM diantaranya :
1. Kelompok usia tua (>45tahun)
2. Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman atau IMT>27 (kglm2)) c
3. Tekanan darah tinggi (>140i90mmHg)
4. Riwayat keiuarga DM
5. Riwayat kehamilan dengan BB bayi lahir > 4000 gr.
6. Disiipidemia (HvL Trigliserida>250mg/dl).
7. Pernah TGT atau glukosa darah puasa tergangu (GDPT)
D. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah suatu upaya yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya komplikasi pada pasien yang telah mengalami DM.
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan pemberian pengobatan yang
cukup dan tindakan deteksi dini sejak awal pengelolahan penyakit DM.
Program penyulihan memegang peran penting dalam upaya pencegahan
3
sekunder untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani program
pengobatan dan menuju prilaku sehat. Pilar utama pengelolaan DM
meliputi:
1. Edukasi
2. Terapi Gizi Medis
3. Latihan jasmani
4. Intervensi Farmakologis
Pencegahan sekunder bertujuan menemukan diagnosis DM sedini
mungkin dengan cara skrining. Hasil tes penyaring normal bila glukosa
darah sewaktu atau puasa < 110 mg%. Bila didapatkan kadar glukosa
darah puasa antara 110 – 125 mg/dl dinamakan glukosa darah puasa
terganggu dan bila ≥ 126 mg/dl atau glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl
maka diagnosis DM sangat mungkin dan bila tanpa gejala DM perlu
dilakukan tes pada waktu yang lain untuk memastikan diagnosis
(PERKENI, 2002).
E. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier merupakan pencegahan yang dilakukan untuk
mencegah kecacatan lebih lanjut pada pasien DM yang mengalami
komplikasi. Upaya rehabilitasi pada penderita dilakukan sedini mungkin,
sebelum kecacatan berkembang dan menetap. Penyuluhan pada pasien dan
keluarganya memegang peranan penting dalam mencegahan tersier.
Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait
sangat diperlukan, terutama dirumah sakit rujukan, misalnya para ahli
sesama disiplin ilmu seperti ahli penyakit jantung, mata, rehabilitasi
medis, gizi dan lain-lain.
4
5. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil) yang menyerang
mata atau retinopati serta menyerang menyerang saraf sensorik-
motorik dan autonomi serta menunjang masalah seperti impotensi dan
ulkus pada kaki.
5
BAB III
KESIMPULAN
6
DAFTAR PUSTAKA