Anda di halaman 1dari 22

LINGKUNGAN DAN DISIPLIN KERJA MEMODERASI PENGARUH KOMPETENSI

TERHADAP KINERJA AUDITOR

Suparno, Mohammad Zaenudin


STIE Tribuana, STIE Tribuana

Abstrak
Lingkungan dan disiplin kerja mampu mempengaruhi kompetensi kinerja auditor dalam
melaksanakan pemeriksaan audit. Kompetensi akan meningkatkan kinerja auditor apabila
lingkungan sekitar mampu mendukung dalam melaksanakan tugasnya. Begitu juga dengan
disiplin mampu meningkatkan kompetensi yang akan mempengaruhi kinerja auditornya.
Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui moderasi lingkungan dan disiplin kerja pada
kompetensi auditor. Penelitian ini dilakukan di Kantor Inspektorat Kota Denpasar. Jumlah
responden yang digunakan sebanyak 40 orang auditoryang dipilih menggunakan teknik purposive
sampling dengan kriteria responden yaitu Kantor Inspektorat Kota Denpasar yang bersedia
menerima kuisioner dan menjadi responden. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode
survei menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Moderated
Regresion Analysis (MRA). Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel kompetensi
berpengaruh padakinerja auditor, variable lingkungan kerja memoderasi pengaruh kompetensi
pada kinerja auditor, variabel disiplin kerja mampu memoderasi pengaruh kompetensi pada
kinerja auditor.
Kata kunci: pengaruhkompetensi, lingkungan kerja, disiplin kerja, kinerja auditor.

PENDAHULUAN pemakai laporan keuangan (Nila, 2014).


Laporan keuangan merupakan media umum
Auditing adalah pengumpulan dan
bagi pihak internal untuk
evaluasi bukti tentang informasi untuk
mempertanggungjawabkan pengelola
menentukan dan melaporkan derajat
sumber daya perusahaan kepada pihak
kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
eksternal. Pemenuhan standar audit oleh
yang telah ditetapkan (Meylinda dan
auditor dapat berdampak pada peningkatan
Budiartha, 2015). Tujuan akhir dari proses
hasil auditnya, yaitu dengan hasil kinerja
auditing ini adalah menghasilkan laporan
yang maksimal (Riris dan Lenny, 2016).
audit, laporan audit inilah yang digunakan
oleh auditor untuk menyampaikan Menurut SPAP PSA No.02 SA Seksi
pernyataan atau pendapatnya kepada 110 (SPAP, 2011) menyatakan bahwa
“tujuan audit atas laporan keuangan oleh Kinerja Auditor diharapkan mampu
auditor independen pada umumnya adalah melaksanakan tugasnya sebagaimana
untuk menyatakan pendapat tentang mestinya dalam waktu yang sudah
kewajaran, dalam semua hal yang material, ditentukan. Hal ini ditunjukan untuk
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan
ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar tersebut telah sesuai dengan kebijakan
Akuntansi Keuangan di Indonesia. Peran rencana yang telah disepakati sebelumnya
auditor merupakan profesi kepercayaan agar dalam pencapaian tersebut sesuai
yang diberikan masyarakat untuk mutu jasa dengan keinginan dan kebutuhan terhadap
auditor (Alnoprika,2015). kebijakan peraturan dan hukum yang
berlaku (Azza dan Zhou, 2010). Peran
Istilah kinerja digunakan untuk
auditor telah menjadi pusat kajian dari riset
menyebutkan prestasi atau tingkat
di kalangan akademis. Kinerja adalah hasil
keberhasilan individu atau kelompok
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
individu (Lismawati, 2014). Kinerja yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam
baik tentunya tidak terbentuk begitu saja,
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
namun ditentukan oleh banyak faktor.
tanggung jawab yang diberikan kepadanya
Menurut satwika dan ramantha (2015)
(Mangkunegara, 2006).
mengemukakan kinerja auditor merupakan
aktivitas penilaian independent yang Salah satu faktor yang dapat
dibentuk dalam rangka menguji dan mempengaruhi kinerja auditor adalah
mengawasi kegiatan- kegiatan perusahaan kompetensi. Menurut pamungkas (2012)
yang bertujuan membantu anggota menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh
perusahaan agar dapat menyelesaikan signifikan terhadap kualitas kinerja audit.
tanggungjawab untuk merencanakan dan Hal ini menunjukkan dengan tingkat
melaksanakan audit agar memperoleh kemampuan yang dimiliki oleh auditor akan
keyakinan memadai bahwa manajemen menunjang kualitas kinerja audit yang
menjalankan operasional perusahaan dengan dihasilkan.
baik dan memenuhi kriteria yang telah
Undang-undang Republik Indonesia
ditetapkan dan mendeteksi penipuan atau
No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
kecurangan dan memelihara pengendalian
menyebutkan bahwa kompetensi kerja
perusahaan (Rita et al., 2011).
adalah kemampuan setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keuangan juga akan lebih baik sehingga
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai auditor dengan cepat akan dapat
dengan standar yang ditetapkan. Hal itu menganalisis kesalahan yang terjadi.
menunjukkan bahwa kompetensi mencakup
Hasil penelitian sebelumnya oleh
tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi
Indah (2010) menyatakan bahwa
yang harus dimiliki oleh pegawai dan
kompetensi berpengaruh signifikan terhadap
pimpinan untuk dapat melaksanakan tugas-
kinerja auditor, di mana kompetensi
tugas pembelajaran sesuai dengan jenis
merupakan salah satu indikator dalam
pekerjaan tertentu. Organisasi akan
menilai kinerja auditor. Penelitian
berkembang dan mampu bertahan dalam
Dermawan dkk (2011) dan Ariani (2015)
lingkungan persaingan yang kompetetif
juga membuktikan bahwa kompetensi
apabila didukung oleh pegawai-pegawai
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
yang berkompetensi di bidangnya.
auditor. Berbeda dengan penelitian Linawati
Kompetensi dapat digunakan untuk
dan Suhaji (2012) kompetensi tidak
memprediksi kinerja yaitu siapa yang
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
berkinerja baik dan kurang baik tergantung
auditor.Begitu juga dengan Zamroni (2015)
kompetensi yang dimilikinya, diukur dari
yang mengatakan bahwa kompetensi tidak
kriteria atau standar yang digunakan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
(Linawati dan Suhaji, 2012).
auditor. Terlihat terdapat ketidakkonsistenan
Kompetensi auditor adalah kualifikasi hasil antara penelitian–penelitian yang telah
yang dibutuhkan oleh auditor untuk dilakukan sebelumnya. Menurut
melaksanakan audit dengan benar Govindarajan (1986), untuk mengatasi
(Ayuningtyas dkk, 2012). Menurut Brown, ketidakkonsistenan hasil–hasil penelitian
et al (2007) auditor akan dapat sebelumnya, maka diperlukan pendekatan
menyelesaikan auditnya secara efektif jika kontingensi (contingency approach).
didukung kemampuan, karena dengan
Pendekatan kontijensi
kemampuan maka auditor dapat mendeteksi
memungkinkan adanya variabel–variabel
kesalahan yang akan berimbas pada kinerja
lain yang dapat bertindak sebagai
yang semakin membaik. Sehingga dapat
pemoderasi yang memengaruhi hubungan
dikatakan ketika auditor memiliki
antara lingkungan dan disiplin kerja
kompetensi dan kualifikasi yang baik, maka
(Wijayanthi, 2016). Faktor–faktor
pemahaman yang dimiliki atas suatu laporan
kontingensi tersebut terdiri dari beberapa karyawan sebagai manusia tidak dapat
faktor, seperti ketidakpastian lingkungan, dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar
faktor individu, maupun manajerial dalam tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan
konteks organisasi secara keseluruhan kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap
(Ajibolade dan Akinniyi, 2013). pegawai akan berinteraksi dengan berbagai
Ketidakkonsistenan hasil antara penelitian– kondisi yang terdapat dalam lingkungan
penelitian sebelumnya menjadi motivasi kerja.
peneliti untuk melakukan penelitian kembali
Lingkungan kerja sangat berperan
mengenai pengaruh kompetensi pada kinerja
penting dalam pengaruh kualitas kerja
auditor. Selain itu, peneliti juga
auditor. Tidak hanya itu, praktisi juga
menggunakan variabel lingkungan dan
semakin kritis dengan menganalisa
disiplin kerja sebagai variabel pemoderasi
kontribusi. Kualitas kinerja harus
yang mungkin akan memperkuat atau
ditingkatkan baik dari segi pendidikan,
memperlemah pengaruh kompetensi pada
pengalaman mengaudit, komitmen atas
kinerja auditor.
pekerjaannya dan disiplinya dalam bekerja
Lingkungan kerja adalah kehidupan agar mampu mempercepat penyelesaian
sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan laporan audit sesuai kontrak dan
yang berpengaruh terhadap pekerja dalam menghasilkan kualitas audit yang baik
melaksanakan tugasnya. Kehidupan (Wicaksana, 2015).Dalam upaya
manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan meningkatkan kinerja agar lebih baik sangat
lingkungan sekitarnya, antara manusia dan perlu adanya lingkungan yang mendukung.
lingkungan terdapat hubungan yang sangat Lingkungan yang menyenangkan dapat
erat. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan kepuasan karyawan dalam
meliputi penetapan jam kerja, peraturan bekerja serta memiliki kepuasan serta rasa
yang berlaku, serta lingkungan fisik. aman yang dapat mempengaruhi
Lingkungan ini sangat penting terutama bagi peningkatan kinerja karyawan, karena
keselamatan dan kenyamanan karyawan karyawan tidak merasa terganggu dalam
dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini, melaksanakan tugas-tugasnya (Supriyatno,
manusia akan selalu berusaha untuk 2007).
beradaptasi dengan berbagai keadaan
Disiplin kerja merupakan salah satu
lingkungan sekitarnya. Demikian pula
aspek yang berhubungan dengan kinerja
halnya ketika melakukan pekerjaan,
auditor. Zesbendri dan Aryanti (2005), dalam berorganisasi secara objektif melalui
menyebutkan bahwa disiplin merupakan kepatuhannya menjalani peraturan
modal utama yang mempengaruhi tingkat organisasi. Disiplin kerja dalam
kinerja karyawan. Menurut Ardana, dkk berorganisasi akan secara langsung
(2011), disiplin kerja merupakan suatu sikap mempengaruhi moral pegawai maupun
menghormati, menghargai, patuh dan taat pelayanan yang diberikan.
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku,
Peranan tersebut tidak terlepas dari
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
upaya positif yang dapat dilakukan dalam
serta sanggup menjalankan dan tidak
mendapatkan sebagai wujud dari pencpaian
mengelak untuk menerima sanksi-
tujuan utama suatu organisasi. Dalam hal ini,
sanksinya.
kedisiplinan penting bagi organisasi sebab
Auditor yang memiliki disiplin kerja nantinya akan ditaati oleh sebagian
yang tinggi dapat meningkatkan kinerja karyawan dan diharapkan dapat membuat
yang selanjutnya bisa meningkatkan kualitas pekerjaan dilakukan dengan efektif. Disiplin
audit yang akan dihasilkan. Menurut Rivai lebih diterapkan dan lebih ditekankan pada
(2004), disiplin kerja adalah suatu alat untuk unsur kesadaran individu untuk mengikuti
merubah sikap seseorang agar mentaati dan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
menghormati peraturan-peraturan yang organisasi (Susilaningsih, 2008).
berlaku. Auditor juga harus membudayakan
Pada audit pendekatan kontijensi juga
disiplin kerja agar dapat mendukung
diperlukan agar auditor mengetahui
pencapaian tujuan organisasi. Hal ini akan
karakteristik klien yang akan di audit.
mencerminkan dari kepatuhan seorang
setelah itu aduit juga diharapkan menyusun
karyawan terhadap peraturan kerja dan juga
dan menyesuaikan strategi audit yang tepat
sebagai tanggungjawab terhadap perusahaan
untuk digunakan dalam penugasan audit.
(Bimantara, 2013).
Strategi audit ini bertujuan sebagai proses
Disiplin sangat penting digunakan penyusunan arahan atau petunjuk audit dan
arahan untuk membentuk dan melatih penyelarasan antara pemahaman auditor dan
seseorang melakukan sesuatu menjadi baik. penugasan degan focus audit yang akan
Disiplin juga merupakan proses untuk dilakukan. Auditor harus bias
menumbuhkan perasaan seseorang dalam mempertimbangkan kegiatan utama dan
mempertahankan dan meningkatkan tujuan indicator kinerja untuk industry asejenis
yang dapat berpengaruh terhadap proses pendapat mengenai kewajaran terhadap
audit. auditor juga harus laporan keuangan (Agoes, 2004). A
mengidentifikasikan factor-fakto penting Statement of Basic Auditing Concepts
bagi keberhasilan pelaksanaan audit, baik (ASOBAC) mendefinisikan auditing
dalam menyusun program audit untuk sebagai suatu proses sistematis untuk
merumuskan opini audit maupun dalam
menghimpun dan mengevaluasi
menyediakan jasa pelayanan professional
bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-
bermutu lainnya.
asersi tentang berbagai tindakan dan
Auditor tidak dapat melaksanakan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
tanggung jawabnya sebagai auditor, kesesuaian antara asersi- asersi
bertindak dengan meletakkan keamanan di tersebutdengan kriteria yang telah
atas semua faktor yang dikaitkan dengan ditentukan dan menyampaikan hasilnya
kerja, sehingga ketika mendapat tekanan kepada para pemakai yang berkepentingan
maupun menghadapi tugas yang kompleks (Halim,2015:1). Mulyadi (2002)
maka ia akan cenderung mencari jalan yang menyatakan bahwa audit
aman dan bahkan berperilaku disfungsional
merupakan proses pemeriksaan secara
dalam membuat judgment. Sedangkan
objektif atas laporan keuangn suatu
auditor yang dapat bertanggung jawab atas
organisasi dengan tujuan untuk menentukan
tugasnya dan tetap bersikap profesional
apakah laporan keuangan telah disajikan
dalam menjalankan tugas sebagai auditor,
secara wajar, dalam semua hal yang
tidak akan terpengaruh meskipun ia
material, posisi keuangan dan hasil usaha
mendapat tekanan dan menghadapi tugas
perusahaan atau organisasi tersebut.
audit yang kompleks, sehingga dapat
membuat judgment yang lebih baik dan tepat Audit adalah suatu proses sistematis
(Praditaningrum 2012). untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asersi-asersi
Audit merupakan suatu proses
kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan
pemeriksaan yang dilakukan secara
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara
sistematis dan kritis oleh pihak independen
asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
terhadap laporan keuangan yang telah
telah ditetapkan sebelumnya serta
disusun oleh manajemen beserta catatan-
penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak
catatan pembukuan dan memberikan
yang berkepentingan (Boynton, 2006).
Menurut Arens dkk (2011:4) audit adalah warna dinding, kelengkapan kerja atau
pengumpulan data dan evaluasi bukti fasilitas kerja, keamanan dan kenyamanan,
tentang informasi untuk menentukan dan dan lain sebagainya yang dapat dilihat secara
melaporkan derajat kesesuaian antara fisik. Sedangkan lingkungan kerja non fisik
informasi itu dan kriteria yang telah adalah meliputi: suasana kerja, hubungan
ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh dengan sesama karyawan, hubungan dengan
orang yang kompeten dan independen. pemimpin, organisasi karyawan (koperasi)
dan pelayanan kepada masyarakat.
Lingkungan kerja merupakan keadaan
sekitar tempat kerja baik secara fisik Robbins (2008)
maupun non fisik yang dapat memberikan menyatakanlingkungan kerja atau lokasi
kesan menyenangkan, mengamankan, kerja adalah segala sesuatu yang ada di
menentramkan. Kondisi lingkungan kerja sekitar para pekerjadan yang dapat
yang baik akan membuat pegawai merasa mempengaruhi dalam menjalankan tugas-
nyaman dalam bekerja. Kesan yang nyaman tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja
akan lingkungan kerja di mana karyawan merupakan sesuatu yang ada disekitar para
tersebut bekerja akan mengurangi rasa pekerja/karyawan yang dapat
kejenuhan dan kebosanan dalam bekerja. mempengaruhi kepuasan kerja karywan
Kenyamanan tersebut tentunya akan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga
berdampak pada peningkatan kinerja akan diperoleh hasil kerja yang maksimal,
pegawai. Sebaliknya, ketidaknyamanan dari dimana dalam lingkungan kerja tersebut
lingkungan kerja yang dialami oleh pegawai terdapat fasilitas kerja yang mendukung
bisa berakibat fatal yaitu menurunnya karyawan dalam penyelesaian tugas yang
kinerja dari pegawai itu sendiri. bebankan kepada karyawan guna
meningkatkan kerja karyawan dalam suatu
Lingkungan kerja secara umum
perusahaan.
merupakan lingkungan dimana pekerja
melaksanakan tugas pekerjaannya, dan Pengertian disiplin menurut Amran
terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. (2009) menjelaskan bahwa disiplin adalah
Lingkungan kerja fisik meliputi: sikap kesediaan dan kerelaan seseorang
pengelolaan gedung atau tata ruang kerja, untuk mematuhi dan menaati segala norma
penerangan, temperature, kebersihan, peraturan yang berlaku di sekitarnya.
kebisingan suara, kerindangan halaman, Sedangkan menurut Zesbendri (2005)
merupakan modal utama yang amat diatur berdasarkan standar atau kriteria yang
menentukan terhadap tingkat kinerja telah ditetapkan oleh suatu organisasi.
karyawan. Karyawan yang tingkat Kinerja individual yang tinggi dapat
disiplinnya tinggi, maka kinerja akan baik, meningkatkan kinerja organisasi secara
sedangkan karyawan yang tingkat keseluruhan.
disiplinnya rendah, maka kinerja akan
Kinerja (performance) adalah
rendah pula.
gambaran mengenai tingkat pencapaian
Terdapat banyak faktor-faktor yang pelaksanaan suatu
mempengaruhi tingkat kedisiplinan kegiatan/program/kebijaan dalam
karyawan suatu organisasi. Hasibuan (2000) mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
menyebutkan faktor-faktor yang organisasi yang tertuang dalam strategic
mempengaruhi tingkat kedisiplinan planning suatu organisasi. Istilah kinerja
karyawan, yaitu tujuan dan kemampuan, sering digunakan untuk menyebut prestasi
teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, atau tingkat keberhasilan individu maupun
waskat, sanksi hukuman, ketegasan, dan kelompok individu (Husam et al., 2013).
hubungan kemanusiaan. Sedangkan menurut Robbins (2008), kinerja
merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan
Ariyanto dan Ardani (2010)
yang dilakukan individu dibandingkan
mengatakan auditor sebagai ujung tombak
dengan kriteria yang telah ditetapkan
dari fungsi pemeriksaan harus memiliki
bersama, pengertian kinerja sebagai hasil
tingkat kemampuan, keahlian pengalaman
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
yang dicerminkan dari kompetensi. Brown,
dicapai individu dalam melaksanakan
et al (2007) mengatakan seorang auditor
tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
akan dapat menyelesaikan auditnya secara
diberikan.
efektif jika didukung kemampuannya,
karena dengan kemampuanya maka seorang Menurut Bastian (2001), memberikan
auditor akan dapat mendeteksi kesalahan definisi kerja sebagai gambaran mengenai
yang terjadi. tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam
Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
kinerja individual dan kinerja organisasi.
organisasi yang tertuang dalam perumusan
Menurut Engko (2006), kinerja individual
skema strategis (strategic planning) suatu
mengacu pada prestasi kerja individu yang
organisasi. Kinerja juga didefinisikian suatu laporan keuangan juga akan lebih baik
sebagai proses dimana organisasi sehingga auditor dengan cepat akan dapat
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja menganalisis kesalahan yang terjadi.
karyawan (Handoko, 2006:121). Kinerja Dengan memiliki kompetensi atau keahlian
merupakan pelaksanaan tugas pemeriksaan dalam jasa profesionalnya, maka akan
yang telah diselesaikan oleh auditor dalam mempengaruhi laporan hasil pemeriksaan
kurun waktu tertentu. yang merupakan salah satu penilaian
terhadap kinerja auditor. Menurut penelitian
Kompetensi auditor adalah kualifikasi
Indah (2010) menyatakan bahwa
yang dibutuhkan oleh auditor untuk
kompetensi auditor berpengaruh positif
melaksanakan audit dengan benar
terhadap kinerja auditor. Hal ini juga
(Ayuningtyas dkk, 2012). Auditor harus
didukung oleh Yadnya (2017) yang
memiliki pengetahuan untuk memahami
menunjukan bahwa kompetensi
objek pemeriksaan yang diaudit, kemudian
berpengaruh positif.Hal ini berarti kinerja
auditor harus memiliki kemampuan untuk
auditor dapat dicapai dengan memiliki
bekerja sama dalam tim serta kemampuan
kompetensi yang baik.
dalam menganalisa permasalahan. Tubbs
(1992) berhasil menunjukkan bahwa H1: Kompetensi berpengaruh positif
semakin tinggi pengalaman dan pada kinerja auditor.
pengetahuan seorang auditor mereka akan Menurut Sedarmayanti (2011) menyatakan
semakin peka dengan kesalahan penyajian bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan
laporan keuangan dan semakin memahami alat perkakas dan bahan yang dihadapi
hal-hal yang terkait dengan keselahan yang lingkungan sekitarnya di mana seseorang
ditemukan tersebut. Hal senada juga bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
dinyatakan oleh Brown, et al (2007) auditor kerjanya baik sebagai perseorangan maupun
akan dapat menyelesaikan auditnya secara sebagai kelompok. Sedangkan menurut
efektif jika didukung kemampuan, karena Menurut Nitisemito (2012) lingkungan kerja
dengan kemampuan maka auditor dapat adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
mendeteksi kesalahan yang akan berimbas para pekerja dan yangdapat memengaruhi
pada kinerja yang semakin membaik. dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
Sehingga dapat dikatakan ketika auditor dibebankan, misalnya kebersihan,
memiliki kompetensi dan kualifikasi yang pencahayaan, dan sebagainya. Dalam
baik, maka pemahaman yang dimiliki atas menjalankan prosedur ini tentunya
lingkungan kerja sangat berpengaruh dalam (Y).Variabel bebas dalam penelitian ini
kompetensi yang dimiliki seorang auditor. adalah kompetensi kerja (X1). Variabel
Hasil penelitian olehJayaweera (2015) dan moderasi dalam penelitian ini adalah
Iskandar (2017) menunjukan bahwa lingkungan kerja (X2) dan disiplin kerja
lingkungan kinerja berpengaruh signifikan (X3). Populasi dalam penelitian ini adalah
terhadap kinerja auditor. jumlah auditor yang ada di Kantor
H2: Lingkungan kerja mampu memoderasi Inspektorat Kota Denpasar. Teknik
pengaruh kompetensi pada kinerja auditor. pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Purposive
Disiplin menunjukan suatu kondisi
sampling merupakan teknik pengambilan
atau sikap yang ada pada diri pegawai
sampel dengan menggunakan kriteria
terhadap peraturan dan ketetapan organisasi.
tertentu. Metode pengumpulan data yang
Dengan demikian bila peraturan atau
digunakan adalah metode survei dengan
ketetapan yang ada dalam organisasi
instrumen kuesioner, yaitu dengan cara
diabaikan, atau sering dilanggar, maka
memberikan serangkaian pertanyaan atau
pegawai mempunyai disiplin yang buruk.
pernyataan tertulis kepada responden untuk
Sebaliknya, bila pegawai tunduk pada
dijawab (Sugiyono, 2016). Kuesioner yang
ketetapan, menggambarkan adanya kondisi
disebarkan berupa daftar pernyataan tertulis
disiplin yang baik. Disiplin juga sangat
kepada responden mengenai kinerja auditor,
mempengaruhi kompetensi seorang auditor
lingkungan, disiplin dan kompetensi
dalam melaksanakan tugasnya. Disiplin
kerja.Teknik analisis dalam penelitian ini
kerja harus dimiliki setiap karyawan dan
adalah Moderated Regression Analysis
harus dibudayakan di lingkungan sekitar
(MRA). Analisis data dalam penelitian ini
karena sangat berpengaruh terhadap
dilakukan dengan bantuan program SPSS
kompetensi yang sudah dimiliki. Menurut
21.0 for windows.
Zebendri dan Ariyanti (2005) menunjukan
bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan Model analisis data dan uji hipotesis
terhadap kinerja auditor. dalam penelitian ini adalah model analisis
H3: disiplin kerja mampu memoderasi regresi moderasi MRA (Moderated
pengaruh kompetensi pada kinerja auditor. Regression Analysis). Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui lingkungan dan
Variabel dependen/terikat dalam
disiplin kerja yang memoderasi hubungan
penelitian ini adalah kinerja auditor
antara kompetensi pada kinerja auditor.
MRA merupakan aplikasi khusus regresi inspektorat Kota Denpasar di Bali yang
linear untuk menentukan hubungan antara memiliki tugas melakukan tinjauan terhadap
dua variabel yang dipengaruhi oleh variabel pengendalian internal dan system akuntansi
ketiga (variabel moderasi), dimana dalam pemda (Pemerintah daerah), memeriksa dan
persamaan regresinya mengandung unsur menyempurnakan Laporan Keuangan.
interaksi (Ghozali, 2016). Rumus uji MRA Pengumpulan data dilakukan melalui
digambarkan dalam persamaan regresi penyebaran kuesioner yang disebarkan
sebagai berikut. langsung oleh peneliti kepada aparat
Inspektorat Kota Denpasar. Namun tidak
KA = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +
semua karyawan yang menjadi sampel
β4(X1X2) + β5(X1X3) + ε..................... (1)
penelitian mengembalikan seluruh
Keterangan : kuesioner yang dikiriminkan. Jumlah
kuesioner yang disebarkan kepada kantor
KA : Kinerja Auditor
Inspektorat Kota Denpasar ialah sebanyak
α : Konstanta
50 buah kuesioner. Penyebaran kuesioner
β1-β5 : Koefisien regresi masing-masing
hingga semua kuesioner tersebut terjawab
faktor
dan terkumpul kembali pada peneliti
X1 : Pengaruh Kompetensi menghabiskan waktu 10 hari yaitu mulai
X2 : Lingkungan Kerja tanggal 23 Februari 2018 sampai tanggal 2
Maret 2018. Dari 50 buah kuesioner yang
X3 : Disiplin Kerja
dibagikan terdapat 4 kuesioner yang hilang
X1X2 : Interaksi Kompetensi dengan dan 6 kuesioner yang dikembalikan namun
Lingkungan kerja tidak diisi dengan lengkap sehingga
kuesioner yang digunakan sebanyak 40
X1X3 : Interaksi Kompetensi dengan
buah.
Disiplin Kerja
Berdasarkan 40 responden yang
ε : Error
digunakan sebagai sampel, menunjukkan
bahwa mayoritas penggunaan adalah
dibagian Inspektur Pembantu Wilayah I
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 15 orang atau sebesar 37,5%,
Responden dalam Penelitian ini bagian Inspektur Pembantu Wilayah II
adalah auditor yang bekerja pada kantor sebesar 12 orang atau 30%,Bagian Inspektur
Pembantu Wilayah III sebesar 7 orang atau bahwa sebagian besar memiliki pengalaman
17,5% dan bagian keperawatan dan Bagian audit dari 0-5 tahun sebanyak 2 orang atau
Inspektur Pembantu Wilayah IV sebesar 6 sebesar 5%, lalu dari 6-19 tahun sebanyak 25
orang atau 15%. Berdasarkan jenis kelamin orang atau sebesar 62,5% dan 10> tahun
dapat dilihat bahwa responden yang sebanyak 13 orang atau sebesar 32,5%.
digunakan sebagai sampel menunjukkan
Statistik deskriptif disajikan untuk
bahwa mayoritas responden berjenis
memberikan informasi mengenai
kelamin perempuan, yaitu sebanyak 27
karakteristik variabel-variabel penelitian
orang atau sebesar 67,5% dan sisanya
yang terdiri dari jumlah amatan, nilai
sebanyak 13 orang atau sebesar 32,5%
minimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi
adalah laki-laki. Berdasarkan jenjang
(simpangan baku) dengan N merupakan
Pendidikan mayoritas tingkat pendidikan
banyaknya responden penelitian. Hasil
pengguna sistem informasi adalah S1 yakni
analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada
sebanyak 28 orang atau sebesar 70%, D3
Tabel 1. berikut.
sebanyak 4 orang atau sebesar 1%, dan S2
sebanyak 8 orang atau sebesar 29%. Tabel 1.
Berdasarkan jabatan menunjukkan bahwa Hasil Statistik Deskriptif
dari 40 responden yang digunakan sebagai Sumber: Data diolah, 2017
sampel, sebagian besar memiliki jabatan Tabel 1. menunjukkan bahwa variabel
senior auditor sebanyak 33 orang atau pengaruh kompetensi (X1) memiliki
sebesar 82,5% dan yang memiliki jabatan
junior auditor sebanyak 7 orang atau sebesar nilai rata-rata sebesar 4.3725 dengan

17,5%. Berdasarkan umur menunjukkan nilai minimum 4.25 dan nilai maksimum

bahwa dari 40 responden yang digunakan 4.55. Hal ini menunjukkan pengaruh

sebagai sampel, sebagian besar berumur di kompetensi mampu mempengaruhi kinerja

<30 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar auditor dalam pemeriksaan audit pada

7,5%, dilanjutkan yang berumur 30-45 tahun Kantor Inspektorat Kota Denpasar karena

sebanyak 16 orang atau sebesar 40% dan dapat dilihat nilai rata-rata lebih mendekati

yang berumur 40> sebanyak 21 orang atau nilai maksimal, yang artinya sebagian besar

sebesar 52,5%. Berdasarkan pengalaman responden cenderung menjawab setuju pada

audit dapat dilihat bahwa responden yang 10 item pernyataan dalam variabel pengaruh

digunakan sebagai sampel menunjukkan kompetensi.


Pengujian data dalam penelitian ini Nilai koefisien (β1) sebesar 0.275.
menggunakan teknik analisis regresi analisis Nilai koefisien positif menunjukan bahwa
regresi moderasi MRA (Moderated apabila kompetensi meningkat sebesar satu-
Regression Analysis),yaitu mengetahui satuan, maka kinerja auditor akan meningkat
pengaruh Kompetensi Kerja, Lingkungan sebesar 0,275 dengan asumsi variabel bebas
Kerja, Disiplin Kerja, Interaksi Kompetensi lainnya dianggap konstan.
Kerja dengan Lingkungan Kerja, dan
Nilai koefisien (β2) sebesar 0.347.
Interaksi Kompetensi Kerja dengan Disiplin
Nilai koefisien positif hal ini menunjukan
Kerja terhadap Kinerja Auditor. Perhitungan
bahwa lingkungan kerja meningkat sebesar
koefisien regresi dilakukan dengan analisis
satu-satuan, maka kinerja auditor akan
regresi melalui software SPSS 18.0 for
meningkat sebesar 0,347 dengan asumsi
Windows, diperoleh hasil yang ditunjukan
variabel bebas lainnya dianggap konstan.
pada Tabel berikut:
Nilai koefisien (β3) sebesar 0,061.
Tabel 2.
Nilai koefisien positif hal ini menunjukan
Hasil Analisis Regresi Moderasi MRA
bahwa Disiplin kerja meningkat sebesar
(Moderated Regression Analysis)
satu-satuan, maka kinerja auditor akan
Sumber:Data diolah, 2018 meningkat sebesar 0,061 dengan asumsi
Berdasarkan hasil analisis regresi moderasi variabel bebas lainnya dianggap konstan.
seperti yang disajikan pada Tabel
Nilai koefisien (β4) interaksi antara
,maka persamaan strukturalnya kompetensi dengan lingkungan kerja sebesar
adalah sebagai berikut : 0,247. Nilai koefisien positif hal ini
Y = 𝛼 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4(X1X2) menunjukan interaksi kompetensi mampu
+ β5(X1X3) + ɛ .... (2) memperkuat lingkungan kerja terhadap
kinerja auditor pada kantor Inspektorat Kota
Y = 3.618E-15 + 0,275 X1 + 0,347M1 Denpasar.
+ 0,061 M2 + 0,247 (X1 M1)+0,373 (X1
Nilai koefisien (β5) interaksi antara
M2) + ε Interpretasi dari persamaan diatas
kompetensi dengan disiplin kerja sebesar
nilai konstanta 𝛼 = 3.618E-15memiliki arti
0,373. Nilai koefisien positif hal ini
apabila kompetensi, lingkungan, dan disiplin
menunjukan interaksi kompetensi mampu
kerja konstan, maka nilai kinerja auditor (Y) memperkuat disiplin kerja terhadap kinerja
sebesar3.618E-15 satuan.
auditor pada kantor Inspektorat Kota karena auditor yang berkompeten biasanya
Denpasar. memiliki kemampuan dan kemauan yang
cepat untuk mengatasi permasalahan kerja
Berdasarkan tabel 2. menunjukan
yang dihadapi.
bahwa Sig. Fhitung yang diperoleh adalah
sebesar 0.000 yag lebih kecil dari 𝛼 = 0.05, Jawaban responden menunjukan
hal ini berarti model regresi telah memenuhi bahwa tingkat rasa keingin tahuan yang
prasyarat kelayakan model regresi. besar, berpikir luas dan mampu menangani
ketidak pastian cenderung tinggi, karena
Berdasarkan hasil pengujian Tabel 2.
dengan adanya pengaruh positif yang
menunjukan bahwa koefisien determinasi
signifikan antara kompetensi terhadap
yaitu nilai adjusted R2 padaanalisis regresi kinerja audit dapat memberikan pemahaman
moderasi menunjukan nilai sebesar 0.600. kepada auditor-auditor betapa pentingnya
Ini berarti sebesar 60% variabel kompetensi, meningkatkan kompetensi untuk dapat
lingkungan kerja dan disiplin kerja meningkatkan kemampuan yang dimiliki
menjelaskan variasi dari kinerja auditor, untuk meningkatkan kualitas diri melalui
sedangkan 40% sisanya dijelaskan oleh proses pembelajaran (Pernyataan X.1).
variabel lain diluar model. Secara psikologis hal ini dapat memberikan

Berdasarkan Tabel 2. maka hasil pengalaman kerja auditor yang bermakna

pengujian masing-masing variabel dan rasa tanggung jawab mengenai hasil-

independen terhadap dependen dapat hasil pekerjaan yang dilakukan, yang pada

dijabarkan bahwa kompetensi terhadap akhirnya semua ini akan meningkatkan

kinerja auditor menunjukan tingkat kinerja auditor. Hasil penelitian ini selaras

signifikansi sebesar 0,042 < 0,050 dengan penelitian yang dilakukan oleh Arina

mengindikasikan bahwa H0ditolak dan H1 dkk (2012) dan sukriah dkk (2009) yang

diterima. Hasil penelitian ini menyatakan menyatakan bahwa semakin tinggi

bahwa Kompetensi berpengaruh positif dan kompetensi auditor akan semakin baik

signifikan terhadap Kinerja Auditor. kualitas hasil pemeriksaannya. Berbeda

Kompetensi sangat berperan penting dalam dengan penelitian Linawati dan Suhaji

mendorong secara positif. Semakin tinggi (2012) kompetensi tidak berpengaruh

kompetensi yang dimiliki oleh pegawai dan signfikan terhadap kinerja auditor. Begitu

sesuai dengan tuntutan pekerjaan maka juga dengan Zamroni (2015) yang

kinerja auditor akan semakin meningkat


mengatakan bahwa tidak berpengaruh Lingkungan Kerja (β2) positif sebesar 0,347
signifikan terhadap kinerja auditor. dengan nilai signifikansi 0,010 < 0,050 dan
Interaksi Kompetensi dengan Lingkungan
Pengaruh interaksi antara variabel
kerja (β4) positif sebesar 0,247 dengan nilai
kompetensi dengan lingkungan kerja
signifikansi 0,046 < 0,05. Hal ini
terhadap kinerja auditor menunjukan tingkat
mengindikasikan variabel moderasi
signifikansi sebesar0,046 < 0,050
merupakan tipe moderasi quasi (quasi
mengindikasikan bahwa H0ditolak dan H1
moderasi). Quasi moderasi merupakan
diterima. Hasil penelitian ini menyatakan
variabel yang memoderasi hubungan antara
bahwavariabel lingkungan Kerja (M1)
variabel prediktor yaitu moderasi
merupakan variabel moderasi yang
berhubungan dengan variable indpenden,
memperkuat pengaruh Kompetensi Kerja
namun tidak berinteraksi dengan variable
pada Kinerja Auditor. Tujuan penelitian dari
independen dan variabel tergantung di mana
hipotesis kedua ini adalah untuk mengetahui
variabel moderasi quasi berinteraksi dengan
lingkungan mampu mempengaruhi
variabel predictor sekaligus menjadi
kompetensi dalam menyelesaikan pekerjaan
variabel prediktor. Oleh karena nilai
serta dapat meningkatkan kinerja auditor.
koefisien regresi variabel kompetensi kerja
Jawaban responden menunjukan dengan
dan variabel interaksi kompetensi dengan
seringnya melakukan pekerjaan rutin seperti
lingkungan kerja positif, maka dapat
mmeriksa audit dapat meningkatkan
disimpulkan bahwa variabel lingkungan
kompetensi auditor dalam lingkungan kerja
Kerja (M1) merupakan variabel moderasi
yang baik dan mampu mempengaruhi
yang memperkuat pengaruh Kompetensi
kualitas kinerja auditor (Pernyataan M1.1).
Kerjapada Kinerja Auditor.
Hal ini dapat terjadi karena semakin baik
lingkungan kerja seorang auditor dapat Pengaruh interaksi antara variabel
meningkatkan kompetensi dalam kompetensi dengan disiplin kerja terhadap
melaksanakan audit dan menghasilkan kinerja auditor menunjukan tingkat
kinerja auditor yg baik. signifikansi sebesar 0,021 < 0,050
mengindikasikan bahwa H0 ditolak dan H2
Untuk mengetahui jenis moderasi
dalam penelitian ini maka dapat dilihat pada diterima. Hasil penelitian ini menyatakan

tabel 2. yaitu hasil analisis regresi moderasi bahwa variabel Disiplin Kerja (M2)

menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi merupakan variabel moderasi yang


memperkuat pengaruh Kompetensi
Kerjapada Kinerja Auditor. Tujuan dan variabel interaksi kompetensi dengan
penelitian dari hipotesis ketiga ini adalah disiplin kerja positif maka dapat
untuk mengetahui disiplin kerja mampu disimpulkan bahwavariabel Disiplin Kerja
mempengaruhi kompetensi dalam (M2) merupakan variabel moderasi yang
menyelesaikan pekerjaan serta dapat memperkuat pengaruh Kompetensi
meningkatkan kinerja auditor Meningkatnya Kerjapada Kinerja Auditor.
kompetensi seorang auditor yang memiliki
Penelitian ini menghasilkan bahwa
disiplin tinggi maka mampu membuat
pengaruh kompetensi berpengaruh
kinerja seorang auditor meningkat dan
signifikan pada kinerja auditor. Hal ini
memiliki kualitas yang baik. Hal tersebut
mendukung teori kontijensi yang
dikarenakan seorang auditor harus memiliki
menyebutkan mampu mengidentifikasi
tanggung jawab dalam melaksanakan
bentuk-bentuk optimal seperti kompetensi
pekerjaannya sendiri sehingga dapat
pada kinerja auditor dalam pengendalian
menyelesaikan perkerjaan sesuai dengan
organisasi di bawah kondisi operasi yang
aturan yg berlaku (Pernyataan M2.10).
berbeda dan mencoba untuk menjelaskan
Untuk mengetahui jenis moderasi bagaimana prosedur operasi pengendalian
dalam penelitian ini maka dapat dilihat tabel organisasi tersebut. Hasil uji dalam
4.13 yaitu hasilanalisis regresi moderasi penelitian ini ditemukan bahwa kedua
menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel moderasi yaitu lingkungan dan
Disiplin Kerja (β3) positif sebesar 0,061 disiplin kerja mampu memoderasi pengaruh
dengan nilai signifikansi 0,681 > 0,05 dan kompetensi terhadap kinerja auditor.
β5positif sebesar 0,373 dengan nilai Berdasarkan hasil statistik, kedua variable
signifikansi 0,021 < 0,05. Hal ini moderasi merupakan pure moderasi
mengindikasikan variabel moderasi danquasi moderasi. Penelitian ini juga
merupakan tipe moderasi murni. Pure menghasilkan lingkungan dan disiplin kerja
moderasi atau moderasi murni merupakan mampu memperkuat atau memperlemah
variabel yang memoderasi hubungan antara pengaruh kompetensi pada kinerja auditor.
variabel prediktor dan variabel tergantung di Hal ini menunjukan bahwa pengaruh
mana variabel moderasi murni berinteraksi kompetensi yang tinggi dengan lingkungan
dengan variabel prediktor tanpa menjadi dan disiplin kerja yang tinggi yang dirasakan
variabel prediktor. Oleh karena nilai auditor maka akan mempengaruhi kinerja
koefisien regresi variabel kompetensi kerja auditor.
Hal ini juga mendukung teori disonasi audit sesuai dengan waktu yang sudah
kognitif dalam penelitian ini yaitu ditentukan.
bagaimana pengaruh kompetensi auditor
jika terjadi disonasi kognitif dalam dirinya
ketika mendeteksi kecurangan. Ini berarti KESIMPULAN
dengan lingkungan yang baik dan disiplin Berdasarkan pembahasan hasil
yang tinggi dalam lingkungan kinerja penelitian yang telah diuraikan maka dapat
auditor maka kompetensi yang dimiliki disimpulkan bahwa Kompetensi
seorang auditor akan meningkat dan akan berpengaruh positif signifikans pada kinerja
menghasilkan seorang auditor dengan auditor di Kantor Inspektorat Kota
kualitas yang baik. Denpasar. Semakin tinggi kompetensi
Hasil penelitian ini dapat digunakan seorang auditor, maka akan semakin
sebagai kontribusi bagi auditor dalam meningkat kualitas kinerja auditor.
meningkatkan pengaruh kompetensi secara Lingkungan kerja mampu
obyektif yang kemungkinan akan terdapat memoderasi pengaruh kompetensi pada
permasalahan dalam mengumpulkan dan kinerja auditor di Kantor Inspektorat Kota
menilai bukti signifikan, maka dari itu Denpasar. Semakin baik lingkunga kerja
diharapkan dapat diatasi melalui maka semakin baik juga kompetensi pada
peningkatan pengetahuan auditor, kinerja auditor.
pengalaman auditor, dan tidak cepat merasa
Disiplin kerja mampu memoderasi
puas terhadap apa yg dikerjakan. Selain itu,
mampu memoderasi pengaruh kompetensi
Kantor Inspektorat juga perlu ikut serta
pada kinerja auditor di Kantor Inspektorat
dalam meningkatkan pengalaman yang
Kota Denpasar. Semakin tinggi disiplin yang
dimiliki oleh auditor dengan cara melakukan
dimiliki seorang auditor maka semakin
pelatihan, tambahan pengetahuan tekhnikal
tinggi juga pengaruh kompetensi pada
mengenai strategi pengauditan dan cara
kinerja auditor.
penilaian bukti audit secara objektif, serta
memberikan tugas audit yang beragam lagi Berdasarkan pembahasan hasil
khususnya untuk junior auditor sehingga penelitian dan simpulan yang telah diuraikan
dapat meningkatkan kualitas kinerja auditor maka saran yang dapat disampaikan adalah
menjadi lebih baik agar dan bisa mengatur Bagi Kantor Inspektorat Kota Denpasar
kurun waktu penyelesaian pemeriksaan peneliti menyarankan kepada aparat
Inspektorat untuk lebih meningkatkan Ajibolade, S.O. and Akinniyi, O.K. 2013.
kompetensi dengan cara memberikan The Influence of Organisational
Culture and Budgetary Participation
pendidikan pelatihan secara berkala kepada on Propensity to Create Budgetary
auditor, lebih meninjau kembali waktu Slack in Public Sector Organisations.
British Journal of Arts and Social
pengerjaan yang harus diselesaikan agar
Scienes, 13(1), pp: 69– 83.
tepat waktu dan meningkatkan fasilitas-
Amran. 2009. “Pengaruh Disiplin Kerja
fasilitas sehingga dapat mendukung kinerja Terhadap Kinerja Pegawai kantor
auditor agar kompetensi masing-masing Departemen Sosial Kabupaten
Gorontalo”. Dalam Jurnal Ichsan
auditor juga meningkat.
Gorontalo, Volume 4 No. 2. Hal
2397-2413. Gorontalo: Universitas
Perlu meningkatkan hubungan antar
Ichsan Gorontalo.
auditor dengan kegiatan bersama untuk
Ardana, I Komang. Mujiati, Ni Komang. dan
mempererat hubungan yang lebih baik agar Utama, I Wayan Mudiartha. 2011.
mampu mendukung kinerja auditor yang Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Pertama: Graha Ilmu.
baik dan tepat.
Ariani, Komang Gunayanti. 2015. Pengaruh
Bagi peneliti selanjutnya dapat Integritas, Obyektifitas, Kerahasiaan
memperluas area penelitian, tidak hanya dan Kompetensi pada Kinerja Auditor
Inspektorat Kota Denpasar. Jurna
pada Kantor Inspektorat Kota Denpasar saja Akuntansi Universitas Udayana.
tetapi dapat memperluas area penelitian di
Arens, Alvin A & Loebbecke, James K.
BPK/BPKP, menambah populasi penelitian 2011. Auditing, an Integrated
seperti penambahan ruang lingkup Approach. Seventh Edition. Upper
Saddle River,New Yersey: Prentice-
geografis, responden maupun penambahan Hall, Inc.
jumlah responden, dan menambahkan
Ariyanto, Dodik dan Ardani Mutia Jati.
variabel independen lainnya. 2010. Pengaruh Independensi,
Kompetensi, dan Sensitivitas Etika
Profesi Terhadap Produktivitas Kerja
Auditor Eksternal (Studi Kasus Pada
REFERENSI Auditor Perwakilan BPK RI Provinsi
Bali). Jurnal Akuntansi dan Bisnis 5
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (2): h:157-168.
(Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Azza, S.M. Gaballa, dan Zhou, Ning. 2010.
Penerbit Fakultas Ekonomi An Analytic study of the effects of
Universitas Trisakti. experience on the performance of the
external Auditor. International
Journal Conference on Bussiness and
Economics Research. 1(3): h169-173 Conference on African Development
Bedard, Jean et al. 1993. Epertise in Issues. 3(l): h: 241- 244.
Auditing Journal of Pratice. 12 (21)
Gavious, Ilanit. 2007. Alternative
Bing, J., Chu, X, H., Anqi, L., Xinyi, Z. Perspective to Deal With Auditor’s
2014. A Report Prepared by the 2013- Agency Problem. Critical Perspective
14 Summer Interns in the Research On Accounting, 18,pp: 451-467
School of Accounting and Business
Halim, Abdul. 2015. Auditing. Edisi
Information Systems. Audit Quality
Kelima. Jakarta:Salemba Empat.h:1-
research Report. Australian National
50
Centre for Audit and Assurance
Handoko T, Hani. 2006. Manajemen
Research Hanna Neumann Building
personalia dan Sumber Daya
#21 Canberra ACT 0200 Australia.
Manusia. Edisi 2, Yogyakarta: BPFE
Brown, P.A, H. Stock Morris, and Wark UGM
Wilder. 2007. Ethical Exemplication
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen
and The AICPA Code Profesional
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Coduct: And Empirical Investigation
Bumi Aksara.
of Auditor & Public Perception.
Journal Of Business Ethis 71:h:39-71 Husam Al-Khaddash, Rana Al Nawas and
Abdulhadi Ramadan. 2013. Factors
Boynton, W.C., Johnson, R.N., & Kell,
affecting the quality of Auditing: The
W.G., 2006, Modern Auditing, 8th
Case of Jordanian Commercial Banks.
Edition, USA Richard D. Irwin Inc.
International Journal of Business and
Dermawan, A.A. Ngurah Bagus, Sudibya, I Social Science. 4(11): h:206-222
Gede Adanyana, dan Utama, I Wayan
Iskandar. 2017. Pengaruh Karakteristik
Mudiartha. 2011. Pengaruh Motivasi,
Individu, Beban Kerja dan
Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan
Lingkungan Terhadap Kinerja
Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai Pada Kantor Inspektorat
dan Kinerja Pegawai di Lingkungan
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Kantor Dinas Pekerjaan Umum
Jurnal Akuntansi.
Provinsi Bali.
Kane, G., dan Velury, U. 2005. The Impact
Engko, Cecilia. 2006. Pengaruh Kepuasan
Managerial Ownship on The
Kerja terhadap Kinerja Individual
likelihood of Provision of High
dengan Self Esteem dan Self Efficacy
Quality Auditing Service. Review of
sebagai Variabel Intervening.
Accounting & Finance.
Simposium Nasional Akuntansi IX.
23-26 Agustus, Padang. Kalbers, Lawrance P. dan Timothy J.
Forgaty. 1995. Profesionalism its
Felix, Eluyela Damiola., and Osiregbemhe,
Consequences : A Study of Internal
Ilogho Simon. 2016. Audit Standards
Auditor Auditinng : Journal of Pratice
and Performance of Auditors
Vol. 14 No 1: 64-86
:Evidence from Nigerian Banking
Industry. Journal International
Linawati, Suhaji. 2012. Perilaku Praditaningrum, Anugrah Suci 2012.
Keorganisasian. Edisi Kedua. Analisis Faktor-Faktor Yang
Yogykarta: Universitas Atma Jaya Berpengaruh Terhadap Audit
Judgement. Tesis. Fakultas Ekonomi
Listya Yuniastuti Rahmania, Sukrisno
dan Bisnis Universitas Diponegoro
Agoes. 2014. Influence of Auditor,
Independence, Audit tenure and Audit Riris Rotua Sitorus dan Lenny Wijaya. 2016.
Fee on Audit Quality Members of Pengaruh Profesionalisme dan Etika
Capital Market Accountant forum in Profesi Terhadap Kinerja Auditor
Indonesia. International Journal and dengan Struktur Audit sebagai
Behavioral Sciences. 16(l): h: 324- Pemoderasi. Jurnal Media Studio
331 Ekonomi. 19(2): h: 98-11
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2006. Rita Anugrah Ria Nelly Sari Rina Mona
Evaluasi Kinerja SUmber Daya Frostiana. 2011. The Relationship
Manusia. Edisi Pertama. Manusia Between Ethics, Expertise, Audit
Perusahaan. Bandung: PT. Salemba Experince, Fraud Risk Assesment and
Emban Patria. Audit Situational Factors on Auditor
Professional Skepticism. Jurnal
Meylinda Triyanthi dan Budiartha, Ketut.
Repository Akuntansi. 1(1): h: 1-21.
2015. Pengaruh Profesionalisme,
Etika Profesi, Independensi dan Satwika Adhi Nugraha, Ida Bagus., dan
Motivasi Kerja pada Kinerja Internal Ramantha, I Wayan. 2015. Pengaruh
Auditor (Studi Kasus Pada Dealer Profesinalisme, Etika Profesi dan
Yamaha di Kota Denpasar). Jurnal Pelatihan Auditor terhadap Kinerja
Akuntansi Universitas Udayana Auditor pada Kantor Akuntan Publik
10(3):h: 797-809 di Bali. Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana.
Mulyadi. (2002). Auditing Edisi Kelima.
Jakarta: Salemba Empat. Supriyatno, dan Sukir. 2007. Pengaruh
Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan
Nila, Gustia. 2014. Pengaruh Independensi
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Auditor, Etika Profesi, Komitmen
Karyawan. Jurna Manajemen Sumber
Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Daya Manusia, Volume 2 No.1. Hal
Terhadap Kinerja Pemerintah (Studi
23-34. Karanganyar: Universitas
Empiris Pada Auditor Pemerintah di
Slamet Riyadi Surakarta.
BPKP Perwakilan Sumba). Jurnal
Akuntansi. 1(5): h: 15-23 Tubbs, R. M. 1998. The Effect Of
Experience On The Auditor’s
Pamungkas, Bambang. 2012. Pengaruh
Organization and Amount Of
Penerapan Akuntansi Sektor Publik
Knowledge The Accounting Review.
dan Pengawasan terhadap Kualitas
57(4): pp 783-801.
Laporan Keuangan dan Implikasinya
terhadap Akuntabilitas Kinerja Watts, Ross L and Zimmerman, Jerold J.
Instansi Pemerintah. Jurnal Ilmiah 1983. Agency Problem, Auditing and
Ranggagading. Vol. 12 No. 2: 82-93. Theory of The Firm, Some Evidence.
Journal of Law and Economics,
October.
Wijayanthi, P.K. dan Widanaputra,
A.A.G.P. 2016. Pengaruh Partisipasi
Penganggaran pada Senjangan
Anggaran Dengan Kepercayaan Diri
dan Ketidakpastian Lingkungan
sebagai Pemoderasi. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana,
15(1), h: 695–726.
Wicaksana, Made dan Budiartha, Ketut.
2015. Tingkat Pendidikan,
Pengalaman Kerja, Komitmen
Profesional, dan Disiplin Kerja Pada
Rentang Waktu Penyelesaian Audit.
Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana.
Yadnya. I Putu Parta. 2017. Pengaruh
Kompetensi dan Independensi pada
Kinerja Auditor dengan Etika Auditor
SEbagai Variabel Moderasi. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.
Zamroni. (2015). Analisis Pengaruh
Kompetensi, Pengalaman
danIndependensi Terhadap Kualitas
Audit pada Direktorat Audit
DJBC.Skripsi. Jakarta, Indonesia:
STAN.
Zesbendri, dan Ariyanti. 2005. “Pengaruh
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai pada Kantor Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bogor”. Bogor:
STIE IPWIJA.
22

Anda mungkin juga menyukai