Suatu struktur atau komponen struktur, seperti balok, kolom, pelat, apabila diberi beban
akan memberikan respons berupa:
1. Gaya-gaya dalam (internal forces)
2. Deformasi (deformation)
Jenis gaya-gaya dalam ada 4 (lihat gbr 3.1, untuk kasus 3 dimensi, lambang
vektor gaya berupa 1 kepala panah dan vektor momen berupa 2 kepala panah):
a. Gaya Normal / Normal Force atau Gaya Aksial (Nx), yaitu:
Gaya yang arah vektornya tegak lurus penampang
b. Gaya Geser / Shear Force atau Gaya Lintang (Vy , Vz), yaitu:
Gaya yang arah vektornya sejajar penampang
d. Momen Torsi / Torque atau Momen Puntir / Twisting Moment (Tx), yaitu:
Momen yang arah vektornya tegak lurus penampang
Dr.Ruddy Kurniawan II - 1
Mekanika Bahan
Gbr. 3.2 Aturan Tangan Kanan Untuk Sumbu Kartseius Positif dan Arah Putaran Vektor Momen
Akibat beban yang bekerja, titik-titik pada balok selain di lokasi perletakan atau
tumpuan akan berpindah ke posisi yang baru sehingga menghasilkan deformasi.
Dr.Ruddy Kurniawan II - 2
Mekanika Bahan
Gabungan efek kumulatif dari deformasi-deformasi pada balok atau komponen struktur
akan menghasilkan perpindahan / displacement. Umumnya kasus-kasus di bidang
structural engineering diklasifikasikan sebagai kasus perpindahan kecil / small
displacements, hanya sebagian kecil yang termasuk kategori perpindahan besar / large
displacements.
Dr.Ruddy Kurniawan II - 3
Mekanika Bahan
Untuk kasus 3 D, lambang vektor perpindahan translasi berupa 1 kepala panah dan
vektor perpindahan rotasi berupa 2 kepala panah. Jadi gambar 3.1 dapat digunakan
untuk menggambarkan vektor perpindahan dengan mengganti notasi Nx, Vy dan Vz
masing-masing dengan x, y dan x untuk perpindahan translasi, dan Tx, My dan Mz
masing-masing dengan x, y dan z untuk perpindahan rotasi.
Pada kasus balok, arah beban umumnya vertikal dan tegak lurus sumbu balok (sumbu y
pada gbr 3.4), sehingga dari 6 vektor gaya-gaya dalam pada gbr 3.1, hanya 2 vektor
gaya-gaya dalam yang akan timbul, yaitu gaya geser Vy dan momen lentur Mz. Hal yang
sama juga terjadi pada perpindahan, dari 6 vektor perpindahan, hanya 2 vektor
perpindahan yang akan timbul, yaitu perpindahan translasi y (disebut sebagai lendutan
atau defleksi/ deflection) dan perpindahan rotasi z (disebut sebagai putaran sudut).
q
A C B x
z A B
C
garis elastis balok
Balok pada gbr 3.4 mengalami gaya dalam momen positif, dimana serat atas akan
memendek akibat regangan normal tekan dan serat bawah akan memanjang akibat
regangan normal tarik. Serat balok yang dianggap tidak berubah panjangnya atau
bernilai konstan adalah serat pada garis atau sumbu berat penampang, karena tegangan
lentur bernilai nol di sumbu berat tersebut.
Lendutan suatu titik (misal C pada gbr 3.4) merupakan jarak dari sumbu berat balok
sebelum deformasi ke sumbu berat balok setelah deformasi pada titik tersebut (gbr 3.5).
Putaran sudut suatu titik (misal A atau B pada gbr 3.4) merupakan putaran dari sumbu
berat balok sebelum deformasi ke garis singgung sumbu berat balok setelah deformasi
pada titik tersebut (gbr 3.5).
Garis yang menunjukkan bentuk perpindahan balok disebut dengan garis atau kurva
elastis balok.
Dr.Ruddy Kurniawan II - 4
Mekanika Bahan
Undeformed beam
A C
A C
Deformed beam
Apabila tidak disebutkan lain, maka balok yang dimaksud dalam bidang struktur adalah
kategori balok langsing (sering disebut juga dengan balok lentur, atau balok saja),
sehingga persamaan deformasi balok diturunkan dari persamaan bidang momen lentur
(deformasi aksial, geser dan torsi diabaikan).
d4y q
q = beban merata
dx4 EI
Dr.Ruddy Kurniawan II - 5
Mekanika Bahan
d3y L
x L = gaya geser / lintang
dx3 EI
d2y Mx
x kurvatur (kelengkungan) M = momen lentur
dx2 EI
dy Mx
dx
x
EI
dx putaran sudut
M
y x x dx EIx dx2 lendutan
Persamaan diferensial balok disusun untuk setiap perubahan:
Persamaan bidang momen (M)
Kekakuan (EI)
Oleh karena integrasi persamaan diferensial balok diatas termasuk integrasi tak tentu,
maka untuk setiap interval integrasi akan menghasilkan konstanta integrasi (C).
Konstanta integrasi tersebut ditentukan dari syarat batas konstruksi / boundary
conditions (gbr 3.6).
A B
x
Sendi A B
Rol
=0 =0
#0 #0
A B
x
B
B
Jepit
=0 Bebas
=0 #0
#0
Dr.Ruddy Kurniawan II - 6
Mekanika Bahan
CONTOH-CONTOH SOAL
Soal 1
Tentukan lendutan maksimum dan putaran sudut di perletakan kiri kanan balok
sederhana berikut dengan Metode Double Integrasi:
A B
EI
L
Solusi
Titik awal sumbu koordinat x y z diambil pada titik A
y Garis elastis
q
A B x
A maks B
z
z (+)
L
VA = 1/2 qL VB = 1/2 qL
dy
EI EI x M x dx 1 qLx 2 1 qx3 C1
dx 4 6
EIy EI x x dx M x dx dx 121 qLx 3 241 qx 4 C1x C2
Terdapat 2 bilangan tidak diketahui, yaitu C1 dan C2 , sehingga harus ada 2 syarat batas
konstruksi (boundary conditions), yaitu:
0 1 qLx 2 1 qx 3 1 qL3 x 1 L
4 6 24 2
3
2 4
EI maks 1 qL 1 L 1 q 1 L 1 qL3 1 L
12 24
2 24 2
5 qL4
maks (ke bawah)
384 EI
Oleh karena sumbu y (+) arah ke atas, maka lendutan () menunjukkan arah
lendutan ke bawah.
1 qL3
EI A 24 (berlawanan jarum jam)
Oleh karena sumbu z (+) arah ke luar bidang kertas, yaitu arah berlawanan jarum
jam, maka putaran sudut () menunjukkan putaran sudut di A searah jarum jam.
Soal 2
Tentukan lendutan maksimum dan putaran sudut di titik B balok kantilever berikut
dengan Metode Double Integrasi:
A EI B
L
Solusi
Titik awal sumbu koordinat x y z diambil pada titik B
y
q
z
MA
= 1/2 qL2 A x B B
B (+)
Garis elastis
VA = qL
L
dy
EI EI x M x dx 1 qx3 C1
dx 6
EIy EI x x dx M x dx dx 241 qx 4 C1x C2
Terdapat 2 bilangan tidak diketahui, yaitu C1 dan C2 , sehingga harus ada 2 syarat batas
konstruksi (boundary conditions), yaitu:
Putaran sudut di B
x=0 ; EI B 1 q03 1 qL3
6 6
qL3
B
6 EI
Lendutan di B:
x=0 ; EI B 1 q0 4 1 qL3 0 1 qL4
24 6 8
qL4
B
8EI
Soal 3
Tentukan lendutan di C dan putaran sudut di A,B dan C balok sederhana berikut:
A C B
EI
a b
L
Solusi
Titik awal sumbu koordinat x y z diambil pada titik A
y Garis elastis
P
A C B x
A C B
z
z (+)
a b
VA = Pb/L VB = Pa/L
L
d2y Pb
EI M x VA x x
dx 2 L
dy Pb 2
EI
dx
EI x M x dx
2L
x C1
Pb
EIy EI x x dx M x dx dx 6L x3 C1x C2
axL
d2y Pb
EI M x V A x P x a x P x a
dx 2 L
dy Pb 2 1
EI
EI x M x dx x P x a 2 C3
dx 2L 2
Pb
M x dx dx 6L x3 16 Px a
3
EIy EI x x dx C3 x C4
Terdapat 4 bilangan tidak diketahui, yaitu C1 C4 , sehingga harus ada 4 syarat batas
konstruksi (boundary conditions), yaitu:
Pb 3
0 0 C1 0 C2 C2 = 0
6L
x = a ; C kiri = C kanan
(putaran sudut di kiri dan kanan C sama besar dan arahnya)
Pb 2 Pb 2 1
a C1 a Pa a 2 C3 C1 = C3
2L 2L 2
x = a ; C kiri = C kanan
(lendutan di kiri dan kanan C sama besar dan arahnya)
Pb 3 Pb 3 1
a C1a C2 a Pa a 3 C3a C4
6L 6L 6
Pb 3 Pb 3
a C1a C2 a 0 C1a C4 C4 = C2 = 0
6L 6L
Pb 3 1
0 L PL a 3 C3 L C4
6L 6
0 16 PbL2 16 Pb3 C3 L 0
C3
Pb 2 2
6L
L b
Pb Pab
C3 L b L b C3 L b C1
6L 6L
0xa
Pb 2 Pab
EI x x L b
2L 6L
Pb 3 Pab
EI x x L b x
6L 6L
axL
Pb 2 P Pab
EI x x x a 2 L b
2L 2 6L
Pb 3 P Pab
EI x x x a 3 L b x
6L 6 6L
Putaran sudut di A
Pb 2 Pab
x = 0 ; EI A 0 L b
2L 6L
Pab
A L b
6 EIL
Putaran sudut di B
Pb 2 P Pab
x = L ; EI B L L a 2 L b
2L 2 6L
EI B
6L
Pb 2
3L 3Lb aL ab
EI B
Pb
6L
3 a 2 2ab b 2 3a b b aa b ab
EI B
6L
Pb 2
3a 6ab 3b 2 3ab 3b 2 a 2 ab ab
EI B
6L
Pb 2
2a ab
Pab
EI B 2a b
6L
Pab
B L a
6 EIL
Putaran sudut di C
Pb 2 Pab
x = a ; EIC a L b
2L 6L
Pab
EIC 3a L b
6L
Pab
EIC 3a (a b) b
6L
Pab
C a b
3EIL
Pa 2b 2
C
3EIL
y Garis elastis
P
A C B x
A maks B
z
1/2 L 1/2 L
VA = 1/2 P VB = 1/2 P
L
Putaran sudut di A
Pab
A L b
6 EIL
PLL 1
A L L
24EIL 2
PL2
A
16 EI
Putaran sudut di B
Pab
B L a
6 EIL
PLL 1
B L L
24EIL 2
PL2
B
16 EI
Putaran sudut di C
Pab
C a b
3EIL
PLL L L
C
12 EIL 2 2
C 0
Lendutan di C
PL2 L2
C
48EIL
PL3
C
48EI
Prosedur penentuan lendutan dan putaran sudut balok dengan metode Conjugate Beam
(CB):
1. Gambarkan bidang momen balok (real beam) dan tentukan nilai-nilai
ekstrimnya.
3. Buat balok Conjugate dengan cara mengganti perletakan real beam, yaitu:
Jepit Bebas
Sendi / Rol di ujung batang Sendi / Rol di ujung batang
Sendi / Rol di tengah batang Pin
Contoh:
A B A' B'
A B A' B'
B B'
A C A' C'
4. Bidang M/EI dijadikan sebagai beban pada balok Conjugate, dengan aturan:
M (+) arah beban ke bawah
M () arah beban ke atas
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 16
Mekanika Bahan
()
Bidang Momen (M)
(+)
M/EI
Beban (M/EI)
B'
A' C' Conjugate Beam (CB)
L, M
(RB) = L (CB)
(RB) = M (CB)
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 17
Mekanika Bahan
CONTOH-CONTOH SOAL
Soal 1
Tentukan lendutan maksimum dan putaran sudut di perletakan kiri kanan balok
sederhana berikut dengan Metode Conjugate Beam:
A B
EI
L
Solusi
Bidang momen balok simple beam akibat beban merata adalah sbb:
A B Real Beam
EI
L
VA = 1/2qL VB = 1/2qL
Bidang Momen
Mx 1 qL2 (+) Real Beam
8
Parabola
derajat 2
qL2
8 EI
Bidang Momen dibagi
EI menjadi beban pada
A B Conjugate Beam
L
VA ' V B'
Luas bidang : A 2 ah
3
h
Titik berat bidang : j 5a
8
5/8 a
a
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 18
Mekanika Bahan
Putaran sudut di A:
A = Gaya lintang di titik A pada balok conjugate
2 1 qL2
A LA ' V A ' L
3 2 8EI
qL3
A
24 EI
Putaran sudut di B:
B = Gaya lintang di titik B pada balok conjugate
2 1 qL2
B LB ' VB ' L
3 2 8EI
qL3
B
24 EI
Harus ditentukan persamaan putaran sudut pada jarak x dari titik A, yaitu:
x = Gaya lintang di titik x pada balok conjugate
Berarti harus ditentukan dulu persamaan bidang momen pada Real Beam:
M x V A x 1 qx 2
2
M x 1 qLx 1 qx 2
2 2
Rx'
Mx/EI Bidang M/EI yang
menjadi beban pada
A Conjugate Beam
Mx'
x Lx'
VA '
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 19
Mekanika Bahan
qL3 2 M
x Lx ' V A ' Rx ' x x
24 EI 3 EI
qL3 2 qLx qx 2
x Lx ' x
24EI 3 2 EI 2 EI
x
q
24EI
L3 8Lx 2 8 x3
x 0 L3 8Lx2 8 x3 0
x = 1/2 L Lendutan maksimum terjadi pada x = 1/2 L
R'
5/16 L qL2
8EI Bidang M/EI yang
menjadi beban pada
A Conjugate Beam
M C'
1/2 L LC'
VA'
maks M 'x 1 / 2 L VA ' 12 L R' 83 12 L
qL3 1 2 1 qL2 3
L
maks L L
24 EI 2 3 2 8 EI 16
qL4 qL4
maks
48 EI 128 EI
5qL4
maks
384 EI
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 20
Mekanika Bahan
Soal 2
Tentukan lendutan maksimum dan putaran sudut di titik B balok kantilever berikut
dengan Metode Double Integrasi:
A EI B
L
Solusi
MA
= 1/2 qL2 A B B
B
Garis elastis
VA = qL
L
qL2
() Bidang Momen
2 Real Beam
R'
qL2
2 EI MB' Bidang M/EI
Conugate Beam
A B
3/4 L
VB '
Luas bidang : A 1 ah
3
h
Titik berat bidang : j 3 a
4
3/4 a
a
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 21
Mekanika Bahan
Putaran sudut di B:
B = Gaya lintang di titik B pada balok conjugate
1 qL2
B LB ' VB ' L
3 2 EI
qL3
B
6 EI
qL3
B
8 EI
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 22
Mekanika Bahan
Soal 3
Tentukan lendutan di C dan putaran sudut di A,B dan C balok sederhana berikut:
A C B
EI
a b
L
Solusi
Bidang Momen/EI balok adalah sbb
Garis elastis
P
A C B
A C B
a b
VA = Pb/L VB = Pa/L
L
Bidang Momen
(+) Pab Real Beam
L
Pab
R1 ' EIL R2'
Bidang M/EI
A B Conjugate Beam
C
a b
VA' VB '
L
1 Pab Pab 2
R2 ' b
2 EIL 2 EIL
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 23
Mekanika Bahan
Pa 2b 1
2
(V A ' ) L a b Pab 2 b 0
2EIL 3 2 EIL 3
(V A ' ) L
6 EIL
Pab 2
a 3ab 2b 2 0
Pab
(V A ' ) L a b a 2b 0
6 EIL
Pab
(V A ' ) L L L b 0
6 EIL
diperoleh:
Pab
VA ' L b
6 EIL
Putaran sudut di A:
A = Gaya lintang di titik A pada balok conjugate
Pab
A LA ' VA ' L b
6 EIL
Pab
A L b
6 EIL
Putaran sudut di B:
B = Gaya lintang di titik B pada balok conjugate
Pab
B LB ' VB ' L a
6 EIL
Pab
B L a
6 EIL
Putaran sudut di C:
C = Gaya lintang di titik C pada balok conjugate
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 24
Mekanika Bahan
Pab Pa 2b
C LC ' VA ' R1' L b
6 EIL 2EIL
Pab
C L b 3a
6EIL
Pab
C a b b 3a
6 EIL
Pab
C a b
3EIL
Pab Pa 2b 1
C L b a a
6 EIL 2 EIL 3
Pa 2b
C L b a
6 EIL
Pa 2b
C a b b a
6 EIL
Pa 2b 2
C
3EIL
Garis elastis
P
A C B
A maks B
1/2 L 1/2 L
VA = 1/2 P VB = 1/2 P
L
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 25
Mekanika Bahan
Putaran sudut di A
Pab
A L b
6EIL
PLL 1
A L L
24EIL 2
PL2
A
16EI
Putaran sudut di B
Pab
B L a
6 EIL
PLL 1
B L L
24EIL 2
PL2
B
16EI
Putaran sudut di C
Pab
C a b
3EIL
PLL L L
C
12 EIL 2 2
C 0
Lendutan di C
Pa 2b 2
C
3EIL
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 26
Mekanika Bahan
C
2 2
2
P 1L 1L
2
3EIL
PL3
C
48EI
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 27
Mekanika Bahan
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 28
Mekanika Bahan
Tentukan besarnya lendutan dan putaran sudut dititik A serta putaran sudut dititik B
(dalam EI). Selesaikan dengan metoda Double Integrasi dan Conjugate Beam.
10 kN
5 kN/m
2 kN.m
C
A EI EI
B
20 kN
1m 4m
Solusi
Reaksi Perletakan
Mc = 0 VB = ¼ (5 5 5 / 2 + 2 – 20 5) = – 8,875 kN
V = 0 VC = 5 5 + 10 – 20 + 8,875 = 23,875 kN
dy
EI EI . x 10 x 2 2 x 5 x 3 C1
dx 6
EI . y EI . x 10 x 3 x 2 5 x 4 C1 x C 2
3 24
Bagian C – B ( 0 x2 4 )
d2y
EI M x 23,875 x 10 x 5 x 2 13,875 x 5 x 2
2 2 2
dx
dy 13,875 2 5 3
EI EI . x x x C3
dx 2 6
13,875 3
EI . y EI . x x 5 x 4 C3 x C 4
6 24
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 29
Mekanika Bahan
x2 = 4 = 0
13,875
EI . x EI .0 4 3 5 4 4 C3 4 C 4 C3 = – 23,667
6 24
B kiri = – B kanan
13,875
10 12 2 1 5 13 C1 4 2 5 4 3 23,667 0
6 2 6
C1 = – 41,1667
x1 = 1 = 0
EI . x EI 0 10 13 12 5 14 41,166 1 C 2 C2 = 39,041
3 24
Segmen A – B
EI . x 10 x 2 2 x 5 x 3 41,1667
6
EI . x 10 x 3 x 2 5 x 4 41,1667 x 39,041
3 24
Segmen C – B
13,875 2 5 3
EI . x x x 23,667
2 6
13,875 3
EI . x x 5 x 4 23,667 x
6 24
Substitusikan koordinat x dilokasi yang ingin diketahui lendutan dan putaran sudutnya.
Lendutan di titik A (x1 = 0) :
39,04
EI . A 10 0 3 0 2 5 0 4 41,1667 0 39,041 A
3 24 EI
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 30
Mekanika Bahan
Penyelesaian dengan Metoda Conjugate beam dapat dilakukan dengan membuat Bidang
Momen dari kiri ke kanan. Untuk itu, hanya diperlukan perhitungan reaksi perletakan
di B.
10 kN
x
5 kN/m
Real 2 kN.m
Beam
A B C
EI EI
20 kN
VB
1m 4m
Bid. M akibat
P = 20 kN 20 × 5 100
=
20 × 1 20
=
Bid. M akibat 2
M = 2 kN.m
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 31
Mekanika Bahan
Dari pengetahuan statika (mekanika rekayasa I) dapat diketahui pada balok conjugate:
Momen di A (MA) = reaksi perletakan MA
Lintang di A (LA) = reaksi perletakan VA
Lintang di B (LB)
MC' = 0
,
×5− + × ×4× ×4 + 2× × ×5 − × ×5× ×5 +
1 62,5 1
× ×5× ×5 = 0
3 4
,
5 − = ………….(a)
MB' kiri = 0
×1− + 2×1× ×1 − × 20 × 1 × × 1 + × 2,5 × 1 × × 1 = 0
,
− = …………..(b)
Jadi diperoleh lendutan A, putaran sudut A dan putaran sudut B pada balok real beam :
,
A = MA' =
,
A = LA' = VA' =
B = LB' =
Penyelesaian dengan Metoda Conjugate beam dapat juga dilakukan dengan membuat
Bidang Momen dari kanan ke kiri. Untuk itu, diperlukan perhitungan reaksi perletakan
B dan C.
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 32
Mekanika Bahan
V = 0 VC = 5 5 + 10 – 20 + 8,875 = 23,875 kN
x
10 kN
5 kN/m
2 kN.m Real
C Beam
A EI EI
B
20 kN
VB
VC
1m 4m
Bid. M akibat
( − 10) × 5 69,375 Vc =23,88 kN
= dan P = 20 kN
( − 10) × 4 55,5
=
A'
MA' B' Balok
C' Conjugate
1m 4m
VA' VC'
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 33
Mekanika Bahan
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 34
Mekanika Bahan
Contoh Soal
Soal 1
Tentukan lendutan maksimum dan putaran sudut di perletakan kiri kanan balok
sederhana berikut dengan Metode Beban Satu Satuan:
A B
EI
L
Solusi
Untuk menentukan lendutan di tengah bentang, letakkan beban terpusat P = 1 satuan di
tengah bentang
x1 x2 x1 x2
q P=1
A C B
A B
EI
L 1/2 L 1/2 L
VA = 1/2 VB = 1/2
VA = 1/2 qL VB = 1/2 qL L
Untuk memudahkan penyelesaian, persamaan bidang momen dibuat dari kiri (AC) dan
kanan (BC) balok.
0 x2 1/2 L
M x 2 VB x2 1 qx2 2 1 qLx 2 1 qx2 2
2 2 2
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 35
Mekanika Bahan
0 x2 1/2 L
m x 2 VB ' x2 1 x2
2
1 1
2L 2L
1 qLx 1 qx 2 1 x dx
12 qLx2 12 qx2 12 x2 dx2
2
EI C 1 2 1 2 1 1
2
0 0
Oleh karena batas atas dan bawah kedua integrasi sama, maka:
1
2L
EI C 2 12 qLx 12 qx 2 12 x dx
0
1
2L
1
2L
q q x3 x 4 q L3 L4
EI C Lx 2 x 3dx L
2 2 3 4 2 24 64
0 0
5qL4
C
384 EI
Nilai (+) menunjukkan arah lendutan sesuai dengan arah beban satu satuan yang
diberikan, yaitu arah ke bawah
x x
q
m=1
B A B
A
EI
L
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 36
Mekanika Bahan
EI A M x m x dx
0
L
EI A 12 qLx 12 qx 2 1L x 1dx
0
L L
EI A
q
2L 3
2 Lx3 1 L2 x 2 1 x 4
2 4
L
0
qL3
A
24 EI
Nilai (+) menunjukkan arah putaran sudut sesuai dengan arah momen satu
satuan yang diberikan, yaitu searah jarum jam
Dr.Ruddy Kurniawan I II - 37