Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTEK KERJA BETON

Oleh :

NAMA : KADEK HERIKA SUTRAWAN

NIM : 1915113007

KELAS : IVC-D3

JURUSAN : TEKNIK SIPIL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RISET DAN


TEKNOLOGI POLITEKNIK NEGERI BALI

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada IDA SANG HYANG WIDHI WASA  yang telah
memberikan astungkerta wara nugrahanya. Sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
PRAKTIK KERJA BETON yang berlangsung selama dua minggu, yaitu dari tanggal 16-26
maret 2021 dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Laporan ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian laporan ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan ini saya berharap, laporan ini nantinya bermanfaat bagi pembaca dan mampu
menginspirasi pembaca untuk mengembangkan lagi hasil dari laporan ini kedepnnya, sehingga
nantinya apa yang menjadi inti dari laporan ini bisa dipergunakan semaksimalmungkin oleh
pihak pengembang.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga laporan ini dapat menambah ilmu pengetahuan
dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas, khususnya pembaca laporan ini.

Denpasar , 26 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I LANDASAN TEORI................................................................................................

1.1 PONDADI........................................................................................................................

1.2 KOLOM PEDESTAL......................................................................................................

1.3 SLOOF.. .

BAB II METODE PELAKSANAAN.................................................................................

2.1 PEMBESIAN PONDADI................................................................................................

2.2 PEMBESIAN KOLOM PEDESTAL..............................................................................

2.3 PEMBESIAN SLOOF.....................................................................................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................

3.1 KESIMPULAN................................................................................................................

3.2 SARAN. .
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1 PONDASI
Pondasi tapak adalah pondasi yang biasanya digunakan pada bangunan bertingkat untuk
menjaga beban dan membuat bangunan tetap stabil.
Untuk membuat bangunan tetap kokoh dan stabil di tanah yang lembek, kamu membutuhkan
sebuah pondasi. Salah satu jenis pondasi yang dapat kami gunakan adalah pondasi tapak.

Pondasi ini biasanya digunakan pada bangunan bertingkat atau bangunan yang berada di tanah
lembek. Selain dapat membuat bangunan menjadi lebih kokoh, terdapat pula kelebihan lain
yang bisa kamu dapatkan dari menggunakan pondasi ini.

Pondasi tapak adalah pondasi yang terbuat dari beton bertulang yang dibentuk menyerupai
papan atau telapak.

Pondasi ini biasanya digunakan di bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek
sebagai tumpuan struktur kolom.

Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang dibentuk seperti sebuah telapak yang letaknya
berada di bawah kolom atau tiang.

Biasanya dimensi pondasi sengaja dibuat lebih besar daripada ukuran kolom di atasnya agar
dapat meneruskan beban ke lapisan tanah dengan baik.

Kedalaman pondasi kemudian akan disesuaikan dengan keberadaan tanah keras.

Untuk membuat pondasi ini, kamu membutuhkan beberapa bahan bangunan di antaranya:

 Batu pecah dengan ukuran 2 hingga 3 cm atau kerikil berukuran sama;


 Pasir beton;
 Semen PC;
 Besi beton; dan
 Papan kayu sebagai papan cetakan.
Kelebihan Pondasi Tapak

Berikut adalah kelebihan dari menggunakan pondasi ini:

 Biaya pembuatannya jauh lebih murah dibandingkan dengan pembuatan pondasi jenis
lainnya.
 Tidak perlu menggali tanah terlalu dalam, cukup menggali sampai menemukan tanah
keras saja.
 Bisa digunakan untuk menahan beban bangunan yang mempunyai 1 hingga 4 lantai.
 Proses pengerjaannya cukup sederhana dan lebih mudah dibandingkan dengan pondasi
lain apabila proses pengecoran dilakukan langsung di lubang galian.
 Daya dukungnya sangat baik dan tahan lama.

Kekurangan Pondasi Tapak

Ada beberapa kekurangan yang harus kamu ketahui sebelum mulai membuat pondasi ini, yaitu:

 Apabila pembuatan pondasi dibuat di luar lubang galian pondasi, maka waktu
pembuatannya dapat berlangsung lama karena pondasi harus dibuat menggunakan cetakan
terlebih dahulu.
 Diperlukan waktu cukup lama untuk menunggu beton kering agar dapat dipindahkan ke
posisi lobang pondasi.
 Pengerjaannya tidak bisa sembarangan sehingga harus dilakukan oleh orang ahli atau
orang yang telah memahami ilmu struktur, segi pembesian, dan desain penulangan pondasi.
 Waktu pengerjaan pondasi harus lebih dini dibandingkan dengan pengerjaan bangunan
karena membutuhkan waktu pengeringan selama 28 hari sebelum dapat digunakan.

1.2 KOLOM PEDESTAL


Kolom merupakan bagian dari suatu kerangka bangunan yang menempati posisi terpenting
dalam sistem struktur bangunan. Bila terjadi kegagalan pada kolom maka dapat berakibat
keruntuhan komponen struktur lain yang berhubungan dengannya, atau bahkan terjadi
keruntuhan total pada keseluruhan struktur bangunan ( Istimawan D., 1999).
Kolom meneruskan beban – beban dari elevasi atas ke elevasi di bawahnya hingga akhirnya
sampai ke tanah melalui pondasi. Didalam analisa maupun perencanaan kolom, dasar-dasar
teori yang digunakan dalam analisis balok dapat diterapkan dalam analisis kolom, tetapi ada
tambahan faktor baru (selain momen lentur) yaitu gaya-gaya normal tekan yang diikutkan
dalam perhitungan. Karena itu perlu adanya penyesuaian dalam menyusun persamaan
keseimbangan dengan meninjau kombinasi momen lentur dan gaya normal tekan. Pada lentur
balok, banyaknya tulangan yang terpasang dapat direncanakan agar balok berperilaku daktail,
tetapi pada kolom biasanya gaya normal tekan adalah dominan sehingga keruntuhan yang
bersifat tekan sulit untuk dihindari. Prinsip-prinsip dasar yang dipakai untuk analisa kolom pada
dasarnya sama dengan balok yaitu :

1. Distribusi tegangan adalah linier diseluruh tinggi penampang kolom 14 15.

2. Regangan pada baja sama dengan regangan beton yang menyelimutinya.

3. Regangan tekan beton dalam kondisi batas adalah 0,003 mm/mm.

4. Kekuatan tarik beton diabaikan dalam perhitungan kekuatan.

Kolom pedestal adalah sebuah kolom yang berdiri diatas pondasi guna memikul beban yang
nantinya akan di teruskan ke pondasi. Dalam perencanaanya kolom pedestas di desain
sedemikan rupa sesuai fungsi yang ingin dicapai.

1.3 SLOOF

Sloof merupakan jenis konstruksi beton bertulang yang sengaja di desain khusus luas
penampang dan jumlah pembesiannya disesuaikan dengan kebutuhan beban yang akan dipikul
oleh sloof tersebut nantinya. Untuk menentukan luas penampang (ukuran sloof ini), dibutuhkan
perhitungan teknis yang tepat agar sloof tersebut nanti “benar-benar mampu” untuk memikul
beban dinding bata diatasnya nanti. Untuk itu, ada baiknya kita menggunakan jasa konsultan
untuk menghitung dan mendesain dimensi sloof ini.

Sloof kadang juga di sebut Tie Beam, atau Grade Beam. Semua wujudnya sama tapi fungsinya
yang berbeda-beda. Sloof adalah elemen penting dalam struktur yang berada pada dasar struktur
tersebut, sloof serupa dengan balok namun perbedaannya terletak pada tempatnya saja. Sloof
atau Tie Beam sebagian besar sekarang di pakai adalah dari beton bertulang yang di hitung
sesuai dengan ketentuan pondasi yang ada dengan dasar mengunakan SNI sebagai sumber
acuan perhitungan.

Fungsi Sloof

Fungsi sloof sangat penting dalam struktur, diantaranya sebagai penahan beban yang ada di
atasnya seperti dinding, jendela, kusen untuk di salurkan ke ujung-ujungnya atau ke bagian
pondasi sehingga pondasi tidak langsung menerima beban dari atas.

Sloof berfungsi untuk memikul beban dinding, sehingga dinding tersebut “berdiri” pada beton
yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding
rumah menjadi retak atau pecah. Selain itu Sloof juga memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Menerima beban dari bagian bangunan diatasnya, seperti pasangan dinding, pintu,
jendela, dan sejenisnya.
2. Meratakan beban yang diterima dari bangunan diatasnya untuk kemudian disalurkan
menuju pondasi.
3. Sebagai pengikat antar kolom sehingga struktur bangunan menjadi kaku dan aman
terhadap goncangan akibat angin, gempa, dan lain-lain.
4. Sebagai dinding penahan material urugan tanah, pasangan keramik dan berbagai macam
pekerjaan lantai bangunan agar bisa tetap berada pada posisi yang direncanakan.
5. Sloof juga bisa difungsikan sebagai ornamen untuk memperindah arsitektur bangunan,
terutama sloof yang lokasinya diatas permukaan tanah sehingga bisa langsung terlihat
oleh orang.

Selain itu, dari segi sosial, dengan adanya sistem struktur sloof maka beberapa orang bisa
memperoleh pendapatan, ada tukang bangunan yang mendapatkan upah kerja, ada pengusaha
besi begel yang mendapat keuntungan dari penjualan, ada toko bangunan yang mendapatkan
laba dari hasil penjualan material, ada juga arsitek atau insinyur yang mendapatkan penghasilan
dari kegiatan menghitung, merancang dan melaksanakan pembangunan.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1 PEMBESIAN PONDADI
Pengertian Pondasi Telapak/Footplat

Pondasi telapak/footplat merupakan pondasi yang biasa digunakan untuk bengunan bertingkat


atau bangunan di atas tanah lembek, dengan kedalaman kurang lebih 1 s/d 2 meter, disesuaikan
mencapai tanah keras. Pondasi ini termasuk pondasi dangkal karena kedalaman ke tanah relatif
dangkal. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang dibentuk seperti telapak dan letaknya
tepat di bawah kolom. Dalam proses pembuatannya memerlukan pekerjaan galian tanah, papan
bekisting, dan campuran air untuk pengecoran beton. Dalam penerapannya pada rumah tinggal
biasanya pondasi telapak/footplat menyatu dengan pondasi biasa/pondasi menerus.
Syarat Pelaksanaan Pondasi Telapak/Footplat

Hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pondasi telapak dalah:

1. Kedalaman harus memadai untuk menghindari pergerakan tanah lateral dari bawah
pondasi, untuk pondasi telapak bila tanah keras berada pada kedalaman 1-2 meter.
2. Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran tanah,
dan korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan berbahaya yang terdapat di
dalam tanah.
3. Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau
lapangan selama proses pelaksanaan.
4. Metode pelaksanaan harus seekonomis mungkin.

Bahan dan Peralatan dalam Pekerjaan Pondasi Telapak/Footplat

Berikat adalah macam-macam bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan pondasi
telapak/footplat:

 Bahan:
o Semen PC: untuk mengikat bahan-bahan
o Batu kerikil/split: untuk memperkuat campuran semen dengan pasir
o Pasir
o Besi tulangan: diameter ditentukan dari perencanaan.
o Air secukupnya
o Papan kayu: sebagai bekisting (cetakan)
o Kawat
o Paku/sekrup
 Alat:

Cangkul, Sekop, Palu, Benang, Bor sekrup, Ember, Meteran, Waterpass, Ayakan, Mollen
(mixer),  Sendok spesi, dam peralatan pertukangan lainnya.
Metode Pelaksanaan Pondasi Telapak/Footplat.

Prosedur Pelaksanaan Pondasi Telapak/Footplat.

Prosedur pelaksanaan konstruksi untuk pekerjaan pondasi telapak yaitu:

1.    Pekerjaan galian tanah pondasi


a) Pembuatan dan pengajuan gambar kerja pekerjaan struktur beton tiap bagian.
b) Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari gambar kerja untuk mengetahui posisi dan
dimensi galian baik untuk pondasi telapak/footplat.
c) Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan, maka perlu
dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi telapak/footplat, agar dimensi
galiannya sesuai dengan tetap mengacu pada bouwplank induk.
d) Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop, cangkul burung,
linggis, dan lain-lain.
e) Penggalian tanah untuk pondasi telapak/footplat dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar, dan kedalaman pondasi.
f) Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 1:5 untuk jenis tanah
yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang  stabil dapat dibuat dengan perbandingan
1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
g) Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2.
h) Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka
galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat,
dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
i) Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar
tukang lebih leluasa bekerjanya.
j) Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak akan
mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk timbunan
kembali.

2.    Pekerjaan Penulangan

a)    Perakitan tulangan

Untuk pondasi telapak/footplat.ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di


lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat
berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
 Besi yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan
gambar kerja.
 Mengukur dan mendesain bentuk atau dimensi untuk masing-masing tipe tulangan yang
dapat diketahui dari gambar kerja.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas.
 Besi beton yang telah dirakit diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.

b)   Pemasangan tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi telapak/footplat, maka untuk pemasangan tulangan dilakukan


dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemasangan tulangan:

 Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak ditempatkan pada lubang
galian setelah diberikan pasir urug 5 cm dan diletakkan tegak turus permukaan tanah
dengan bantuan waterpass tangan dan unting-unting.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan pasir urug/dasar galian ,
jarak antara tulangan dengan dasar tanah minimal 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal beton decking agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi
karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan
pengecoran.

3.      Pekerjaan Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

 Diasumsikan bekisting menggunakan bahan dari plywood 9 mm dan perkuatan balok


kayu 5/7.
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persyaratan tertentu.
 Bekisting disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
 Bekisting dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan balok  agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
 Bekisting tidak boleh bocor
 Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
 Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak
4.    Pekerjaan Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya.
Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji
apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam
pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan
berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah
butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat
halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah. Tahap-
tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

 Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air
secukupnya. Jika bangunan dengan skala besar, kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk
keperluan pengecoran pondasi telapak/footplat.
 Bahan-bahan adukan dimasukan ke dalam molen (concrete mixer) dengan urutan: pertama
masukan pasir, kedua semen PC, ketiga batu split dan biarkan tercampur kering dahulu
dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya.
 Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung
mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi/ember.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan ke dalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi dan dilakukan bertahap sedikit demi
sedikit atau diratakan dan dipadatkan dengan vibrator agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah
tulangan.
 Setelah melakukan pengecoran, metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan
beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.
 Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka akan
dilakukan pengurugan kembali dengan tanah bekas galian serta disisakan beberapa cm
untuk sambungan kolom.
2.2 LANGKAH KERJA PEMBESIAN KOLOM PEDESTAL

Alat-alat dan bahan yang digunakan :

 Kawat bendrat
 Tang kakatua
 Besi ulir D16
 Bebsi polos diameter 8
 Fiser
 Mesin potong
 Palu
 Pensil (spidiol)
 Meteran
 Siku

Langkah – langkah kerja :

 Berdoa sebelum bekerja


 Siapkan alat dan bahan yang akan digukan untuk pembuatan kolom pedestal.
 Potong besi polos untuk dijadikan begel (tulangan geser) sesuai dengan kebutuhan
dengan panjang yang sudah direncanakan.
 Lakukan penekukan pada besi dengan ukuran 10x15 cm hingga membentuk persegi
yang presisi.
 Jika sudah besi begel sudah selesai pengerjaannya, lanjutkan dengan pengerjaan besi
tulangan pokok.
 Potong besi tulangan pokok sesuai kebutuhan yang sudah direncanakan, kemudian
lakukan penekukan pada ujung – ujung tulangan pokok.
 Jika besi begel dan tulangan pokok sudah selesai pengerjaannya, maka pekerjaan bisa
dilanjutkan pada tahap perakitan tulangan menjadi sebuah kolom (pedestal)
 Untuk proses perakitan hampir sama dengan perakitan podasi tadi, mengukan kawat
bendrat dan tang kakatua, hanya saja pada pekerjaan kolom (pedestal) ini di tambahkan
dengan tulangan geser ( besi begel).

2.3 LANGKAH KERJA PEMBESIAN SLOOF

Alat-alat dan bahan yang digunakan :

 Kawat bendrat
 Tang kakatua
 Besi ulir D16
 Bebsi polos diameter 8
 Fiser
 Mesin potong
 Palu
 Pensil (spidiol)
 Meteran
 Siku
Langkah – langkah kerja:

 Berdoa sebelum memulai pekerjaan.


 Ukur dan potong besi sesuai dengan kebutuhan yang sudah direncanakan.
 Buatlah tulangan geser (begel) terlebih dahulu dengan menggunakan besi polos diameter
8 dengan ukuran 20x15 cm.
 Jika tulangan geser sudah selesai proses pengerjaannya maka bisa dilanjutkan dengan
pembuatan besi tulangan pokok.
 Ukur dan potong besi tulangan pokok D16 sesuai dengan panjang yang sudah
direncanakan.
 Jika semua besi tulangan sudah siap, maka dilanjutkan ke proses perakitan tualangan
untuk sloof.
 Untuk proses perakitan sama seperti perakitan pada besi kolom. Menggunakan kawat
bendrat dan tang kakatua sebagai alat bantu perakitan
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Terimakasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan
proyek pembuatan tulangan pondasi, kolom, dan sloof. Tidak lupa juga saya ucapkan kepada
pembimbing saya, selama saya melakukan praktek. Karena berkat bimbingan dan arahannya
saya dapat melaksanakan praktik dengan lancar dan hasilnya mampu memenuhi harapan. Pada
intinya, kegiatan praktek ini sangat berguna untuk mengembangkan apa yang sudah diajarkan.
Praktek kerja beton bisa dikatakan sebagai pelengkap serta proses pematangan agar siap ketika
sudah berkecimpung di dunia kerja. Menurut uraian ditas dapat disimpulkan bahwa dalam
pengerjaan setiap item pekerjaan di perlukan pemahaman terhadap rencana dari pekerjaan
tersebut, agar dalam pelaksanaannya mengurangi kerugian dari si pelaksana proyek tersebut
atau dengan kata lain meminimalkan kerugian dari si pemilik proyek (owner).

3.2 SARAN

Selama kegiatan berlangsung ada beberapa kendala, namun hal tersebut tidak begitu
menghambat dari proses pekerjaan yang saya lakukan. Adapun hambatannya yaitu pada saat
pelaksaan praktikum masih mengalami kendala koordinasi antara pengawas pekerjaan dengan
pelaksa pekerjaan.

Mungkin hanya itu saja kendala yang saya temui, saya berharap agar segera bisa ditanggulangi,
agar kejadian-kejadian tersebut tidak mengakibatkan kerugian nantinya. Saya sadar dalam
melaksanakan kegiatan praktek ini masih banyak kekurangan. Namun kami telah berusaha
melaksanakannya secara maksimal. Selain itu, laporan ini juga masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran yang membangun sangat diperlukan guna memperbaiki laporan yang masih
jauh dari sempurna ini.

Anda mungkin juga menyukai